Laporan keuangan mengandung informasi yang sangat penting dalam rangka mengambil
keputusan-keputusan strategis dalam bidang finansial. Oleh karena itu, laporan keuangan
perlu mendapatkan perhatian dan perlu dianalisis berdasarkan rasio-rasio keuangan yang
relevan guna mendapatkan informasi yang diinginkan.
Pada penelitian ini akan dianalisis kinerja performansi dan status perusahaan PT. Unilever
Tbk. pada periode waktu September 2010-September 2011.
1. LANDASAN TEORI
1.1 LAPORAN KEUANGAN
1.1.1. Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah ringkasan dari seluruh transaksi keuangan yang terjadi
selama satu tahun yang digungakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
strategis seputar finansial. Tujuan utama dari laporan keuangan yang paling mendasar
ialah memberikan informasi menyangkut posisi keuangan pada periode tertentu,
perubahan posisi keuangan, dan kinerja keuangan dari suatu perusahaan yang dapat
dimengerti semua pengguna laporan dalam pengambilan keputusan.
Current Ratio =
b. Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
Formulasinya :
Quick Ratio =
Activity Ratio
Merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber
daya - sumber dayanya. Rasio - rasio ini antara lain:
a. Receivable Turn Over
Receivable turnover =
c. Inventory Turnover
Rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur
kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu
periode tertentu. Formulasinya :
Inventory Turnover =
Return on assets =
Return on equity =
Leverage ratio
Debt To Total Assets Ratio
8.448.796 ,000,000
Tahun 2013 = = 0,66 kali
12.280.670 000,000
9.681.888 , 000,000
Tahun 2014 = = 0,68 kali
14.280.670 , 000,000
10.902.585 .000 .000
Tahun 2015 = = 0,69 kali
15.729.945 .000 .000
12.041.437 .000 .000
Tahun 2016 = =0,72 kali
16.745.695 .000 .000
13.733.025 .000 .000
Tahun 2017 = =0,73 kali
18.906.413 .000 .000
11.944 .837 .000 .000
Tahun 2018 = = 0,61 kali
19.522 .970
15.367.509 .000 .000
Tahun 2019 = = 0,74 kali
20.649.371 .000 .000
Profitability
a. Gross profit margin
15.778 .488 000 . 000
Tahun 2013 = = 51,30%
30.757.435 . 000 . 000
17.099.121 .000 .000
Tahun 2014 = = 49,55%
34.511 .534 .000.000
18.648 .969.000 .000
Tahun 2015 = = 51.11%
36.484 .030.000 .000
20.459.096 .000 .000
Tahun 2016 = = 51,08%
40.053 .732.000 .000
21.219 .273.000 .000
Tahun 2017 = = 51,50%
41.204 .510 .000 .000
21.092.273 .000 .000
Tahun 2018 = = 50,46%
41.802 .073.000 .000
22.028.693 .000 .000
Tahun 2019 = = 51,32%
42.922 .563.000 .000
b. Operating profit margin
7.158.808 .000 .000
Tahun 2013 = = 23,28%
30.757.435 .000 .000
7.676 .722 , 000,000
Tahun 2014 = = 22,24%
34.511.534 , 000,000
7.829.490 .000 .000
Tahun 2015 = = 21,46%
36.484 .030.000 .000
8.571.885 .000 .000
Tahun 2016 = = 21,40%
40.053 .732.000 .000
9.371 .661.000 .000
Tahun 2017 = = 22,74%
41.204 .510 .000 .000
12.185.764 .000 .000
Tahun 2018 = = 29,15%
41.802 .073.000 .000
9.901 .772.000 .000
Tahun 2019 = = 23,07%
42.922 .563.000 .000
c. Net profit margin
5.352.625 .000 .000
Tahun 2013 = = 17,40%
30.757.435 .000 .000
5.738 .523 .000 .000
Tahun 2014 = = 16,63 %
34.511.534 .000.000
5.851.805 .000 .000
Tahun 2015 = =16,04%
36.484 .030 .000
6.390 .672.000 .000
Tahun 2016 = =15,95%
40.053 .732.000 .000
7.004 .562 .000.000
Tahun 2017 = =17%
41.204 .510 .000 .000
9.109 .445.000 .000
Tahun 2018 = =21,80%
41.802 .073.000 .000
7.392.837 .000 .000
Tahun 2019 = =17,22%
42.922 .563.000 .000
d. Return on assets
5.352.625 .000 .000
Tahun 2013 = = 42,13%
12.703.468 .000 .000
5.738.523 .000 .000
Tahun 2014 = = 40,18%
14.280.670 .000 .000
5.851.805 .000 .000
Tahun 2015 = =37,20%
15.729.945 .000 .000
6.390.672 .000 .000
Tahun 2016 = =38,16%
16.745.695 .000 .000
7.004 .562.000 .000
Tahun 2017 = = 37,04%
18.906.413 .000 .000
9.109.445 .000 .000
Tahun 2018 = = 46,66%
19.522.970 .000 .000
7.392.837 .000 .000
Tahun 2019 = = 35,80%
20.649.371 .000 .000
e. Return on equity
5.352 .625.000 .000
Tahun 2013 = = 125,80%
4.254 .670 .000 .000
5.738.523 .000 .000
Tahun 2014 = = 124,78%
4.598 .782.000 .000
5.851 .805.000 .000
Tahun 2015 = =121,22%
4.827 .360 .000.000
6.390 .672.000 .000
Tahun 2016 = =135,85%
4.704 .258 .000 .000
7.004 .562.000 .000
Tahun 2017 = =135,40%
5.173.388 .000 .000
9.109 .445.000 .000
Tahun 2018 = =120,20%
7.578.133 .000 .000
7.392.837 .000 .000
Tahun 2019 = =140%
5.281.862 .000 .000
1.Rasio Likuiditas
Current Ratio pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari 85,12%
pada tahun 2010 menjadi 79,61% pada tahun 2011. Nilai current ratio Unilever pada
tahun 2010 dan 2011 di bawah 200%, tapi Unilever mempunyai posisi yang kuat di pasar
dan di mata konsumennya jadi Unilever tidak akan perlu waktu yang lama untuk
melunaskan hutang-hutangnya.
Quick Ratio pada tahun 2011menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari
49,37% pada tahun 2010 menjadi 47,67%. Quick Ratio Unilever juga di bawah
100% yang artinya kemampuan Unilever dalam melunasi hutang-hutang jangka
pendeknya tidak bagus.
2. Activity Ratio
Receivable turnover pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari
32,5 kali pada tahun 2010 menjadi 7,65 kali pada tahun 2011. Rendahnya angka
Receivable turnover ini mngartikan Unilever mempunyai investasi yang besar
pada piutang.
Average collection period meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun
2010, dari 11,07 hari menjadi 47,05 hari. Meningkatnya waktu Average
collection period bukannlah hal yang baik. Hal ini berarti waktu kembalinya
piutang Unilever semakin lama.
Inventory Turnover pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari 4,49
kali pada tahun 2010 menjadi 4,58 kali pada tahun 2011. Meningkatnya nilai ini berarti
jumlah persediaan barang dagangan yang terjual semakin meningkat.
Average days in inventory pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010,
dari 80,18 haripada tahun 2010 menjadi 78,60 hari pada tahun 2011. Hal ini berarti
barang dagangan Unilever semakin cepat dijual.
Total Assets Turnover pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari
1,68 kali pada tahun 2010 menjadi 1,65 kali pada tahun 2011. Hal ini berarti efisiensi
penggunaan aktiva Unilever menurun atau memburuk.
3. Leverage ratio
Debt To Total Assets Ratio meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun
2010, dari 0,53 kali pada tahun 2010 menjadi 0,58 kali pada tahun 2011.
Peningkatan yang terjadi tidak begitu besar, tapi peningkatan dalam hal ini berarti
peningkatan risiko keuangan perusahaan.
4. Profitability
Gross profit margin pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari
51,8%i pada tahun 2010 menjadi 51,3% pada tahun 2011.
Operating profit margin meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun
2010, dari 23,20% pada tahun 2010 menjadi 23,28% pada tahun 2011.
Net profit margin meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010,
dari 17,36% pada tahun 2010 menjadi 17,47% pada tahun 2011.
Return on assets pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari 29,3%
pada tahun 2010 menjadi 28,83% pada tahun 2011.
Return on equity meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010, dari
62,97% pada tahun 2010 menjadi 67,99% pada tahun 2011.
3. KESIMPULAN
Likuiditas Unilever menurun pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010,
yang artinya kemampuan Unilever dalam melunasi hutang-hutangnya juga menurun.
Rendahnya nilai Receivable Turnover dan meningkatnya Average collection dari
Unilever mengindikasikan bahwa Unilever mempunyai piutang yang besar dan
waktu kembalinya piutang tersebut semakin lama pada tahun 2011.
Menurunnya Total Assets Turnover pada tahun 2011 dan meningkatnya Debt To
Total Assets Ratio, meskun sedikit, mengindikasikan bahwa efisiensi Unilever dalam
menggunakan seluruh aktivanya menurun pada tahun 2011 dan risiko keuangan
Unilever meningkat pada tahun 2011.
Menurunnya Return on assets pada tahun 2011 dan meningkatnya Return on equity
pada tahun 2011 mengindikasikan bahwa produktivitas dari aset-aset Unilever
menurun pada tahun 2011, tapi hasil yang diterima penanam modal menigkat.
Menurunnya Gross profit margin pada tahun 2011 dan meningkatnya Net profit
margin menunjukkan bahwa beban yang ditanggung Unilever pada tahun 2011
menurun.
Lampiran
1. Laporan Keuangan Unilever Indonesia
Daftar Pustaka
1. Laboratorium Pengembangan Akuntansi, 2010, (online),
(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/RASIO
%20KEUANGAN.pdf, diakses 20 Februari 2012)
2. No name, 2011 : Laporan Keuangan Unilever Indonesia, (online),
(http://www.unilever.co.id/id/Investor-centre/laporan-keuangan/, diakses 20 februari 2012)