Objek yang menjadi kajian dalam ilmu pengetahuan biologi dapat dibagi menjadi sepuluh
tingkat. Tingkatan – tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Objek tingkat molekul. Molekul – molekul yang dikaji dalam bidang ilmu
pengetahuan biologi, yaitu asam nukleat, lipid atau dikenal dengan lemak, karbohidrat,
dan protein.
2. Objek tingkat sel. Sel merupakan suatu unit struktural dan fungsional dari
makhluk hidup.
3. Objek tingkat jaringan. Jaringan terbentuk dari kumpulan beberapa sel. Di mana
sel- sel tersebut memiliki fungsi dan bentuk yang sama. Misalkan: jaringan pada hewan,
seperti jaringan epitel, jaringan otot, dan lainnya. Kemudian, jaringan pada tumbuhan,
seperti jaringan bunga karang, jaringan pengangkut, dan jaringan parenkim.
4. Objek tingkat organ. Organ terbentuk dari jaringan – jaringan yang memiliki
fungsi tertentu. Misalkan, daun, batang, dan akar yang ada pada tumbuhan. Kemudian,
hati, jantung dan ginjal yang ada pada hewan.
5. Objek tingkat sistem organ. Sistem organ terdiri atas organ- organ yang saling
bekerja. Selain itu, saling berinteraksi secara sinergis. Misalkan, sistem peredaran darah,
sistem gerak, sistem pencernaan, dan sistem pernapasan.
6. Objek tingkat individu. Kumpulan dari sistem organ – sistem organ yang
memiliki fungsi tertentu akan membentuk suatu individu. Misalkan, tumbuhan, hewan,
dan manusia.
7. Objek tingkat populasi. Populasi diartikan sebagai kumpulan dari individu yang
sejenis yang menempati suatu daerah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
Misalkan, rimbunan pohon cemara dan sekelompok burung pipit.
8. Objek tingkat komunitas. Komunitas merupakan suatu kumpulan populasi –
populasi atau beberapa populasi yang menempati suatu wilayah tertentu. Misalkan,
dalam suatu kebun, terdapat populasi semut, populasi pohon mangga, dan populasi
burung merpati.
9. Objek tingkat ekosistem. Ekosistem diartikan sebagai kesatuan antara
komunitas dengan lingkungan tempat hidupnya. Kemudian, di dalamnya terdapat
hubungan yang timbal balik. Misalkan, ekosistem pantai, ekosistem danau, dan
ekosistem hutan.
10. Objek tingkat bioma. Bioma diartikan sebagai suatu kumpulan dari berbagai
ekosistem yang membentuk suatu kesatuan ekosistem dunia atau global atau disebut
global.
Metode ilmiah
1. Melaksanakan pengamatan/observasi
2. Merumuskan masalah
3. Mengumpulkan Data
4. Merumuskan Hipotesis
5. Melakukan Penelitian atau Eksperimen
6. Mengolah dan Menganalisis Data
7. Menarik Kesimpulan
8. Mempublikasikan Hasil
Secara garis besar biodiversitas ini dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman
gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
a. Keanekaragaman gen
Merupakan variasi genetik dalam satu spesies. Tingkat keanekaragaman gen timbul
karena setiap individu mempunyai bentuk gen yang khas.
Gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat
organisme.
Nama ilmiah yang sama, serta perbedaan morfologi yang tidak terlalu mencolok. Biasanya,
keanekaragaman hayati tingkat gen disebut sebagai varietas.
Misal durian (durio zibethinus) terdapat macam – macam varietas , seperti Durian
Montong, Durian Petruk, Durian Mimang, dan masih banyak lagi.
b. Keanekaragaman spesies
Ditemukan pada komunitas atau kelompok berbagai spesies makhluk hidup dalam genus
atau famili yang sama yang hidup di suatu tempat
Contoh:
Tingkat genus
o Genus Citrus: jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan jeruk
manis (Citrus nobilis).
o Genus Felis: kucing leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis silvestris), dan
kucing hutan (Felis chaus).
Tingkat famili
o Famili Poaceae: padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dan alang-alang (Imperata
cylindrical).
Famili Bovidae: sapi (Bos) dan kerbau (Bubalus).
c. Keanekaragam ekosistem
Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang menyebabkan perbedaan
iklim dan berpengaruh terhadap perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari,
dan lamanya penyinaran matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna
yang menempati suatu daerah akan bervariasi pula.
Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di daerah dingin
sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan yang dapat dijumpai di dalamnya
ialah hewan-hewan berbulu tebal seperti beruang kutub.
Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun seperti jarum,
misalnya pinus atau cemara. Di dalamnya, terdapat hewan juga, salah satunya yaitu beruang.
Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, liana, dan epifit. Hewan
yang hidup di dalamnya misalnya kera.
Ekosistem padang rumput yang terdapat di wilayah kering di ketinggian sekitar 4000 mdpl
dan didominasi oleh rumput-rumputan. Pada ekosistem ini, hidup mamalia besar, karnivora,
dan herbivora.
Ekosistem gurun yang memiliki perbedaan suhu mencolok antara siang dan malam, angin
kencang, iklim panas, dan hujan yang sangat sedikit serta didominasi oleh kelompok
tumbuhan xerofit seperti kaktus. Hewan yang dapat dijumpai di dalamnya adalah reptil dan
mamalia kecil.
Ekosistem pantai yang didominasi oleh formasi pes-caprae dan barringtonia berbentuk perdu
atau pohon. Di dalamnya, terdapat serangga, burung pantai, dll.
1. Daur litik
Terjadinya daur litik disebabkan oleh ketahanan sel inang lebih lemah daripada daya
infeksi virus. Akibatnya sel inang akan pecah dan mati, serta akan menghasilkan virion-
virion baru. Adapun tahapan pada daur litik adalah adsorpsi, penetrasi, sintesis dan
replikasi, pematangan atau perakitan, dan lisis.
2. Daur lisogenik
Daur lisogenik terjadi jika pertahanan tubuh inang lebih kuat daripada daya infeksi virus.
Pada daur ini sel inang masih bisa bereproduksi dengan normal dan tidak akan langsung
pecah. Akan tetapi, DNA virus bakteriofag akan berinteraksi dengan kromosom sel inang
membentuk profag. Saat sel inang yang mengandung profag tersebut membelah diri,
barulah profag akan diwariskan ke sel berikutnya. Adapun tahapan pada daur lisogenik
adalah adsorpsi dan infeksi, pemetrasi, penggabungan, pembelahan, sintesis.
1. Kepala
Kepala bagian dalam mengandung asam nukleat, sedangkan bagian luarnya diselubungi oleh kapsid.
Untuk virus bakteriofag, kepalanya berbentuk polihedral dengan jenis asam nukleatnya DNA.
2. Kapsid
Kapsid merupakan selubung luar virus yang mengandung banyak subunit protein yang disebut
kapsomer. Kapsid terdiri dari beberapa bentuk, sehingga berpengaruh pada bentuk virusnya.
3. Asam nukleat
Asam nukleat yang dimiliki virus hanya satu, yaitu DNA atau RNA saja. Asam nukleat inilah yang
nantinya berfungsi sebagai informasi genetik untuk replikasi.
4. Leher
Leher merupakan penghubung antara kepala dan ekor. Leher berfungsi sebagai saluran keluarnya
asam nukleat menuju ekor.
5. Ekor
Ekor virus terdiri dari serabut ekor dan lempeng dasar. Ekor ini berfungsi untuk menempel pada
inang.
Berikut ini merupakan struktur virus selain bakteriofag yang telah ditemukan.
4. Daur biogeokimia nitrogen dan mikroorganisme
Sacharomyces
a. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis Mutualisme adalah hubungan sesama mahkluk hidup yang saling menguntungkan
kedua pihak. Contoh: Bunga dan Lebah, kerbau dan burung jalak, jamur dan lumut kerak
b. Simbiosis Parasitisme
adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak lainnya.
