Anda di halaman 1dari 55

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA
No.1301, 2020 KEMENKUMHAM. Poltekim. Statuta. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2020
TENTANG
STATUTA POLITEKNIK IMIGRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Statuta Politeknik Imigrasi disusun sebagai


peraturan dasar pengelolaan Politeknik Imigrasi yang
digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan
prosedur operasional Politeknik Imigrasi;
b. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 14 Tahun 2017 tentang Statuta Politeknik
Imigrasi sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan organisasi sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
tentang Statuta Politeknik Imigrasi;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-2-

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
6. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473) sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1135);
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
59 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Imigrasi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 2126);

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-3-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG STATUTA POLITEKNIK IMIGRASI.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Politeknik Imigrasi yang selanjutnya disebut Poltekim
adalah perguruan tinggi di bawah Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia yang menyelenggarakan program
pendidikan vokasi di bidang Keimigrasian.
2. Statuta Poltekim yang selanjutnya disebut Statuta adalah
peraturan dasar pengelolaan Poltekim yang digunakan
sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur
operasional Poltekim.
3. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program diploma,
program sarjana, program magister, program doktor, dan
program profesi, serta program spesialis, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan
kebudayaan bangsa Indonesia.
4. Pendidikan Vokasi adalah Pendidikan Tinggi program
diploma yang menyiapkan Peserta Didik untuk pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu sampai program
sarjana terapan, dan dapat dikembangkan oleh
pemerintah sampai program magister terapan dan doktor
terapan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
6. Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan
pembelajaran yang memiliki Kurikulum dan metode
pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-4-

akadelmik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan


vokasi.
7. Tridarma Perguruan Tinggi adalah kewajiban Perguruan
Tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
8. Sivitas Akademika Poltekim adalah satuan yang terdiri
atas staf, dosen, tenaga kependidikan, dan Peserta Didik
di lingkungan Poltekim.
9. Dewan Penyantun Poltekim yang selanjutnya disebut
Dewan Penyantun adalah unsur yang memberikan
pertimbangan nonakademik dan membantu
mengembangkan Poltekim.
10. Senat Poltekim yang selanjutnya disebut Senat adalah
unsur penyusun kebijakan yang menjalankan fungsi
penetapan pertimbangan pelaksanaan kebijakan
akademik Poltekim
11. Direktur Poltekim yang selanjutnya disebut Direktur
adalah dosen tetap yang diberikan tugas tambahan
memimpin Poltekim.
12. Wakil Direktur Poltekim yang selanjutnya disebut Wakil
Direktur adalah dosen tetap yang diberikan tugas
tambahan membantu Direktur dalam memimpin
Poltekim.
13. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
14. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat dengan tugas utama
menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi di
Poltekim.
15. Peserta Didik adalah sebutan bagi mahasiswa pada
Poltekim.
16. Pakaian Dinas adalah pakaian yang digunakan oleh
pegawai dan Peserta Didik dalam melaksanakan tugas
kedinasan di dalam dan/atau luar lingkungan Poltekim.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-5-

17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
18. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Hukum dan Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut
Kepala BPSDM Hukum dan HAM adalah Pimpinan Tinggi
Madya yang mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum
dan hak asasi manusia.

BAB II
IDENTITAS

Bagian Kesatu
Kedudukan, Pendirian, dan Hari Jadi

Pasal 2
(1) Poltekim berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala BPSDM Hukum dan HAM.
(2) Pembinaan Poltekim secara teknis akademik
dilaksanakan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi.
(3) Pembinaan Poltekim secara operasional dan administratif
dilaksanakan oleh Menteri.

Pasal 3
Poltekim didirikan pada tanggal 30 Desember 2016
berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 59 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Poltekim.

Pasal 4
Tanggal 21 Desember merupakan hari jadi (Dies Natalis)
Poltekim berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia Nomor J.P.17/59/11 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Akademi Imigrasi.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-6-

Bagian Kedua
Lambang, Bendera, Mars, Hymne, Pakaian Dinas,
dan Busana Akademik Poltekim

Paragraf 1
Umum

Pasal 5
(1) Poltekim mempunyai lambang, bendera, mars, hymne,
pakaian dinas dan busana akademik.
(2) Lambang, bendera, mars, hymne, pakaian dinas, dan
busana akademik Poltekim sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berfungsi sebagai:
a. sarana pemersatu, identitas dan wujud eksistensi
Poltekim; dan
b. manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
dan cita-cita Poltekim.
(3) Lambang, bendera, mars, hymne, pakaian dinas, dan
busana akademik Poltekim tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan
lambang, bendera, mars, hymne, pakaian dinas, dan
busana akademik Poltekim ditetapkan oleh Direktur.

Paragraf 2
Lambang

Pasal 6
(1) Poltekim memiliki lambang berbentuk perisai dengan
4 (empat) titik sudut berwarna biru, yang memuat tulisan
“POLTEKIM” yang berbentuk pita berwarna putih dan
lambang pengayoman di bagian tengah, lambang gerbang
berwarna putih, lambang Imigrasi, dan buku di bagian
tengah, lambang padi di sebelah kanan, lambang kapas
di sebelah kiri serta tulisan “BHUMI PURA DHARMA
KSATRIA” di bagian bawah.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-7-

(2) Lambang POLTEKIM sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) memiliki makna sebagai berikut:
a. perisai melambangkan bentuk pertahanan untuk
melindungi wilayah Indonesia;
b. 4 (empat) titik sudut pada perisai melambangkan 4
(empat) fungsi keimigrasian yakni pelayanan,
penegakan hukum, keamanan negara, dan fasilitator
pembangunan kesejahteraan masyarakat;
c. lambang pengayoman melambangkan bahwa
Poltekim berada di bawah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia;
d. pintu gerbang melambangkan gerbang lalu lintas
negara Indonesia;
e. lambang imigrasi berada di tengah gerbang
melambangkan kader imigrasi yang menjaga lalu
lintas orang masuk atau keluar wilayah Indonesia;
f. padi dan kapas melambangkan kehidupan manusia
yang adil, makmur dan sejahtera;
g. buku terbuka melambangkan Poltekim adalah
sumber ilmu pengetahuan yang senantiasa
berkembang dan membawa manfaat bagi manusia;
dan
h. “Bhumi Pura Dharma Ksatria” memiliki arti
pemimpin yang memiliki kewajiban menjaga pintu
gerbang negara.

