Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.

1(February, 2020):356-364 Jurnal Human Care

PENERAPAN ATRAUMATIC CARE TERHADAP RESPON FISIOLOGIS


DAN RESPON PSIKOLOGIS YANG MENGALAMI HOSPITALISASI
Delfatmawati 1*, Rina Mariyana2
1,2
Program Studi Keperawatana, Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Email : delfatmawati@gmail.com

Submitted: 11-02-2020, Reviewer: 15-02-2020, Accepted: 15-02-2020

ABSTRAK
Agency for healtcare research and quality and nationwide in patient sampel (2009) menunjukkan
anak usia dibawah 17 tahun yang dirawat di rumah sakit America Serikat sebanyak 6,4 juta dan sebanyak
17 % anak cemas dan nyeri saat di rawat di rumah sakit. Kondisi sakit dan masa saat dirawat di Rumah
Sakit (menyebabkan stres pada anak maupun orangtua. Atraumatic care atau asuhan yang tidak
menimbulkan trauma pada anak da keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik karena
bertujuan sebagai terapi bagi anak.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan atraumatic care
serta mengetahui pengalaman anak terhadap respon fisiologis dan respon psikologis yang mengalami
hospitalisasi di Payakumbuh : Mixed Methods Research setelah didapatkan data kualitaif pasien lalu di
nilai penerapan atraumatik care nya.. Partisipan dalam penelitian kualitatif menurut berkisar antara 10 –
30 orang partisipan. Pengambilan partisipan dalam penelitian ini diawali dengan purposive sampling. Hasil
yang di peroleh terdapat 4 tema respon fisik terdiri dari Fisik Terganggu, Aktifitas Terganggu dan
Tema Respon Psikologis yaitu Respon Perilaku, Respon Afektif. Setelah di peroleh data kualitatif
di terapkan lah terapi untuk menurunkan respon cemas anak. Penelitian ini diharapkan dapat
menerapkan perawatan atraumatic care sesuai standar operasional perawat pada anak yang mengalami
hospitalisasi serta menggambarkan pengalaman anak terhadap respon fisik (nyeri, kelelahan dan gangguan
tidur) dan respon psikologis (cemas dan depresi) yang dirasakan agar meningkatkan kualitas kesehatan
tanpa adanya gangguan fisik dan psikologis.

Keywords/Kata Kunci : Hospitalisasi, Respon Fisiologis, Respon Psikologis, Atraumatic care

356
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020):356- Jurnal Human Care

PENDAHULUAN yang tidak menyenangkan saat dirawat


Anak memiliki karakter yang sewaktu kecil membuat anak menjadi
unik dan kebutuhan berbeda setiap trauma pada jangka waktu lama 5.
tahap pertumbuhan dan Berdasarkan hal tersebut, perawat
perkembangannya 1. Pada fase tumbuh diharapkan dapat menciptakan asuhan
kembang perlu di perhatikan kebutuhan keperawatan dengan pendekatan
anak agar terhindar dari penyakit2 . atraumatik care.
Kondisi sakit dapat menyebabkan stres Atraumatic care adalah
disebut sebagai masa hospitalisasi. tindakan perawat yang bisa membuat
Hospitalisasi anak memiliki persepsi anak yang dirawat tidak menyebabkan
yang berbeda tergantung dari trauma dan dapat mengurangi
pengalaman anak, usia perkembangan, stressbaik fisik dan psikologis.
serta mekanisme koping3. Reaksi yang Pada penelitian lain yang dilakukan Da
timbul pada anak yaitu kurang mampu Motta (2014) didapatkan hasil
memahami situasi, keadaan lingkunga n pencegahan trauma hospitalisasi dapat
asing serta perubahan rutinitas di rumah dilakukan dengan menerapkan
sakit menjadikan hal yang menakutkan atraumatic care. Penerapan tersebut
pada anak 4.
dilakukan untuk mencegah terjadinya
Berdasarkan survey kesehatan cedera dan nyeri pada anak6,
nasional (Susenas) tahun 2014 Berbagai upaya telah dilakukan
didapatkan angka kesakitan anak perawat untuk mengurangi distress fisik
sebanyak 15,26 % data per usia di di maupun psikologis pada anak akibat
indonesia usia 0-4 tahun sebesar 29,8 prosedur. Penerapan penelitian dalam
%, usia 5-12 tahun sebesar 10,91 %. penurunan intensitas nyeri dan rasa
Menurut Faozi (2010) sebanyak 69,2 % takut pada anak selama prosedur telah
anak mengalami hospitalisasi berulang diupayakan perawat namun di
sering dan 30,8 % hospitalisas i indonesia penerapan atraumatic care
berulang sedang. Dampak yang perlu ditingkatkan, terutama rumah
ditimbulkan menyebabkan penanganan sakit daerah yang belum memahami
dalam perawatan anak sering kali pentingnya atraumatic care. Beberapa
terhambat. Seing mendapat perlakuan wawancara kepada perawat penerapan

357
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020):356- Jurnal Human Care

atraumatic care belum dirasakan lingkungan rumah sakit yang dapat


optimal hingga anak cenderung menimbulkan trauma bagi anak adalah
ketakutan saat dirumah sakit lingkungan di rumah sakit seperti : segi
Menurut Tri-Service General tenaga kesehatan dengan sikap dan
Hospital, 2015 & Da Motta, 2014, telah tindakan, penampilan pakaian, alat
dilakukan Pencegahan atraumatic care yang digunakan, dan lingkunagan
dengan pemberian sukrosa, NNS (Non sosial antar sesama pasien. Dengan
Nutritive Sucking) dan pemberian asi adanya stresor tersebut, menjadi
pada penelitian ini diterapkan pada ancaman dapat dialami anak, pada
anak mengalami cemas setelah di respon fisik nya seperti gangguan
berikan pemberian sukrosa dan asi anak tidur, aktivitas fisik yang dibatasi, nyeri,
mengalami penurunan cemas anak. , sedangkan untuk respon psikolog is
Anak yang di Hospitalisasi mencakup kecemasan, takut, marah,
pasti akan berbeda untuk kemampuan kecewa, sedih, malu, dan rasa
koping nya hal ini banyak faktor yang bersalah (Supartini, 2004).
mempengaruhi nya seperti: Faktor
Umur, Faktor pengalaman masa lalu Data RSUD Adnan WD
terhadap hospitalisasi, Faktor yang Payakumbuh pada Bulan Januari –
merawat selama sakit, perpisahan Desember 2016 didapatkan sebanyak
ataupun keseriusan penyakit,. Jika 509 anak kurang kooperatif dari 894
selama dalam perawatan anak anak yang dirawat. Sementara di tahun
mengalami cemas dan stress, orang tua 2017 didapatkan 45% anak tidak
juga menjadi mudah stress, hal ini kooperatif saat dilakukan tindakan.
membuat orang tua tingkat stres Oleh karena itu perlu digali respon fisik
semakin meningkat dan akan berakibat dan psikologis yang ditimbulkan anak
pada anak. Kecemasan ini ditunjuka n saat mengalami hospitalisasi untuk
dengan cara menolak makan,susah diterapkannya atraumatic care di
untuk tidur,menangis,sela lu Rumah Sakit Adnan WD Payakumbuh
menanyakan orang tua dan menarik diri : Mixed Methods ResearchI tujuan
(Supartini, 2004). Beberapa bukti dilakukan penelitian ini supaya
penelitian menunjukkan bahwa perawat memperhatikan respon yang di

358
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020):356- Jurnal Human Care

timbulkan anak saat di rawat supaya ditemukan secara lengkap dan rinci sehingga
menghasilkan gambaran tentang fenomena
anak tidak mengalami trauma
yang diteliti.
Hasil dari proses analisa data telah
menemukan 4 tema dari respon fisiologi dan
METODE PENELITIAN respon psikologis. Tema respon fisik terdiri
Penelitian ini menggunakan dari Fisik Terganggu, Aktifitas Terganggu
metode mixed methods yang merupakan dan Tema Respon Psikologis yaitu Respon
Perilaku, Respon Afektif. Setelah di peroleh
suatu langkah penelitian yang
data kualitatif di terapkan lah terapi untuk
mengkombinasi metode penelitian antara
menurunkan respon cemas anak.
metode kuantitatif dengan metode kualitatif
untuk digunakan secara bersama - sama
dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga
diperoleh data yang lebih komprehensif,
valid, reliabel dan obyektif. Sampel yang
digunakan sebanyak 30 otang dilakukan di
ruang rawat anak RSUD Dr adnand WD
payakumbuh, pengumpulan data dengan
kriteria inklusi anak yang mengalami
kecemasan saat di rawat dan kriteria eksklusi
pada anak yang mengalami kejang dan koma
tidak di ambil datanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan metode
gabungan (mixed methods) dimana data yang
diperoleh berupa data kualitatif dan data
kuantitatif. Bagian ini menjelaskan tentang
hasil penelitian yang telah dilakukan yang Tema 1: Fisik Terganggu
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Anak yang Dirawat di rumah sakit
penerapan atraumatik care terhadap respon
Mengalami Gangguan Fisik. Adapun Kondis
fisiologi dan respon psikologis pada anak
dengan hospitalisasi di Rumah Sakit. Fisik yang terganggu seperti Tangan
berkeringat, Nadi Meningkat, Meremas
Tangan.

Seperti ungkapan beberapa responden


a. Hasil Kualitatif
berikut :
Proses analisis data pada penelitian
“.…..pas di pasang infus wak pacik
kualitatif dilakukan secara simultan dengan
tangannyo bakaringek….(P9)”.
proses pengumpulan data. Data yang
diperoleh melalui wawancara, observasi “.…..wakatu jarum ka ditusuak katangan
nyo dipegang tangannyo dingin taraso
partisipan yang ditulis dalam bentuk
…..(P17)”.
transkrip. Transkrip data kemudian
dianalisis dengan cara melakukan koding
yaitu menyusun secara sistematis data yang

359
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020):356- Jurnal Human Care

“...apo se nan di karajoan perawat garik nyo Hal ini ditunjukan dengan Beberapa
di rameh nyo tangan nyo ….(P21)” Partisipan mengungkapkan :

Tema 2 : Aktivitas Menurun “......anakko indak amuah tanang sajo bu..


Aktivitas anak saat mengalami hospitalisasi minta bawo kalua sudah tu minta jalan-
Mengalami : tidak bisa berdiri, pengen jalan manunjuk kalua. Padahal infus sdg
digendong aktivitas dibantu, Keterbatasan tapasang. ( P 17 )
kegiatan. “....... ondeh buk..berang nyo bu..ka
awak..ditulaknyao tangan perawat karena
Beberapa partisipan mengungkapkan hal takut ka disuntik .. itu sajonyo buk kalau
tersebut berikut ini: ndak suko ( p6)
“.….yo salamo ko biasonyo lalok saja di “........kadang lai sabarnyo buk.pas awal
ruang ko….(P1)” dirawat kurang sabar buk... (p12)
“.….apak kini ndak ado bana karajo yang
barek lai, sekedar mambarasihan halaman Riset kuantitatif
sajo…(P2)” Penerapan Atraumatic Care Dengan
“.…..kalau sekarang aktivitas ibuk seperti Kecemasan Pada Anak Yang mengalami
biasa aja, cuma memang keluarga melarang Hospitalisasi Di RSUD Adnaan
ibuk bekerja keras, ndak boleh gitu ya, terus WD.Payakumbuh Tahun 2019
tapi ibuk merasa badan ibuk sudah mulai
biasa aja…(P3)”. Tabel 2.1

Tema : 3 Respon Perilaku Distribusi Frekuensi Atraumatic care


Anak Yang dirawat Mengalami perubahan pada Anak Yang mengalami Hospitalisasi
pada respon perilakunya antara lain: Di RSUD Addnaan WD Payakumbuh
Menangis, Takut, Cemas. Beberapa Tahun 2019
Partisipan Mengungkapakan :
No Atraumatic Care f %
“...... pas masuak Rs Ko manangih nyo,
apalagi kalau nio disuntik ubek lewat infus. 1. Baik 13 43,3
Alah takutnyo ndak nio disuntik. ( P3)”
2. Tidak Baik 17 56.7
“....... inyo alah 2 hari dirawat masih Jumlah 30 100
cengeng juo..biasonyao lai ndak rewel
buk..takut mungkin disiko.....(P 4) Tabel 2.1 menunjukan bahwa dari 30
“....... dedek karena angek bana buk responden , terdapat lebih dari sebagian yaitu
makonya managih sajo dari tadi malam.. sebanyak 17 orang (56,7 %) responden
tapi apalgi kalau nio disuntikan ubek.. alah dengan penerapan atraumatic care kurang
paniang mamegannngnyo. ( P7 ) baik.

Tema 4 : Respon Afektif Tabel 2.2


Dismaping perubahan respon perilaku Anak Distribusi Frekuensi Kecemasan pada
yang dirawat di rawat dirumah sakit juga Anak Yang mengalamiHospitalisasi Di
mengalami perubahan pada respon Afektif RSUD Addnaan WD Payakumbuh
nya seperti tidak sabar, tidak tenang. marah Tahun 2019

360
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020):356- Jurnal Human Care

Kecemasan setiap anak tergantung pada


No. Kecemasan f % faktor umur dan perkembangannnya,
pengalaman rawatan sebelumnya terhadap
1 Ringan 12 42.9 sakit, serta dukungan yanga ada sehinnga
kecemasan anak pasti akan berbeda setiap
2. Sedang 18 58,1
individunya.

Jumlah 30 100 Penelitian ini sejalan dengan Muzakki


(2006) bahwa klien dengan tingkat
Tabel 2.2 menunjukan bahwa dari 30 kecemasan sedang sering ditanggulangi
responden , terdapat lebih dari sebagian yaitu degan pemeriksaan yang serius sedangkan
sebanyak 18 orang (58,1 %) responden kecemasan ringan untuk pemeriksaan yang
dengan cemas sedang sifatnya tidak begitu serius, dimana perawat
dan orang tua dapat memberikan lingkungan
PEMBAHASAN yang aman dan nyaman kepada anak agar
anak tidak merasa cemas ketika sedang
Berdasarkan hasil penelitian dirawat di rumah sakit. Menurut (Wong
menunjukkan bahwa dari 30 responden, 2009) kecemasan anak juga sering kali
terdapat sebanyak 17 orang (56,7 %) dihadapakan dengan prosedur yang
responden dengan penerapan atraumatic care menimbulkan nyeri, kehilagan kemandirian,
kurang baik. dan berbagai hal yang tidak diketahui. [2].
Penerapan Atraumatic care adalah
pelayanan kesehatan pada anak yang sakit Menurut asumsi peneliti ketakutan dan
namun tidak menimbulkan stress fisik dan kecemasan yang anak – anak alami saat di
psikologis yang dialami anak maupun rawat di RS adnaan WD banyak terjadi
orangtua[6]. karena adanya perpedaan lingkungan dari
Atraumatic care dalam pencegahannya fokus yang biasa ramai menjadi sepi bahkan tidak
pada trauma akibat dari tindakan adanya teman bermain seperti dirumah
keperawatan pada anak. Berdasarkan disamping itu , perlakuan dalam pemberian
penelitian Lory Huff et al., menyatakan pelayanan oleh perawat seperti tindakan
bahwa penerapan Atraumatic Care pada menginfus, mengukur suhu, dan memeberi
anak yang dirawat di rumah sakit dapat obat injeksi maupun oral juga memberikan
menurunkan trauma pada anak dan orang tua efek rasa takut pada mereka.
akibat prosedur invasif.dan dapat Anak yang di Hospitalisasi di Ruang rawat
meminimalkan kesemasan. [4]. Rs.Adnaan WD dengan tingkat kecemasan
sedang.
Berdasarkan hasil penelitian, yaitu sebanyak
18 orang (58,1 %) responden dengan cemas Carson dalam Wong (2003) menjelaskan
sedang. bahwa untuk anak yang mengalami
Kecemasan merupakan perasaan yang hospitalisasi membagi mereka pada tingkat
dialami pada saat Hospitalisasi sesuai cemas sedang dan berat.
dengan pemahaman dan pemikiran mereka Sehingga wajar jika hal ini terjadi karena
sehingga menimbulkan stresor baik pada anak-anak masih mempunyai pengetahuan
saat masuk rumah sakit untuk pertama yang belum menyeluruh tentang proses
kalinya atau selama selama proses rawatan perawatan dengan baik, tetapi dengan
[1].

361
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020):356- Jurnal Human Care

penjelasan yang sederhana dan kasih sayang dapat mengerti, memahami perawataan yang
oleh orang tua seperti melaksanakan dilakukan adalah demi kesehatannya.
penerapkan atraumatic care seperti orang tua Bahkan ada orang tua juga menjanjikan
mengatur lingkungan agar anak merasa sesuatu yang anak minta saat dirawat dan
nyaman dengan cara pelukan, sentuhan, jika mereka pulang kerumah nanti akan
memberikan hiburan pada anak dengan ditepati, sehingga anak – anak merasa
mengajak anak bermain dan bernyanyi termotivasi dan menurut selama pengotan di
sambil bersalawat agar anak bisa tenang dan rumah sakit.

SIMPULAN Wong, Donna L. Buku Ajar Keperawatan


Pediatrik.Jakarta: EGC. 2009 [2]
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang
penerapan atraumatic care terhadap respon Jetten, A. M. recent advances in the
fisik dan psikologis yang timbul saat anak machanisms ofaction and physiological
mengalami hospitalisasi di rumah sakit fungtions of the retinoid-releted orphan
Adnaan WD payakumbuh dapat receptors (RORs)[internet]. 2004. [3]
disimpulkan penerapan Atarumatic care di
L. Huff et al. Atraumatic Care: Emla Cream
rumah sakit Adnaan WD payakumbuh
andApplication of Heat to Facilitate
termasuk dalam katagori belum baik oleh
orang tua (57,7%) dan mayoritas anak Peripheral VenousCannulation In Children
didapatkan mengalami kecemasan (58,1) % [internet]. 2009. [4]
saat proses hospitalisasi di RS Adnaan WD Hubungan penerapan Atraumatic care
Payakumbuh. Sedangkan pada respon dengan TingkatKecemasan Anak Prasekolah
fisiologis anak anak yang di hospitalisasidi
Saat Proses Hospitalisasi di RSU dr. H.
RS Adnaan WD Payakumbuh mengalami
fisik yang terganggu dan aktifitas yang Koesnadi Kabupaten [5]
terganggu. Begitu juga dengan respon Hubungan Penerapan Atraumatic Care
psikologis anak mengalami Respon Afektif dengan TingkatKecemasan Anak Prasekolah
dan Perilaku. Saat Proses HospitalisasiHasil korelasi
hubungan antara penerapan Atraumaticcare
UCAPAN TERIMAKASIH dengan kecemasan anak prasekolah [6]
Kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak RSUD payakumbuh karena telah Beevi, A. (2009). Textbook of pediatric
memfasilitasi kami dalam melakukan nursing. Kundli : Sanat Printers. Didapatkan
penelitian dan kepada orang ttua anak yang dari
https://books.google.co.id/books?id=IoQmA
bersedia untuk diwawancara, terimakasih
xKE_W0C&pg=PA10&dq=atraumatic+care
kepada tim jurnal kami ucapkan atas +is&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage
kesempatan kami untuk publish disini &q=atraumatic%20care%20is&f=false
DAFTAR PUSTAKA
Beevi, A. Textbook of pediatric nursing.
Utami, Resti. Hubungan Penerapan Kundli : Sanat Printers.
Atraumatic Care Dengan Tingkat Kepuasan
Orang Tua Anak Selama Proses Hospitalisasi
Bowden, V.R. & Greenberg, C.S. (2010).
di Ruang Anak Rumah Sakit Daerah Balung
Children and their families : The Continuum
Jember. Skripsi. Jember: ProgramStudi Ilmu of Care. (2nd ed.). Philadelphia : Lippincot
Keperawatan Universitas Jember. 2012. [1]
Williams & Wilkins

362
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020):356- Jurnal Human Care

Hidayat, A.A.A. (2005). Pengantar ilmu


Breving, R.M., Ismanto, A.Y., Onibala, F. keperawatan anak I. Jakarta : Salemba
(2015). Pengaruh penerapan atraumatic care Medika
terhadap respon kecemasan anak yang
mengalami hospitalisasi di RSU Pancaran Hockenberry, J.M., & Wilson, D. (2009).
Kasih GMIM Manado dan RSUP Prof. Dr. Essentials of pediatric nursing. St. Louis :
R.D. Kandou Manado. e-Journal
Mosby An Affilite of Elsevier inc.
Keperawatan,3(2), pp 1-9
Cahyaningrum, D.S. (2011). Pertumbuhan Hensel, D., Morson, G. L. & Preuss, E. A.
perkembangan anak dan remaja. Jakarta : (2013). Best practice in newborn injections.
CV. Trans Info Media The American Journal of Maternal/ Child
Nursing. 38 (3), p. 163-167.
Coyne, I. (2006). Children experiences of
hospitalization. Journal of Child Health Jalal, Fasli. (2002). Pendidikan, Input
Care., 10 (4) 326-336 Tumbuh Kembang Anak.
(online)(http://www.pik0902/09/teropong/lai
Coyne, I., O’Neill, C., Murphy, M., Costello, n01.htm, diakses 18 Oktober 2015)
T.,& O’Shea, R. (2011). What does family-
centred care mean to nurses and how do they Jose, J. & Umarani J. (2013). Effect of ice
think it could be enhanced in practice. Journal application in reducing pain perception of
Of Advanced Nursing;67(12):2561–2573 toddlers during immunization. International
Journal of Recent Scientific Research. 4(5),
Da Motta, G. (2014). Revista Brasileira de p. 630-633.
Enfermagem. Prevention and non-
pharmacological management of pain in Liaw JJ, Zeng WP, Yang L, Yuh YS, Yin T,
Yang MH. (2011). Nonnutritive sucking and
newborns. Diperoleh dari http://remote-
oral sucrose relieve neonatal pain during
lib.ui.ac.id:2073/docview/1682191500/3ED intramuscular injection of hepatitis vaccine. J
94F6AC4164263PQ/2?accountid=17242 Pain Symptom Manage [Internet]. [cited
2015 October 15];42(6):918-30. Available
Fletcher, K, E. (2003). Child from: http://www.ncbi.nlm.
Psychopathology. 2 ed. New York: the nih.gov/pubmed/21620644
Guilford Press.
Liaw JJ, Yang L, Katherine Wang KW, Chen
Harrison D, Beggs S, Stevens B. (2012). CM, Chang YC, Yin T. (2012). Non-nutritive
Sucrose for procedural pain management in sucking and facilitated tucking relieve
infants. Pediatrics.;130(5):918-25. preterm infant pain during heel-stick
procedures: a prospective, randomised
Hockenberry, M. J., Wilson, D., & Wong, D. controlled crossover trial. Int J Nurs Stud
L. (2007). Wong's Nursing Care of Infants [Internet]. [cited 2015 October
And Children. Eight edition.St. Louis: 15];49(3):300-9. Available from:
Missouri. http://www.ncbi.nlm.
nih.gov/pubmed/22001561

363
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020):356- Jurnal Human Care

Muscari, M. E.(2005). Keperawatan


Pediatrik. Edisi 3: jakarta :EGC

Obeidat H, Kahalaf I, Callister LC,


Froelicher ES. (2009). Use of facilitated
tucking for nonpharmacological pain
management in preterm infants: A systematic
review. J Perinat Neonatal Nurs
[Internet].[cited 2015 October 15];23(4):372-
7. Available from: http://www.ncbi.nlm.
nih.gov/pubmed/19915422
Roohafza. H., pirnia, A., Sadeghi, M.,
Toghianifar, n., Talaei, M & ashrafi, M
(2009). Impact of nurses clothing on anxiety
of hospitalised childern. Journal of Clinical
Nursing, 18, 1953-1959

364

Anda mungkin juga menyukai