PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-soiso-spiritual yang komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adaya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Peningkatan Kesehatan
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan. Kesadaran diri klien, kesadaran
kesehatan, keterampilan kesehatan dan penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan
sebagai perawatan yang di berikan oleh perawat. Peningkatan kesehatan membantu masyarakat
dalam mengembangkan sumber untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Fokus peningkatan kesehatan diarahkan untuk memelihara atau
meningkatkan kesehatan umum individu keluarga dan komunitas.
Pencegahan Penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko penyakit, untuk
meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk mempertahankan fungsi individu secara
optimal.
Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
1.Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu hamil, program melarang
atau menghindari rokok, seminar ”mengurangi atau mencegah stres” dll.
2.Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat, misalnya melakukan
senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
3.Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah raga dan lingkungan yang
sehat melalui liflet, media massa atau media elektronik.
4.Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu hamil dan kelahiran
bayinya dengan sehat.
5.Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
6.Memberikan imunisasi.
7.Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, dan kanker.
8.Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan penghentian rokok.
Persyaratan Bangunan/Prasarana
1. Bangunan untuk tempat praktik mandiri perawat dapat berutapa rumah tinggal, bagian
dari rumah, bagian dari kantor/tempat kerja, mal, atau bagian dari gedung (apartemen, rumah
toko, rumah susun, mal, atau bangunan lain yang sejenis).
2. Bangunan bersifat permanen, tidak bergabung fisik bangunan lainnya (ada batas dengan
bangunan lainnya). misalnya pada bangunan rumah tinggal pintu masuk tempat praktik harus
terpisah dari tempat tinggal.
3. Bangunan praktik mandiri perawat terdiri dari ruang administrasi, ruang tunggu, ruang
periksa/konsultasi/asuhan keperawatan, ruang penyimpanan alat kesehatan, toilet dan ruang
lainnya sesuai kebutuhan
4. Memiliki sistem air berish, kelistrikan atau pencahayaan yang cukup, ventilasi atau
sirkulasi udara yang baik dan prasaran lain sesuai dengan kebutuhan.
Papan Nama Praktik
1. Perawat yang membuka praktik mandiri wajib memasang papan nama praktik.
2. Papan nama mudah dibaca oleh masyarakat.
3. Memuat nama perawat, nomor STR, Nomor SIPP dan terdapat keterangan “memberikan
Asuhan Keperawatan”
Alat yang disiapkan sebenarnya tergantung dari kekhususan dari masing-masing klinik sesuai
bidang keahlian teman-teman, misalnya perawat yang mempunyai sertifikat wound care dan
memiliki pengalaman sebagai perawat luka, bisa membuka klinik keperawatan luka, atau
mungkin ada yang sudah mendapatkan pelatihan keperawatan paliatif, bisa berpikir untuk
membuka klinik keperawatan khusus palliative care.
1. Perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan dan kunjungan rumah, antara lain:
Alat untuk mengukur tanda-tanda vital, timbangan, meteran badan.
Alat untuk mengukur gula darah, asam urat dan kolesterol jika ingin menambahkan,
tergantung kemampuan finansial masing-masing.
2. Obat-obatan
Ingat, hanya boleh obat bebas dan obat bebas terbatas.
3. Perlengkapan administrasi
Meliputi formulir catatan tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan dan
formulir persetujuan tindakan keperawatan (inform consent)
Upaya promotif yang dapat dilakukan perawat yaitu melakukan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan, memberikan konseling keperawatan, dan ikut serta melaksanakan
dan memonitor kegiatan PHBS.
Upaya preventif yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan di masyarakat, dan
mengidentifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan baik di kelompok
khusu maupun di suatu daerah.
Upaya kuratif/pengobatan yang dapat dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan
pada pasien kunjungan baik direct care maupun indirect care, memantau keteraturan
berobat sesuai program pengobatan, dan melakukan kunjungan rumah sesuai rencana
perawatan.
Upaya rehabilitatif yang merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi pasien yang dirawat
dirumah, maupun kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
Peran-peran tersebut dapat lebih mudah terlihat implementasinya saat perawat menjalankan
praktik mandiri keperawatan. Terlebih dengan beban kerja perawat yang tinggi di fasilitas
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit membuat sikap profesional dalam memberikan asuhan
keperawatn sering diabaikan oleh perawat itu sendiri.
Salah satu contoh dari praktik mandiri keperawatan yang telah berjalan di Indonesia yaitu
RUMAT yang berfokus pada pemberian pelayanan keperawatan spesialis luka diabetes dan
home care. RUMAT ini telah memiliki 63 cabang dibeberapa daerah di Indonesia dan total
pasien yang sembuh pada tahun ini mencapai 1.421 orang. RUMAT akan memastikan bahwa
pasien diperlakukan sesuai standar dimanapun mereka dirawat, karena data pasien tersimpan
secara online dan dengan mudah dapat diakses oleh perawat yang mebutuhkan. Hal ini
merupakan contoh nyata dari praktik mandiri keperawatan yang dilakukan oleh perawat
profesional.
Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu merespon terhadap
perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-kebutuhan perubahan sistem pelayanan
kesehatan. Menurut WHO (1996), unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-
kegiatan berikut :
1.Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya meliputi pengkajian,
monitoring, koordinasi dan mengelola status kesehatan setiap saat bekerjasama dengan individu,
keluarga maupun masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit yang
akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya, memilih dan memonitor
interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan semua ini dalam hubungan yang suportif dan
carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke
profesi lain.
2.Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung jawab terhadap
kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor kemampuan sendiri, memonitor efek-
efek intervensi medis, mensupervisi pekerjaan-pekerjaan personil yang kurang terampil dan
berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan kompleksitas praktik
keperawatan maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan pemecahan masalah, berfikir kritis
serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.
3.Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting dalam praktik
keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana penyembuhan, memberikan kenyamanan
membangun hubungan dengan klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya
menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan, pencegahan, dan treatmen dan
asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi penting mengenai proses penyakit,
gejala-gejalanya, dan efek samping pengobatan.
BAB III
PENUTUP
3.2.Simpulan
Praktik Keperawatan Mandiri merupakan salah satu peluang, tetapi harus dicermati dengan
diundangkannya undang-undang perlindungan konsumen dan undang-undang praktik
keperawatan, pelaksanaan praktik keperawatan harus melaksanakan praktiknya dengan
bertanggung jawab dan berkualitas, sehingga dapat melindungi keselamatan klien, dan akan
terhindar dari tuntutan.
Pelayanan Keperawatan di rumah (Home Health Care) merupakan bentuk praktik keperawatan
mandiri yang dapat diberikan oleh seseorang perawat professional sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya. Praktik keperawatan mandiri ini merupakan sumber yang paling
memungkinkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena tenaga
keperawatan adalah tenaga kesehatan professional yang paling banyak tersebar sampai ke
pelosok-pelosok.
3.3.Saran
Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan mandiri, harus memenuhi kriteria
dibawah ini :
3.Dapat menjalankan perannya secara profesional dalam praktik keperawatan yaitu sebagai
pemberi asuhan keperawatan, komunikasi, kolaborasi, pendidik, advokat, konselor, pembawa
perubahan, pemimpin, manajemen dan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA