Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Pancasila sebagai kepribadian bangsa erat kaitanya dengan kehidupan
sehari-hari masyarakat yang di kenal dengan keramahan, kesopananya,
kemajemukan, suku budayanya yang merupakan manifestasi dalam pandangan
hidup bangsa. Bahkan sejak sebelum berdirinya bangsa Indonesia, nilai-nilai
yang terkandung di dalam pancasila sudah melekat di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.
Di dalam pancasila tersebut banyak mengandung makna-makna yang
sangat erat kaitanya dengan keragaman budaya, adat istiadat, religius bangsa
seperti masyarakat yang merupakan kepribadian bangsa yaitu adaya
pengakuan atas Tuhan, dalam menyelesaikan suatu masalah selalu
bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat, saling hormat-menghormati
orang lain,meletakan kepentingan golongan di atas kepentingan pribadi, serta
selalu bersikap adil untuk mencapai tujuan bersama.
Kemudian dari situlah Pancasila dibentuk dengan menggali nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia sendiri yang telah tertanam dalam kehidupan
masyarakat Indonesia yang jelas berbeda jauh dengan nilai-nilai ideologi
bangsa lain.
Dengan ditetapkannya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945, kita sebagai warga Negara Indonesia yang juga telah
menganut nilai-nilai pancasila harus mempertahankan nilai-nilai tersebut di
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan kata lain, Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk arah semua
aktifitas atau kegiatan dan kehidupan didalam segala bidang,yang berarti
semua tingkah laku dan tindak atau perbuatan setiap manusia Indonesia harus
dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila didalam Pancasila. Karena
Pancasila selalu merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan
antara sila yang satu dengan yang lainnya, dan saling berkaitan satu sama lain
yang menunjukan bahwa sila dalam Pancasila merupakan satu-kesatuan
organis.
Pancasila yang harus dihayati ialah Pancasila yang sebagaimana telah
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yang dengan demikian jiwa
keagamaan (sebagai manifestasi atau perwujudan dari sila Ketuhanan Yang
Maha Esa), jiwa yang berperi kemanusiaan (sebagai manifestasi atau
perwujudan dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab), jiwa kebangsaan
(sebagai manifestasi atau perwujudan dari sila Persatuan Indonesia), jiwa
kerakyatan (sebagai manifestasi atau perwujudan dari sila Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan), dan
jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial (sebagai manifestasi atau
perwujudan dari sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) yang selalu
terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak atau perbuatan serta sikap
hidup seluruh bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai