Anda di halaman 1dari 6

53

Secara geografis wilayah Kecamatan Natar terletak pada ketinggian  100

meter dari permukaan laut dengan titik koordinat BT 105,2009o, LS 5,3193o.

3.1.2 Bahan dan Peralatan

A. Bahan

a). Sample karet

B. Peralatan

a) Mesin Blending

b) Neraca Analitik

c) Gunting

d) Gegep

e) Kantong Plastik

f) Karet Gelang

g) Kertas Kode / Label

h) Cawan Porselin

i) Oven

j) Desikator

k) Buku Analisa Harian


54

3.1.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada analisa kadar kotoran pada karet remah dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu :

A. Penyeragaman Contoh Uji

a) Menyetel roll gilingan perbandingan dengan kecepatan 1:1,4 buka aliran

air pendingin roll, dibersihkan bagian bawah terlebih dahulu.

b) Membuka bungkus plastik contoh karet beratnya 360-400 gr susun

berdasarkan urutan label yang ada atau nomor pallet.

c) Menggiling contoh sebanyak 6 kali melalui gilingan laboratorium dengan

celah roll 1,65 mm.

d) Setiap kali penggilingan (penggilingan 1-6) lembaran karet digulung dan

salah satu ujung gulungannya dimasuki kembali ke gilingan pada gilingan

berikutnya.

e) Pada gilingan yang ke-enam lembaran contoh cukup dilipat dua.

f) Karet yang jatuh dalam penggilingan, tetap diambil dan dicampurkan

kedalam contoh uji

g) Hasil penggilingan beberapa lembaran contoh karet yang telah seragam

digunting menjadi contoh pengujian.


55

Keterangan dalam memproduksi karet kadarnya masing-masing sebagai berikut :

1. Kadar Kotoran :  10 gr

2. Kadar Abu :  5 gr

3. Kadar PRI :  20 gr

4. Kadar Zat Menguap :  10 gr

5. Kadar Nitrogen :  10 gr

6. Mooney viscocity :  50 gr

B. Penetapan Kadar Kotoran

1) Sebelum menimbang contoh uji, memeriksa kadudukan neraca terlebih

dahulu dengan baik. Dengan cara melihat gelembung udara pada

waterpass. Apabila tidsk tepat betulkan hingga tepat pada angka 0 pada

skala optic dengan garis permanen pada layar.

2) Menyiapkan contoh uji yang telah diseragamkan seberat 20-25 gr sesuai

dengan nomor urut pallet per mutu.

3) Menggiling contoh uji seberat 20-25 gr sebanyak dua kali pada gilingan

laboratorium dengan perbandingan kecepatan putaran 1:1 pada gilingan

kedua contoh uji dilipat dua.

4) Menyusun hasil lembaran contoh uji sesuai urutannya dalam baki


56

5) Menimbang contoh uji 10 gr menggunakan neraca analitik dengan

ketelitian 0,1 mg.

6) Menggunting contoh uji yang sudah ditimbang menjadi 12-15 potongan

atai ditipiskan, masukkan kedalam labu erlenmeyer 500 ml yang telah

terisi terpentin mineral sebanyak 250 ml dan 1-2 ml pelarut (larutan

curio ts).

7) Memanaskan contoh uji dalam erlenmeyer diatas pemanas infra red

selama 1,5 s/d 2,5 jam pada suhu kamar 140℃ ± 5℃ untuk

mempercepat larutan kocok sekali-kali.

8) Contoh uji yang telah larut dengan sempurna disaring dengan saringan

(test Sieve) 325 mesh yang telah dicatat beratnya.

9) Hasil penyaringan disusun pada nampan alumunium dan dipanskan

kedalam oven dengan temperatur 100℃ selama satu jam.

10) Memasukkan saringan hasil pengeringan oven kedalam desikator selama

30 menit hingga mencapai suhu kamar.

11) Menimbang dengan menggunakan neraca analitik dengan ketelitian

mendekati 0,1 mg.

12) Menghitung berat kotoran dengan rumus sebagai berikut:

A−B
Kadar Kotoran: C ¿ 100%

Keterangan :

A = Berat saringan berikut kotoran


57

B = Berat cawan saringan kosong

C = Bobot contoh uji

13) Kegiatan analisa kadar kotoran dicatat pada buku analisa harian kadar

kotoran SIR3L/SIR 3 WF/SIR 10/SIR 20.


58

Anda mungkin juga menyukai