Disusun oleh
NURWAHYUNI B0522076
itu, kesehatan mental dan fisik juga tidak kalah penting dalam
sarana kesehatan baik itu rumah sakit maupun puskesmas yang terdiri atas
melalui timbal balik antara berbagai pihak. Dalam hal ini pelayanan
oleh pasien.
1
Rumah sakit merupakan salah-satu lembaga yang menyediakan
berkualitas, rumah sakit rumah sakit perlu memiliki sistem kerja dan kinerja
yang efektif.
Hal ini menjadikan manajemen konflik sebagai sebuah alat yang vital
bagi lembaga sosial di bidang kesehatan untuk terus berkembang dan tetap
kompetitif.
2
Sebuah konflik yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan
hubungan kerja antara kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik
berbagai aspek kehidupan, seperti pola hidup yang baik, lingkungan yang
diri dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial yang terjadi sepanjang
Undang
3
Replublik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yang
memperhatikan baik dan buruk dari tindakan yang dilakukan dan selalu
pendekatan yang digunakan oleh pihak yang terlibat dalam konflik atau
4
diinginkan untuk mencapai resolusi yang diharapkan dan mengambil
melibatkan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, para pimpinan rumah sakit
dan seluruh staf medis perlu memiliki kemampuan untuk mengelola konflik
merusak.
1. Masalah komunikasi
2. Manusia
3. Struktur organisasi
5
4. Budaya organisasi
6. Kedisiplinan
7. mentoring
8. Motivasi
9. Etos kerja
6
organisasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan
melibatkan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, para pimpinan rumah sakit
dan seluruh staf medis perlu memiliki kemampuan untuk mengelola konflik
7
Sebagian orang berpendapat bahwa dalam menyelesaikan konflik
maupun institusi.
8
Hampir semua tenaga kesehatan menggunakan indikator kompromi
bahwa pendekatan kompromi menjadi salah satu strategi yang paling efektif
cara untuk menyelesaikan konflik yang mereka hadapi, karena ini memberi
9
Individu atau kelompok yang menggunakan pendekatan ini
memberikan kesan bahwa mereka mudah menyetujui ide dari pihak lawan
sejati.
10