Paragraf 3
Bendera

Pasal 7
(1) Poltekim memiliki bendera berbentuk persegi panjang
dengan perbandingan ukuran panjang dan lebar 3:2,
berwarna dasar biru tua dan di tengah terdapat lambang
Poltekim dengan perbandingan logo 1:1.
(2) Program studi memiliki bendera berbentuk persegi
panjang dengan perbandingan ukuran panjang dan lebar
3:2 dan di tengah terdapat lambang Poltekim dengan

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-8-

perbandingan 1:1, dengan nama Program Studi pada


bagian bawah lambang dan warna latar belakang yang
berbeda setiap Program Studi.
(3) Poltekim memiliki pataka berbentuk segi lima dengan
ukuran perbandingan masing-masing sisi adalah
2:2:2:2:2 berwarna dasar biru tua dan di tengah terdapat
lambang Poltekim dengan perbandingan 1:1.
(4) Program Studi memiliki pataka berbentuk segi lima
dengan ukuran perbandingan masing-masing sisi adalah
2:2:2:2:2 berwarna dasar biru tua dan di tengah terdapat
lambang Poltekim dengan perbandingan 1:1, dengan
nama Program Studi pada bagian atas lambang dan
warna latar belakang yang berbeda setiap Program Studi.

Paragraf 4
Mars dan Hymne

Pasal 8
(1) Poltekim memiliki mars yang digunakan untuk
mengiringi suatu parade atau prosesi serta dapat
digunakan untuk gerak jalan dan lagu yang diterapkan
pada drum band.
(2) Poltekim memiliki hymne yang digunakan untuk
memberikan rasa syukur yang disampaikan dalam
bentuk nada yang disusun dalam lagu.

Paragraf 5
Pakaian Dinas dan Busana Akademik

Pasal 9
(1) Pakaian Dinas pegawai mengacu kepada Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang mengatur
tentang Pakaian Dinas.
(2) Poltekim dapat menyelenggarakan pakaian seragam
taktis bagi pembina dan pegawai Poltekim dalam rangka
pembinaan dan pelatihan Peserta Didik.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-9-

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan penggunaan


pakaian seragam taktis sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur oleh Direktur.

Pasal 10
(1) Poltekim memiliki Pakaian Dinas untuk Peserta Didik.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan penggunan
Pakaian Dinas untuk Peserta Didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 11
(1) Poltekim memiliki busana akademik yang dipakai dalam
kegiatan akademik.
(2) Bentuk dan tata cara penggunaan busana akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Direktur.

BAB III
PENYELENGGARAAN
TRIDARMA PERGURUAN TINGGI

Bagian Kesatu
Otonomi Pengelolaan

Pasal 12
(1) Poltekim memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan Tridarma
Perguruan Tinggi dan kegiatan lainnya secara
terintegrasi, harmonis dan berkelanjutan, baik di dalam
maupun di luar kedudukan Poltekim.
(2) Otonomi pengelolaan Poltekim sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. bidang akademik dan Peserta Didik yaitu penetapan
norma dan kebijakan operasional Poltekim serta
pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi; dan

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-10-

b. bidang nonakademik, yaitu penetapan norma dan


kebijakan operasional Poltekim serta pelaksanaan
organisasi, keuangan, Peserta Didik, kepegawaian,
kehumasan, sarana dan prasarana.
(3) Otonomi pengelolaan Poltekim sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a. akuntabilitas;
b. transparansi;
c. inovasi;
d. nirlaba;
e. penjaminan mutu; dan
f. efektivitas dan efisiensi.

Bagian Kedua
Penyelenggaraan Pendidikan

Pasal 13
(1) Poltekim melaksanakan seleksi calon Peserta Didik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Penyelenggaraan seleksi penerimaan calon Peserta Didik
ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 14
(1) Poltekim menyelenggarakan Pendidikan Vokasi di bidang
Keimigrasian.
(2) Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi pada Poltekim
menggunakan sistem kredit semester.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan
Pendidikan Vokasi pada Poltekim ditetapkan oleh
Direktur setelah mendapat pertimbangan dari Senat.

Pasal 15
(1) Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam
penyelenggaraan Pendidikan Vokasi di Poltekim.
(2) Bahasa asing dapat digunakan dalam penyelenggaraan
Pendidikan Vokasi di Poltekim.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-11-

Pasal 16
(1) Proses belajar mengajar dilaksanakan secara sistematis
melalui:
a. tatap muka terjadwal;
b. penugasan terstruktur;
c. evaluasi;
d. praktik dan simulasi; dan
e. kegiatan belajar mandiri.
(2) Proses belajar mengajar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam kegiatan:
a. akademik;
b. akademik nonkredit; dan
c. nonakademik.
(3) Kegiatan nonakademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c bertujuan:
a. mendidik kepribadian Peserta Didik; dan
b. membangun kemampuan, kompetensi dan
kepedulian sosial Peserta Didik.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
pembelajaran ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 17
(1) Pendidikan Vokasi Poltekim diselenggarakan berdasarkan
Kurikulum masing-masing program studi yang mengacu
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dengan memperhatikan perkembangan dunia akademik
dan dinamika keimigrasian.
(3) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan menggunakan satuan jam per
minggu yang dapat disetarakan dengan sistem kredit
semester.
(4) Evaluasi dan pengembangan Kurikulum dilakukan sesuai
dengan kebutuhan.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-12-

Pasal 18
(1) Kurikulum disusun, dikembangkan berdasarkan:
a. inisiatif para Dosen Tetap Poltekim;
b. masukan dari pimpinan keimigrasian; dan
c. masukan dari pimpinan Kemeterian Hukum dan
Hak Asasi Manusia.
(2) Inisiatif para Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b disampaikan melalui Senat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kurikulum ditetapkan
oleh Direktur.

Pasal 19
(1) Kegiatan dan kemajuan belajar Peserta Didik dinilai
secara berkala melalui:
a. ujian;
b. pelaksanaan tugas; dan
c. pengamatan.
(2) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
diselenggarakan melalui:
a. ujian tengah semester;
b. ujian akhir semester; dan
c. ujian akhir program studi.
(3) Ujian akhir program studi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c berupa ujian laporan tugas akhir atau
skripsi.
(4) Nilai akhir semester dan nilai akhir program studi
dinyatakan dengan:
a. huruf A setara dengan nilai 4;
b. huruf B setara dengan nilai 3;
c. huruf C setara dengan nilai 2;
d. huruf D setara dengan nilai 1; dan
e. huruf E setara dengan nilai 0.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
dan penilaian ujian ditetapkan oleh Direktur.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-13-

Bagian Ketiga
Penyelenggaraan Penelitian

Pasal 20
(1) Poltekim melaksanakan kegiatan penelitian terkait
keimigrasian yang meliputi:
a. penelitian dasar; dan
b. penelitian terapan.
(2) Penelitian dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a bertujuan untuk mengembangkan hal terkait
keimigrasian dari sudut pandang ilmu dasar tertentu.
(3) Penelitian terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b bertujuan untuk menghasilkan gagasan,
tindakan, dan solusi aplikatif di bidang keimigrasian
dan/atau bidang yang memiliki aspek keimigrasian.
(4) Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat bersifat 1 (satu) bidang atau multibidang yang
diselenggarakan di:
a. kantor instansi pemerintah;
b. lapangan/masyarakat; dan/atau
c. kantor instansi lainnya baik dalam maupun luar
negeri.
(5) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dapat disebarluaskan melalui:
a. seminar; dan
b. publikasi.
(6) Publikasi atas hasil kegiatan penelitian sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf b, dapat dimuat dalam:
a. terbitan berkala ilmiah dalam negeri;
b. terbitan ilmiah internasional; atau
c. publikasi ilmiah lainnya yang diakui kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan tinggi.
(7) Kegiatan penelitian dilakukan sesuai dengan metode dan
kaidah ilmiah.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-14-

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan


kegiatan penelitian ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 21
(1) Penelitian pada Poltekim dikoordinasikan melalui Pusat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(2) Penelitian dapat dilakukan atas inisiatif para Dosen.
(3) Inisiatif para Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan melalui Senat.
(4) Senat memberikan saran kepada Direktur untuk dapat
menindaklanjuti inisiatif para Dosen sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penelitian ditetapkan
oleh Direktur.

Bagian Keempat
Penyelenggaraan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pasal 22
(1) Poltekim menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang berhubungan dengan pengetahuan,
lingkungan, dan khazanah daerah serta berorientasi
kepada pembangunan nasional.
(2) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1):
a. dilaksanakan di bawah koordinasi Pusat Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat atau unit penunjang
lain yang relevaan;
b. dapat dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil
penelitian serta dilaksanakan intra, antar, lintas,
dan/atau multisektor;
c. dilaksanakan untuk memberikan kontribusi
terhadap pengembangan wilayah dan pemberdayaan
masyarakat melalui kerja sama dengan institusi lain;
dan

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-15-

d. diselenggarakan dengan melibatkan Dosen, Peserta


Didik, Tenaga Kependidikan dan tenaga fungsional
baik secara perseorangan maupun kelompok.

Pasal 23
(1) Penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat meliputi:
a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. pemantauan; dan
d. evaluasi.
(2) Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat
didokumentasikan dan dapat dipublikasikan dalam
media yang mudah diakses oleh masyarakat.
(3) Senat dapat memberikan saran dan masukan kepada
Direktur dalam pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ditetapkan oleh
Direktur.

Bagian Kelima
Etika Akademik dan Kode Etik

Pasal 24
(1) Poltekim menjunjung tinggi etika akademik.
(2) Sivitas Akademika Poltekim terikat dalam kode etik yang
mewajibkan untuk:
a. menjaga dan mempertahankan integritas pribadinya;
b. menjaga dan memelihara harkat dan martabat
Poltekim; dan
c. menjaga disiplin dalam menjalankan dan
melaksanakan tugas dan kewajiban.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai etika akademik dan
kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) ditetapkan oleh Direktur setelah mendapat
pertimbangan Senat.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-16-

Bagian Keenam
Kebebasan Akademik dan Otonomi Keilmuan

Pasal 25
(1) Kebebasan akademik merupakan kebebasan yang
dimiliki anggota Sivitas Akademika untuk melaksanakan
kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
bertanggung jawab dan mandiri.
(2) Kebebasan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi kebebasan mimbar akademik dan otonomi
keilmuan.
(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, setiap
anggota Sivitas Akademika harus mengupayakan agar
kegiatan serta hasilnya dapat meningkatkan kualitas
pelaksanaan kegiatan akademik Poltekim.
(4) Dalam rangka pelaksanaan kebebasan akademik, Sivitas
Akademika dapat mengundang tenaga ahli dari luar
untuk menyampaikan pikiran dan pendapatnya sesuai
dengan norma dan kaidah keilmuan setelah mendapat
persetujuan Direktur.

Pasal 26
Kebebasan mimbar akademik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 dimaksudkan agar Dosen dan Peserta Didik dapat
menyampaikan pikiran dan pendapatnya secara bebas sesuai
dengan norma dan kaidah keilmuan yang berlaku.

Pasal 27
(1) Poltekim wajib mengembangkan otonomi pengajaran
sebagai wujud keteladanan, untuk membangun
profesionalitas, kemandirian berpikir, integritas diri, dan
dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
(2) Otonomi pengajaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan otonomi Sivitas Akademika dalam
pengajaran ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan,

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-17-

dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut


kaidah, metode ilmiah, budaya akademis dan
keterampilan di bidang keimigrasian.

Pasal 28
Ketentuan lebih lanjut mengenai perwujudan kebebasan
akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi
pengajaran ditetapkan oleh Direktur.

Bagian Ketujuh
Gelar dan Penghargaan

Pasal 29
(1) Sebagai pengakuan dan bukti kelulusan program
diploma, Poltekim memberikan ijazah dengan gelar:
a. Ahli Madya Keimigrasian (A.Md.Im.) untuk Diploma
III; dan
b. Sarjana Terapan Keimigrasian (S.Tr.Im.) untuk
Diploma IV.
(2) Gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan
di belakang nama pemilik hak atas penggunaan gelar
yang bersangkutan.
(3) Lulusan Poltekim berhak mendapatkan ijazah setelah
menyelesaikan semua kewajiban akademik, administrasi
dan ikatan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Direktur Poltekim berwenang untuk mencabut ijazah
lulusan Poltekim, dalam hal:
a. terdapat pemalsuan terhadap dokumen yang terkait
dengan pemenuhan syarat administratif pendaftaran
masuk Akademi Imigrasi/ Poltekim;
b. terjadi kecurangan akademik; dan/atau
c. terjadi plagiarisme.
(5) Pencabutan ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan dengan Keputusan Direktur setelah
mendapatkan pertimbangan Senat.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-18-

Pasal 30
(1) Poltekim menyelenggarakan acara yang meliputi:
a. pelantikan Peserta Didik baru;
b. wisuda;
c. dies natalis.
(2) Pelantikan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a
diselenggarakan bagi calon Peserta Didik menjadi Peserta
Didik.
(3) Wisuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diselenggarakan bagi Peserta Didik yang telah
menyelesaikan pendidikan dan dinyatakan lulus serta
diselenggarakan dalam sidang senat terbuka.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelantikan Peserta Didik
baru, wisuda, dan dies natalis diatur oleh Direktur.

BAB IV
SISTEM PENGELOLAAN

Bagian Kesatu
Visi, Misi, dan Falsafah

Pasal 31
Poltekim memiliki visi menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan
terkemuka di Indonesia yang menghasilkan Aparatur Sipil
Negara di bidang Keimigrasian yang memiliki kompetensi
berstandar internasional.

Pasal 32
Untuk mewujudkan visi Poltekim sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31, Poltekim melaksanakan misi sebagai berikut:
a. menyelenggarakan program pembelajaran berkualitas
tinggi dalam rangka penguasaan pengetahuan dan
keahlian di bidang Keimigrasian yang berstandar
internasional;
b. menyelenggarakan penelitian terapan berkualitas dalam
rangka pengembangan dan penerapan pengetahuan dan
keahlian di bidang keimigrasian yang berwawasan global;

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-19-

c. menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat


berkualitas tinggi dalam rangka penerapan pengetahuan
dan keahlian di bidang Keimigrasian yang berstandar
internasional;
d. menumbuhkembangkan semangat bela negara sehingga
terbentuk sikap insan imigrasi yang cendekia, inovatif
percaya diri, peduli, serta bersahaja;
e. melaksanakan program pelatihan dalam rangka
menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan
profesional, pembelajaran; dan
f. melaksanakan program pengasuhan dalam rangka
membentuk jati diri Peserta Didik yang tanggap, tanggon,
trengginas dan welas asih.

Pasal 33
(1) Penyelenggaraan Poltekim berdasarkan Falsafah Bhumi
Pura Dharma Ksatria.
(2) Falsafah Bhumi Pura Dharma Ksatria mengandung
makna:
a. Bhumi Pura adalah pintu gerbang negara yang wajib
dijaga sebagai perwujudan kedaulatan suatu negara.
b. Dharma adalah kewajiban agar setiap Peserta Didik
pada Politeknik Imigrasi dapat berbuat kebaikan dan
mengamalkan visi dan misi Politeknik Imigrasi
untuk mencapai suatu tujuan guna terciptanya
suatu negara yang berdaulat.
c. Ksatria adalah sosok pemimpin yang memiliki
karakter sebagai pelayan masyarakat, penegak
hukum dan pengaman negara, serta fasilitator
pembangunan yang berguna bagi negara dan
masyarakat.
(3) Falsafah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam rangka pembangunan bangsa dan
negara, sebagai penjelmaan dan pelaksanaan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-20-

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 34
(1) Susunan Organisasi Poltekim sesuai dengan peraturan
perundang-undangan terkait Organisasi dan Tata Kerja.
(2) Poltekim memiliki program studi:
a. Program Studi Diploma III Keimigrasian;
b. Program Studi Diploma IV Hukum Keimigrasian;
c. Program Studi Diploma IV Manajemen Teknologi
Keimigrasian; dan
d. Program Studi Diploma IV Administrasi
Keimigrasian.
(3) Program Studi Poltekim dapat berubah berdasarkan
dinamika keimigrasian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Direktur dapat membentuk unit penunjang pelaksanaan
tridarma perguruan tinggi dan pengasuhan Peserta Didik.

Bagian Ketiga
Direktur

Pasal 35
(1) Direktur bertugas memimpin Poltekim.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Direktur menyelenggarakan fungsi:
a. menetapkan peraturan dan kebijakan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
b. menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
c. membina tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
Peserta Didik dan hubungan dengan lingkungan;
d. membina dan melaksanakan kerjasama dengan
instansi pemerintah/swasta dan masyarakat untuk
memecahkan persoalan terutama yang menjadi
tanggung jawabnya;
e. memimpin pencapaian visi dan misi Poltekim; dan

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-21-

f. menyelenggarakan administrasi Poltekim.


(3) Dalam melaksanakan tugas, Direktur dibantu oleh 2
(dua) orang Wakil Direktur.
(4) Direktur dan Wakil Direktur merupakan satu kesatuan
unsur pimpinan Poltekim.

Pasal 36
(1) Direktur merupakan dosen tetap Poltekim yang telah
mengikuti pendidikan khusus keimigrasian yang
diberikan tugas tambahan memimpin Poltekim.
(2) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.

Pasal 37
Direktur diberhentikan dari jabatan karena:
a. telah berusia 65 (enam puluh lima) tahun;
b. berhalangan tetap;
c. permohonan sendiri;
d. masa jabatannya berakhir;
e. diangkat dalam jabatan lain;
f. dibebaskan dari jabatan dosen;
g. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan atau
izin belajar dalam rangka studi lanjut yang meninggalkan
tugas tridarma Perguruan Tinggi;
h. cuti di luar tanggungan negara;
i. terlibat penyalahgunaan narkoba dan perbuatan asusila;
j. dijatuhi sanksi hukuman disiplin tingkat berat
berdasarkan ketentuan kepegawaian; dan/atau
k. melanggar kode etik Poltekim.

Pasal 38
Pemberhentian Direktur karena berhalangan tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf b dilakukan
apabila Direktur yang bersangkutan:
a. meninggal dunia;
b. mengalami sakit yang tidak dapat disembuhkan
dibuktikan dengan Berita Acara Majelis Pemeriksa
Kesehatan Aparatur Sipil Negara;

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-22-

c. berhenti dari Aparatur Sipil Negara atas permohonan


sendiri;
d. dibebaskan dari jabatan akademik;
e. mendapatkan Surat Keputusan untuk bertugas di tempat
lain;
f. diberhentikan dari Aparatur Sipil Negara; dan/atau
g. dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap.

Pasal 39
(1) Pemberhentian Direktur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 dilakukan oleh Menteri.
(2) Dalam hal Direktur diberhentikan dan belum ditetapkan
Direktur pengganti, Kepala BPSDM Hukum dan HAM
menunjuk Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Peserta
Didik sebagai pelaksana tugas Direktur.
(3) Dalam hal Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Peserta
Didik berhalangan sementara, Kepala BPSDM Hukum
dan HAM menunjuk Wakil Direktur II Bidang
Administrasi Umum sebagai pelaksana tugas Direktur.

Pasal 40
(1) Direktur dianggap berhalangan sementara apabila yang
bersangkutan tidak dapat melaksanakan tugas
jabatannya.
(2) Kondisi berhalangan sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. cuti tahunan;
b. cuti besar;
c. cuti bersalin;
d. cuti karena alasan penting;
e. cuti sakit; dan/atau
f. tugas kedinasan di dalam maupun luar negeri yang
tidak melebihi 6 (enam) bulan.
(3) Direktur menunjuk salah satu Wakil Direktur sebagai
pelaksana harian Direktur berdasarkan surat perintah
Direktur.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-23-

(4) Dalam hal Wakil Direktur berhalangan sementara,


Direktur dapat menunjuk salah satu Ketua Program
Studi yang telah mengikuti pendidikan teknis
Keimigrasian.

Bagian Keempat
Wakil Direktur

Pasal 41
(1) Wakil Direktur berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur.
(2) Wakil Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Peserta
Didik; dan
b. Wakil Direktur II Bidang Administrasi Umum.
(3) Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Peserta Didik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
(4) Wakil Direktur II Bidang Administrasi Umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum.

Pasal 42
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 ayat (3), Wakil Direktur I Bidang
Akademik dan Peserta Didik mengawasi dan
mengoordinasikan kegiatan yang meliputi:
a. perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan
pengembangan pendidikan serta penelitian Dosen;
b. persiapan program studi baru berbagai tingkat
maupun bidang;
c. penyusunan program pengembangan daya
penalaran Peserta Didik;

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-24-

d. perencanaan dan pelaksanaan kerja sama


pendidikan serta penelitian yang dilakukan oleh
Dosen dengan lembaga di dalam maupun di luar
negeri;
e. pengolahan data yang menyangkut pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
f. pelaksanaan kegiatan bidang pengabdian kepada
masyarakat dalam rangka turut membantu
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat
dan pembangunan;
g. pelaksanaan pembinaan Peserta Didik oleh seluruh
Dosen dalam pengembangan sikap dan orientasi
serta kegiatan Peserta Didik, salah satunya dalam
bentuk seni budaya dan olahraga serta bakti sosial
sebagai bagian pembinaan Sivitas Akademika yang
merupakan sebagian dari tugas pendidikan tinggi
pada umumnya;
h. pelaksanaan usaha kesejahteraan Peserta Didik
serta usaha bimbingan dan penyuluhan bagi Peserta
Didik;
i. pelaksanaan usaha pengembangan daya penalaran
Peserta Didik yang sudah diprogramkan oleh Wakil
Direktur I Bidang Akademik dan Peserta Didik;
j. kerja sama dengan semua pihak dalam setiap usaha
dengan Peserta Didik, pengabdian kepada
masyarakat dan usaha penunjangnya;
k. terciptanya iklim pendidikan yang baik dalam
kampus dan membantu pelaksanaan program
pembinaan pemeliharaan kesatuan dan persatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
l. pelaksanaan kegiatan kepesertadidikan dalam
rangka usaha pembangunan yang tetap dilandasi
nilai dan tanggung jawab yang bersifat akademik;
dan
m. penyampaian laporan semua kegiatan kepada
Direktur.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-25-

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 41 ayat (4), Wakil Direktur II Bidang
Administrasi Umum merencanakan, mengawasi, dan
memelihara ketertiban serta mengoordinasikan kegiatan
yang meliputi:
a. perencanaan dan pengelolaan anggaran;
b. pembinaan kepegawaian dan kesejahteraan pegawai;
c. pengelolaan perlengkapan;
d. pengurusan kerumahtanggaan, keamanan dan
pemeliharaan ketertiban;
e. pengurusan ketatausahaan dan penyelenggaraan
hubungan masyarakat;
f. pengolahan data bidang administrasi umum dan
keuangan; dan
g. penyampaian laporan kegiatan kepada Direktur.

Pasal 43
(1) Wakil Direktur adalah dosen tetap Poltekim yang telah
mengikuti pendidikan khusus keimigrasian yang
diberikan tugas tambahan memimpin Poltekim.
(2) Wakil Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.

Pasal 44
(1) Pemberhentian Wakil Direktur karena berhalangan tetap
dilakukan apabila Wakil Direktur yang bersangkutan:
a. meninggal dunia;
b. mengalami sakit yang tidak dapat disembuhkan,
yang dibuktikan dengan berita acara pemeriksa
kesehatan;
c. berhenti menjadi aparatur sipil negara atas
permohonan sendiri;
d. dibebaskan dari jabatan akademik;
e. diangkat dalam jabatan lain melalui Surat
Keputusan Menteri atau pejabat yang ditunjuk;
f. diberhentikan dari aparatur sipil negara; dan/atau
g. dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-26-

(2) Dalam hal Wakil Direktur berhalangan tetap, Direktur


menetapkan salah satu ketua Prodi yang telah mengikuti
pendidikan teknis Keimigrasian untuk ditunjuk sebagai
Wakil Direktur.

Bagian Kelima
Dewan Penyantun

Pasal 45
Dewan Penyantun mempunyai tugas memberikan
pertimbangan nonakademik dan membantu mengembangkan
Poltekim dalam pelaksanaan tridarma Perguruan Tinggi.

Bagian Keenam
Senat

Pasal 46
Senat mempunyai tugas:
a. memberi pendapat dan saran kepada pimpinan dalam
melaksanakan penyelenggaraan tridarma Perguruan
Tinggi;
b. bersama-sama dengan pimpinan Poltekim melakukan
pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tridarma
Perguruan Tinggi;
c. memberikan saran kepada pimpinan Poltekim dalam
menetapkan kode etik akademik;
d. bersama-sama dengan pimpinan Poltekim melakukan
pengawasan dan evaluasi atas etika pelaksanaan
tridarma Perguruan Tinggi; dan
e. memantau pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi pengajaran.

Pasal 47
(1) Senat dapat memberi saran kepada Direktur untuk
pemberian penghargaan atas prestasi akademik Peserta
Didik, dan prestasi Dosen.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-27-

(2) Penghargaan sebagaimana disebutkan pada ayat (1)


dapat berupa:
a. sertifikat;
b. medali;
c. pengakuan pada media Poltekim;
d. keikutsertaan dalam simposium dalam negeri atau
pun luar negeri; atau
e. keikutsertaan dalam penelitian yang melibatkan
Dosen Poltekim.

Pasal 48
Senat dapat memberi saran kepada Direktur untuk
menjatuhkan sanksi kepada Dosen Poltekim dalam hal terjadi
pelanggaran etika dalam pelaksanaan tridarma Perguruan
Tinggi.

Pasal 49
Senat dapat memberi saran kepada Direktur untuk
membatalkan atau mencabut gelar akademik yang diberikan
kepada alumni dalam hal tindakan plagiarisme, dan
penggunaan data atau keterangan yang tidak sebenarnya.

Pasal 50
(1) Anggota Senat terdiri atas:
a. Direktur;
b. Wakil Direktur;
b. Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat;
c. Ketua Program Studi; dan
d. perwakilan dosen dari setiap Program Studi.
(2) Anggota Senat memilih Ketua dari antara anggota Senat
yang tidak menjabat sebagai pimpinan Poltekim.
(3) Ketua terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
(4) Ketua Senat terpilih dapat menunjuk anggota Senat
manjadi Sekretaris Senat.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-28-

(5) Ketua, Sekretaris, dan anggota Senat yang berasal dari


perwakilan dosen setiap Program Studi menjabat untuk
jangka waktu selama 2 (dua) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan
Ketua Senat diatur dengan Peraturan Senat.

Pasal 51
(1) Ketua Senat berhalangan tetap dalam hal:
a. meninggal dunia;
b. mengidap penyakit yang menyebabkan tidak mampu
melaksanakan tugas;
c. mendapat sanksi dinas;
d. dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
e. mengundurkan diri; atau
f. melanggar kode etik Dosen Poltekim.
(2) Dalam hal Ketua Senat berhalangan tetap, Sekretaris
Senat ditetapkan sebagai Ketua Senat dengan Keputusan
Direktur untuk melanjutkan sisa jabatan Ketua Senat.
(3) Dalam hal Ketua Senat berhalangan sementara,
Sekretaris Senat ditunjuk sebagai pelaksana harian
Ketua Senat dengan Keputusan Direktur.

Pasal 52
(1) Sidang Senat terdiri atas:
a. sidang biasa; dan
b. sidang luar biasa.
(2) Sidang biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a diselenggarakan secara teratur dan terjadwal paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
(3) Sidang luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilaksanakan dalam hal:
a. pimpinan Poltekim meminta Senat untuk
memberikan saran atas keadaan tertentu terkait
pelaksanaan tridarma Perguruan Tinggi;

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-29-

b. adanya permohonan pengunduran diri anggota


Senat;
c. terjadi pemberhentian anggota Senat.
(4) Pemberhentian Anggota Senat sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf c dilakukan dalam hal:
a. anggota Senat terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap;
b. anggota Senat melanggar etika akademik dan kode
etik; dan/atau
c. anggota Senat mengundurkan diri.
(5) Sidang Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3
(dua per tiga) dari jumlah seluruh anggota Senat.
(6) Pengambilan keputusan rapat Senat dilaksanakan
berdasarkan musyawarah dan mufakat.
(7) Dalam hal musyawarah tidak dapat menghasilkan
mufakat/keputusan, pengambilan keputusan akan
dilakukan dengan cara pemungutan suara (voting) dan
keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.

Bagian Ketujuh
Satuan Penjaminan Mutu dan Pengawasan Internal

Pasal 53
(1) Guna menjaga kewibawaan penyelenggaraan kegiatan
akademik dalam hal penyelenggaraan pengajaran,
penulisan ilmiah, dan penelitian, Direktur dapat
membentuk Satuan Penjaminan Mutu dan Pengawasan
Internal.
(2) Satuan Penjaminan Mutu dan Pengawasan Internal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki fungsi:
a. menumbuhkan dan mengembangkan budaya mutu
Politeknik Imigrasi;
b. mewujudkan visi dan melaksanakan misi Politeknik
Imigrasi;

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-30-

c. sarana untuk memperoleh status akreditasi dan


peringkat terakreditasi program studi;
b. memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan
Politeknik Imigrasi.
(3) Direktur dapat menetapkan Dosen tetap Poltekim yang
tidak sedang menjabat untuk menjadi Kepala Satuan
Penjaminan Mutu dan Pengawasan Internal.

Pasal 54
Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Pengawasan Internal
melakukan evaluasi terhadap penyelenggaran pengajaran,
penulisan ilmiah, kelengkapan materi penelitian, dan sarana
pelaksanaan pengajaran secara berkala dan melaporkannya
kepada Direktur.

Bagian Kedelapan
Program Studi

Pasal 55
Program Studi mempunyai tugas melaksanakan pendidikan,
penelitian terapan, pengabdian kepada masyarakat dalam
sebagian atau satu cabang ilmu, dan pembinaan Sivitas
Akademika, sesuai dengan program pendidikan yang ada dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 56
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55, Program Studi mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. melakukan pendidikan dalam sebagian atau 1 (satu)
cabang ilmu bagi program pendidikan yang ada;
b. melakukan penelitian terapan dan pengembangan
Pendidikan Vokasi di bidang keimigrasian; dan
c. melakukan pengabdian kepada masyarakat.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-31-

Pasal 57
(1) Program Studi merupakan unsur pelaksana akademik
yang melaksanakan Pendidikan Vokasi dalam sebagian
atau satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian tertentu.
(2) Program Studi memiliki kelompok Dosen.
(3) Kegiatan pendidikan dan pembelajaran diselenggarakan
berdasarkan Kurikulum program studi.
(4) Program Studi dikembangkan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
perkembangan kemampuan penyelenggaraan.
(5) Program Studi di Poltekim diselenggarakan berdasarkan
ketentuan Kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan tinggi.

Pasal 58
(1) Program Studi dipimpin oleh seorang Ketua Program
Studi yang ditetapkan oleh Direktur dari kelompok Dosen
tetap program studi yang sama dan bertanggung jawab
kepada Direktur.
(2) Direktur dapat menetapkan Sekretaris Program Studi
dari Dosen tetap Program Studi yang sama untuk
membantu Ketua Program Studi.

Bagian Kesembilan
Kelompok Dosen

Pasal 59
(1) Kelompok Dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58
ayat (1), merupakan satuan dosen yang mempunyai
minat dan bidang keahlian yang sama yang merupakan
satuan penunjang Program Studi dalam melaksanakan
Tridarma Perguruan Tinggi.
(2) Kelompok Dosen dapat menunjuk koordinator guna
mengoordinasikan fungsi konsultatif dan koordinatif
dengan pimpinan Program Studi.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-32-

Pasal 60
(1) Dosen terdiri atas:
a. Dosen tetap; dan
b. Dosen tidak tetap.
(2) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan dosen yang bekerja penuh waktu pada
Poltekim.
(3) Dosen tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan dosen yang bekerja tidak penuh
waktu pada Poltekim.
(4) Jenis dan jenjang kepangkatan Dosen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Untuk menjadi Dosen Poltekim, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa;
b. berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar;
d. memiliki sertifikat keahlian sebagai tenaga pengajar
di bidang pelatihan;
e. memiliki moral dan integritas yang tinggi;
f. memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masa
depan bangsa dan negara;
g. memiliki kemauan untuk meningkatkan
kemampuan vokasi yang diasuhnya; dan
h. memiliki jiwa membimbing dan melayani Peserta
Didik.

Bagian Kesepuluh
Tenaga Kependidikan

Pasal 61
(1) Tenaga Kependidikan merupakan tenaga yang dengan
keahliannya diangkat untuk membantu kelancaran
kegiatan akademik.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-33-

(2) Untuk menjadi Tenaga Kependidikan harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa;
b. berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. memiliki kualifikasi sebagai tenaga kependidikan;
dan
d. mempunyai moral dan integritas yang tinggi;
(3) Tenaga Kependidikan Poltekim terdiri atas:
a. instruktur;
b. laboran;
c. teknisi;
d. fungsional umum; dan
e. tenaga penunjang akademik lainnya.
(4) Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas;
a. ASN; atau
b. nonASN.
(5) Pengangkatan dan pemberhentian Tenaga Kependidikan
ASN sebagimana dimaksud pada ayat (5) huruf a,
dikoordinasikan dengan Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(6) Pengangkatan dan pemberhentian tenaga kependidikan
nonASN sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b,
ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-34-

Bagian Kesebelas
Peserta Didik dan Alumni

Pasal 62
Untuk menjadi Peserta Didik Poltekim harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki ijazah minimum yang dipersyaratkan;
b. lulus seleksi penerimaan Peserta Didik baru Poltekim;
dan
c. memenuhi ketentuan lain yang disyaratkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 63
Setiap Peserta Didik diperlakukan sama di Poltekim dengan
tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras,
kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi.

Pasal 64
(1) Peserta Didik Poltekim berkewajiban:
a. mematuhi semua peraturan atau ketentuan yang
berlaku pada Poltekim;
b. ikut memelihara sarana dan prasarana serta
kebersihan, ketertiban, dan keamanan Poltekim;
c. turut serta dalam mengembangkan Poltekim;
d. menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
seni;
e. menjaga kewibawaan dan nama baik Poltekim; dan
f. menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Peserta Didik
Poltekim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Khusus Peserta Didik Poltekim yang
ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 65
(1) Peserta Didik Poltekim berhak:
a. menggunakan kebebasan akademik secara
bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-35-

ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku


dalam lingkungan akademik;
b. memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan
bidang akademik;
c. memanfaatkan fasilitas Poltekim dalam rangka
kelancaran proses belajar;
d. mendapat bimbingan dari Dosen yang bertanggung
jawab atas program studi yang diikuti dalam
penyelesaian studinya;
e. memperoleh layanan informasi yang berkaitan
dengan program studi yang diikuti serta hasil
belajarnya;
f. memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. memanfaatkan sumber daya Poltekim melalui
perwakilan/organisasi Peserta Didik untuk
mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat, dan
tata kehidupan bermasyarakat; dan
h. ikut serta dalam kegiatan organisasi Peserta Didik
Poltekim.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak Peserta Didik
Poltekim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Khusus Peserta Didik Poltekim yang
ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 66
Status sebagai Peserta Didik Poltekim dinyatakan telah
berakhir apabila Peserta Didik yang bersangkutan:
a. telah menyelesaikan program Pendidikan;
b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
c. meninggal dunia;
d. melewati batas waktu yang ditentukan untuk
menyelesaikan program pendidikan;
e. terbukti terlibat dalam tindak pidana yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; dan/atau

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-36-

f. terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap


Peraturan Khusus Peserta Didik yang ditetapkan dalam
Keputusan Direktur.

Pasal 67
Organisasi Peserta Didik Poltekim merupakan wahana dan
sarana pengembangan diri Peserta Didik ke arah perluasan
wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan integritas diri
kepada bangsa dan negara Indonesia.

Pasal 68
(1) Bentuk dan struktur Organisasi Peserta Didik terdiri
atas:
a. Resimen Korps Peserta Didik;
b. Dewan Musyawarah Peserta Didik; dan
c. Pengurus Tingkat atau Angkatan.
(2) Kedudukan Resimen Korps Peserta Didik, Dewan
Musyawarah Peserta Didik, dan Pengurus Tingkat atau
Angkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagai berikut:
a. Resimen Korps Peserta Didik merupakan organisasi
Peserta Didik di Poltekim yang dilaksanakan dari,
oleh, dan untuk Peserta Didik;
b. Dewan Musyawarah Peserta Didik merupakan
dewan perwakilan Peserta Didik yang mewakili
semua Peserta Didik;
c. Pengurus Tingkat atau Angkatan terdiri atas Ketua
Tingkat atau Angkatan, dan Komandan Pleton yang
dipilih dari sesama Peserta Didik pada tingkat yang
sama dan bertugas mengakomodir segala sesuatu
yang berkaitan dengan angkatan yang dipimpin.
(3) Ketentuan mengenai organisasi Peserta Didik diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Direktur dan dapat meminta
saran Senat.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-37-

Pasal 69
(1) Poltekim menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler
guna meningkatkan keterampilan, olah raga, dan minat
di bidang keimigrasian bagi Peserta Didik.
(2) Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan di
lingkungan Poltekim atau di luar lingkungan Poltekim.
(3) Segala kegiatan ekstrakurikuler menjadi satu kesatuan
dalam penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Poltekim.

Pasal 70
(1) Poltekim dapat ikut serta dalam simposium ilmiah atau
sejenisnya, olah raga, dan minat di bidang keimigrasian
di tingkat nasional atau internasional.
(2) Direktur dapat mengajukan usulan kepada unit teknis di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia terkait rencana kegiatan di tingkat
internasional.

Pasal 71
(1) Pembiayaan kegiatan Peserta Didik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 70 dibebankan dan
diselenggarakan berdasarkan rencana anggaran Poltekim.
(2) Pendanaan dari sumber lain yang tidak mengikat
dilakukan dengan persetujuan Direktur dan digunakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 72
(1) Alumni Poltekim adalah semua lulusan pendidikan teknis
keimigrasian Indonesia.
(2) Alumni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
membentuk organisasi alumni sebagai wadah kegiatan
yang disebut ikatan alumni Poltekim.
(3) Poltekim dapat bermitra dengan ikatan alumni dalam
meningkatkan kemajuan Poltekim.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-38-

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai alumni Poltekim diatur


dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
ikatan alumni Poltekim.

Bagian Keduabelas
Sarana dan Prasarana

Pasal 73
(1) Sarana dan prasarana Politeknik diperoleh melalui:
a. pemerintah; atau
b. masyarakat atau pihak lain yang dilakukan
berdasarkan itikad baik tanpa ikatan apapun.
(2) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dari
pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diselenggarakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dari
masyarakat atau pihak lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b ditetapkan oleh Direktur dan
dipertanggungjawabkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan dengan persetujuan Dewan
Penyantun.

Pasal 74
Sivitas Akademika dan tenaga administratif wajib
menggunakan sarana dan prasarana Poltekim secara
bertanggung jawab guna kepentingan dan kemajuan Poltekim.

