Pendapatan Nasional :
Dari mana berasal
Dan kemana perginya
: Putri Mutia
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam hal-hal yang
menyangkut pengertian pendapatan nasional.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665.
Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak
disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern,
konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut
mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap
tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode, biasanya selama satu tahun. Selain dari itu pendapatan nasional juga dapat
dideefinisikan Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun
tertentu
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk
juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan
asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari
personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Produk neto(net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses
produksi
Dengan demikian cara kedua untuk menghitung pendapatan nasional ini adalah cara
menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-
perusahaan diberbagai lapangan usaha dalam perekonomian
Penggunaan cara ini dalam menghitung pendapatan mempunyai dua tujuan penting:
Bunga neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga
atas pinjaman konsumsi dan bunga ke atas pinjaman pemerintah
Keuntungan perusahaan
Sampai di mana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana
baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang
dinikmati.
Memberikan informasi dan data yang dibituhkan dalam analisis makro ekonomi
Data pendapatan nasional dan komponen-komponen data yang dihitung dengan cara
pengeluran dapat gunakan sebagai landasan untuk mengambil langkah-langkah dalam
mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.
Yd = Yp – T
Yd = C + S
Keterangan:
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp.
420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan
harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
Jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya
kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor
pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga
digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu,
membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan
perumusan kebijakan pemerintah.
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal
ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
Yang perlu diingat dalam hal ini adalah jangan sampai melakukan penghitungan berulang
(multiple counting) terhadap suatu jenis barang dan jasa. Oleh karena itu, yang harus
dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) dari barang dan jasa, bukan nilai akhirnya.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut:
Jika harga per unit kapas Rp10.000,-; benang Rp15.000,-; kain Rp18.000,; dan harga per unit
baju anak Rp25.000,-; maka besarnya nilai akhir dan nilai tambah dari benda-benda tersebut
adalah sebagai berikut:
Jadi, yang dihitung sebagai pendapatan nasional bukanlah nilai akhir yang totalnya
Rp68.000,- melainkan nilai tambahnya yang berjumlah Rp25.000,-. Jika kita menghitung
menggunakan nilai akhir maka kita telah melakukan penghitungan berulang, karena dalam
nilai akhir baju anak terkandung nilai akhir kain. Dalam nilai akhir kain terkandung nilai
akhir benang, dalam nilai akhir benang, terkandung nilai akhir kapas.
Berikut ini adalah contoh pendapatan nasional Indonesia yang dihitung dengan
metode pendekatan nilai produksi. Penghitungan tersebut dilakukan oleh BPS (Biro Pusat
Statistik) dengan cara menghitung kontribusi (sumbangan) dari sembilan lapangan usaha.
Jumlah pendapatan dari sembilan lapangan usaha tersebut dinamakan PDB (produk domestik
bruto). Pembahasan tentang PDB secara mendalam akan dibahas dalam bagian lain.
Dari data tersebut, dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Pada tahun 2001 lapangan usaha penyumbang terbesar terhadap Pendapatan Nasional
(PDB) adalah industri pengolahan. Pada tahun 2002 lapangan usaha penyumbang terbesar
terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah industri pengolahan. Jadi, secara umum
lapangan usaha penyumbang terbesar terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah industri
pengolahan.
b. Pada tahun 2001 lapangan usaha penyumbang terkecil terhadap Pendapatan Nasional
(PDB) adalah listrik, gas, dan air bersih. Pada tahun 2002 lapangan usaha penyumbang
terkecil terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah listrik, gas, dan air bersih. Jadi secara
umum lapangan usaha penyumbang terkecil terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah
listrik, gas, dan air bersih.
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran :
Menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pengeluaran
yang dilakukan oleh semua pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan
masyarakat luar negeri) di suatu negara selama satu tahun.
Pengeluaran yang dilakukan para pelaku ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Berikut ini adalah contoh pendapatan nasional yang dihitung dengan metode
pendekatan pengeluaran oleh BPS (Biro Pusat Statistik). Ada enam jenis pengeluaran
(penggunaan) yang jika dijumlahkan akan membentuk Produk Domestik Bruto.
Dari data tersebut dapat kita simpulkan sebagai berikut: Pada tahun 2001 pengeluaran
terbesar dari pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi
rumah tangga. Pada tahun 2002 pengeluaran terbesar dari pendapatan nasional (Produk
Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Jadi, secara umum pengeluaran
terbesar dari pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi
rumah tangga.
Y = C+I+G+(X-M)
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
Apabila kalian amati dengan teliti, dalam rumus ini investasi oleh perusahaan tidak disatukan
dengan investasi oleh pemerintah, sedangkan dalam contoh dari BPS yang diberikan
sebelumnya kedua investasi tersebut disatukan dalam komponen PMTDB (Pembentukan
Modal Tetap Domestik Bruto) dan Perubahan Stok. Akan tetapi, perbedaan tersebut bukanlah
m
Menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pendapatan
yang diterima pemilik faktor produksi di suatu negara dalam satu tahun. Artinya, pendapatan
nasional adalah penjumlahan dari upah atau gaji, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima
para pemilik factor produksi. Pendapatan nasional menurut pendekatan pendapatan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y=W+r+i+P
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
W=Wage (upah atau gaji) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi tenaga
kerja
r =Rent (sewa) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi tanah, gedung, dan
harta tetap lainnya
i =Interest (bunga) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi modal
Komponen pendapatan nasional bisa dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu komponen
utama dan komponen penunjang.
1. Komponen Utama
Komponen utama pendapatan nasional dapat dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam
menghitung pendapatan itu sendiri.
C. Industri pengolahan;
E. Bangunan;
I. Sewa rumah;
K. Jasa - jasa.
Jika dilihat dari pendekatan pengeluaran, maka komponen pendapatan nasional terdiri dari :
A. Konsumsi (C);
B. Investasi (I);
2. Komponen Penunjang
Unsur lain yang mendukung komponen pendapatan nasional meliputi konsumsi, tabungan,
dan investasi.
A. Konsumsi
Konsumsi yang dibicarakan di sini adalah konsumsi nasional yang mempunyai fungsi
menghubungkan antara laju pengeluaran dengan pendapatan nasional. Namun harus diakui,
bahwa tambahan laju pengeluaran konsumsi tidak berarti tambahan pendapatan. Sebab, tidak
semua pendapatan digunakan untuk konsumsi. Sebagian lagi digunakan untuk tujuan
menabung atau investasi.
B. Tabungan
Tabungan merupakan sisa pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Semakin besar pendapatan
seseorang, semakin besar kemungkinan ia untuk menabung. Besarnya tingkat pendaptan
nasional akan mempengaruhi tingkat tabungan nasional. Sedang tabungan di bank dapat
digunakan untuk investasi sehingga dapat pula menunjang pendapatan nasional.
C. Investasi
Investasi merupakan pengaktifan tabungan masyarakat dalam produksi untuk memperoleh
keuntungan. Ini berarti investasi tergantung pada tabungan, semakin besar tabungan
masyarakat, semakin besar pula kemungkinan investasi. Semakin besar volume investasi,
semakin banyak lapangan kerja dibuka, yang akhirnya memperbesar pendapatan nasional.
Jawab :
Rumusnya, Y = r + w + i + p (rent/sewa + wage/upah + interest/bunga + profit/laba)
Jadi, Y = Rp.1.500.000 + Rp.500.000 + Rp.2.000.000 + Rp.3.000.000,-
Y = Rp.7.000.000,-
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam
perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang
asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang
dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu,
setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
Rumus :
5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke
tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social,
pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social +
Pajak perseorangan )
6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh
penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung
SARAN
Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik. Akan tetapi
bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat mengikuti begitu saja. Untuk
itu pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dalam mendistribusikan pendapatan,
agar tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat kehidupan masyarakat yang berakibat
munculnya suatu ketegangan.
1. Apa yang dimaksud dengan stuktur ekonomi dalam suatu negara ? (Nude
Amaridho Kelompok 8).
Jawab : Untuk mengetahui kemajuan perekonomian suatu negara. Dengan
menghitung pendapatan nasional,kita dapat mengetahui kemajuan
perekonomian suatu negara. Semakin tinggi nilai pendapatan nasional,berarti
semakin tinggi pula kemajuan perekonomian suatu negara.