Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 48 TAHUN 2023


Tentang Pajak Penghasilan dan/atau Pajak Pertambahan Nilai atas Penjualan/Penyerahan
Emas Perhiasan, Emas Batangan, Perhiasan yang Bahan Seluruhnya Bukan dari Emas, Batu
Permata dan/atau Batu Lainnya yang Sejenis, serta Jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan,
Emas Batangan, Perhiasan yang Bahan Seluruhnya Bukan dari Emas, dan/atau Batu Permata
dan/atau Batu Lainnya yang Sejenis, yang Dilakukan oleh Pabrikan Emas Perhiasan,
Pedagang Emas Perhiasan, dan/atau Pengusaha Emas Batangan
www.pajak.go.id
Latar Belakang dan Tujuan 2

Latar Belakang
Untuk melaksanakan ketentuan:
❖ Pasal 44E ayat (2) huruf f UU KUP (penunjukan Pihak Lain);
❖ Pasal 21 ayat (8), Pasal 22 ayat (2), dan Pasal 23 ayat (2) UU PPh (pemungutan
PPh Pasal 22 dan pemotongan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 23); dan
❖ Pasal 16G huruf i UU PPN (besaran tertentu PPN).

Tujuan
❖ Memberikan kepastian hukum, keadilan, kemudahan, dan kesederhanaan dalam pengenaan Pajak
Penghasilan (PPh) dan/atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas penjualan/penyerahan emas perhiasan,
emas batangan, perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari emas, batu permata dan/atau batu
lainnya yang sejenis, serta jasa yang terkait emas perhiasan, emas batangan, perhiasan yang bahan
seluruhnya bukan dari emas, dan/atau batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis.
❖ Mengubah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan PPh
Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau
Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan PMK Nomor
41/PMK.010/2022 yang berkaitan dengan penjualan emas batangan di dalam negeri.
❖ Mengganti PMK Nomor 30/PMK.03/2014 tentang PPN atas Penyerahan Emas Perhiasan, karena belum
dapat menampung perubahan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 9A ayat (1) huruf b UU PPN.
www.pajak.go.id
Definisi 3

Perhiasan dalam bentuk apa pun yang bahannya sebagian atau


Emas Perhiasan seluruhnya dari emas, termasuk yang dilengkapi dengan batu
permata dan/atau bahan lain yang melekat atau terkandung
dalam emas perhiasan dimaksud.

Pabrikan Pengusaha yang menghasilkan Emas Perhiasan dan melakukan


Emas Perhiasan * kegiatan jual beli Emas Perhiasan dan/atau penyerahan jasa
yang terkait dengan Emas Perhiasan.

Pedagang Pengusaha yang melakukan kegiatan jual beli Emas Perhiasan


Emas Perhiasan * dan/atau penyerahan jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan.
→ Distributor/grosir dan eceran.

Pembeli barang dan/atau penerima jasa yang mengonsumsi


Konsumen Akhir secara langsung barang dan/atau jasa yang dibeli atau diterima
dan tidak menggunakan atau memanfaatkan barang dan/atau
jasa yang dibeli atau diterima dimaksud untuk kegiatan usaha.

* Dalam slide-slide berikutnya, selanjutnya disebut ”Pabrikan” dan ”Pedagang.”


Pasal 1 www.pajak.go.id
PPh dan PPN atas Penjualan/Penyerahan Emas Perhiasan 4

Wajib memungut PPh Pasal 22 sebesar 0,25% dari Harga


Pabrikan/ Jual, kecuali penjualan Emas Perhiasan kepada: ▪ Terutang dan dipungut
PPh Pedagang ▪ Konsumen Akhir 1); atau
pada saat penjualan.
▪ Bersifat tidak final →
Pihak Lain cfm. ▪ WP yang dikenai PPh final cfm. PP-55/2022 (eks PP-23/
Pasal 32A UU KUP pembayaran PPh dalam
2018) atau WP yang memiliki SKB pemungutan PPh tahun berjalan.
Pasal 22.

PKP Pabrikan Wajib memungut PPN dengan besaran tertentu sebesar:


▪ 1,1% 2) x Harga Jual, untuk penyerahan Emas Perhiasan hasil produksi sendiri kepada
Pabrikan lainnya dan Pedagang.
PPN ▪ 1,65% 3) x Harga Jual, untuk penyerahan Emas Perhiasan hasil produksi sendiri kepada
Konsumen Akhir.

PKP Pedagang Wajib memungut PPN dengan besaran tertentu sebesar:


▪ 1,1% 2) x Harga Jual, untuk penyerahan Emas Perhiasan kepada Pedagang lainnya dan
Konsumen Akhir, dalam hal PKP memiliki Faktur Pajak lengkap 4) atas perolehan Emas
Perhiasan dan/atau dokumen tertentu 5) atas impor Emas Perhiasan dimaksud.
▪ 1,65% 3) x Harga Jual, untuk penyerahan Emas Perhiasan kepada Pedagang lainnya dan
Konsumen Akhir, dalam hal PKP tidak memiliki Faktur Pajak lengkap 4) atas perolehan
Emas Perhiasan dan/atau dokumen tertentu 5) atas impor Emas Perhiasan dimaksud.
▪ 0% x Harga Jual, untuk penyerahan kepada Pabrikan.
1) Tanpa SKB.
2) Jika tarif Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN diberlakukan maka menjadi 1,2%. 4) Faktur Pajak cfm. Pasal 13 ayat (5) UU PPN.
3) Jika tarif Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN diberlakukan maka menjadi 1,8%. 5) Dokumen tertentu cfm. Pasal 13 ayat (6) UU PPN.
Pasal 2, 3 (1), 4, 5, 12, 14 www.pajak.go.id
Contoh Faktur Pajak atas Perolehan Emas Perhiasan yang Menjadi Dasar 5
Penentuan Pengenaan Besaran Tertentu PPN bagi PKP Pedagang

Faktur Pajak Faktur Pajak


G E pusat (1)
PT G 1) PT E pusat 1), 2)
Konsumen
(Pabrikan Emas Perhiasan) Emas (Pedagang Emas Perhiasan) Emas
Perhiasan G Perhiasan G

Emas Faktur Pajak


Perhiasan G E pusat (2)

Faktur Pajak
PT E cabang 1), 2) E cabang 3)
Konsumen
(Pedagang Emas Perhiasan) Emas
Perhiasan G

1) Pengusaha Kena Pajak (PKP).


2) PT E tidak melakukan pemusatan tempat PPN atau PPN dan PPnBM terutang.
3) Besaran tertentu PPN yang dipungut atas penyerahan Emas Perhiasan G oleh PT E cabang kepada konsumen

ditentukan berdasarkan pada kepemilikan Faktur Pajak G, bukan Faktur Pajak E pusat (2).

Pasal 14 (8) & (9), Lampiran A angka 2 www.pajak.go.id


PPh dan PPN atas Penjualan/Penyerahan Emas Batangan 6

Pabrikan/ Wajib memungut PPh Pasal 22 1) sebesar 0,25% dari Harga ▪ Terutang dan
Jual, kecuali penjualan emas batangan: dipungut pada saat
Pedagang, ▪ kepada Konsumen Akhir 2), WP yang dikenai PPh final cfm. penjualan.
Pengusaha
PPh emas batangan
PP-55/2022 (eks PP-23/2018), WP yang memiliki SKB
pemungutan PPh Pasal 22, atau Bank Indonesia 2); atau
▪ Bersifat tidak final
→ pembayaran PPh
Pihak Lain cfm. ▪ melalui pasar fisik emas digital sesuai dengan ketentuan dalam tahun
Pasal 32A UU KUP mengenai perdagangan berjangka komoditi 2). berjalan.

PKP Pabrikan/ Perlakuan PPN atas penyerahan emas batangan selain untuk kepentingan cadangan devisa
PPN PKP Pedagang
negara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.

Catatan terkait perlakuan PPN:


▪ Emas batangan untuk kepentingan cadangan devisa negara → non-BKP [Pasal 4A ayat
(2) huruf d UU PPN].
▪ Emas batangan selain untuk kepentingan cadangan devisa negara → diberikan fasilitas
PPN tidak dipungut [Pasal 25 ayat (1) huruf h dan ayat (2) huruf g PP-49/2022].
1)
➢ Kriteria emas batangan selain untuk kepentingan cadangan devisa negara yang diberikan fasilitas
Termasuk emas batangan PPN tidak dipungut [Penjelasan Pasal 25 ayat (1) huruf h dan ayat (2) huruf g PP-49/2022] yaitu:
yang catatan kepemilikannya 1. emas berbentuk batangan;
dilakukan secara digital 2. kadar emas paling rendah sebesar 99,99%; dan 1)
(elektronis). 3. kadar tersebut dibuktikan dengan sertifikat.
2) Tanpa SKB.
Pasal 2, 3 (1) & (4), 4, 5, 20 www.pajak.go.id
PPh dan PPN atas Penjualan/Penyerahan Perhiasan yang Bahan Seluruhnya Bukan
7
dari Emas, dan/atau Batu Permata dan/atau Batu Lainnya yang Sejenis

Pabrikan/ Dalam hal Pabrikan/Pedagang juga melakukan penyerahan:


▪ perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari emas;
PPh Pedagang
dan/atau ▪ Terutang dan
Pihak Lain cfm.
Pasal 32A UU KUP ▪ batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis, dipungut pada saat
penjualan.
Pabrikan/Pedagang wajib memungut PPh Pasal 22 sebesar ▪ Bersifat tidak final
0,25% dari Harga Jual, kecuali penjualan kepada: → pembayaran PPh
▪ Konsumen Akhir 1); atau dalam tahun
▪ WP yang dikenai PPh final cfm. PP-55/2022 (eks PP-23/ berjalan.
2018) atau WP yang memiliki SKB pemungutan PPh Pasal
22.

PKP Pabrikan/ Dalam hal PKP Pabrikan/PKP Pedagang juga melakukan penyerahan:
PPN PKP Pedagang ▪ perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari emas; dan/atau
▪ batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis,
PKP Pabrikan/PKP Pedagang wajib memungut PPN dengan besaran tertentu atas
penyerahan perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari emas, dan/atau batu permata
dan/atau batu lainnya yang sejenis dimaksud, sebesar 1,1% 2) x Harga Jual.

1) Tanpa SKB.
2) Jika tarif Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN diberlakukan maka menjadi 1,2%.

Pasal 3 (2) & (3), 4, 5, 15 www.pajak.go.id


PPh dan PPN atas Penyerahan Jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan, Emas Batangan, Perhiasan yang
8
Bahan Seluruhnya Bukan dari Emas, dan/atau Batu Permata dan/atau Batu Lainnya yang Sejenis

Jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan, ▪ jasa modifikasi, jasa perbaikan, jasa pelapisan, jasa penyepuhan,
emas batangan, perhiasan yang bahan jasa pembersihan; dan
Pemotong
seluruhnya bukan PPhdan/atau batu
dari emas, ▪ jasa lainnya yang merupakan nama lain dari jasa sebagaimana
permata dan/atau batu lainnya yang sejenis dimaksud di atas.

Pihak yang Wajib memotong:


membayarkan ▪ PPh Pasal 21 dalam hal penerima imbalannya WP orang pribadi dalam negeri; atau
▪ PPh Pasal 23 dalam hal penerima imbalannya WP badan dalam negeri dan bentuk
PPh imbalan jasa
usaha tetap,
Pemotong PPh
cfm. Pasal 21/23 dengan tarif dan dasar pengenaan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
UU PPh kecuali dalam hal WP yang menerima/memperoleh imbalan jasa:
▪ merupakan WP yang dikenai PPh final cfm. PP-55/2022 (eks PP-23/2018) dan telah
memiliki serta menyerahkan fotokopi surat keterangan yang telah terkonfirmasi
kebenarannya dalam sistem informasi DJP; dan/atau
▪ memiliki SKB pemotongan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 23.

PKP Pabrikan/ Wajib memungut PPN dengan besaran tertentu sebesar:


PPN PKP Pedagang ▪ 1,1% * x Penggantian.

* Jika tarif Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN diberlakukan maka menjadi 1,2%.
Pasal 8, 9, 12, 14 (5) www.pajak.go.id
Imbalan Jasa dalam Bentuk Natura dan/atau Kenikmatan 9

❖ Dalam hal imbalan jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan, emas batangan, perhiasan yang
bahan seluruhnya bukan dari emas, dan/atau batu permata dan/atau batu lainnya yang
sejenis, diberikan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan maka pemotongan PPh Pasal
21 atau PPh Pasal 23 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.

❖ Dalam hal natura dimaksud diberikan dalam bentuk barang berupa:


▪ Emas Perhiasan;
▪ emas batangan;
▪ perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari emas; dan/atau
▪ batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis,
maka atas penyerahan Emas Perhiasan, emas batangan, perhiasan yang bahan seluruhnya
bukan dari emas, dan/atau batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis dimaksud, tidak
dilakukan pemungutan PPh Pasal 22.

Pasal 8 (7) & (8) www.pajak.go.id


Penyesuaian Besarnya PPN yang Seharusnya Dipungut 10

Kondisi 1 Bagi PKP Pedagang yang melakukan penyerahan Emas Perhiasan kepada
Pedagang lainnya dan/atau Konsumen Akhir dengan KONDISI 1, wajib
Atas perolehan/impor Atas penyerahan Emas Perhiasan melakukan penyesuaian besarnya PPN yang seharusnya dipungut dengan cara
Emas Perhiasan, tidak tersebut, dipungut PPN tidak sebagai berikut:
memiliki Faktur Pajak menggunakan besaran tertentu ▪ untuk penyerahan yang telah dibuatkan Faktur Pajak lengkap → wajib
lengkap atau dokumen sebesar 1,65% x Harga Jual yang dilakukan dengan cara pembetulan/penggantian Faktur Pajak lengkap
tertentu. mengakibatkan jumlah PPN-nya sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku; dan/atau
menjadi lebih kecil dari jumlah PPN ▪ untuk penyerahan yang telah dibuatkan Faktur Pajak eceran → wajib
yang seharusnya dihitung dengan dilakukan dengan cara digunggung dan melaporkannya dalam SPT Masa
menggunakan besaran tertentu PPN pada Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak eceran yang bersangkutan
sebesar 1,65% x Harga Jual. (contoh penyesuaian dengan cara digunggung ada di slide berikutnya).

▪ Bagi PKP Pedagang yang melakukan penyerahan Emas Perhiasan kepada


Kondisi 2 Pedagang lainnya dan/atau Konsumen Akhir dengan KONDISI 2, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
Atas perolehan/impor Atas penyerahan Emas Perhiasan
• untuk penyerahan yang telah dibuatkan Faktur Pajak lengkap → dapat
Emas Perhiasan, tersebut, dipungut PPN tidak
melakukan penyesuaian besarnya PPN yang seharusnya dipungut
memiliki Faktur Pajak menggunakan besaran tertentu
dengan cara pembetulan/penggantian Faktur Pajak lengkap sesuai
lengkap atau dokumen sebesar 1,1% x Harga Jual yang
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku; dan/atau
tertentu. mengakibatkan jumlah PPN-nya
• untuk penyerahan yang telah dibuatkan Faktur Pajak eceran → tidak
menjadi lebih besar dari jumlah
diperkenankan melakukan penyesuaian besarnya PPN yang seharusnya
PPN yang seharusnya dihitung
dipungut dengan cara pembetulan/penggantian Faktur Pajak eceran.
dengan menggunakan besaran
▪ Bagi pihak yang dipungut PPN → dapat mengajukan permohonan
tertentu sebesar 1,1% x Harga Jual.
pengembalian kelebihan pemungutan PPN yang seharusnya tidak terutang
sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Pasal 17, 18 www.pajak.go.id


Contoh Penyesuaian Besarnya PPN yang Seharusnya Dipungut dengan Cara
11
Digunggung
CV S merupakan PKP Pedagang Emas Perhiasan. Data penyerahan dan perolehan Emas Perhiasan serta pelaporan SPT Masa PPN untuk Masa
Pajak Oktober 2023, yaitu sebagai berikut:
▪ Penyerahan Emas Perhiasan kepada Konsumen Akhir dengan total:
• Harga Jual sebesar Rp1.000.000.000,00 dipungut PPN dengan besaran tertentu sebesar 1,1% x Rp1.000.000.000,00 = Rp11.000.000,00,
dan pada saat perolehan Emas Perhiasan dimaksud, CV S memiliki Faktur Pajak lengkap; dan
• Harga Jual sebesar Rp500.000.000,00 dipungut PPN dengan besaran tertentu 1,1% x Rp500.000.000,00 = Rp5.500.000,00, tetapi pada
saat perolehan Emas Perhiasan dimaksud, CV S tidak memiliki Faktur Pajak lengkap.
▪ Atas penyerahan Emas Perhiasan tersebut di atas, CV S telah membuat Faktur Pajak eceran cfm. Pasal 13 ayat (5a) UU PPN.
▪ CV S telah melaporkan penyerahan Emas Perhiasan tersebut di atas dengan cara digunggung dalam SPT Masa PPN Masa Pajak Oktober 2023
dengan mencantumkan DPP sebesar Rp1.500.000.000,00 dan PPN sebesar Rp16.500.000,00.
Mengingat atas penyerahan Emas Perhiasan kepada Konsumen Akhir dengan total Harga Jual sebesar Rp500.000.000,00, CV S memungut PPN
dengan besaran tertentu sebesar 1,1% x Harga Jual, padahal pada saat perolehan Emas Perhiasan dimaksud, CV S tidak memiliki Faktur Pajak
lengkap sehingga seharusnya memungut PPN dengan besaran tertentu sebesar 1,65% x Harga Jual, maka CV S wajib melakukan penyesuaian
besarnya PPN yang seharusnya dipungut dengan cara digunggung dengan penghitungan sebagai berikut:
DPP PPN
Penyerahan yang dipungut PPN dengan besaran tertentu 1,1% x Harga Jual : Rp 1.000.000.000 Rp 11.000.000
Penyerahan yang seharusnya dipungut PPN dengan besaran tertentu 1,65% x Harga Jual : Rp 500.000.000 Rp 8.250.000
Jumlah : Rp 1.500.000.000 Rp 19.250.000
PPN yang telah dipungut : Rp 16.500.000
PPN yang kurang dipungut : Rp 2.750.000

Dilaporkan pada kolom yang digunakan untuk melaporkan penyerahan dalam negeri dengan Faktur Pajak
dengan cara digunggung dalam Formulir 1111 AB SPT Masa PPN pembetulan pada Masa Pajak Oktober
2023, yaitu dengan mencantumkan DPP sebesar Rp1.500.000.000,00 dan PPN sebesar Rp19.250.000,00.
Pasal 17 (2) huruf b, Lampiran B www.pajak.go.id
PPN atas Penyerahan BKP Lainnya dan/atau JKP Lainnya 12

Dalam hal PKP Pabrikan dan PKP Pedagang yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa penyerahan Emas
Perhiasan, perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari emas, batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis,
serta jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan, emas batangan, perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari
emas, dan/atau batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis, juga melakukan penyerahan BKP lainnya
dan/atau JKP lainnya, pemungutan PPN yang terutang atas penyerahan BKP lainnya dan/atau JKP lainnya
tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Contoh 1: Contoh 2:
PT T (PKP) melakukan penyerahan Emas Perhiasan Tuan U (PKP) melakukan penyerahan Emas
dan/atau jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan, Perhiasan dan/atau jasa yang terkait dengan Emas
dan BKP lainnya berupa arloji (jam tangan) dan Perhiasan, dan JKP lainnya berupa jasa persewaan
ponsel (telepon seluler). kendaraan bermotor.
Dengan demikian: Dengan demikian:
a. atas penyerahan Emas Perhiasan dan/atau a. atas penyerahan Emas Perhiasan dan/atau
jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan, PT jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan,
T wajib memungut dan menyetorkan PPN yang Tuan U wajib memungut dan menyetorkan
terutang dengan besaran tertentu PPN yang terutang dengan besaran tertentu
sebagaimana diatur dalam PMK-48/2023; dan sebagaimana diatur dalam PMK-48/2023; dan
b. atas penyerahan arloji (jam tangan) dan b. atas penyerahan jasa persewaan kendaraan
ponsel (telepon seluler), PT T wajib bermotor, Tuan U wajib memungut PPN
memungut PPN sesuai dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan peraturan
peraturan perundang-undangan di bidang perundang-undangan di bidang perpajakan.
perpajakan.

Pasal 19, Lampiran C www.pajak.go.id


Kewajiban PPh bagi Pemungut/Pemotong PPh 13

1 Bagi Pemungut PPh Pasal 22:


Wajib:
▪ membuat bukti pemungutan PPh Pasal 22 dan menyerahkannya
kepada pihak yang dipungut;
▪ menyetorkan PPh Pasal 22 yang telah dipungut ke kas negara; dan
▪ melaporkannya dalam SPT Masa PPh Unifikasi.
Sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
2 Bagi Pemotong PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 23: di bidang perpajakan.
Wajib:
▪ membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 23 dan
menyerahkannya kepada pihak yang dipotong;
▪ menyetorkan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 23 yang telah dipotong
ke kas negara; dan
▪ melaporkannya dalam:
• SPT Masa PPh Pasal 21/26, untuk pemotongan PPh Pasal 21;
atau
• SPT Masa PPh Unifikasi, untuk pemotongan PPh Pasal 23.
Pasal 6, 10 www.pajak.go.id
Kewajiban PPN bagi Pabrikan/Pedagang 14

1 Wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan Semua Pabrikan dan


sebagai PKP, meskipun peredaran usahanya tidak Pedagang wajib PKP
melebihi batasan pengusaha kecil.