Contoh : tanaman benalu dengan inangnya, tali putri dengan inangnya, cacing tambang di usus
manusia
c. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis Komensalisme adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan tapi pihak
lainnya tidak dirugikan dan tidak diuntungkan. Contoh : Ikan badut dengan anemon laut,
Tumbuhan pakis dan tumbuhan inangnya, Anggrek dengan Inangnya
d. Simbiosis Amensalisme
Hubungan timbal balik, di mana satu pihak dirugikan sedangkan pihak lain tidak dirugikan
maupun diuntungkan. Contoh : Gulma dan Tanaman Produksi, Jamur Penicilin dan Bakteri Gram
Positif, Pohon Walnut dengan Tumbuhan Disekitarnya
Dampak : Hilangnya sejumlah spesies, Erosi, Penurunan kualitas air, pemanasan global,
Penurunan kualitas air, Meningkatnya bencana alam; Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat
kebakaran hutan membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor, dan kekeringan)
meningkat.
Cara mengatasi :
Pendidikan sejak dini terhadap masyarakat kawasan hutan mengenai cara mencegah
kebakaran hutan dan hal-hal tindakan segera ketika ada kebakaran hutan. Melakukan
reboisasi atau penghijauan kembali.
Selalu bersiap siaga menjaga hutan miliki kita bersama, guna mengurangi dampak
terjadinya kebakaran hutan. Selain merugikan negara sendiri, juga merugikan negara lain
yang berimbas terhadap bisnis dan kerja sama.
Saling menjaga demi meminimalisir kerusakan alam. Membuang kebiasaan buruk
terhadap kelalaian penggunaan api dalam hutan. Selalu tanam tumbuhan dan pohon
sebagai tabungan masa depan.
Epidermis
Sebagian sel epidermis membentuk
rambut akar dengan pemanjangan ke
arah lateral dari dinding luarnya.
Bulu akar, bertugas menyerap air
dan garam-garam mineral terlarut. Bulu akar memperluas permukaan akar sehingga penyerapan
lebih efisien.
Korteks
sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antarsel yang berperan dalam
pertukaran gas. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan.
Endodermis
endodermis berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke
silinder pusat.
Silinder pusat/stele
Silinder pusat/ stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri atas berbagai macam jaringan,
yaitu: Perisikel/ perikambium, Berkas pembuluh angkut, dan Empulur.. Perisikel
berfungsi dalam pertumbuhan sekunder dan pembentukan akar ke samping. Berkas pembuluh
angkut terdapat di sebelah dalam perisikel. Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian
menurut arah jari-jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
Sedangkan Empulur letaknya paliang dalam atau di antara berkas pembuluh angkut yang terdiri
atas jaringan parenkim. Empulur hanya terdapat pada akar tumbuhan dikotil.
Batang
Daun
1. Epidermis
Jaringan epidermis memiliki dua bagian yakni jaringan epidermis atas dan jaringan epidermis
bawah. jaringan epidermis memiliki fungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
2. Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil pada tumbuhan memiliki dua jenis yang juga memiliki fungsi yang berbeda,
yakni:
• Jaringan palisade. Jaringan palisade disebut juga dengan jaringan tiang karena bentuknya yang
berdiri tegak seperti tiang dan rapat. Dalam jaringan tersebut terkandung banyak kloroplas yang
memiliki peran dalam proses membuat makanan.
• Jaringan spons. Jaringan spons disebut juga dengan jaringan karang karena memang berbentuk
bulatan-bulatan menyerupai lubang pada spons dan karang. Jaringan yang memiliki rongga ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
4. Stomata
Respirasi pada tumbuhan terjadi pada bagian stomata yang terletak pada bagian epidermis
bawah. Pada tumbuhan tingkat tinggi, proses respirasi juga terjadi pada bagian lentisel yang
terletak di bagian batang tumbuhan.