Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No.

2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK
Dewi Astuti*, Holidi Ilyas**
*Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
**Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Program pelayanan Keluarga Berencana ( KB ) mempunyai arti penting dalam mewujudkan manusia
Indonesia yang sejahtera, disamping program pendidikan dan kesehatan. Jenis kontrasepsi yang paling
banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu metode suntik. Berdasarkan data
BKKBN tahun 2014, persentase peserta KB aktif di Indonesia menggunakan metode suntikan adalah
yang terbanyak (46,87%), sedangkan data Klinik Pratama Sartika tahun 2014 sebanyak 217 ibu memilih
alat kontrasepsi suntik (91,17%). Tujuan penelitian ini adalah Diketahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemilihan alat kontrasepsi suntik di Klinik Pratama Sartika Bandar Lampung tahun 2015. Jenis
penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu yang berkunjung ke Klinik Pratama Sartika, sampel sebanyak 75 orang, teknik
pengambilan sampel accidental sampling. Uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian
didapatkan sebanyak 62 orang (82,7%) menggunakan metode kontrasepsi suntik, 37 orang (49,3%)
pengetahuan cukup baik, 57 orang (76%) berumur 20-35 tahun, 46 orang (61,3%) tergolong multipara, 42
orang (56%) pengambilan keputusan dilakukan bersama, 38 orang (50,7%) alasan pemilihan dari segi
ekonomis, 37 orang (49,3%) tingkat pendidikan menengah. Ada hubungan antara pengetahuan, umur,
paritas, peran pengambilan keputusan, alasan pemilihan, tingkat pendidikan dengan penggunaan
kontrasepsi suntik dengan masing-masing p-value 0,021, p-value 0,008, ρ-value 0,007, ρ-value 0,004,
ρ-value 0,026, ρ-value 0,013. Disarankan agar Klinik Pratama Sartika meningkatkan pelayanan dan
memberikan penyuluhan kesehatan tentang alat kontrasepsi lain yang lebih efektif kepada pasangan usia
subur sehingga pengetahuan pasangan meningkat.

Kata kunci : Kontrasepsi Suntik, Faktor- Faktor yang Berhubungan

LATAR BELAKANG penduduk terbanyak, yaitu 249 juta. Di


antara negara ASEAN, Indonesia dengan
Masalah kependudukan tetap luas wilayah terbesar tetap menjadi negara
menjadi masalah utama bagi negara-negara dengan penduduk terbanyak, jauh di atas 9
berkembang termasuk Indonesia. Masalah negara anggota lain. Dengan angka
pokok dalam bidang kependudukan yang Fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR)
dialami di antaranya jumlah penduduk 2,6, Indonesia masih berada di atas rata-
yang besar dengan laju pertumbuhan rata TFR negara ASEAN, yaitu 2,4.
penduduk yang relatif masih tinggi, Menurut WHO (World Health
persebaran penduduk yang tidak merata, Organisation) expert Committe (1970)
struktur umur muda, dan kualitas dalam Suratun; dkk, (2008) Keluarga
penduduk yang masih harus ditingkatkan. Berencana (KB) adalah tindakan yang
Berdasarkan sensus penduduk tahun membantu pasangan suami istri untuk
2010 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah menghindari kehamilan yang tidak
penduduk Indonesia, yaitu 237 juta jiwa. diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
Diperkirakan jumlah penduduk akan memang sangat diinginkan, mengatur
meningkat setiap tahunnya. Estimasi interval diantara kehamilan, mengontrol
jumlah penduduk tahun 2013, yaitu waktu saat kelahiran dalam hubungan
sebanyak 249 juta jiwa, tahun 2014 dengan umur suami istri serta menentukan
sebanyak 250 juta jiwa dan tahun 2015 jumlah anak dalam keluarga (Suratun; dkk,
sebanyak 252 juta jiwa. 2008:19)
Menurut World population Data Program KB, sebagai salah satu
Sheet 2013, Indonesia merupakan negara kebijakan pemerintah dalam bidang
ke-5 di dunia dengan estimasi jumlah

[233]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

kependudukan, memiliki implikasi yang penggunaan KB hormonal, dan 7,5% non-


tinggi terhadap pembangunan kesehatan hormonal.
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Menurut metodenya 10,2%
Oleh karena itu, program KB memiliki penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka
posisi strategis dalam upaya pengendalian Panjang (MKJP), dan 49,1% non-MKJP.
laju pertumbuhan penduduk melalui Diantara penggunaan KB modern tersebut,
kelahiran dan pendewasaan usia sebagian besar menggunakan cara KB
perkawinan (secara kuantitatif), maupun suntikan (34,3%), dan merupakan
pembinaan ketahanan dan peningkatan penyumbang terbesar pada kelompok non-
kesejahteraan keluarga (secara kualitatif) MKJP dan jenis hormonal. Untuk
dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia mengetahui pula bahwa sebanyak 24,8%
dan sejahtera, sehingga memungkinkan dari wanita usia subur mengaku pernah
program dan gerakan KB diposisikan menggunakan kontrasepsi, meski saat ini
sebagai bagian penting dari strategi tidak sedang menggunakannya. Sedangkan
pembangunan ekonomi (Suratun; dkk, 15,5% wanita usia subur mengaku tidak
2008:20) pernah menggunakan kontrasepsi.
Program Keluarga Berencana (KB) Pelayanan KB di Indonesia sebagian besar
merupakan salah satu strategi untuk diberikan oleh bidan (76,6%) di fasilitas
mengurangi kematian ibu khususnya ibu pelayanan swasta yaitu tempat praktek
dengan kondisi 4T; terlalu muda bidan (54,6%).
melahirkan (di bawah usia 20 tahun), Berdasarkan Survei Demografi dan
terlalu sering melahirkan, terlalu dekat Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
jarak melahirkan, dan terlalu tua peserta KB yang menggunakan alat/cara
melahirkan (di atas usia 35 tahun). KB modern, yaitu metode suntikan 42,3%,
(BKKBN, 2013) pil 14,6%, susuk KB/implan 3,9%, Intra
Pelayanan kontrasepsi adalah salah Uterin Device (IUD) 2,5%, kondom 1,4%,
satu jenis pelayanan KB yang tersedia Medis Operatif Wanita (MOW) 1,3%,
selain komunikasi, informasi, dan edukasi Medis Operatif Pria (MOP) 0,1%.
(KIE); konseling; pelayanan infertilitas; Berdasarkan data BKKBN tahun
pendidikan sex; konsultasi pra perkawinan 2014, persentase peserta KB aktif di
dan perkawinan; konsultasi genetik; tes Indonesia menggunakan metode suntikan
keganasan; serta adopsi. (BKKBN, 2013) adalah yang terbanyak (46,87%) dan
Pelayanan kontrasepsi adalah salah terbanyak ke dua adalah pil (24,54%).
satu jenis pelayanan KB yang tersedia Sedangkan metode kontrasepsi yang paling
selain komunikasi, informasi, dan edukasi sedikit dipilih oleh peserta KB aktif adalah
(KIE); konseling; pelayanan infertilitas; MOP, yakni sebanyak 0,69%, kemudian
pendidikan sex; konsultasi pra perkawinan kondom sebanyak 3,22%.
dan perkawinan; konsultasi genetik; tes Berdasarkan data Dinas Kesehatan
keganasan; serta adopsi. (BKKBN, 2013) Provinsi Lampung tahun 2012, persentase
Berdasarkan data Riset Kesehatan peserta KB aktif di Lampung
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, untuk menggunakan metode suntikan adalah
pelayanan kesehatan ibu antara lain yang terbanyak (39,24%) dan terbanyak ke
penggunaan KB saat ini (cara modern dua adalah pil (31,28%) diikuti Implan
maupun cara tradisional), dimana untuk (13,22%), IUD (10,75%), Kondom
angka nasional meningkat dari 55,8 persen (3,41%), MOP (1,05%) dan MOW
(2010) menjadi 59,7 persen (2013), dengan (0,91%).
variasi antar provinsi mulai dari yang Berdasarkan data Dinas Kesehatan
terendah di Papua (19,8%) sampai yang Kota Bandar lampung tahun 2013, , peserta
tertinggi di Lampung (70,5%). Dari 59,7 KB yang menggunakan alat/cara KB
persen yang menggunakan KB saat ini, modern, yaitu metode suntikan (40,1%),
59,3% menggunakan cara modern: 51,9% pil (39,9%), IUD (7,7%), implan (6,4%),

[234]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

kondom (5,9%), MOW (0,0%), MOP pemilihan alat kontrasepsi suntik.


(0,0%). Kuesioner diberikan kepada ibu-ibu yang
Berdasarkan data Klinik Pratama datang untuk melakukan KB di Klinik
Sartika tahun 2014, jumlah ibu yang Pratama Sartika Bandar Lampung.
datang untuk melakukan KB sebanyak 238 Sebelum responden mengisi lembar
orang. Sebanyak 217 ibu memilih alat kuesioner, peneliti memberikan penjelasan
kontrasepsi suntik (91,17%) dan sisanya tentang penelitian dan melakukan
yaitu 21 ibu memilih IUD (8,82%). persetujuan dengan memberikan inform
Berdasarkan hasil presurvey yang consent. Pengoahan data dengan cara
dilakukan peneliti pada tanggal 15 editing, coding, processing cleaning.
November 2014 di Klinik Pratama Sartika Analisis data univariat menggunakan
Bandar Lampung kepada 10 ibu yang distribusi frekuensi, sedangkan bivariate
datang untuk melakukan KB, didapatkan dengan uji statistic Chi Square
data 9 orang ibu memilih alat kontrasepsi
jenis suntik (90%) dan 1 ibu memilih IUD
(10%). Dari 9 ibu yang memilih HASIL
kontrasepsi suntik, 6 orang ibu
mengeluhkan siklus haidnya yang tidak Analisis Univariat
teratur dan 3 ibu mengatakan mengalami
peningkatan berat badan kira-kira 2-3 kg. Diketahui bahwa metode kontrasepsi
Berdasarkan data di atas, peneliti yang dipilih paling banyak adalah metode
tertarik untuk meneliti “faktor-faktor yang suntik yaitu sebanyak 62 responden
berhubungan dengan pemilihan alat (82,7%) . Pengetahuan responden tentang
kontrasepsi suntik di Klinik Pratama kontrasepsi suntik terbanyak yaitu
Sartika Bandar lampung tahun 2015” responden dengan pengetahuan cukup baik
(56%-75%) sebanyak 37 responden
(49,3%). Kontrasepsi suntik paling banyak
METODE yaitu responden dengan kriteria umur tidak
beresiko (20-35 tahun) sebanyak 57
Rancangan penelitian adalah responden (76%). Paritas (jumlah
rancangan penelitian korelasional. Dalam melahirkan) terbanyak responden yaitu
mencari hubungan variabel penelitian, golongan multipara (melahirkan 2-4 kali)
penulis menggunakan pendekatan cross sebanyak 46 responden (61,3%).
sectional. Dilakukan dengan menggunakan Pengambilan keputusan dalam memilih
pendekatan observasi dan pengumpulan metode kontrasepsi terbanyak yaitu
data sekaligus pada waktu yang dilakukan bersama (suami dan istri)
bersamaan. Menggunakan analisa data sebanyak 42 responden (56,0%). Alasan
univariat (distribusi frekuensi) maupun pemilihan metode kontrasepsi terbanyak
bivariat untuk menentukan hubungan antar yaitu karena ekonomis (biaya pembelian
variabel (Imron & Munif, 2010). Populasi alat kontrasepsi suntik yang relative
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu murah) sebanyak 38 responden (50,7%).
yang berkunjung ke Klinik Pratama Sartika Tingkat pendidikan terakhir responden
untuk melakukan kontrasepsi pada bulan yang terbanyak yaitu tingkat menengah
April dan Mei 2015. Berdasarkan buku (SLTP, SLTA) sebanyak 37 responden
register akseptor KB tahun 2014 jumlah (49,3 %).
ibu yang melakukan kontrasepsi sebanyak
238 orang. Pengambilan sampel dengan
accidental sampling, jumlah sampel
sebanyak 75 responden Pengumpulan data
dilakukan menggunakan lembar kuesioner
yang berisi pertanyaan tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan

[235]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Analisa Bivariat Berdasarkan tabel 1 diketahui


responden yang pengetahuannya kurang
Tabel 1: Hubungan pengetahuan, umur, baik dan menggunakan metode kontrasepsi
paritas, pengambilan keputusan, suntik sebanyak 14 orang (87,5%),
alasan pemilihan, tingkat responden yang pengetahuannya cukup
pendidikan dengan metode baik dan menggunakan metode kontrasepsi
kontrasepsi yang dipilih suntik sebanyak 29 orang (78,4%),
sedangkan responden yang
Metode Kontrasepsi Total pengetahuannya baik dan menggunakan
Selain
Variabel Suntik
Suntik
f % metode kontrasepsi suntik sebanyak 19
f % f % orang (86,45%). Hasil uji statistik
Pengetahuan didapatkan p-value=0,021 yang berarti
Kurang Baik 14 87,5 2 13,6 16 100 bahwa ada hubungan antara pengetahuan
Cukup Baik 29 78,4 8 21,6 37 100 dengan penggunaan metode kontrasepsi
Baik 19 86,4 3 13,6 22 100 suntik di Klinik Pratama Sartika Bandar
Jumlah 62 82,7 13 17,3 75 100 Lampung tahun 2015.
p-value=0,021 Diketahui juga responden yang
Umur
berumur <20 tahun atau >35 tahun
Beresiko 14 77,8 4 22,2 18 100
Tidak
(beresiko) dan menggunakan metode
48 84,2 9 15,8 57 100 kontrasepsi suntik sebanyak 14 orang
beresiko
Jumlah 62 82,7 13 17,3 75 100 (77,8%), sedangkan responden yang
p-value= 0,008 berumur 20-35 tahun (tidak beresiko) dan
Paritas menggunakan metode kontrasepsi suntik
Primipara 22 84,6 4 15,4 26 100 sebanyak 48 orang (84,2%). Hasil uji
Multipara 38 82,6 8 17,4 46 100 statistik didapatkan p-value=0,008 yang
Grandemulti berarti bahwa ada hubungan antara umur
2 66,7 1 33,3 3 100
para dengan penggunaan metode kontrasepsi
Jumlah 62 82,7 13 17,3 75 100 suntik di Klinik Pratama Sartika Bandar
p-value=0,007 Lampung tahun 2015.
Peran pengambilan keputusan Diketahui responden yang tergolong
Sendiri 20 80,0 5 20,0 25 100 primipara (melahirkan satu kali) dan
Suami 7 87,5 1 12,5 8 100 menggunakan metode kontrasepsi suntik
Bersama sebanyak 22 orang (84,6%), responden
(suami dan 35 83,3 7 16,7 42 100 yang tergolong multipara (melahirkan 2-4
istri)
kali) dan menggunakan metode kontrasepsi
Jumlah 62 82,7 13 17,3 75 100
suntik sebanyak 38 orang (82,6%),
p-value=0,004
sedangkan responden yang tergolong
Alasan pemilihan
grandemultipara (melahirkan ≥5 kali) dan
Efektivitas 18 75,0 6 25,0 24 100
menggunakan metode kontrasepsi suntik
Ekonomis 32 84,2 6 15,8 38 100
Efek
sebanyak 2 orang (66,7%). Hasil uji
12 92,3 1 7,7 13 100 statistik didapatkan p-value=0,007 yang
Samping
Jumlah 62 82,7 13 17,3 75 100 berarti bahwa ada hubungan antara paritas
p-value=0,026 dengan penggunaan metode kontrasepsi
Tingkat pendidikan suntik di Klinik Pratama Sartika Bandar
Rendah 14 87,5 2 12,5 16 100 Lampung tahun 2015.
Menengah 29 78,4 8 21,6 37 100 Diketahui bahwa responden yang
Tinggi 19 86,4 3 13,6 22 100 mengambil keputusan sendiri dan
Jumlah 62 82,7 13 17,3 75 100 menggunakan metode kontrasepsi suntik
p-value=0,013 sebanyak 20 orang (80,0%), responden
yang pengambilan keputusannya dilakukan
oleh suami dan menggunakan metode
kontrasepsi suntik sebanyak 7 orang

[236]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

(87,5%), sedangkan responden yang pengetahuannya kurang baik dan


pengambilan keputusannya dilakukan menggunakan metode kontrasepsi suntik
secara bersama (suami dan istri) dan sebanyak 14 orang (87,5%), responden
menggunakan metode kontrasepsi suntik yang pengetahuannya cukup baik dan
sebanyak 35 orang (83,3%). Hasil uji menggunakan metode kontrasepsi suntik
statistik didapatkan p-value=0,004 yang sebanyak 29 orang (78,4%), sedangkan
berarti bahwa ada hubungan antara peran responden yang pengetahuannya baik dan
pengambilan keputusan dengan menggunakan metode kontrasepsi suntik
penggunaan metode kontrasepsi suntik di sebanyak 19 orang (86,45%). Hasil uji
Klinik Pratama Sartika Bandar Lampung statistik didapatkan p-value=0,021 yang
tahun 2015. berarti bahwa ada hubungan antara
Diketahui responden yang pengetahuan dengan penggunaan metode
menggunakan metode kontrasepsi suntik kontrasepsi suntik di Klinik Pratama
dengan alasan keefektifannya sebanyak 18 Sartika Bandar Lampung tahun 2015.
orang (75,0%), responden yang Pengetahuan adalah merupakan hasil
menggunakan metode kontrasepsi suntik “tahu” dan ini terjadi setelah orang
dengan alasan keekonomisannya sebanyak mengadakan pengindraan terhadap suatu
32 orang (84,2%), sedangkan responden objek tertentu. Pengindraan terhadap
yang menggunakan metode kontrasepsi objek terjadi melalui panca indra manusia
suntik dengan alasan efek sampingnya yakni penglihatan, pendengaran,
yang relative kecil sebanyak 12 orang penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.
(92,3%). Hasil uji statistik didapatkan p- Pada waktu pengindraan sampai
value=0,026 yang berarti bahwa ada menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
hubungan antara alasan pemilihan dengan dipengaruhi oleh intensitas perhatian
penggunaan metode kontrasepsi suntik di persepsi terhadap objek. Sebagian besar
Klinik Pratama Sartika Bandar Lampung pengetahuan manusia diperoleh melalui
tahun 2015. mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003
Diketahui bahwa responden yang dalam Wawan dan Dewi, 2010: 11).
menggunakan metode kontrasepsi suntik Seseorang dengan pengetahuan yang
dengan tingkat pendidikan rendah (tidak lebih baik akan lebih rasional dalam
sekolah, SD) sebanyak 14 orang (87,5%), memilih metode KB yang akan digunakan
responden yang menggunakan metode dengan mempertimbangkan kelebihan dan
kontrasepsi suntik dengan tingkat kekurangan suatu metode kontrasepsi.
pendidikan menengah (SLTP, SLTA) (Widyastuti, 2012)
sebanyak 29 orang (78,4%), sedangkan Berdasarkan hasil penelitian
responden yang menggunakan metode Widyastuti, Anik Hutari (2012) bahwa
kontrasepsi suntik dengan tingkat semakin tinggi tingkat pengetahuan
pendidikan tinggi (sarjana) sebanyak 19 seorang responden maka pemilihan
orang (86,4%). Hasil uji statistik kontrasepsi akan lebih baik, contoh
didapatkan p-value=0,013 yang berarti pemilihan alat kontrasepsi suntik.
bahwa ada hubungan antara tingkat Pengetahuan akan mempengaruhi
pendidikan dengan penggunaan metode rasionalitas dalam memilih metode KB.
kontrasepsi suntik di Klinik Pratama Responden lebih memilih KB suntik
Sartika Bandar Lampung tahun 2015. karena metode ini lebih murah harganya,
lebih efektif, jangka waktu pemakaian
lebih lama.
PEMBAHASAN Menurut pendapat peneliti bahwa
pengetahuan erat hubungannya dengan
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan tingkat pendidikan seseorang. Seseorang
Pemilihan Alat Kontrasepsi Suntik dengan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi diharapkan mempunyai pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian,
yang tinggi pula, akan tetapi bukan berarti
diketahui bahwa responden yang

[237]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

seseorang yang berpendidikan rendah kontrasepsi dari berbagai segi, misalnya


mutlak berpengetahuan rendah pula. membandingkan keuntungan dan
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa kekurangan, kesesuaian umur dengan
pengetahuan responden yang terbanyak metode kontrasepsi suntik maupun biaya
adalah cukup baik yaitu sebanyak 29 orang yang masih dapat dijangkau oleh
(78,4%) dan tingkat pendidikan terbanyak responden tersebut.
responden yaitu tergolong menengah
(SLTP, SLTA) sebanyak 37 responden Hubungan Umur Ibu dengan Pemilihan
(49,3%). Seorang responden dengan Alat Kontrasepsi Suntik
tingkat pendidikan menengah Berdasarkan hasil penelitian,
kemungkinan juga mempunyai diketahui bahwa responden yang berumur
pengetahuan yang cukup baik. <20 tahun atau >35 tahun (beresiko) dan
Tingkat pengetahuan juga menggunakan metode kontrasepsi suntik
kemunkinan dipengaruhi oleh banyaknya sebanyak 14 orang (77,8%), sedangkan
informasi yang didapat dari berbagai responden yang berumur 20-35 tahun
sumber media, seperti media cetak (tidak beresiko) dan menggunakan metode
(pamflet, brosur, spanduk, dan sebagainya) kontrasepsi suntik sebanyak 48 orang
dan media elektronik (televise, radio, (84,2%).
internet, dan sebagainya). Tak menutup Hasil uji statistik didapatkan p-
kemungkinan, pengalaman seseorang juga value=0,008 yang berarti bahwa ada
mempengaruhi pengetahuan. Untuk hubungan antara umur dengan penggunaan
memperoleh pengetahuan dapat dengan metode kontrasepsi suntik di Klinik
cara mengulang kembali pengalaman yang Pratama Sartika Bandar Lampung tahun
pernah diperoleh dalam memecahkan 2015.
permasalahan yang dihadapi di masa lalu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Berdasarkan hasil penelitian, ada Indonesia (KBBI) definisi umur adalah
hubungan antara pengetahuan dengan lama waktu hidup atau ada (sejak
pemilihan alat kontrasepsi dengan p-value dilahirkan atau diadakan).
0,021. Hal ini kemungkinan dikarenakan Menurut (Yanuar, 2010) usia
karena seseorang dengan pengetahuan seseorang menentukan metode kontrasepsi
yang cukup baik akan lebih yang akan dipilih. Semakin tua usia
mempertimbangkan pemilihan alat seseorang akan meningkatkan
kontrasepsi dilihat dari segi kemungkinan untuk tidak menginginkan
keekonomisannya daripada efek samping kehamilan lagi, serta memilih metode
yang diakibatkan dari pemakaian alat kontrasepsi yang cocok dan efektif.
kontrasepsi itu sendiri. Kemungkinan lain Berdasarkan penelitian yang
karena seseorang yang mempunyai dilakukan oleh Nasution, Sri Lilestina
pengetahuan cukup baik belum (2011) bahwa umur PUS mempunyai
mendapatkan informasi kesehatan hubungan yang bermakna pada
mengenai keuntungan dan kerugian dari penggunaan MKJP dan Non MKJP.
masing-masing metode kontrasepsi Wanita PUS yang berumur kurang dari 30
sehingga memilih yang paling banyak tahun dominan menggunakan Non MKJP,
digunakan oleh masyarakat disekitarnya. sedangkan wanita PUS yang berumur lebih
Biaya pembelian alat kontrasepsi suntik dari 30 tahun dominan menggunakan
juga kemungkinan menjadi pertimbangan MKJP.
dalam penentuan keputusan memilih alat Berdasarkan penelitian yang
kontrasepsi suntik. dilakukan oleh Widyastuti, Anik Hutari
Pengetahuan seseorang akan (2012) bahwa semakin tua usia seseorang
mempengaruhi keputusan dalam memilih akan meningkatkan kemungkinan untuk
metode kontrasepsi. Seseorang dengan tidak menginginkan kehamilan lagi, serta
pengetahuan yang lebih tinggi akan memilih metode kontrasepsi yang cocok
mempertimbangkan pemilihan alat dan efektif.

[238]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Penelitian menurut Asih dan Oesman Hubungan Paritas dengan Pemilihan


(2010) mengemukakan bahwa sebagian Alat Kontrasepsi Suntik
besar pemakaian kontrasepsi MKJP
digunakan oleh wanita berumur relatif tua Berdasarkan hasil penelitian,
(30 tahun atau lebih). Sementara peserta diketahui bahwa responden yang tergolong
KB Non MKJP umumnya digunakan primipara (melahirkan satu kali) dan
wanita berumur relatif muda (kurang dari menggunakan metode kontrasepsi suntik
30 tahun). sebanyak 22 orang (84,6%), responden
MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka yang tergolong multipara (melahirkan 2-4
Panjang), yang termasuk dalam kategori kali) dan menggunakan metode kontrasepsi
ini adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP suntik sebanyak 38 orang (82,6%),
dan MOW. sedangkan responden yang tergolong
Non MKJP (Non Metode grandemultipara (melahirkan ≥5 kali) dan
Kontrasepsi Jangka Panjang), yang menggunakan metode kontrasepsi suntik
termasuk dalam kategori ini adalah sebanyak 2 orang (66,7%).
kondom, pil, suntik, dan metode-metode Hasil uji statistik didapatkan p-value
lain selain metode yang termasuk metode =0,007 yang berarti bahwa ada hubungan
MKJP. antara paritas dengan penggunaan metode
Berdasarkan hasil penelitian, kontrasepsi suntik di Klinik Pratama
responden yang tergolong umur beresiko Sartika Bandar Lampung tahun 2015.
(<20/>35 tahun dan memilih metode Paritas adalah banyaknya kelahiran
kontrasepsi suntik hanya sebanyak 14 hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
responden (77,8%). Hal ini jauh bila (BKKBN, 2006). Paritas seorang wanita
dibandingkan dengan kategori umur tidak dapat mempengaruhi cocok tidaknya suatu
beresiko (20-35 tahun) yang memilih metode secara medis. (Pendit, 2007:45).
metode kontrasepsi suntik yaitu sebanyak Hal ini sejalan dengan penelitian
48 responden (84,2%). Berdasarkan hasil yang dilakukan oleh Widyastuti, Anik
ini dapat dilihat bahwa umur juga Hutari (2012) bahwa seseorang yang
menentukan dalam pemilihan metode melahirkan anak lebih dari 1 memilih KB
kontrasepi yang akan dipilih. suntik, hal ini menunjukkan paritas
Seseorang dengan umur <20 tahun mempunyai pengaruh terhadap pemilihan
merupakan fase menunda kehamilan yang KB suntik. Paritas yang dimiliki seorang
memilih metode kontrasepsi suntik perempuan mempengaruhi pemilihan
kemungkinan dikarenakan metode metode kontrasepsi yang akan digunakan.
kontrasepsi suntik merupakan metode yang Semakin banyak anak yang dimiliki maka
paling sederhana bila dibandingkan dengan semakin besar kecenderungan untuk
metode kontrasepsi pil atau yang lainnya. menghentikan kesuburan sehingga lebih
Sedangkan seseorang dengan umur 20-35 cenderung untuk memilih metode
tahun termasuk dalam fase menjarangkan kontrasepsi mantap.
kehamilan dengan cara mengatur jarak Penelitian yang dilakukan oleh
kehamilan yang baik yaitu antara 2-4 tahun Nasution, Sri Lilestina (2011) bahwa ada
dan cenderung untuk memilih metode hubungan yang bermakna antara jumlah
kontrasepsi suntik yang berjangka pendek anak masih hidup dengan penggunaan
sehingga tidak perlu repot jika ingin MKJP dan Non MKJP dengan nilai
mengganti atau menghentikan penggunaan sig,<0,01.
metode kontrasepsi suntik. Seseorang Paritas dan jumlah anak masih hidup
dengan umur >35 tahun kemungkinan erat kaitannya dengan tingkat
menginginkan untuk mengakhiri kesejahteraan. Pada keluarga dengan
kehamilan sehingga lebih memilih metode tingkat kesejahteraan tinggi umunya lebih
lain yang berjangka panjang, misalnya mementingkan kualitas anak daripada
IUD atau implant. kuantitas anak. Sementara itu pada
keluarga miskin, anak dianggap memiliki

[239]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

nilai ekonomi. Pada umunya keluarga menggunakan metode kontrasepsi suntik


miskin lebih banyak mempunyai anak sebanyak 35 orang (83,3%).
dibandingkan dengan keluarga dengan Hasil uji statistik didapatkan p-value
tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal ini =0,004 yang berarti bahwa ada hubungan
disebabkan karena pada umumnya antara peran pengambilan keputusan
keluarga miskin mempunyai tingkat dengan penggunaan metode kontrasepsi
pendidikan rendah, menikah pada usia suntik di Klinik Pratama Sartika Bandar
muda, sehingga memiliki anak banyak. Lampung tahun 2015.
Berdasarkan hasil penelitian, paritas Hal ini sejalan dengan penelitian
terbanyak yaitu tergolong multipara, yaitu yang dilakukan oleh Widyastuti, Anik
melahirkan 2-4 kali dan memilih metode Hutari (2012) bahwa pengambilan
kontrasepsi suntik sebanyak 38 responden keputusan berpengaruh terhadap pemilihan
(82,6%). alat kontrasepsi suntik. keputusan yang
Paritas juga dipengaruhi oleh faktor diambil oleh suami dan istri secara
budaya. Pada masyarakat tertentu anak bersama dalam memutuskan penggunaan
laki-laki dianggap lebih bernilai metode kontrasepsi adalah yang terbanyak
dibandingkan anak perempuan (budaya digunakan oleh 35 responden ( 61.4%) dari
patrilineal), namun pada masyarakat lain jumlah seluruh responden 57 orang.
justru sebaliknya, anak perempuan Kecocokan antara suatu metode
dianggap lebih bernilai dibandingkan anak kontrasepsi dari setiap orang tergantung
laki-laki (budaya matrilineal). Faktor pada sejumlah faktor. Dalam memutuskan
budaya ini menyebabkan suatu pasangan metode mana yang akan digunakan
berkeinginan untuk menambah anak terus responden dipengaruhi oleh kepentingan
hingga keinginan untuk memiliki anak pribadi, pertimbangan kesehatan, biaya,
tertentu terwujud. aksesibilitas dan lingkungan budaya
Seorang ibu yang telah melahirkan mereka. Faktor-faktor spesifik ini serta
lebih dari 1 kali dan kurang dari 5 kali tingkat kepentingan relatif berbeda dari
akan cenderung untuk lebih memilih satu pasangan ke pasangan lain. Faktor-
metode kontrasepsi suntik karena faktor yang menentukan pemilihan dapat
berjangka pendek sehingga masih berubah seiring dengan bertambahnya usia
memungkinkan untuk dihentikan jika reproduksi sehingga perlu reevaluasi
menginginkan kehamilan. Sedangkan terhadap metode apa yang paling baik
seseorang yang termasuk kategori untuk memenuhi kebutuhan individual
grandemultipara (melahirkan ≥5 kali) responden. Anggota keluarga, sanak
cenderung memilih metode kontrasepsi saudara, tetangga dan teman sering kali
mantap atau yang berjangka panjang. memiliki pengaruh yang bermakna dalam
pemakaian metode kontrasepsi (Pendit,
Hubungan Peran Pengambilan 2007).
Keputusan dengan Pemilihan Alat Alasan pengambilan keputusan lebih
Kontrasepsi Suntik memilih KB suntik daripada metode yang
lain oleh suami istri menurut Hartanto
Berdasarkan hasil penelitian, (2004) disebabkan karena faktor pasangan
diketahui bahwa responden yang (hubungan suami istri), karena KB suntik
mengambil keputusan sendiri dan tidak mempengaruhi aktivitas hubungan
menggunakan metode kontrasepsi suntik suami istri.
sebanyak 20 orang (80,0%), responden Menurut pendapat peneliti bahwa
yang pengambilan keputusannya dilakukan dalam menentukan penggunaan metode
oleh suami dan menggunakan metode kontrasepsi, seorang ibu dipengaruhi orang
kontrasepsi suntik sebanyak 7 orang lain maupun karena keputusan sendiri.
(87,5%), sedangkan responden yang Suami juga memegang peranan dalam
pengambilan keputusannya dilakukan pengambilan keputusan untuk pemilihan
secara bersama (suami dan istri) dan metode kontrasepsi suntik, karena akan

[240]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

berpengaruh pada hubungan seksual antara pemakaian yang tidak repot juga menjadi
suami dan istri. alasan pemilihan kontrasepsi suntik. Bila
dibandingkan dengan kontrasepsi lain,
Hubungan Alasan Pemilihan dengan misalnya implant yang memerlukan
Pemilihan Alat Kontrasepsi Suntik pengeluarana secara bedah, kontrasepsi
suntik jauh lebih mudah. Begitupun
Berdasarkan hasil penelitian, dengan harganya, meskipun kontrasepsi pil
diketahui bahwa responden yang lebih murah dibandingkan dengan
menggunakan metode kontrasepsi suntik kontrasepsi suntik, akan tetapi kontrasepsi
dengan alasan keefektifannya sebanyak 18 pil lebih repot karena dikhawatirkan lupa
orang (75,0%), responden yang untuk minum pil setiap harinya.
menggunakan metode kontrasepsi suntik
dengan alasan keekonomisannya sebanyak Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu
32 orang (84,2%), sedangkan responden dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi
yang menggunakan metode kontrasepsi Suntik
suntik dengan alasan efek sampingnya
yang relative kecil sebanyak 12 orang Berdasarkan tabel 14, diketahui
(92,3%). bahwa responden yang menggunakan
Hasil uji statistik didapatkan p-value metode kontrasepsi suntik dengan tingkat
= 0,026 yang berarti bahwa ada hubungan pendidikan rendah (tidak sekolah, SD)
antara alasan pemilihan dengan sebanyak 14 orang (87,5%), responden
penggunaan metode kontrasepsi suntik di yang menggunakan metode kontrasepsi
Klinik Pratama Sartika Bandar Lampung suntik dengan tingkat pendidikan
tahun 2015. menengah (SLTP, SLTA) sebanyak 29
Berdasarkan hasil penelitian yang orang (78,4%), sedangkan responden yang
dilakukan oleh Widyastuti, Anik Hutari menggunakan metode kontrasepsi suntik
(2012) menunjukkan pada akseptor KB dengan tingkat pendidikan tinggi (sarjana)
suntik lebih pada alasan ekonomis, karena sebanyak 19 orang (86,4%).
KB suntik lebih murah harganya, jangka Hasil uji statistik didapatkan p-value
waktu pemakaian lebih panjang, serta tidak = 0,013 yang berarti bahwa ada hubungan
perlu repot untuk minum pil setiap harinya antara tingkat pendidikan dengan
(metode kontrasepsi pil). Menurut penggunaan metode kontrasepsi suntik di
(Hartanto, 2004) efektivitas, biaya, dan Klinik Pratama Sartika Bandar Lampung
kesinambungan pemakaian berpengaruh tahun 2015.
pada pemilihan metode kontrasepsi yang Pendidikan merupakan salah satu
sesuai. faktor yang menentukan pemilihan suatu
Dalam memilih suatu metode, metode kontrasepsi karena tingkat
seorang wanita harus mengetahui pendidikan yang lebih tinggi mampu
bagaimana penggunaan metode akan menyerap informasi dan lebih mampu
mempengaruhi gaya hidup mereka. mempertimbangkan hal-hal yang
Kadang-kadang suatu metode tidak dapat menguntungkan atau efek samping bagi
diterima oleh seorang wanita hanya karena kesehatan yang berhubungan dengan
metode tersebut dapat mengganggu pemakaian suatu metode kontrasepsi
kegiatan rutin (Pendit, 2007:47) (Yanuar, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian, alasan Berdasarkan penelitian yang
pemilihan yang memilih kontrasepsi suntik dilakukan oleh Nasution, Sri Lilestina
terbanyak yaitu ekonomis (biaya (2011) menyatakan bahwa ada hubungan
pembelian alat kontrasepsi suntik yang antara tingkat pendidikan dengan
relatif murah) sebanyak 32 responden penggunaan MKJP dengan p value 0,000.
(84,2%). Hal ini dimungkinkan karena Wanita PUS yang memiliki tingkat
pendapatan sebagian besar responden pendidikan tamat SMA ke atas mempunyai
tergolong menengah ke bawah. Proses peluang lebih besar dalam menggunakan

[241]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

metode kontrasepsi jangka panjang pendidikan seseorang semakin rasional


(misalnya IUD) dibandingkan wanita PUS dalam pengambilan berbagai keputusan.
dengan tingkat pendidikan SMA ke bawah.
Konsep variabel pendidikan ini diambil
dari teori Anderson (2003) yang KESIMPULAN
menjelaskan bahwa pendidikan
mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi. Ada hubungan antara pengetahuan
Pendidikan seorang ibu akan menentukan dengan penggunaan kontrasepsi suntik
pola penerimaan terhadap informasi dan dengan ρ-value 0,021, ada hubungan antara
pengambilan keputusan, semakin umur dengan penggunaan kontrasepsi
berpendidikan seorang ibu, maka suntik dengan ρ-value 0,008, ada hubungan
keputusan yang diambil akan lebih baik. antara paritas dengan penggunaan
Penelitian yang dilakukan oleh kontrasepsi suntik dengan ρ-value 0,007,
Widyastuti, Anik Hutari (2012) bahwa ada hubungan antara peran pengambilan
tingkat pendidikan SMP adalah yang keputusan dengan penggunaan kontrasepsi
terbanyak memilih alat kontrasepsi suntik suntik dengan ρ-value 0,004, ada hubungan
yaitu sebanyak 32 responden (56,1%) dari antara alasan pemilihan dengan
jumlah responden 57 orang. penggunaan kontrasepsi suntik dengan ρ-
Pendidikan merupakan salah satu value 0,026, ada hubungan antara tingkat
faktor yang menentukan pemilihan suatu pendidikan dengan penggunaan
metode kontrasepsi karena tingkat kontrasepsi suntik dengan ρ-value 0,013
pendidikan yang lebih tinggi mampu Disarankan agar Klinik Pratama
menyerap informasi dan lebih mampu Sartika meningkatkan pelayanan dan
mempertimbangkan hal-hal yang memberikan penyuluhan kesehatan tentang
menguntungkan atau efek sampign bagi alat kontrasepsi lain yang lebih efektif
kesehatan yang berhubungan dengan kepada pasangan usia subur sehingga
pemakaian suatu metode kontrasepsi pengetahuan pasangan meningkat.
(Yanuar, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian tingkat
pendidikan formal terbanyak yaitu DAFTAR PUSTAKA
menengah (SLTP, SLTA) yang memilih
alat kontrasepsi suntik sebanyak 29
responden (78,4%). Hal ini dimungkinkan
karena dengan tingkat pendidikan yang Badan Kependudukan dan Keluarga
masih relatif menengah belum mampu Berencana Nasional (BKKBN).
untuk menganalisis kemungkinan- 2014. Kesehatan Ibu dan Anak.
kemungkinan jangka panjang yang Lampung: BKKBN.
diakibatkan oleh pemakaian kontrasepsi Badan Kependudukan dan Keluarga
suntik sehingga lebih memilih metode Berencana Nasional, Kementerian
kontrasepsi yang mudah yaitu jenis Non Kesehatan. 2013. Survei Demografi
MKJP misalnya, suntik. Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun
Pendidikan lebih lanjut merupakan 2007. Jakarta: BPS, BKKBN,
salah satu faktor yang sangat menentukan KEMENKES.Badan Pusat Statistik,
terhadap pengetahuan dan persepsi Badan
seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal, Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga
termasuk pentingnya keikutsertaan dalam Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
KB. Ini disebabkan karena orang yang Pustaka Sinar Harapan. 419 halaman.
berpendidikan tinggi pada umumnya akan Imron, Moch dan Munif, Amrul. 2010.
lebih luas pandangannya dan lebih mudah Metodologi Penelitian Bidang
menerima ide maupun hal-hal yang baru Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
(inovatif). Semakin tinggi tingkat 251 halaman.

[242]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Kementerian Kesehatan Republik Suratun, at all. 2008. Pelayanan Keluarga


Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Berencana dan Pelayanan
Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info
Nasution, Sri Lilestina. 2011. Faktor- Media. 113 halaman.
faktor Yang Mempengaruhi Wawan, A dan Dewi. 2010. Teori &
Penggunaan MKJP di Enam Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Wilayah Indonesia Tahun 2011.Pusat Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Penelitiandan Pengembangan KB Nuha Medika. 94 halaman.
dan Keluarga sejahtera: BKKBN. Widyastuti, Anik Hutari. 2012. Faktor-
Pendit, Brahm U. 2007. Ragam Metode Faktor yang Mempengaruhi
Kontrasepsi. Jakarta: EGC. 128 Pemilihan Kontrasepsi Suntik Depo
halaman. Medroksi Progesteron Asetat di BPS
Yacinta Plumbon Tawangmangu
Tahun 2012. Karya Tulis Ilmiah:
AKBID Mitra Husada, Karanganyar.

[243]

Anda mungkin juga menyukai