Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik dalam maupun luar
negeri sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. (KepMenKes RI No.1239
Tahun 2001). Sebagai suatu profesi, perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan
perawatan sesuai dengan wewenang yang dimiliki secara mandiri atau berkolaborasi. Hal ini
tersebut dimungkinkan karena perawat memiliki ilmu dan kiat keperawatan yang mendasari
praktik profesionalnya. Tenaga keperawatan sekarang, tidaklah beda dengan seseorang bidan
atau dokter, yang bisa membuka tempat praktik pelayan perawatan kesehatan. Dari beberapa
hasil penelitian, bahwa di Indonesia keperawatan di rumah berkembang dengan pesat yang
didukung oleh faktor ekonomi yaitu semakin tingginya biaya pelayanan di rumah sakit. Namun,
sebenarnya perawat tidak diperbolehkan membuka praktik keperawatan mandiri karena
peraturannya masih diatur dalam surat KepMenKes 1239 dan saat ini masih berupa RUU yang
belum mendapatkan pengesahan dari DPR.
Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, praktik keperawatan adalah tindakan
pemberian asuhan perawat profesional baik secara mandiri atau kolaborasi, yang disesuaikan
dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu keperawatan (Zaidin Ali :
12). Perawat sering kali melakukan tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan oleh
dokter. Perawat diibaratkan pembantu dokter yang harus melakukan tindakan sesuai dengan
perintah dokter. Kebijakan pemerintah mengenai hal tersebut belum maksimal , apalagi RUU
tentang praktik keperawatan belum juga mendapat pengesahan dari DPR. Di instansi pemerintah,
gaji perawat Rp 300.000,00 – Rp 1.500.000,00/bulan, jauh di bawah gaji dokter yang tiap
bulannya dari Rp 1.500.000,00–Rp 3.000.000,00. Padahal kebutuhan sehari–hari perawat belum
cukup terpenuhi dengan gaji tersebut. Jika praktik keperawatan mandiri tidak diperbolehkan,
maka di masa akan datang nasib para perawat sangat memprihatinkan dan kurang terjamin
kelayakan hidupnya.
Pada era sekarang ini, perawat kesehatan tidak identik lagi dengan pembantu dokter masa
lalu. Eksistensi dan kredibilitasnya, diakui berbagai kalangan telah maju dan berkembang
menjadi kelompok profesional sehingga bisa membuka praktik mandiri di rumah. Beberapa
alasan mengapa keperawatan kesehatan di rumah merupakan alternatif yang banyak diminati
masyarakat antara lain, lebih hemat biaya, pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih
optimal, lingkungan memberikan efek yang teraspeutik dan memberikan kesempatan bagi kasus
tertentu yang memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis.
Melihat kepada kenyataan – kenyataan yang tergambar di atas maka praktik keperawatan
mandiri dapat dilakukan oleh perawat professional yang mempunyai keterampilan intelektual,
keterampilan teknikal, dan keterampilan interpersonal yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan utamanya kepada individu, masyarakat secara efektif dan terjangkau.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah pengertian praktik keperawatan mandiri ?
1.2.2 Apakah tujuan praktik keperawatan mandiri ?
1.2.3 Bagaimana izin pendirian praktik mandiri?
1.2.4 Apa sajakah sarana prasarana yang dibutuhkan?
1.2.5 Apa saja jenis layanan yang dapat dikembangkan?

1.2.6 Apa sajakah unsur – unsur praktik keperawatan mandiri ?


1.2.7 Bagaimanakah model keperawatan dalam Home Care ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian praktik keperawatan mandiri
1.3.2 Menjelaskan tujuan praktik keperawatan mandiri
1.3.3 Bagaimana izin pendirian praktik mandiri
1.2.4 Menjelaskan sarana prasarana yang dibutuhkan
1.2.5 Menjelaskan jenis layanan yang dapat dikembangkan

1.3.6 Menjelaskan unsur – unsur praktik keperawatan mandiri


1.3.7 Menjelaskan model keperawatan dalam Home Care?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri


Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah tindakan mandiri
perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien
maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan berkelompok. Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan
tindakan mandiri perawat profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap
dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan
proses keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan asuhan keperawatan (pojok
keperawatan CHS, 2002).

