Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANAK

PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA ANAK

__________________________________________________

Disusun Oleh :
SINNA SHERINA FAIRUZIA
P17211183051

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG


2020/2021
Nama : SINNA SHERINA FAIRUZIA
NIM : P17211183051

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANAK


PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA ANAK

Minggu/Ruang :1
Asuhan Keperawatan Klien dengan : Pemberian Imunisasi BCG Pada Anak

A. Pendahuluan
1. Definisi
1.1 Konsep Imunisasi
Imunisasi adalah suatu suspensi mikroorganisme hidup yang
dilemahkan atau mati atau bagian antineic, agen ini yang diberikan pada
hospes potensial untuk menginduksi imunitas dan mencegah suatu penyakit.
(Wahab, Samik, 1999)
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap
penyakit. Imunisasi adalah memasukkan vaksin berupa mikroba hidup yang
sudah dilemahkan. Imunisasi merupakan tindakan yang akan menimbulkan
kekebalan terhadap tubuh. (Maimunah, Siti, 2005)
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat antibodi
untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu (Aziz, 2008). Program Imunisasi
yang ditujukan pada bayi dengan usia 0-1 tahun yaitu BCG, DPT, Polio,
Campak, dan Hepatitis-B, tujuannya untuk menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian nayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena
sistem kekebalan tubuh masih belm sebaik orang dewasa, sehingga sangat
rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Beberapa imunisasi tidak
cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan
lengkap (DepKes).
1.2 Konsep Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (Basillus Calmette Guerin) merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab
terjadinya penyakit TBC. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung
mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan.
Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC)
yang diberikan dengan cara dilarutkan menggunakan 4 ml pelarut NaCl 0,9%.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang
dengan dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali yang diinjeksikan pada
intrakutan di insersio muskulus deltoideus kanan

2. Etiologi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi
kuman (basil) mikobakterium tuberkulosis. Sebagian besar basil tuberkulosis yang
menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain.
Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif pada waktu
batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada
suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut
terhirup ke dalam saluran pernafasan.Setelah kuman tuberkulosis masuk ke dalam
tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tuberkulosis tersebut dapat menyebar dari
paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, saluran nafas, atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang
penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin
tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila
hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut
dianggap tidak menular. Seseorang terinfeksi tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi
droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut
3. Patofisiologi (pathway)

4. Komplikasi
- Muncul nanah, borok, atau abses di area kulit yang disuntik
pustule, kemudian pecah dan menjadi luka yang akan meninggalkan jaringan
parut
- Pembengkakan pada area suntikan
- Kelenjar getah bening bengkak di regional ketiak atau leher
- Demam tinggi ( suhu kurang lebih 39oC
- Nafsu makan menurun
- Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah
dilaukan imunisasi
5. Penatalaksanaan Medis Secara Umum
1. Pemeriksaan mantoux
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan neurologis
4. Pemeriksaan radiologi

B. Pengkajian
1. Data Tentang Tanda & Gejala yang Menonjol
1. Identitas atau biodata pasien
Umur klien
2. Jenis kelamin
3. Anak ke berapa
4. Data penanggung jawab
- Nama orang tua / wali
- Pendidikan orang tua/wali
- Pekerjaan
- Alamat tempat tinggal
5. Riwayat kesehatan anak masa lalu : jika terdapat riwayat kesehatan masa
lalu akan berdampak pada efek samping dan imunisasi yang diberikan
6. Riwayat kesehatan keluarga : faktor genetik akan mempengaruhi tumbuh
kembang anak
7. Riwayat imunisasi yang telah didapatkan : imunisasi agar anak dapat
terhindar dari penyakit tertentu
8. Pola kebiasaan sehari-hari :
a. Nutrisi/gizi : pemberian nutrisi harus sesuai dengan nilai gizi yang
dibutuhkan oleh anak
b. Imunisasi : imunisasi rutin
c. BAB/BAK : dirawat oleh orang tua
d. Istirahat tidur : untuk meningkatkan sirkulasi, aktifitas fisiologi anak
e. Personal hygiene: memelihara kebersihan dan kesehatan anak
9. TTV :
a. TD : 70-100/60 mmHg
b. N : 120-160x/menit
c. RR : 20-50x/menit
d. Suhu : 36,5-37,5oC
10. Pengukuran antropometri
Berat badan, tinggi atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas,
lingkar dada
2. Pemeriksaan Fisik
1. Riwayat imunisasi : apakah pernah terjadi efek samping setelah dilakukan
imunisasi
2. Keadaan umum : kompos mentis, baik
3. Kepala dan rambut : bersih, tidak ada kelainan, bersih, tidak ada luka atau
benjolan
4. Mata : bersih, tidak ada kelainan
5. Mulut dan tenggorokan : tidak ada masalah menelan
6. Integumen : lembab, tidak ada kemerahan atau bintik-bintik merah
3. Data Penunjang
Pemeriksaan radiologis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan mantoux,
pemeriksaan antropometri

C. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


a. Hipertermia berhubungan dengan proses fisiologis antigen-antibodi akibat
pemberian vaksinasi
b. Defisit pengetahuan ibu berhubungan dengan penanganan efek samping
imunisasi

D. Rencana Keperawatan (SIKI & SLKI)


Tujuan : Hipertermi teratasi
Kriteria hasil : Suhu badan bayi dalam batas normal (36,5 – 37, 5 Celcius)
Intervensi :
1. Jelaskan kepada Ibu reaksi demam yang kemungkinan terjadi setelah
pemberian vaksinasi (waktu, dan lama demam)
2. Latih keluarga mengatasi demam paska vaksinasi; melakukan kompres dengan
air biasa, menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menyusui
lebih sering, menjaga sirkulasi udara kamar yang baik dan lakukan pijat bayi
3. Jelaskan penggunaan obat antipiretik di rumah dengan perinsif benar minum
obat
a. Defisit pengetahuan ibu berhubungan dengan penanganan efek samping
imunisasi
Tujuan : Pengetahuan ibu meningkat
Kriteria hasil : Ibu dapat menjelaskan kembali secara verbal efek samping yang
kemungkinan terjadi akibat vaksinasi dengan benar, dan ibu memperagakan cara
mengatasi efek samping vaksinasi
Intervensi :
1. Berikan pendkes dengan menggunakan media tentang efek samping vaksinasi
dan cara mengatasinya
2. Edukasi cara mengatasi efek samping vaksinasi

Anda mungkin juga menyukai