Disusun oleh :
KELOMPOK 4
2017/2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
yang berjudul “Pendokumentasian Kala III” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta khususnya jurusan kebidanan. Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara
materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yani Widyastuti, SST.M.Keb. selaku dosen mata kuliah Asuhan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir, yang telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan kepada kami.
3. Serta teman-teman yang telah bekerjasama menyelesaikan penulisan makalah ini.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila makalah
yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa
kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan
bagi para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................5
A.Konsep Asuhan Kebidanan............................................................................................................5
B. Manajemen kebidanan..................................................................................................................5
C.Kala III.........................................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................................14
B. Saran...........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan adalah dengan adanya sistem pendokumentasian yang baik. Sistem
pendokumentasian yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai sarana
komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan
evaluasi pasien, dapat dijadikan data penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hukum dan
merupakan dokumen yang syah. Dalam kebidanan banyak hal penting yang harus
didokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi,dan keluarga berencana
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang di berikan oleh bidan kepada individu pasien
atau klien yang pelaksanaanya dilakukan dengan cara :
B. Manajemen kebidanan
Menejemen kebidanan menggunakan dua metode yaitu metode Hellen Varney dan
SOAP. Menejemen pendokumentasian tersebut digunakan untuk :
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan bentuk catatan dari
asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu dalam masa persalinan dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya, yang langkah-
langkahnya sebagai berikut :
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif dan data objektif. Data
5
subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif pasien ibu bersalin atau data yang di peroleh dari
anamnesis, antara lain :
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus antara lain :
Data yang terkumpul ini sebagai data dasar untuk interprestasi kondisi klien untuk
menentukan langkah berikutnya.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosis berdasarkan
interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosis kebidanan adalah
diagnosis yang ditegakan bidan dalam lingkup praktek kebidanan melalui “standar
nomenklatur” (tata nama) Diagnosis kebidanan dan dirumuskan secara spesifik. Masalah
psikologi berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita tersebut.
6
Langkah III : mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial.
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
mungkin dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap menghadapinya
bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.
Contoh : seorang wanita masuk kamar bersalin dengan pemuaian uterus yang berlebihan.
Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang berlebihan
ini, misalnya mungkin hidramnion, makrosomi, kehamilan ganda, ibu diabetes, dan lain-lain.
Pada kasus ibu bersalin dengan pemuaian uterus berlebihan, bidan harus
mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan penanganan segera untuk mengantisipasi dan
bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadi perdarahan post partum karena atonia uteri karena
pemuaian uterus yang berlebihan, dan mencegahnya dengan infus pitosin atau uterotonika.
Pada langkah ketiga ini, bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidah
hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasif agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Andaikan tidak terhindarkan,
sudah terantisipasi tindakan penangana yang tepat sehingga pasien dapat ditolong secara tepat
dan cepat. Sehingga langkah ini benar-benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang
rasional atau logis
Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh hasil kajian
pada langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis
atau masalah yang telah di identifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi atau data
yang kurang lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi yang sudah teridentifikasi atau setiap
masalah yang berkaitan, tetapi juga dapat dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
7
tersebut seperti apa yang akan terjadi berikutnya, apakah dia membutuhkan penyuluhan,
konseling atau rujukan bila ada masalah yang berkaitan dengan aspek sosio-kultural,ekonomi
atau psikologi. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan
yang diberikan dapat efektif, karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan pasien.
Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan secara efektif dan aman.
Pelaksanaan asuhan ini sebagaian dilakukan oleh bidan, sebagaian oleh klien sendiri atau
oleh petugas kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri,
tatapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksaannya ( misalnya
memantau rencananya benar-benar terlaksana)
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah
memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam diagnosis atau masalah.
Pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif apabila ada perubahan dan
perkembangan pasien yang lebih baik. Ada kemungkinan ada sebagaian rencana tersebut
telaksana dengan efektif dan mungkin sebagaian belum efektif. Karena proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu evaluasi, kenapa
asuhan yang diberikan belum efektif.
Dalam hal ini mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang belum efektif, melalui
proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak efektif serta
melakukan penyesuaian dan midifikasi apabila memang diperlukan. Langkah-Langkah proses
manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses berfikir yang
8
mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen
tersebut berlangsung di dalam situasi klinik.
Manajemen kebidanan yang terdiri atas tujuh langkah ini merupakan proses berfikir dalam
mengambil keputusan klinis dalam memberikan asuhan kebidanan yang dapat
diaplikasikan/diterapkan dalam setiap situasi.
Subyektif (S)
Obyektif (O)
Assessment (A)
Planing (P)
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi
tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut. sebagai langkah 5, 6, dan
7 Varney.
9
7 Langkah Varney SOAP
C.Kala III
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya placenta / uri. Rata-rata lama kala III
berkisar 15-30 menit, baik primipara maupun multipara. Tempat implantasi placenta sering
pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau dinding lateral.
Hal-hal yang diperhatikan dalam pendokumentasian kala III :
a. Lama kala III
b. Pemberian oksitosin berapa kali
c. Bagaimana pelaksanaan Penegangan Tali Pusat Terkendali
d. Perdarahan
e. Kontraksi uterus
f. Adakah laserasi jalan lahir
g. Vital sign ibu
h. Keadaan bayi baru lahir
Subyektif, Ibu mengatakan perutnya masih mules. Bayi sudah lahir, plasenta belum lahir,
tinggi fundus uteri, kontraksi baik, atau tidak, volume perdarahan pervaginam, keadaan
kandung kemih kosong.
10
b. inspeksi tali pusat
c. pemeriksaan kebidanan: TFU, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan
Planning:
Cara mengisi
Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali,
pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia
uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada
tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
11
Contoh SOAP Pendokumentasian Kala III
Tali pusat semakin panjang, terjadi semburan darah mendadak dan uterus menjadi
bundar.
Perdarahan 100 CC
12
h. Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta
ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-
kranial).
i. Setelah plasenta tampak pada introitus vagina, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
j. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan
kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras). Plasenta lahir lengkap
pada jam 09.00, selaput ketuban lengkap, kotiledon utuh, panjang 51 cm,
perdarahan 200 cc.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan merupakan suatu proses yang fisiologis yaitu keluarnya hasil konsepsi berupa
bayi, plasenta, air ketuban dan selaputnya.dalam proses persalinan tidak selamanya berjalan
sesuai yang di harapkan.
Oleh sebab itu sebagai bidan harus mampu mengantisipasi jangan sampai kondisi tersebut
terjadi. Untuk itu asuhan kebidanan yang tepat serta menyeluruh sangat di butuhkan sehingga
ibu dan bayi sehat dan selamat.
B. Saran
3. Bagi mahasiswa
14
DAFTAR PUSTAKA
15