Bagian Ketiga Belas


Pengelolaan Anggaran

Pasal 75
(1) Direktur mengajukan RKA kepada Menteri melalui Kepala
BPSDM Hukum dan HAM untuk ditetapkan menjadi
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Poltekim.
(2) RKA Poltekim disusun setiap tahun oleh Direktur sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-39-

(3) Direktur dapat menunjuk tim sesuai dengan


kapasitasnya untuk menyusun RKA Poltekim.
(4) Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Poltekim
harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Bagian Keempat Belas


Kerja Sama

Pasal 76
(1) Untuk meningkatkan mutu kegiatan tridarma Perguruan
Tinggi, Poltekim dapat melakukan kerja sama di bidang
akademik dan nonakademik.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan pada asas saling menguntungkan dan saling
menghormati, serta tidak mengganggu pelaksanaan tugas
pokok atau tugas penting lainnya.

Pasal 77
(1) Kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 dapat
berbentuk:
a. program pelatihan keterampilan tertentu yang
memiliki hubungan dengan bidang keimigrasian;
b. penyelenggaraan kuliah umum;
c. penyelenggaraan seminar, simposium, penelitian,
atau kegiatan ilmiah lainnya;
d. pelaksanaan pengabdian masyarakat; dan
e. kegiatan lainnya yang dianggap perlu dan berkaitan
dengan Pendidikan Vokasi keimigrasian.
(2) Senat dapat memberi saran sehubungan dengan
pelaksanaan kerja sama.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kerja sama
ditetapkan oleh Direktur.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-40-

BAB V
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Pasal 78
(1) Sistem Penjaminan Mutu Internal merupakan kegiatan
sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap
perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan
dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi
secara berencana dan berkelanjutan.
(2) Penjaminan mutu dilakukan melalui penetapan,
pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan
standar pendidikan tinggi.
(3) Sistem Penjaminan Mutu Internal Poltekim ditujukan
untuk:
a. menjamin setiap layanan akademik kepada Peserta
Didik dilakukan sesuai dengan standar;
b. mewujudkan tranparansi dan akuntabilitas kepada
masyarakat khususnya orangtua/wali Peserta Didik
tentang penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan
standar; dan
c. mendorong semua pihak/unit di Poltekim untuk
bekerja mencapai tujuan dengan berpatokan pada
standar dan secara berkelanjutan berupaya
meningkatkan mutu.
(4) Sistem Penjaminan Mutu Internal Poltekim berpedoman
pada prinsip:
a. otonom;
b. terstandar;
c. akurasi;
d. terencana dan berkelanjutan; dan
e. terdokumentasi.
(5) Ruang lingkup Sistem Penjaminan Mutu Internal
Poltekim terdiri atas pengembangan standar mutu dan
audit di bidang:
a. pendidikan;
b. penelitian;
c. pengabdian kepada masyarakat; dan

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-41-

d. Peserta Didik.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Penjaminan
Mutu Internal Poltekim sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 79
(1) Untuk meningkatkan mutu dan efisiensi dalam
penyelenggaraan pendidikan, perlu dilakukan
pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui penilaian berkala terhadap Kurikulum,
mutu, dan jumlah Tenaga Kependidikan, pelaksanan
pendidikan, sarana dan prasarana, administrasi
akademik, dan Peserta Didik.

Pasal 80
(1) Kementerian atau lembaga pemerintah terkait bidang
akreditasi dapat melakukan penilaian atas keberadaan,
penyelenggaraan, dan alumni Poltekim.
(2) Akreditasi dimaksudkan untuk menentukan kelayakan
program studi dan institusi atas dasar kriteria yang
mengacu pada standar nasional pendidikan.

Pasal 81
(1) Akreditasi di Poltekim meliputi:
a. akreditasi Program Studi; dan
b. akreditasi Perguruan Tinggi.
(2) Penyelenggaraan akreditasi di Poltekim dikoordinasikan
oleh Satuan Penjaminan Mutu dan Pengawasan Internal.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan akreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Direktur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-42-

BAB VI
BENTUK PRODUK HUKUM

Pasal 82
(1) Bentuk produk hukum yang berlaku di lingkungan
Poltekim terdiri atas:
a. Peraturan Direktur;
b. Peraturan Senat; dan
c. Keputusan Direktur.
(2) Tata cara penyusunan produk hukum di lingkungan
Poltekim dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB VII
TATA NASKAH DINAS

Pasal 83
Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai lembaga
Perguruan Tinggi Kedinasan, Poltekim dapat membuat naskah
dengan mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia yang mengatur mengenai tata naskah dinas di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

BAB VIII
PENDANAAN DAN KEKAYAAN

Pasal 84
(1) Pendanaan Poltekim dapat bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan/atau
b. pendanaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.
(2) Penggunaan dana yang berasal dari sumber Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan sumber lainnya
dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat dapat
berupa:

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-43-

a. penyelenggaraan kegiatan akademik;


b. penjualan produk atau merchandise yang
menampilkan kegiatan atau image pihak terkait;
dan/atau
c. sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga
pemerintah, lembaga non pemerintah, perkumpulan,
perhimpunan, atau asosiasi.
(4) Penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dan dikelola oleh Direktur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
kepentingan dan peningkatan Poltekim.

Pasal 85
(1) Kekayaan Poltekim terdiri atas seluruh sarana dan
prasarana yang didaftarkan dalam daftar inventaris
perkantoran sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa aset yang sudah diserahterimakan ke Poltekim.

BAB IX
PERUBAHAN STATUTA

Pasal 86
(1) Statuta Poltekim dapat diubah seiring dengan dinamika
perguruan tinggi, perguruan tinggi kedinasan, dan
keimigrasian.
(2) Senat, Satuan Penjamin Mutu dan Pengawasan Internal,
dan Dewan Penyantun dapat memberi masukan
sehubungan usulan perubahan Statuta.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan
perubahan Statuta ditetapkan oleh Direktur.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-44-

BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 87
Dalam hal perhitungan tunjangan kinerja jabatan, aspek
penilaian job grading diatur sebagai berikut:
a. Direktur disetarakan dengan aspek penilaian job grading
bagi Pimpinan Tinggi Pratama (eselon IIa); dan
b. Wakil Direktur disetarakan dengan aspek penilaian job
grading bagi Pimpinan Tinggi Pratama (eselon IIb).

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 88
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,
penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi yang masih
berlangsung sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan,
dinyatakan tetap berlaku berdasarkan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 14 Tahun 2017
tentang Statuta Politeknik Imigrasi sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti berdasarkan Peraturan
Menteri ini.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 89
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 14 Tahun
2017 tentang Statuta Politeknik Imigrasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1114), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 90
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-45-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 November 2020

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 November 2020

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-46-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-47-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-48-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-49-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-50-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-51-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-52-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-53-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-54-

www.peraturan.go.id
2020, No.1301
-55-

www.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai