Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Dalam Pelayanan Kebidanan
Dosen Pengampu : Ana Kuniati, SST.,M.Keb.
Disusun oleh :
Konflik bisa terjadi disetiap lapisan organisasi baik organisasi kecil maupun organisasi besar
seperti rumah sakit. Rumah sakit di anggap sebagai organisasi yang paling rentan dalam
terjadinya konflik, perubahan yang terus-menurus terjadi, pelayanan kesehatan yang terdiri
berbagai disiplin ilmu dan profesi, meningkatnya pengetahuan dan harapan masyarakat akan
pelayanan kesehatan serta desakan dari tim manajemen untuk pengembangan rumah sakit
menjadi lebih baik merupakan hal-hal yang memungkinkan timbulnya konflik.
Terdapat lima jenis konflik dalam organisasi:
Konflik Intrapersonal
Konflik seseorang dengan dirinya sendiri, hal ini terjadi ketika seseorang memiliki dua keinginan
yang tidak mungkin dilaksanakan pada saat bersamaan.
Konflik Interpersonal
Konflik yang terjadi antara orang per orangan karena kepentingan atau keinginan. Konflik ini
memiliki peranan yang penting dalam dinamika dalam perilaku organisasi. Konflik ini akan
melibatkan beberapa peranan dari anggota organisasi yang memengaruhi proses dalam
mencapai tujuan.
Konflik antar indivu dan kelompok
Hal ini terjadi dengan sering dihubungkannya cara kerja anggota tim dalam menghadapi
tekanan yang diberikan dalam mencapai konformitas (cara seseorang merubah perilakunya
agar sesuai dengan budaya organisasi yang ada) yang diberikan oleh timnya.
Konflik yang paling sering terjadi, seperti konflik antar bidang dalam menyelenggarakan
kewajibannya.
Konflik ini biasanya disebut persaingan, dimana masing-masing rumah sakit ingin menunjukkan
kelebihan dari kompetitornya. Konflik ini memberikan efek positif berupa inovasi produk
layanan kepada pelanggan (pasien).
Organisasi
Organisasi dapat menjadi penyebab konflik dimana ketidakjelasan autoritas yang ada di dalam
organisasi tersebut membuat pengaturan dalam organisasi menjadi tidak jelas. Ketidakjelasan
pembagian kerja serta adanya perbedaan persepsi akan tugas, dan kewajiban dalam cangkupan
pekerjaan. Struktur dalam organisasi seperti tingkatan dalam organisasi, yuridikasi dalam
pembagian kerja, gaya kepemimpinan dalam organisasi, system imbalan dan ketergantungan
antar anggota kelompok. Hal-hal ini merupakan variable yang mendorong terjadinya konflik.
Perbedaan persepsi akan kekuasaan serta pengambilan keputusan untuk hal-hal yang di anggap
essensial, serta adanya ketidakpercayaan pribadi serta ketidakpercayaan kompetensi
profesionalitas memicu konflik di banyak bidang di dalam rumah sakit. Pembagian insentif yang
sering tumpang tindih dan cenderung tidak adil juga dapat memicu konflik. Komunikasi yang
buruk dapat menimbulkan kesalahpahaman antar pihak-pihak yang terlibat. Penelitian
menunjukkan bahwa pertukaran informasi yang tidak cukup merupakan penghalang
komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik.
Individu
Yang menjadi pokok permasalahan yang dapat menjadi pemicu dari faktor individu adalah
perbedaan tujuan pribadi dari masing-masing individu tersebut, dimana tujuan ini yang
mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang dirasa perlu, yang terkadang
bertentangan dengan tujuan organisasi. Banyaknya tenaga dokter maupun dokter spesialis
yang memiliki praktek pribadi di luar rumah sakit yang membuat jarangnya dokter di rumah
sakit membuat para tenaga kesehatan lainnya kesulitan jika ada pasien yang membutuhkan
pelayanan, tentu ini dapat menjadi konflik, baik antar dokter dengan pasien serta dokter
dengan tenaga medis lainnya.
Faktor pribadi lainnya yang berupa karakter kepribadian masing-masing individu, keunikan
masing-masing individu, dan perbedaaan dengan individu lainnya dan kebisaan penghargaan
terhadap individu lainnya juga merupakan potensial konflik yang dapat muncul dalam rumah
sakit.
Penyelesaian konflik