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-soiso-spiritual yang komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adaya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

2.2.Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri


Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru diupayakan pada
pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan diri, dan
peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (kozier & Erb, 1999),
yaitu :

1.Peningkatan kesehatan (Health Promotion)


2.Pencegahan penyakit
3.Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance)
4.Pemulihan kesehatan (Health Restoration), dan
5.Perawatan pasien menjelang ajal.

Peningkatan Kesehatan
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan. Kesadaran diri klien, kesadaran
kesehatan, keterampilan kesehatan dan penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan
sebagai perawatan yang di berikan oleh perawat. Peningkatan kesehatan membantu masyarakat
dalam mengembangkan sumber untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Fokus peningkatan kesehatan diarahkan untuk memelihara atau
meningkatkan kesehatan umum individu keluarga dan komunitas.

Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan :


1.Pendidikan untuk publik atau masyarakat dan individu
2.Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung
3.Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung

Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi :


1.Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan pemantauan terhadap
proses penyakit (mis.hipertensi, diabetes militus dan kanker).
2.Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pameran kesehatan dan
program kesehatan mental.
3.Mendukung undang-undang yang ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan dan program
perlindungan anak dan.
4.Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, dll.

Pencegahan Penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko penyakit, untuk
meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk mempertahankan fungsi individu secara
optimal.

Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
1.Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu hamil, program melarang
atau menghindari rokok, seminar ”mengurangi atau mencegah stres” dll.
2.Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat, misalnya melakukan
senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
3.Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah raga dan lingkungan yang
sehat melalui liflet, media massa atau media elektronik.
4.Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu hamil dan kelahiran
bayinya dengan sehat.
5.Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
6.Memberikan imunisasi.
7.Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, dan kanker.
8.Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan penghentian rokok.

Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi hal-hal berikut :


1.Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta bergaya hidup sehat.
2.Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha meningkatkan kesehatan, misalnya
dengan cara perbaikann gizi, pengendalian stres, usaha untuk membina hubungan yang baik
dengan sesama.
3.Memengaruhi klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
4.Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan mengambil keputusan yang
efektif.
5.Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan keluarga.

Pemeliharaan Kesehatan (Health maintenance)


Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan yang membantu klien
memelihara status kesehatan mereka. Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat
mempertahankan status kesehatannya.
Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
1.Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita mengidapnya, misalnya
melakukan pemeriksaan fisik secara teratur, untuk usia di atas 35 tahun.
2.Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan dengan perubahan struktur
sosial masyarakat.
3.Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab penyakit karena stres.

Pemulihan kesehatan (Health Restoration)


Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien
memiliki masalah kesehatan atau penyakit.
Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal berikut :
1.Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit, misalnya dengan
memberikan perawatan fisik.
2.Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan kesehatan mental.
3.Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
4.Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu, misalnya pda pasien
stroke, serangan jantung, artritis.

Perawatan Pasien Menjelang Ajal


Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa nyaman dan merawat orang
dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat dilakukan di rumah sakit, rumah, dan fasilitas
kesehatan lainnya.
Lingkup praktik keperawatan pada dasarnya sangat berkaitan dengan kompetensi lulusan.
Pendidikan profesional keperwatan yang diharapkan mampu berperan atau mengembangkan
fungsi perawat profesional baik sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, pengelola,
maupun peneliti.
2.3 Izin Pendirian Praktik Mandiri
Praktik Keperawatan Mandiri adalah praktik perawat perorangan atau berkelompok
ditempat praktik mandiri diluar fasilitas pelayanan kesehatan.  Dalam menyelenggarakan praktik
keperawatan mandiri perawat berwenang memberikan asuhan keperawatan, penyuluhan dan
konseling dan meaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang.

