PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan
suatu ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan
zakat beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua
tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan
bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal
keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat
dipandang seutama-utama ibadah maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam.
Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah
(seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten
berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan umat manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Zakat ?
2. Bagaimana Hukum Dan Dasar Hukum Zakat ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, atau zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-
barakatu “ keberkahan” ath-thaharatu “kesucian” dan ash-shalahu “keberesan”.1
Sedangkan secara istilah, mesipun para ulama mengemukakan dengan redaksi
yang agak antara satu dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa
zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang allah swt
mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.
Zakat menurut bahasa artinya menambah, berkembang dan menyucikan.
Sedangkan menurut istilah , ulama syafi’iyyah berpendapat bahwa zakat adalah
istilah bagi sesuatu yang dikeluarkan dari harta (zakat mal) maupun badan (zakat
fitrah) dengan cara tertentu ,dan diberikan kepada orang-orang tertentu, yaitu para
mustahik zakat.2
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan pengertian
menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluaran
zakatnya akan menjadi berkah,tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan
beres(baik).3
Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surat at-taubah 103 :
1
Majma Lughah al-‘Arabiyyah,al-Mu’jam al-Wasith (Mesir: Daar el Ma’arif,1972), Juz 1
hlm. 396
2
Rosidin, E-Modul Fikih (Malang: Genius Media,2020) hlm. 53
3
Didin hafidhuddin, zakat dalam perekonomian modern (jakarta: gema insani,2002)hlm.
7
2
QS. Ar Rum (30) : 39
?وا ِعن? َد ٱهَّلل ِ َو َم??ٓا َءاتَ ْيتُم ِّمن زَ َك? ٰ?و ٍة ۟ ?ُ?و ِل ٱلنَّاس فَاَل يَرْ ب
َ ٰ ??و ۟ا فِ ٓى أَ ْم
َ ?َُو َم??ٓا َءاتَ ْيتُم ِّمن ِّربً??ا لِّيَرْ ب
ِ
ٓ
٣٩﴿ َك هُ ُم ْٱل ُمضْ ِعفُون ?َ ِ﴾تُ ِري ُدونَ َوجْ هَ ٱهَّلل ِ فَأ ُ ۟و ٰلَئ
“dan sesungguhnya riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
allah. Dan yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-
orang yang melipatgandakan hartanya”
اس بِ ْٱل ٰبَ ِط?? ِل َ ٰ ??ار َوٱلرُّ ْهبَ??ا ِن لَيَ??أْ ُكلُونَ أَ ْم ۟ ٓ ُٰيَٓأَيُّهَ??ا ٱلَّ ِذينَ َءامن
ِ َّ??و َل ٱلن ِ َ??وا إِ َّن َكثِ??يرًا ِّمنَ ٱأْل َحْ ب َ
ِ يل ٱهَّلل
ِ ِض?ةَ َواَل يُنفِقُونَهَ??ا فِى َس?ب َّ َِب َو ْٱلفَ ?ذه َّ ?ص? ُّدونَ عَن َس?بِي ِل ٱهَّلل ِ َوٱلَّ ِذينَ يَ ْكنِ? ُزونَ ٱل ُ ََوي
٣٤﴿ ب أَلِ ٍيم
ٍ ﴾فَبَ ِّشرْ هُم? بِ َع َذا
3
QS. At Taubah (9) : 60
4
QS. Al Baqarah (2) : 110
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada
sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu
kerjakan.”
Qs. At- taubah ayat 103
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kedudukan dan arti penting zakat dapat dilihat dari beberapa hal berikut :4
1. zakat adalah rukun islam yang ketiga, sehingga menjadi salah satu
pilar bangunan islam yang agung.
2. Allah swt menyandingkan perintah menunaikan zakat dengan perintah
shalat sebanyak 28 kali dalam al-quran. Ini menunjukkan betapa urgen
(penting) dan tinggi kedudukan zakat dalam islam. Selain itu,
penyebutan kata shalat dalam banyak ayar terkadang disandingkan
dengan iman dan terkadang disandingkan dengan zakat, bahkan
terkadang ketiga-tiganya disandingkan dengan amal sahih dalam
urutan yang logis.
4
Didin hafidhuddin, zakat dalam perekonomian modern, Hlm. 11
5
ِ ين َو ْٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ْٱل َم ٰ َس? ِك
ين َ ْ?ر فَلِ ْل ٰ َولِ? َد ْي ِن َوٱأْل َ ْق
?َ ِ?رب ٍ ك َم?ا َذا يُنفِقُ?ونَ قُ??لْ َم??ٓا أَنفَ ْقتُم ِّم ْن خَ ي
?َ َيَسْٔـََٔ?لُون
٢١٥﴿ وا ِم ْن خَ ي ٍْر فَإِ َّن ٱهَّلل َ بِ ِهۦ َعلِي ٌم ۟ ُ﴾ َوٱ ْبن ٱل َّسبي ِل َوما تَ ْف َعل
َ ِ ِ
Pada tahun kedua hijriyah, baru allah swt memerintahkan kewajiban zakat
dengan menggunakan ungkapan atu al-zakat (tunaikanlah zakat). Seiring dengan
perintah itu nabi saw memberikan penjelasan mengenai ketentuan-ketentuanya.
Jadi sebenarnya pensyariatan zakat di madinah merupakan pembaharuan terhadap
perintah zakat yang diturunkan di mekah dengan ungkapan infaq.
Ketentuan zakat tersebut ditetapkan karena umat islam saat itu sudah
berbeda dengan ketika mereka di mekah. Di madinah mereka telah memiliki iman
yang terkonsentrasi dan wilayah kehidupan mereka pun menjadi luas. Mereka
telah membangun satu masyarakat yang memiliki sistem kehidupan mungkinkan
menerima ketentuan dan batasan zakat. Puncak dari pensyariatan zakat adalah
menetapkan atau mengumumkannya sebagai salah satu rukun islam oleh nabi
muhammad berdasarkan ayat 11 surat at-taubah :
5
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Percetakan Radar Jaya
Jakarta,1997) hlm . 174
6
ِ َص? ُل ٱلْ َءا ٰي ۟ ۟ ُوا َوأَقَ??ا ُم
۟ فَإِن تَاب
ت لِقَ??وْ ٍم ِ ٱلص?لَ ٰوةَ َو َءاتَ? ُوا ٱل َّز َك? ٰ?وةَ فَ?إِ ْخ ٰ َونُ ُك ْم فِى ٱل?د
ِّ َِّين َونُف َّ وا
١١﴿ َ﴾يَ ْعلَ ُمون
Ayat ini mengandung arti bahwa menunaikan zakat salah satu syarat
seseorang menjadi saudara seagama. Dari sini dipahami bahwa orang yang tidak
menunaikan zakat tidak dapat disebut muslim, sehingga para ulama menetapkan
zakat sebagai salah satu rukun islam.6
BAB III
PENUTUP
6
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin.... hlm. 175
7
A. KESIMPULAN
Zakat menurut bahasa artinya menambah, berkembang dan menyucikan.
Sedangkan menurut istilah , ulama syafi’iyyah berpendapat bahwa zakat adalah
istilah bagi sesuatu yang dikeluarkan dari harta (zakat mal) maupun badan (zakat
fitrah) dengan cara tertentu ,dan diberikan kepada orang-orang tertentu, yaitu para
mustahik zakat.
Zakat merupakan rukun islam yang ketiga. Hukum zakat adalah fardhu’ain
bagi setiap orang yang mampu dan mencukupi syarat-syaratnya. Secara historis,
zakat mulai diwajibkan pada bulan syawal tahun ke-2 hijriyah.