Anda di halaman 1dari 4

materi78.co.

nr FIS 1

Optika (I)
A. PENDAHULUAN Hukum pemantulan cahaya:
Optika adalah ilmu yang mempelajari cahaya. garis normal
Sifat-sifat cahaya:
1) Memiliki cepat rambat 3,0 x 108 m/s.
2) Merupakan gelombang transversal dan
elektromagnetik. i r
i=r
3) Merambat dalam arah lurus.
4) Arah rambat tidak dapat dipengaruhi medan
Sinar datang, garis normal dan sinar pantul
magnet atau listrik (tidak bermuatan).
terletak pada satu bidang datar.
5) Bagian dari spektrum matahari.
Sifat-sifat cahaya sebagai gelombang Sudut datang (i) cahaya sama dengan
elektromagnetik adalah dapat mengalami: sudut pantul (r).
1) Refleksi (pemantulan) C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN
2) Dispersi/refraksi (pembiasan) Pemantulan cahaya pada cermin terbagi
3) Difraksi (pelenturan) menjadi tiga, yaitu pada cermin datar dan cermin
4) Interferensi (perpaduan) lengkung.
5) Polarisasi (pengkutuban) Pemantulan cahaya pada cermin menghasilkan
Cahaya terdiri dari: dua jenis bayangan:
a. Bayang-bayang (shadow), adalah daerah a. Bayangan sejati/nyata, yaitu bayangan yang
gelap di sekitar benda, yaitu: berada di depan cermin, dapat ditangkap
- Umbra (bayang-bayang inti), tidak layar dan terbalik.
mendapat cahaya sama sekali. b. Bayangan maya/semu, yaitu bayangan yang
- Penumbra (bayang-bayang tambahan), berada di belakang cermin, tidak dapat
masih mendapat sedikit cahaya. ditangkap layar dan tegak/sejajar.
b. Bayangan (image), adalah daerah terang Cermin datar adalah cermin yang permukaannya
yang berupa sinar pantul atau sinar bias. tidak melengkung (datar).

B. PEMANTULAN CAHAYA Sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin


datar:
Pemantulan cahaya (refleksi) adalah peristiwa
perubahan arah rambat cahaya akibat a. Sama besar dengan benda asli
menumbuk medium tertentu. b. Jarak benda sama dengan jarak bayangan
Pemantulan cahaya pada bidang datar: c. Posisi bayangan tertukar secara horizontal
d. Maya/semu
e. Tegak/sejajar
Apabila terdapat dua cermin datar yang diapit
membentuk sudut, akan terbentuk lebih dari satu
bayangan.
Jumlah bayangan yang dapat terbentuk:
a. Pemantulan baur/difus, terjadi pada
permukaan tidak rata dan kasar, intensitas n = jumlah bayangan
360 α = sudut apit cermin
cahaya kurang. n= -x x = 1, jika hasil bagi genap
α
x = 0, jika hasil bagi ganjil

Apabila seseorang ingin bercermin sehingga


seluruh bagian tubuhnya terlihat, maka tinggi
cermin minimal adalah:

b. Pemantulan teratur, terjadi pada hcermin = 1/2 x hbenda


permukaan yang rata dan licin, intensitas
cahaya tinggi.

OPTIKA (I) 1
materi78.co.nr FIS 1
Cermin lengkung terdiri dari cermin cekung dan Ruangan pada cermin cembung:
cermin cembung.
Pada cermin lengkung, terdapat beberapa titik, IV I II III
yaitu titik fokus (f) dan pusat kelengkungan (R).
Kedua titik tersebut terletak pada sumbu utama. f R
Nilai jarak fokus dan jari-jari kelengkungan
adalah:
Karena benda selalu berada pada satu ruangan,
1 maka sifat bayangan tidak bermacam-macam.
f= R R = 2f
2
Sifat bayangan adalah maya/semu, tegak/sejajar
Cermin cekung adalah cermin yang dan diperkecil.
permukaannya melengkung ke dalam dan Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung:
mengumpulkan berkas sinar (konvergen).
Ruangan pada cermin cekung:

III II I IV f R

R f
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan seolah-olah dari f.
Sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung b. Sinar yang datang menuju f akan dipantulkan
dapat bermacam-macam. Sifat bayangan sejajar sumbu utama.
ditentukan oleh ruangan cermin. c. Sinar yang datang menuju R akan
Sifat bayangan: dipantulkan kembali ke tempat awal.
Benda Bayangan Sifat bayangan Persamaan cermin lengkung adalah:
I IV maya, tegak, diperbesar f = jarak fokus
1 1 1
= + s = jarak benda
II III sejati, terbalik, diperbesar f s s' s’ = jarak bayangan
III II sejati, terbalik, diperkecil
Pada cermin cembung, nilai f dan s’ adalah
f ∞ -
negatif, sehingga persamaan cermin
R R sejati, terbalik, sama besar lengkungnya menjadi:
a. Penjumlahan ruang benda dengan ruang 1 1 1
bayangan adalah 5. - = +
f s s'
b. Jika ruang bayangan > ruang benda, maka
bayangan diperbesar, dan sebaliknya. Perbesaran benda pada cermin lengkung dapat
Sinar-sinar istimewa cermin cekung: dirumuskan:

s' h' M = perbesaran benda


M=| |=| | h = tinggi benda
s h h’ = tinggi bayangan

R f D. PEMBIASAN CAHAYA
Pembiasan cahaya adalah peristiwa
pembelokan arah rambat cahaya jika cahaya
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan melewati bidang batas dua medium yang
dipantulkan menuju f. berbeda kerapatannya.
b. Sinar yang datang melalui f akan dipantulkan Hukum pembiasan cahaya (Snellius):
sejajar sumbu utama. Sinar datang, garis normal dan sinar bias
c. Sinar yang datang melalui R akan terletak pada satu bidang datar.
dipantulkan kembali ke tempat awal.
Sinar datang dari medium kurang rapat ke
Cermin cembung adalah cermin yang
lebih rapat dibiaskan mendekati garis
permukaannya melengkung ke luar dan
normal, dan sebaliknya.
menyebarkan berkas sinar (divergen).

OPTIKA (I) 2
materi78.co.nr FIS 1
garis normal Sifat bayangan:
a. Penjumlahan ruang benda dengan ruang
bayangan adalah 5.
i b. Jika ruang bayangan > ruang benda, maka
bidang batas bayangan diperbesar.
Benda Bayangan Sifat bayangan
r
I IV maya, tegak, diperbesar
II III sejati, terbalik, diperbesar
III II sejati, terbalik, diperkecil

E. PEMBIASAN CAHAYA OLEH LENSA f ∞ -


Pembiasan cahaya terjadi oleh lensa cembung R R sejati, terbalik, sama besar
(positif) dan lensa cekung (negatif).
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung:
Pembiasan cahaya pada lensa menghasilkan
+
dua jenis bayangan:
a. Bayangan sejati/nyata, yaitu bayangan
yang berada di belakang lensa, tidak dapat
ditangkap layar dan tegak/sejajar.
b. Bayangan maya/semu, yaitu bayangan yang
2f f f’ 2f’
berada di depan lensa, dapat ditangkap layar
dan terbalik.
Jadi, sifat bayangan dari sinar bias berlawanan
dengan sifat yang bayangan dari sinar pantul.
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama
Jarak fokus lensa dipengaruhi oleh jari-jari ke- dibiaskan ke f’.
lengkungan dan indeks bias medium dan lensa.
b. Sinar datang melalui pusat optik tidak
Jarak fokus lensa dapat dihitung:
dibiaskan.
1 nL 1 1 c. Sinar datang melalui f utama dibiaskan
=[ -1] [ + ] sejajar sumbu utama.
f nM R1 R2
Lensa cekung/negatif adalah lensa yang
f = jarak fokus lensa setidaknya memiliki satu sisi cekung dan ber-sifat
nL = indeks bias lensa menyebarkan berkas sinar (divergen).
nM = indeks bias medium
R1 = jari-jari kelengkungan sisi depan Macam-macam lensa cekung:
R2 = jari-jari kelengkungan sisi belakang
Lensa cembung/positif adalah lensa yang
setidaknya memiliki satu sisi cembung dan dan
bersifat mengumpulkan berkas sinar (konvergen).
Macam-macam lensa cembung: konkaf-
bikonkaf plankonkaf
konveks
Ruangan pada lensa cembung/positif:
depan - belakang
konkaf-
bikonveks plankonveks IV
konveks I II III
Ruangan pada lensa cembung/positif:
depan + belakang 2f f f’ 2f’

III II I IV

Sifat bayangan adalah maya/semu, tegak/sejajar


2f f f’ 2f’ dan diperkecil.

OPTIKA (I) 3
materi78.co.nr FIS 1
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung: Persamaan lensa adalah:
- f = jarak fokus
1 1 1
= + s = jarak benda
f s s' s’ = jarak bayangan

Pada lensa cekung, nilai f dan s’ adalah negatif,


sehingga persamaan lensanya menjadi:
2f f f’ 2f’
1 1 1
- = +
f s s'

Perbesaran benda pada lensa dapat


a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama dirumuskan:
dibiaskan seolah-olah dari f utama.
s' h' M = perbesaran benda
b. Sinar datang melalui pusat optik tidak
M=| |=| | h = tinggi benda
dibiaskan. s h h’ = tinggi bayangan
c. Sinar datang menuju f’ dibiaskan sejajar
Daya lensa adalah ukuran kemampuan dan
sumbu utama.
kekuatan lensa untuk menyebarkan atau
Lensa dapat disusun menjadi tiga: mengumpulkan berkas sinar, dapat dirumuskan:
1) Lensa tunggal
2) Lensa gabungan berjarak 1 P = daya lensa (Dioptri)
P= f = jarak fokus lensa (m)
3) Lensa gabungan tidak berjarak f

+ -
d

f1 f'1 2f f2 f'2

Dua lensa berjarak yang dijajarkan akan Perbesaran lensa untuk lensa gabungan
membentuk persamaan lensa baru. berjarak:
Persamaan lensa untuk lensa gabungan Lensa 1 Lensa 2
berjarak:
s'1 s'2
Lensa 1 Lensa 2 M1 = | | M2 = | |
s1 s2
1 1 1 1 1 1
= + = + Perbesaran total
f1 s1 s'1 f2 s2 s'2

Panjang tubus atau jarak antar lensa dapat M = M1 x M2


dihitung:

d = s’ob + sok

OPTIKA (I) 4

Anda mungkin juga menyukai