Berikut syarat membuka praktik mandiri perawat berdasarkan Permenkes RI Nomor 26


tahun 2019.
Persyaratan Administrasi
1. Kualifikasi pendidikan minimal Profesi Ners. Vokasi bisa membuka praktik keperawatan
mandiri jika disuatu daerah tersebut belum memiliki kualifikasi perawat ners.
2. Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
tempat praktik keperawatan mandiri. Syarat utama mendapatkan SIPP adalah sudah memiliki
Surat Tanda Registrasi (STR). Setiap perawat berhak mendapatkan paling banyak 2 SIPP yang
dapat digunakan di Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit atau praktik mandiri. Berikut persyaratan
untuk mendapatkan SIPP
1. fotokopi ijazah dilegalisir
2. fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisasi asli
3. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik
4. surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan dari
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan tempat perawat berpraktik
5. pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran 4×5 (3 lembar)
6. rekomendai dari kepala dinas kesehatan/kota setempat atau pejabat yang
ditunjuk.
7. rekomendasi dari organisasi profesi.

Persyaratan Bangunan/Prasarana
1. Bangunan untuk tempat praktik mandiri perawat dapat berutapa rumah tinggal, bagian
dari rumah, bagian dari kantor/tempat kerja, mal, atau bagian dari gedung (apartemen, rumah
toko, rumah susun, mal, atau bangunan lain yang sejenis).
2. Bangunan bersifat permanen, tidak bergabung fisik bangunan lainnya (ada batas dengan
bangunan lainnya). misalnya pada bangunan rumah tinggal pintu masuk tempat praktik harus
terpisah dari tempat tinggal.
3. Bangunan praktik mandiri perawat terdiri dari ruang administrasi, ruang tunggu, ruang
periksa/konsultasi/asuhan keperawatan, ruang penyimpanan alat kesehatan, toilet dan ruang
lainnya sesuai kebutuhan
4. Memiliki sistem air berish, kelistrikan atau pencahayaan yang cukup, ventilasi atau
sirkulasi udara yang baik dan prasaran lain sesuai dengan kebutuhan.
Papan Nama Praktik
1. Perawat yang membuka praktik mandiri wajib memasang papan nama praktik.
2. Papan nama mudah dibaca oleh masyarakat.
3. Memuat nama perawat, nomor STR, Nomor SIPP dan terdapat keterangan “memberikan
Asuhan Keperawatan”

2.4 Sarana dan Prasarana yang Dibutuhkan

Alat yang disiapkan sebenarnya tergantung dari kekhususan dari masing-masing klinik sesuai
bidang keahlian teman-teman, misalnya perawat yang mempunyai sertifikat wound care dan
memiliki pengalaman sebagai perawat luka, bisa membuka klinik keperawatan luka, atau
mungkin ada yang sudah mendapatkan pelatihan keperawatan paliatif, bisa berpikir untuk
membuka klinik keperawatan khusus palliative care.

Sementara itu fasilitas dasar yang harus ada adalah:

1. Perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan dan kunjungan rumah, antara lain:
Alat untuk mengukur tanda-tanda vital, timbangan, meteran badan.
Alat untuk mengukur gula darah, asam urat dan kolesterol jika ingin menambahkan,
tergantung kemampuan finansial masing-masing.
2. Obat-obatan
Ingat, hanya boleh obat bebas dan obat bebas terbatas.
3. Perlengkapan administrasi
Meliputi formulir catatan tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan dan
formulir persetujuan tindakan keperawatan (inform consent)

2.5 Jenis Layanan Praktik Mandiri Keperawatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


279/MENKES/SK/IV/2006, perawat dapat menjalankan perannya, yaitu :

 Upaya promotif yang dapat dilakukan perawat yaitu melakukan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan, memberikan konseling keperawatan, dan ikut serta melaksanakan
dan memonitor kegiatan PHBS.
 Upaya preventif yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan di masyarakat, dan
mengidentifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan baik di kelompok
khusu maupun di suatu daerah.
 Upaya kuratif/pengobatan yang dapat dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan
pada pasien kunjungan baik direct care maupun indirect care, memantau keteraturan
berobat sesuai program pengobatan, dan melakukan kunjungan rumah sesuai rencana
perawatan.
 Upaya rehabilitatif yang merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi pasien yang dirawat
dirumah, maupun kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

Peran-peran tersebut dapat lebih mudah terlihat implementasinya saat perawat menjalankan
praktik mandiri keperawatan. Terlebih dengan beban kerja perawat yang tinggi di fasilitas
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit membuat sikap profesional dalam memberikan asuhan
keperawatn sering diabaikan oleh perawat itu sendiri.

          Salah satu contoh dari praktik mandiri keperawatan yang telah berjalan di Indonesia yaitu
RUMAT yang berfokus pada pemberian pelayanan keperawatan spesialis luka diabetes dan
home care. RUMAT ini telah memiliki 63 cabang dibeberapa daerah di Indonesia dan total
pasien yang sembuh pada tahun ini mencapai 1.421 orang. RUMAT akan memastikan bahwa
pasien diperlakukan sesuai standar dimanapun mereka dirawat, karena data pasien tersimpan
secara online dan dengan mudah dapat diakses oleh perawat yang mebutuhkan. Hal ini
merupakan contoh nyata dari praktik mandiri keperawatan yang dilakukan oleh perawat
profesional.

2.6.Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri

Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu merespon terhadap
perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-kebutuhan perubahan sistem pelayanan
kesehatan. Menurut WHO (1996), unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-
kegiatan berikut :

1.Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya meliputi pengkajian,
monitoring, koordinasi dan mengelola status kesehatan setiap saat bekerjasama dengan individu,
keluarga maupun masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit yang
akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya, memilih dan memonitor
interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan semua ini dalam hubungan yang suportif dan
carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke
profesi lain.

2.Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung jawab terhadap
kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor kemampuan sendiri, memonitor efek-
efek intervensi medis, mensupervisi pekerjaan-pekerjaan personil yang kurang terampil dan
berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan kompleksitas praktik
keperawatan maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan pemecahan masalah, berfikir kritis
serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.

3.Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting dalam praktik
keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana penyembuhan, memberikan kenyamanan
membangun hubungan dengan klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya
menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan, pencegahan, dan treatmen dan
asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi penting mengenai proses penyakit,
gejala-gejalanya, dan efek samping pengobatan.

4.Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat mengenai masalah-


masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam keperawatan.

5.Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat berpartisipasi dalam


membentuk dan mengola sistem pelayanan kesehatan, ini termasuk menjamin kebutuhan klien
terpenuhi, mengatasi kekurangan staf, menghadapi birokrasi, membangun dan memelihara tim
terapeutik, dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat bekerja intersektoral dengan
rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan kesehatan lain, dan sekolah. Profesi keperawatan
harus mempengaruhi strategi kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat local, regional maupun
internasional, aktif terlibat dalam program perencanaan, pengalokasian dana, mengumpulkan,
menganalisis dan memberikan informasi kepada semua level.

2.7 Praktik Keperawatan di Rumah (Home Versing Practice / Home Care)


Di beberapa negara maju, “home care” (perawatan di rumah), bukan merupakan konsep
yang baru tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan
perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati
klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit. Dari beberapa literatur pengertian
“home care” adalah perawatan di rumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan di rumah sakit
yang sakit termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan
oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas dimana pasien berada, atau tim
keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah. Menurut Warola, 1980 dalam
pengembangan Model Praktik Mandiri Keperawatan di rumah yang disusun oleh PPNI dan
Depkes, home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir
untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan kerja (kotrak).
Mekanisme Perawatan Kesehatan Di Rumah
Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperwatan di rumah dapat merupakan
rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas. Namun pasien
atau klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktik
keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan.

Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :


1.Pasien atau klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
2.Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di
lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi
perawatan kesehatan dirumah, kemudia bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan
masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai
pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis
peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3.Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan keperawatan dirumah baik dari
pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di
rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4.Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
Persayaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :
1.Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping bagi
klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
2.Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi (Informed Consent).
3.Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah untuk
memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah.


Lingkup praktik keperawatan mendiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan
keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan
keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1.Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-psiko-sosio-
spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara
langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan
keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan
wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan
evaluasi.
2.Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini
diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai
bukti untuk jasa pelayanan keperawatan yang diberikan.
3.Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
4.Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan
memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien
sesuai dengan pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.

5.Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencakup


berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.
Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah
Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
1.Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak di laksanakan
pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah.
Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.
2.Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi dan prevensi.
Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana bayinya setelah melahirkan,
pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses
menua, serta tentang diit mereka.
3.Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit terminal
misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabet, stroke, hipertensi, masalah-masalah
kejiwaan, dan asuhan pada anak.

BAB III
PENUTUP
3.2.Simpulan

Praktik Keperawatan Mandiri merupakan salah satu peluang, tetapi harus dicermati dengan
diundangkannya undang-undang perlindungan konsumen dan undang-undang praktik
keperawatan, pelaksanaan praktik keperawatan harus melaksanakan praktiknya dengan
bertanggung jawab dan berkualitas, sehingga dapat melindungi keselamatan klien, dan akan
terhindar dari tuntutan.

Pelayanan Keperawatan di rumah (Home Health Care) merupakan bentuk praktik keperawatan
mandiri yang dapat diberikan oleh seseorang perawat professional sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya. Praktik keperawatan mandiri ini merupakan sumber yang paling
memungkinkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena tenaga
keperawatan adalah tenaga kesehatan professional yang paling banyak tersebar sampai ke
pelosok-pelosok.

3.3.Saran
Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan mandiri, harus memenuhi kriteria
dibawah ini :

1.Meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan


yang diselenggarakan oleh ogranisasi profesi dan lembaga lain yang diakteditasi oleh organisasi
profesi. (Sesuai RUU tentang praktik keperawatan pasal 26).

2.Mempunyai keterampilan intelektual, keterampilan teknikal, dan ketrampilan interpersonal


yang dapat memberikan kesehatan secara efektif dan terjangkau.

3.Dapat menjalankan perannya secara profesional dalam praktik keperawatan yaitu sebagai
pemberi asuhan keperawatan, komunikasi, kolaborasi, pendidik, advokat, konselor, pembawa
perubahan, pemimpin, manajemen dan peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2001. Dasar- Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta:Widya Medika.


Arwani, Suprianto. 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta : EGC.
Cazalas, Mary W. 1983. Nursing and the law, ed 3rd, Aspek Publication, Maryland.
Gullack, Robert. 1983. What is a Nurse Means When she says lam profesional, RN : 29
september.
Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keparawatan, Jakarta : Salemba.
KhonKe, Zimmern, Greenidge. 1974. Independent Nurse Practioner. Trained Press : Garden
Grove.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.
Priharjo, R. 1995. Praktik Keperawatan Profesional. Jakarata : EGC.
Potter dan Perry. 1989. Fundamentals If Nursing Concepts, Process and Practice. Edisi 2. st,
Louis : Mosby.
Reilly, Dorothy dan Oberman, Marylyn. 2002. Pengajaran Klinik dalam Pendidikan Keperwatan.
Jakarata : EGC.
Santoso Imam Nugroho. 1992. Development of Nursing Education on Diploma Program, paper
presented in new Direction In Nursing Education, Symposium and Workshop, UGM. Makalah
tidak di publikasikan.
Siswanto, 2009. Tren and Development of Nursing Service Demand in Globalization Era,
Syimposium Nasional Keperawatan, UNAIR. Makalah tidak di publikasikan.
Yani, Akhir. 2008. Peran Ners dalam Kemandirian Praktik Keperawatan pada berbagai tatanan
pelayanan keshatan, khususnya rumah sakit mengkontribusi pada pelayanan kesehatan yang
berkualitas, terjangkau dan merata. fik-umsurabaya.co. id. 11 maret 2009.

Antoni, putra. 2008. Rancangan Undang-undang praktik keperawatan. WordPress. Com. 17


marat 2009.
Helwiah. 2004. Home care sebagai bentuk praktik mandiri perwat di rumah sakit dalam jurnal
keperawatan Universitas Padjadjaran.Bandung. PSIK-FK-Unpad Bandung. co.id. 11 maret 2009.

Anda mungkin juga menyukai