2 Wajib membuat Faktur Pajak


lengkap (e-Faktur) cfm. Pasal 13
ayat (5) UU PPN (sejak dikukuhkan
sebagai PKP), kecuali penyerahan
kepada Konsumen Akhir.

3 Wajib menyetorkan PPN yang


telah dipungut ke kas negara.

4 Wajib melaporkannya dalam


SPT Masa PPN.

Pasal 13, 16 www.pajak.go.id


Perlakuan Pajak Masukan 15

Pajak Masukan

Yang berhubungan dengan penyerahan


BKP/JKP yang PPN terutangnya dipungut Tidak dapat
dengan menggunakan besaran tertentu dikreditkan

Catatan:
Apabila dalam suatu Masa Pajak, PKP melakukan:
▪ penyerahan yang terutang PPN dan Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan
tersebut dapat dikreditkan; dan
▪ penyerahan yang terutang PPN dan Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan
tersebut tidak dapat dikreditkan dan/atau penyerahan yang tidak terutang PPN,
penentuan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dilaksanakan berdasarkan ketentuan
Pasal 9 ayat (5) dan ayat (6) UU PPN.

Pasal 21 www.pajak.go.id
Perlakuan PPN Sebelum Pengusaha Dikukuhkan sebagai PKP 16

Contoh:

Mulai melakukan Wajib melaporkan Dikukuhkan


penyerahan Emas Perhiasan usahanya untuk sebagai PKP
dan/atau jasa yang terkait dikukuhkan
dengan Emas Perhiasan sebagai PKP

22/05/2023 17/10/2023

▪ Tidak diperkenankan memungut PPN dengan ▪ Wajib memungut PPN dengan besaran
besaran tertentu. tertentu.
▪ Pajak Keluaran yang seharusnya dipungut ▪ Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan.
dihitung dengan menggunakan tarif PPN Pasal 7
ayat (1) UU PPN.
▪ Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dihitung
dengan menggunakan pedoman pengkreditan
Pajak Masukan cfm. Pasal 9 ayat (9a) UU PPN.
→ Deemed Pajak Masukan 80% dari Pajak
Keluaran yang seharusnya dipungut.
Pasal 22 www.pajak.go.id
Ketentuan Peralihan 17

1 2 3
Penyerahan jasa yang terkait Bagi PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP Ketentuan mengenai kriteria
dengan Emas Perhiasan oleh cfm. PMK-30/PMK.03/2014 untuk periode emas batangan selain untuk
WP dalam negeri dan BUT tanggal 1 April 2022 s.d. 30 April 2023, berlaku kepentingan cadangan devisa
yang dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut: negara yang atas impor
kontrak yang ditandatangani dan/atau penyerahannya
s.d. tanggal 30 April 2023 dan tidak dipungut PPN yang
pembayaran atas jasa tercantum dalam penjelasan
dimaksud dilakukan sejak Pasal 25 ayat (1) huruf h dan
tanggal 1 Mei 2023 ayat (2) huruf g PP-49/2022,
mulai berlaku pada tanggal
12 Desember 2022

Perlakuan PPN Tarif PPN dihitung


Dipotong PPh Pasal 23 dengan cara mengalikan
dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan berdasarkan PMK- tarif Pasal 7 ayat (1)
sebagaimana diatur Tarif efektif = 2,2% (11% x 20%) dari
30/PMK.03/2014, huruf a UU PPN (11%)
dalam PMK-48/2023 Harga Jual/Penggantian
kecuali ketentuan yang dengan DPP berupa nilai
mengatur mengenai lain (20% dari Harga
tarif PPN Jual/Penggantian)

Pasal 24, 25, 26 www.pajak.go.id


Ketentuan yang Dicabut dan Dinyatakan Tidak Berlaku 18

❖ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.03/2014 tentang Pajak


Pertambahan Nilai atas Penyerahan Emas Perhiasan.
❖ Pasal 1 ayat (1) huruf k, Pasal 2 ayat (1) huruf h, dan Pasal 3 ayat (1) huruf i
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan
Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan
Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain
s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.010/2022.

Saat PMK Mulai Berlaku

Mei 2023
1

Pasal 27, 28 www.pajak.go.id


www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai