Anda di halaman 1dari 6

TERBATAS

KEPEMIMPINAN STRATEGIS
BERFIKIR STRATEGIS

Persoalan No.1 Apa persyaratan untuk berpikir strategis?


Jawaban :
Menurut Peter Senge (1994), berpikir secara strategis berangkat dari refleksi atas
inti utama yang terdapat dalam suatu persoalan yang ditangani dan tantangan-tantangan
utama yang dihadapi. Dengan demikian, berpikir secara strategis lebih berupa proses
untuk memahami dua hal pokok yang saling terkait: yaitu fokus dan kesadaran atas waktu
(timing)1
Ada beberapa persyaratan untuk berpikir strategis 2 meliputi sifat, imajinasi,
pandangan yang luas, Juggle, tidak dalam kendali, dan keinginan yang kuat untuk
menang.

a. Sifat untuk Belajar Berpikir Strategis.


1) Memiliki imajinasi.
2) Pandangan yang luas.
3) Kemampuan untuk menangani informasi yang berpacu, tidak
lengkap, dan tidak akurat.
4) Kemampuan untuk menangani sesuatu di mana kita tidak punya
kendali atasnya.Keinginan yang kukuh untuk menang.

b. Imajinasi.
1) Kemampuan untuk menggunakan imajinasi adalah faktor penting
dalam belajar berpikir strategis.
2) Berpikir strategis memerlukan pemikiran yang divergen dan
konvergen. Pemikiran divergen diperlukan ketika kita memecah kebiasaan,
melihat pola baru, dan membayangkan kemungkinan hubungan.
3) Berpikir konvergen digunakan untuk membingkai kemungkinan-
kemungkinanyang ada untuk organisasi berdasarkan kriteria objektif dan
untuk memilih suatu pendekatan.

1
Dikutip dari http://www.kompasiana.com/mbudiraharjo/berpikir-strategis-apa-
itu_54ff0372a33311842850fac0
2
Hanjar Seskoad tentang Kepemimpinan Hal. 29 s.d 30

TERBATAS
TERBATAS
2

4) Kreativitas datang dari pengabungan dimensi-dimensi yang berbeda,


terlihat tidak berkaitan dari pengalaman.

c. Pandangan yang luas.


1) Adalah kemampuan untuk melihat banyak hal dari perspektif yang
luas bersamaan dengan mulainya membayangkan melihat hal-hak secara
berbeda baik kondisinya sekarang maupun kondisinya yang akan datang.
2) Cara terbaik untuk meluaskan pandangan adalah dengan melakukan
diversifikasi dan melebarkan interaksi dan kontak dengan orang-orang
karena itu akan memaksanya untuk menantang kerangka kerjanya dan
melihat pola-pola yang lain.

d. Juggle.
1) Juggle adalah kemampuan untuk menangani sesuatu dengan
informasi yang tidak lengkap dan tidak konsisten, tidak akurat, dan selalu
berubah-rubah.
2) Kemampuan untuk melihat dan bekerja dengan hubungan yang
berlawanan dan paradok adalah sifat yang dianggap para strategis sebagai
kebutuhan untuk berpikir strategissebagai lawan dari perencanaan. Di mana
kemampuan untuk menghilangkan paradok dan ambivalen diperlukan.

e. Tidak dalam Kendali.


1) Adalah kemampuan untuk menangani hal-hal yang kita tidak punya
kendali atasnya.
2) Tidak ada kendali dikarenakan siatuasinya tidak dapat diramalkan,
sehingga semuanya mengandung resiko.
3) Dalam situasi yang sulit, strategis yang berhasil bertindak seolah-olah
mereka sudah menang, karena mereka percaya mereka tidak akan kalah.

f. Keinginan yang Kuat untuk Menang.


1) Elemen dari kompetisi merupakan faktor penting yang mempengaruhi
kemampuannya untuk belajar berpikir strategis.
2) Untuk menjamin keberhasilan dalam membuat strategi, Anda harus
mempunyai semangat bertempur yang tinggi.

TERBATAS
TERBATAS
3

3) Tanpa kompetisi dan konfrontasi, strategi tidak akan berhasil.


4) Dialog, diskusi, dan debat adalah teknik komunikasi yang diperlukan
dalam memenangkan kompetisi dan konfrontasi.
5) Keinginan untuk menang adalah motivator kuat bagi para eksekutifini
mengikat semua sifat yang lain menjadi alasan untuk belajaruntuk membuat
strategi untuk menang.

Berdasarkan penjelasan diatas, pada intinya persyaratan untuk menjadi pemikir


strategis adalah tahan terhadap permasalahan yang akan dihadapi. Mampu menjadikan
kendala menjadi peluang, pemikir strategis harus memiliki visi kedepan dengan didukung
imajinasi dan pandangan yang luas. Permasalahan yang komplek harus menjadikan
seorang pemimpin strategis memiliki kemampuan untuk menangani informasi yang
berpacu, tidak lengkap, dan tidak akurat, dan kemampuan untuk menangani sesuatu di
mana kita tidak punya kendali atasnya. Selain itu seorang pemikir strategis memiliki tekad
yang kuat, walaupun menghadapi dihadapkan dengan tantangan dan hambatan yang
ada, memiliki keteguhan untuk tetap menjaga keinginan yang kukuh untuk menang.

Persoalan No.2 Apa yang dimaksud dengan ilmu yang diperlukan bagi pemikir
strategis menurut Paul K. Van Riper?
Jawaban :
Seorang pemikir strategis perlu dibekali Ilmu yang memadai, Ilmu, sains, atau ilmu
pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh
dari keterbatasannya.
Menurut Paul K. Van Riper, ilmu yang diperlukan bagi pemikir strategis meliputi
ilmu yang didapat dari pemahaman untuk menyelesaikan permasalahan, pembelajaran
baik dari pengalaman ataupun dengan mempelajari dari para pemikir strategis
sebelumnya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari

TERBATAS
TERBATAS
4

epistemologi. Dengan demikian seorang pemikir strategis perlu dibekali wawasan yang
luas mencakup Ipoleksosbud Hankam, dengan adanya referensi, bekal ilmu dan wawasan
yang luas serta pengalaman yang memadai, seorang pemikir strategis mampu menjawab
semua permsalahan yang akan dihadapi.

Persoalan No.3 Apa saja ilmu atau hal yang diperlukan bagi seorang Pemikir
Strategis menurut Paul K. Van Riper?
Jawaban :
Untuk mendukung para pemikir tetap dalam jalurnya yaitu berfikir cerdas dan kritis,
maka diperlukan ilmu yang memadai. Seperti yang dikemukakan oleh Paul K.Van Riper 3,
beberapa ilmu yang diperlukan bagi Pemikir Strategis meliputi :

a. Teori Sistem: Pertama dan utama yang dibutuhkan oleh pemikir strategis
adalah “know how the world works”. Mereka perlu memiliki pandangan sistem dari
dunia dan semuanya yang ada di dalamnya.

b. Teori Strategis: Pemikir strategis perlu mempelajari para strategis seperti


Clausewitz, Sun Tzu, Thucydides, Nicolo Machiavelli, Basil Liddell Hart, J.C. Wylie,
Michael Howard, John Boyd, dan Colin Gray. Mensintesakan apa yang telah
dihasilkan oleh para strategis ini akan membantu para pemikir strategis
menangkap “causal process” yang menyediakan suatu “sense of understanding”.

c. Bagaimana cara berpikir: metacognition (i.e. Thinking about thinking) yaitu


berpikir pada tingkat yang lebih tinggi yang melibatkan kendali aktif pada proses
kognitif dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan seperti perencanaan bagaimana
melaksanakan tugas pembelajaran, memonitor, dan mengevaluasi kemajuan
dalam menyelesaikan tugas adalah bersifat metacognitive.

d. Komponen dari metacognition: pembatasan ingatan, mempunyai pandangan


yang besar, kritik-diri, dan pemilihan strategi.

3
Ibid., Hal : 27 s.d 28

TERBATAS
TERBATAS
5

e. Sejarah: Sejarah menyediakan konteks dari berpikir tentang isu-isu


sekarang, dengan menyediakan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam
dari para pemikir strategis.

f. Banyak hal-hal yang tidak terjadi pada saat sekarang, sehingga kita harus
menggalinya dari sejarah.

g. Pembuatan keputusan kebanyakan didasarkan pada ketidakpastian, untuk


itu perlu dukungan kejadian- kejadian yang terjadi sebelumnya.

h. Para pemikir strategis perlu mempunyai the historical mindcara berpikir yang
dibentuk oleh bacaan seseorang tentang sejarah dan menggunakan sejarah
sebagai cara pencarian dan kerangka kerja untuk berpikir tentang masalah-
masalah.
i. Geostrategi dan geopolitik. Pemikir strategis perlu memahami tentang
geografi, khususnya yang berhubungan dengan strategi.

j. Banyak pemimpin yang tidak terlalu menguasai tentang geografi. Banyak


karya-karya pemikir yang terkait dengan geostrategi dan geopolitik tidak dikenal
oleh para pemimpin.

k. Pemikir strategis perlu belajar dari para pemikir geostrategi seperti


Mackinder, Spykman, Alfred Thayer Mahan, George F. Kennan, Henry Kissinger,
dan Zbigniew Brzezinski.

l. Antropologi sosial adalah studi tentang bagaimana keyakinan-keyakinan dan


perilaku-perilaku manusia dibentuk oleh budaya.

m. Pemikir strategis tidak boleh lalai hubungan antar bangsa dan penggunaan
kekuatan dan ancaman selalu melibatkan manusia dari bermacam budaya dan
etnisitas.

n. Kita tidak dapat membangun hubungan dengan orang- orang lain jika kita
tidak mengerti dan menghormati kebiasaan dan tradisi mereka.

TERBATAS
TERBATAS
6

Ilmu/wawasan yang perlu dimiliki, oleh para pemikir strategis merupakan dasar,
pegangan ataupun kekuatan bagi para pemikir strategis agar mampu menghadapi seluruh
tantangan dan hambatan dalam organisasi. Pemimpin dalam organisasi perlu
memanfaatkan waktu untuk berpikir strategis, tanpa dibekali oleh ilmu yang dapat
menghasilkan kemampuan berpikir strategis yang komprehensif, organisasi akan
menghadapi resiko dalam membuat keputusan-keputusan yang kurang kreativitas dan
wawasan yang muncul dari proses berpikir strategis.
Kemampuan membaca situasi yang pada ahirnya menentukan keputusan, bahwa
organisasinya berbelok ke arah yang tidak diinginkan merupakan salahsatu contoh
bagaimana ilmu sangat berperan. Peran ilmu yang signifikan ini dapat dilihat dari
kemampuan pemimpin membaca situasi dan kondisi organisasi. Dengan bekal
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang memadai akan menghasilkan pemikir
strategis yang profesional.

Bandung, 27 Januari 2016


Perwira Siswa

Referensi :
1. Hanjar Seskoad tentang Kepemimpinan Strategis
2. http://www.kompasiana.com/mbudiraharjo/berpikir-strategis-apa-
itu_54ff0372a33311842850fac0

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai