NIM : 2283150029
KELAS : A (Semester 2)
MK : Dasar Elektronika
RANGKUMAN SEMIKONDUKTOR
A. Definisi
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik
yang berada diantara insulator (isolator) dan konduktor. Sebuah
semikonduktor bersifat sebagai insulator (isolator) pada temperature yang
sangat rendah, namun pada temperatur ruangan bersifat sebagai konduktor.
Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor
berkisar antara 103 sampai 108 siemens per sentimeter dan memiliki dan
celah energinya lebih kecil dari 6 eV .
Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah
konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih
kecil dari celah energi bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi
bahan konduktor, sehingga memungkinkan elektron berpindah dari satu
atom penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan tertentu terhadap
bahan tersebut (pemberian tegangan, perubahan suhu dan sebagainya).
Oleh karena itu semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang
terdiri atas satu unsur saja, misalnya Si saja atau Ge saja. Pada
Kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang memiliki 4 elektron
valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom
dopping sebagai penghasil elektron konduksi atau hole. Terdiri
atas dua tipe: Tipe – N (Silikon + Phospor atau Arsenic) dan
Tipe – P (Silikon + Boron, Galium atau Indium).
Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme
doping, yang dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi
bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen sehingga
diharapkan akan dapat menghantarkan listrik. Mekanisme ini
dilakukan dengan jalan memberikan atom pengotor ke bahan
semikonduktor murni sehingga apabila atom pengotor memiliki
kelebihan elektron valensi (valensi 5) akan terdapat elektron
bebas yang dapat berpindah. Karena mengandung atom-atom
pengotor, pembawa muatan didominasi oleh elektron saja atau
lubang saja. Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor
dengan valensi kurang (valensi 3) maka akan terbentuk area
kosong (hole) yang menjadi pembawa muatan. Mekanisme ini
menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk (tipe – N atau
tipe – P).
Semikonduktor tipe-n
Dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil
atom pengotor pentavalen (antimony, phosphorus atau
arsenic) pada silikon murni. Atom-atom pengotor
(dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga
secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat
sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silikon
dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang
dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar
2.3). Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa
elektron ini akan menjadi elektron bebas dan siap
menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik.
Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini
disebut semikonduktor tipe-n karena menghasilkan
pembawa muatan negatif dari kristal yang netral.
Karena atom pengotor memberikan elektron, maka
atom pengotor ini disebut sebagai atom donor.
Semikonduktor tipe-p
Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor
tipe-n, semikonduktor tipe-p dapat dibuat dengan
menambahkan sejumlah kecil atom pengotor trivalen
(aluminium, boron, galium atau indium) pada
semikonduktor murni, misalnya silikon murni. Atom-
atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron
valensi sehingga secara efektif hanya dapat membentuk
tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen
menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal,
terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak
berpasangan yang disebut lubang (hole). Material yang
dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut
semikonduktor tipe-p karena menghasilkan pembawa
muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom
pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini
disebut sebagai atom aseptor (acceptor).
3. Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain
adalah sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon,
semikonduktor memiliki resistansi. Cara ini dipakai untuk
membuat resistor di dalam sebuah komponen semikonduktor.
Namun besar resistansi yang bisa didapat kecil karena terbatas
pada volume semikonduktor itu sendiri.
C. Karakteristik Bahan
Semikonduktor elemental terdiri atas unsur – unsur pada system
periodik golongan IV A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon
(C).Karbon semikonduktor ditemukan dalam bentuk Kristal
intan.Semikonduktor intan memiliki konduktivitas panas yang tinggi
sehingga dapat digunakan dengan efektif untuk mengurangi efek panas
pada pembuatan semikonduktor laser.
Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang
dibentuk dari logam unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan
3) dengan non logam pada golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6)
sehingga membentuk ikatan yang stabil (valensi 8). Semikonduktor
gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP, sedangakan gabungan II dan
VI misalnya CdTe dan ZnS.
D. Penggunaan Bahan
Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik
yang memungkinkan pembuatan komponen elektronik dalam wujud
mikro, sehingga peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang lebih
kecil. Beberapa komponen elektronik yang menggunakan bahan
semikonduktor yaitu:
1. Transistor
Transistor merupakan komponen elektronik yang dibuat
dari materi semikonduktor yang dapat mengatur tegangan dan
arus yang mengalir melewatinya dan dapat berfungsi sebagai
saklar elektronik dan gerbang elektronik.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
2. Thermistor
Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen
atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu.
Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan
(atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau
temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini
merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat
pengukur tahanan).
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930,
dan mendapat hakpaten di Amerika Serikat dengan nomor
#2.021.491. Ada dua macam termistor secara
umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient),
dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya
naik, sementara sifat NTC justru kebalikannya.
3. SR (Silicon Control Rectifier)
E. Proses
SOURCE :