Anda di halaman 1dari 40

PONED DAN PONEK

Dr. Erlina Suci Astuti, S.Kep.Ns. M.Kep


Apa Yang
Menyebabkan Ada
Program Poned
Dan Ponek
Kematian Ibu
• Setiap hari, 830 ibu di dunia (di Indonesia 38 ibu, berdasarkan AKI 305)
• Meninggal akibat penyakit/komplikasi terkait kehamilan dan persalinan
(Sumber: Key facts. Maternal mortality. 16 February 2018
https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/maternal-mortality)

•Sebagian besar kematian tsb seharusnya bisa dicegah dan diselamatkan


Artinya, bila AKI tinggi, banyak Ibu yang seharusnya tidak meninggal
tetapi meninggal karena tidak mendapatkan upaya pencegahan dan
penanganan yang seharusnya
Penyebab utama kematian
• Kira-kira 75% kematian ibu disebabkan:
üPerdarahan parah (sebagian besar perdarahan pasca salin)
üinfeksi(biasanya pascasalin)
üTekanan darah tinggi saat kehamilan (preeclampsia/ eclampsia)
üPartus lama/macet
üAborsi yg tdk aman
• Sumber: Key facts. Maternal mortality. 16 February 2018 https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality
Kematian Neonatal

•Sebanyak 7000 Bayi baru lahir didunia meninggal setiap harinya


(Indonesia: 185/hari, dg AKN 15/1000 Kel Hidup)
•Tiga-perempat kematian neonatal terjadi pd minggu pertama, dan 40%
meninggal dlm 24 jam pertama
•Kematian neonatal berkaitan erat dg kualitas pelayanan persalinan,
dan penanganan BBL yg kurang optimal segera setelah lahir dan bbrp
hari pertama setelah lahir
•Penyebab utama kematian (2016)adalah:prematur, komplikasi terkait
persalinan (asfixia atau kesulitan bernafas saat lahir), infeksi dan cacat
lahir (birth defect)
•Sumber: Key facts. Newborns: reducing mortality. 28 September 2018 https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/newborns-reducing-
mortality
UPAYA/STRATEGI MENURUNKAN
AKI DAN AKN

PELAYANAN DASAR MATERNAL DAN NEONATAL

PONED DAN PONEK


PONED
Pelayanan Obstetri
Neonatus Essensial Dasar.
PENGERTIAN
• PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri
Neonatus Essensial Dasar.
• PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan
dokter.
• Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan /
menangani kasus-kasus kegawatadaruratan obstetri neonatal
• Merupakan Rujukan awal dari sistem mata rantai rujukan
• Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter,
bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung
jawab terlatih.
• Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap 24
jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari
polindes dan puskesmas.

• Polindes dan puskesmas non perawatan disiapkan untuk


melakukan pertolongan pertama gawat darurat obstetri
dan neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk
melakukan PONED.
TUJUAN PONED

bertujuan untuk menghindari rujukan yang


lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan
mata rantai rujukan itu sendiri.
TUGAS PUSKESMAS PONED
1. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu
dan Pondok bersalin Desa
2. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas
wewenang
3. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan
pra hospital.
INDIKATOR KELANGSUNGAN DARI
PUSKESMAS PONED
• Kebijakan tingkat PUSKESMAS
b. SOP (Sarana Obat Peralatan)
c. Kerjasama RS PONED
d. Dukungan Diskes
e. Kerjasama SpOG
f. Kerjasama bidan desa
g. Kerjasama Puskesmas Non PONED
h. Pembinaan AMP
i. Jarak Puskesmas PONED dengan RS
SYARAT PUSKESMAS PONED

1. Pelayanan buka 24 jam


2. Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih PONED dan siap 24 jam
3. Tersedia alat transportasi siap 24 jam
4. Mempunyai hub kerjasama dengan RS terdekat dan Dokter Spesialis Obgyn
dan spesialis anak sebagai

PETUGAS PELAKSANA PONED

a. Dokterumum 2 orang
b. Bidan 8 orang
c. Perawat
d. Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED
PELAYANAN PONED

Komponen pelayanan maternal


Komponen pelayanan neonatal
a. Pelayanan KIA/KB 1) Bayi berat lahir rendah
b. Pelayanan ANC & PNC 2) Hipotermi
c. Pertolongan Persalinan normal 3) Hipoglikemi
d. Pendeteksian Resiko tinggi Bumil 4) Ikterus/hiperbilirubinemia
e. Penatalaksanaan Bumil Resti 5) Masalah pemberian nutrisi
f. Perawatan Bumil sakit 6) Asfiksia pada bayi
g. Persalinan Sungsang 7) Gangguan nafas
h. Partus Lama 8) Kejang pada bayi baru lahir
i. KPD 9) Infeksi neonatal
j. Gemeli 10) Rujukan dan transportasi bayi baru lahir
k. Pre Eklamsia
l. Perdarahan Post Partum
m. Ab. Incomplitus
Kasus di puskesmas PONED yang harus dirujuk ke rumah sakit
PONEK maupun non PONEK:

• Ibu hamil dengan panggul sempit, ibu hamil dengan riwayat bedah sesar, dan ibu hamil dengan
perdarahan antepartum;
• Jika ditemukan adanya hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi berat/ eklamsi);
• Ketuban pecah disertai dengan keluarnya meconium kental;
• Ibu hamil dengan tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion, kehamilan
ganda);
• Primipara pada fase aktif kala 1 persalinan dengan penurunan kepala 5/5 h;
• Ibu hamil dengan anemia berat atau ibu hamil yang mengalami disproporsi kepala panggul; dan
• Ibu hamil dengan komorbid atau penyakit penyerta seperti diabetes melitus (DM) dan kelainan
jantung yang perlu dirujuk ke RS PONEK.
Kasus pada bayi baru lahir yang harus segera
dirujuk ke rumah sakit PONEK seperti:
• Bayi dengan usia gestasi di bawah 32 minggu;
• Bayi yang mengalami asfiksia ringan dan sedang yang tidak menunjukkan perbaikan selama 6 jam;
• Bayi yang mengalami kejang meningitis, dan bayi yang membutuhkan perawatan sepsis.
• Bayi yang diduga mengalami infeksi pra/ intra/ post partum;
• Bayi dengan kelainan bawaaan;
• Bayi dengan distres nafas yang menetap;
• Bayi yang tidak menunjukan kemajuan selama perawatan;
• Bayi yang mengalami kelainan jantung;
• Bayi hiperbilirubinemia; dan
• Bayi kuning akibat kadar bilirubin yang tinggi, lebih dari 10 mg/dl.
FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN
PONED

a. Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)


b. Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
c. Peran serta aktif bidan desa
d. Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
e. Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.
f. Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart
pelayanan minimal.
HAMBATAN DAN KENDALA DALAM
PENYELENGGARAAN PONED

a. Mutu SDM yang rendah


b. Sarana prasarana yang kurang
c. Ketrampilan yang kurang
d. Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas
Non PONED belum maksimal
e. Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
f. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai
• PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk
melakukan tindakan :
a) seksia sesaria,
b) Histerektomi,
c) Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
d) Perawatan Intensif ibu dan Neonatal,
e) Tranfusi darah.
Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
1.Asuhan Bayi Baru Lahir (Level I –> Asuhan Dasar Neonatal/Asuhan Neonatal Normal). Fungsi
Unit:
1. Resusitasi neonatus
2. Rawat gabung bayi sehat – ibu
3. Asuhan evaluasi pascalahir neonatus sehat
4. Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamilan 35-37 minggu yg stabil
secara fisiologis
5. Perawatan neonatus usia kehamilan <35 minggu atau neonatus sakit sampai dapat
pindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
6. Stabilisasi neonatus sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
7. Terapi sinar
2.Kriteria Rawat Inap Neonatus
1. Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat lahir ≥ 2,5 kg
2. Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 mgg), stabil secara siologis, bayi
dengan risiko rendah
3.Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi.

1.Masa antenatal
1. Perdarahan pada kehamilan muda
2. Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
3. Gerak janin tidak dirasakan
4. Demam dalam kehamilan dan persalinan
5. Kehamilan Ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
6.Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan
atau koma, tekanan darah tinggi
Pelayanan Kesehatan Maternal
Risiko Tinggi.
• Masa intranatalInduksi oksitosin pada hamil • Penanganan prolapsuus tali pusat
lewat waktu, IUFD
• Kuret pada blighted ovum/kematian medis,
• Pelayanan terhadap syok abortus inkomplit –> mola hidatosa
• Penanganan pecah ketuban • Aspirasi vakum manual
• Penanganan persalinan lama • Ekstraksi cunam
• Persalinan dengan parut uterus • Seksio sesarea
• Gawat janin dalam persalinan • Episiotomy
• Penanganan malpresentasi dan malposisi • Kraniotomi dan kraniosentesis
• Penanganan distosia bahu • Plasenta manual
Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi.

• Perbaikan robekan serviks • Bayi baru lahir dengan asfiksia


• Perbaikan robekan vagina dan perineum • Penanganan BBLR
• Perbaikan robekan dinding uterus • Resusitasi bayi baru lahir
• Reposisi Inversio uteri • Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
• Melakukan penjahitan • Anestesia spinal, ketamin
• Histerektomi • Blok paraservikal
• Ibu sukar bernafas/ sesak • Blok pudendal
• Kompresi bimanual dan aorta • IUD post plasenta
• Ligasi arteri uterine • IUD durante seksio sesarea
Pelayanan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi (minimal level II B)
1.Asuhan bayi baru lahir
Level II: Asuhan Neonatal dengan Ketergantungan Tinggi (Ruang Rawat Neonatus Asuhan Khusus)
Level II A: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (sesuai dengan kemampuan pelayanan
puskesmas/PONED).
Fungsi Unit:
1.Resusitasi dan stabilisasi bayi prematur dan/atau sakit, termasuk
2.memberikan bantuan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dalam jangka waktu < 24 jam,
atau sebelum pindah ke fasilitas asuhan intensif neonatus.
3.Pelayanan bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 mgg danberat lahir > 1500 gr yang memiliki
ketidakmampuan siologisseperti apnea, prematur , tidak mampu menerima asupan oral, menderita
sakit yg tidak diantisipasi sebelumnya dan membutuhkan pelayanan sub spesialistik dlm waktu
mendesak.
4.Oksigen nasal dengan pemantau saturasi oksigen
5.Infus intravena perifer dan nutrisi parenteral untuk jangka waktu terbatas
6.Memberikan asuhan bayi dalam masa penyembuhan pasca perawatan intensif .
Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi.

• Masa Post Natal


• Masa nifas
• Demam pasca persalinan/ infeksi nifas
• Perdarahan pasca persalinan
• Nyeri perut pasca persalinan
• Keluarga Berencana
Level II B: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (sesuai dengan kemampuan
standar PONEK).
Fungsi Unit:
1.Kemampuan unit perinatal level II A ditambah dengan tersedianya ventilasi mekanik selama
jangka waktu singkat (<24 jam) dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
2.Infus intravena, nutrisi parenteral total, jalur sentral menggunakan tali pusat dan jalur sentral
melalui intravena per kutan
Kriteria Rawat Inap
1.Bayi prematur > 32 mgg
2.Bayi dari ibu dengan Diabetes
3.Bayi yg lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan
komplikasi
1.Gawat napas yg tidak memerlukan ventilasi bantuan» Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) >1,5 kg
2.Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
3.Sepsis neonatorum
4.Hipotermia
Pelayanan lainnya meliputi :
1.Perawatan Khusus / High Care Unit dan Tranfusi Darah
2.Pelayanan Penunjang Medik Pencitraan.
1. Radiologi, dinamik portabel
2. USG Ibu dan Neonatal
3.Laboratorium
1. Pemeriksaan rutin darah, urin
2. Septic marker untuk infeksi neonatus yaitu DPL (Darah PeriferLengkap), CRP (C-
Reactive Protein), IT ratio, kultur darah, kultur urin, kultur pus.
3. Pemeriksaan gula darah, bilirubin, elektrolit, AGD.
4.TPNM (Total Parenteral Nutrition and Medication)
5.Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai).
6.Ruang Menyusui bagi ibu yang bayinya masih dirawat dan tempat penyimpanan ASI perah.
7.Klinik Laktasi.
8.Ruang Susu.
9.Ruang Penyimpanan :
10.Ruang Persiapan (APD, dll) :
11.Ruang Pencucian
KRITERIA SDM
Memiliki Tim PONEK esensial yang terdiri dari:
§ 2 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan*
§ 2 dokter Spesialis Anak*
§ 2 dokter di Unit Gawat Darurat
§ 3 orang bidan (1 koordinator dan 2
penyelia)
§ 2 orang perawat.
Tim PONEK ideal ditambah:
ü 1 Dokter spesialis anesthesi
ü 1 Perawat anesthesi
ü 6 Bidan pelaksana
ü 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
ü 1 Petugas laboratorium (setingkat analis)
ü 1 Petugas Radiologi
ü 1 Pekarya kesehatan
ü 1 Petugas administrasi
ü 1 Konselor laktasi
ü 1 Tenaga Elektromedik
UPAYA PHBS TERKAIT KESEHATAN IBU DAN BAYI

1. ANC kepada Tenaga Kesehatan terlatih


2. Melahirkan di tenaga kesehatan terlatih
3. Kunjungi posyandu (Hamil, Bayi dan Balita)
4. Pemanfaatan konsultasi dengan Petugas kesehatan
di tingkat desa
5. Gunakan buku KIA sbg Panduan 1000 hari
kehidupan
6. Konsumsi makanan dg gizi seimbang
7. Monitoring KN dan KF
8. Peran serta keluarga, dan masyarakat (Kader,
Dasawisma, PKK)

Anda mungkin juga menyukai