Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH EKONOMI MAKRO

Pendapatan Nasional :
 Dari mana berasal
 Dan kemana perginya

Dosen : Dr. Emi Suwarni,SE.MSi

Disusun : Ayu Diah Paramita

: Putri Mutia

UNIVERSITAS BINA DARMA TAHUN AJARAN 2015/2016


Jl.Jend.A.Yani No.12 Seberang Ulu,Palembang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam hal-hal yang
menyangkut pengertian pendapatan nasional.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palembang 10 Maret 2016


Penyusun
Sejarah

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665.
Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak
disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern,
konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut
mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap
tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode, biasanya selama satu tahun. Selain dari itu pendapatan nasional juga dapat
dideefinisikan Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun
tertentu

Konsep pendapatan nasional

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional

 Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk
juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara

 Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan
asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

 Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

 Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima


oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang
bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial
bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan
pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah),
laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

 Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari
personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Pengukuran Pendapatan Nasional ada 3 metode diantaranya,yaitu :

 Metode Produksi (Production Approach)

 Produk neto(net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses
produksi

 Dengan demikian cara kedua untuk menghitung pendapatan nasional ini adalah cara
menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-
perusahaan diberbagai lapangan usaha dalam perekonomian

 Penggunaan cara ini dalam menghitung pendapatan mempunyai dua tujuan penting:

1. Untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam


mewujudkan pereonomian nasional
2. Sebagai salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali yaitu dengan hanya
menghitung alat produksi netto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses
produksi.

 Metode Pendapatan (Income Approach)

Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya menggolongkan


pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi sebagai berikut:

 Pendapatan para pekerja, yaitu gajih dan upah

 Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan)

 Pendapatan dari sewa

 Bunga neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga
atas pinjaman konsumsi dan bunga ke atas pinjaman pemerintah

 Keuntungan perusahaan

 Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

 Perhitungan dengan cara pengeluaran akan dapat memberikan gambaran :

 Sampai di mana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana
baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang
dinikmati.

 Memberikan informasi dan data yang dibituhkan dalam analisis makro ekonomi

 Data pendapatan nasional dan komponen-komponen data yang dihitung dengan cara
pengeluran dapat gunakan sebagai landasan untuk mengambil langkah-langkah dalam
mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.

Pendapatan disposibel atau pendapatan pribadi.


Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk
pendapatan yang diperoleh, tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh
penduduk sesuatu Negara. Pendapatan Pribadi sdh termasuk pembayaran pindahan

Pembayaran tersebut merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh pemerintah


kepada berbagai golongan masyarakat dimana para penerimanya tidak perlu memberikan
suatu balas jasa atau usaha apapun sebgai imbalannya.

Rumus pendapatan disposebel

Yd = Yp – T

Yd = C + S

Keterangan:

Pendapatan disposebel (Yd)

Pendapatan pribaadi (Yp)

Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan nasional

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

 Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa,


bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama
satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepada perusahaan.
 Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang
dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama
satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai
jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
 Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi
(Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( )

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin

Contoh soal :

PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp.
420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan
harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?

Jawab :

g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

Manfaat pendapatan nasional


Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat
lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data
pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara
industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan
nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang
merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan
sebagainya.

Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya
kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor
pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga
digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu,
membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan
perumusan kebijakan pemerintah.

Faktor yang memengaruhi pendapatan nasional

 Permintaan dan penawaran agregat

Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap


barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu
daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi
pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan
antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
 Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut
akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran
dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan
agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional
(pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.
Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan
menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

 Konsumsi dan tabungan

Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal
ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.

 Investasi

Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari


pengeluaran agregat. Investasi yang dimaksud adalah investasi yang bersifat oksogen,
yaitu investasi yang keberadaannya didasarkan pada ebijakan pemerintah semata
tanpa memandang besar kecilnya tingkat pendapatan nasional dan status investasi.
Bila diketahui bahwa konsumsi masyarakat merupakan suatu fungsi, maka secara
linier dan bersifat jangka pendek, sbb:
C = Co + cY
Dimana :
Co = Besarnya konsumsi pada saat pendapatan (Y) = 0
c = MPC(marginal propensity to consume)
Y = Pendapatan Nasional
MPC = c = ∆C/∆Y

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Nilai Produksi


Menurut metode ini pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua nilai barang
dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh lapangan usaha pada suatu negara selama satu tahun.
Cara menghitungnya adalah dengan mengalikan jumlah seluruh barang dan jasa yang
diproduksi dalam satu tahun dengan harga satuannya masing-masing. Jadi, apabila dalam satu
tahun ada seratus barang dan jasa, maka seratus barang dan jasa tersebut harus dikalikan
dengan harga satuannya masing-masing, kemudian dijumlahkan.

Y = {(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ... + (Pn x Qn)}

Yang perlu diingat dalam hal ini adalah jangan sampai melakukan penghitungan berulang
(multiple counting) terhadap suatu jenis barang dan jasa. Oleh karena itu, yang harus
dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) dari barang dan jasa, bukan nilai akhirnya.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut:
Jika harga per unit kapas Rp10.000,-; benang Rp15.000,-; kain Rp18.000,; dan harga per unit
baju anak Rp25.000,-; maka besarnya nilai akhir dan nilai tambah dari benda-benda tersebut
adalah sebagai berikut:

Jadi, yang dihitung sebagai pendapatan nasional bukanlah nilai akhir yang totalnya
Rp68.000,- melainkan nilai tambahnya yang berjumlah Rp25.000,-. Jika kita menghitung
menggunakan nilai akhir maka kita telah melakukan penghitungan berulang, karena dalam
nilai akhir baju anak terkandung nilai akhir kain. Dalam nilai akhir kain terkandung nilai
akhir benang, dalam nilai akhir benang, terkandung nilai akhir kapas.

Berikut ini adalah contoh pendapatan nasional Indonesia yang dihitung dengan
metode pendekatan nilai produksi. Penghitungan tersebut dilakukan oleh BPS (Biro Pusat
Statistik) dengan cara menghitung kontribusi (sumbangan) dari sembilan lapangan usaha.
Jumlah pendapatan dari sembilan lapangan usaha tersebut dinamakan PDB (produk domestik
bruto). Pembahasan tentang PDB secara mendalam akan dibahas dalam bagian lain.
Dari data tersebut, dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut:

a. Pada tahun 2001 lapangan usaha penyumbang terbesar terhadap Pendapatan Nasional
(PDB) adalah industri pengolahan. Pada tahun 2002 lapangan usaha penyumbang terbesar
terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah industri pengolahan. Jadi, secara umum
lapangan usaha penyumbang terbesar terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah industri
pengolahan.

b. Pada tahun 2001 lapangan usaha penyumbang terkecil terhadap Pendapatan Nasional
(PDB) adalah listrik, gas, dan air bersih. Pada tahun 2002 lapangan usaha penyumbang
terkecil terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah listrik, gas, dan air bersih. Jadi secara
umum lapangan usaha penyumbang terkecil terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah
listrik, gas, dan air bersih.
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran :
Menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pengeluaran
yang dilakukan oleh semua pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan
masyarakat luar negeri) di suatu negara selama satu tahun.

Pengeluaran yang dilakukan para pelaku ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Berikut ini adalah contoh pendapatan nasional yang dihitung dengan metode
pendekatan pengeluaran oleh BPS (Biro Pusat Statistik). Ada enam jenis pengeluaran
(penggunaan) yang jika dijumlahkan akan membentuk Produk Domestik Bruto.
Dari data tersebut dapat kita simpulkan sebagai berikut: Pada tahun 2001 pengeluaran
terbesar dari pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi
rumah tangga. Pada tahun 2002 pengeluaran terbesar dari pendapatan nasional (Produk
Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Jadi, secara umum pengeluaran
terbesar dari pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi
rumah tangga.

Metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran bisa dihitung


dengan rumus sebagai berikut:

Y = C+I+G+(X-M)

Keterangan:

Y = Pendapatan nasional

C = Konsumsi oleh rumah tangga

I = Investasi oleh perusahaan

G = Pengeluaran pemerintah (konsumsi dan investasi)


X-M = Ekspor neto (nilai ekspor - nilai impor)

Apabila kalian amati dengan teliti, dalam rumus ini investasi oleh perusahaan tidak disatukan
dengan investasi oleh pemerintah, sedangkan dalam contoh dari BPS yang diberikan
sebelumnya kedua investasi tersebut disatukan dalam komponen PMTDB (Pembentukan
Modal Tetap Domestik Bruto) dan Perubahan Stok. Akan tetapi, perbedaan tersebut bukanlah
m

asalah karena pada akhirnya total pendapatan nasional tetap sama.

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan

Menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pendapatan
yang diterima pemilik faktor produksi di suatu negara dalam satu tahun. Artinya, pendapatan
nasional adalah penjumlahan dari upah atau gaji, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima
para pemilik factor produksi. Pendapatan nasional menurut pendekatan pendapatan dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Y=W+r+i+P

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

W=Wage (upah atau gaji) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi tenaga
kerja

r =Rent (sewa) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi tanah, gedung, dan
harta tetap lainnya

i =Interest (bunga) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi modal

P =Profit (keuntungan) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi


kewirausahaan

Dari ketiga metode penghitungan pendapatan nasional tersebut, Indonesia menggunakan


metode penghitungan menurut pendekatan nilai produksi dan pendekatan pengeluaran.
Sedangkan negara maju seperti Amerika Serikat menggunakan pendekatan pengeluaran dan
pendekatan pendapatan.
Komponen - Komponen Pendapatan Nasional

Komponen pendapatan nasional bisa dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu komponen
utama dan komponen penunjang.

1. Komponen Utama
Komponen utama pendapatan nasional dapat dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam
menghitung pendapatan itu sendiri.

Apabila dengan menggunakan pendekatan produksi maka pendapatan nasional memiliki


komponen sebagai berikut.

A. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan;

B. Pertambangan dan penggalian;

C. Industri pengolahan;

D. Listrik, gas, dan air minum;

E. Bangunan;

F. Perdagangan, hotel, dan restoran;


G. Pengangkutan dan komunikasi;

H. Bank dan lembaga keuangan lainnya;

I. Sewa rumah;

J. Pemerintahan dan pertahanan;

K. Jasa - jasa.

Jika dilihat dari pendekatan pengeluaran, maka komponen pendapatan nasional terdiri dari :

A. Konsumsi (C);

B. Investasi (I);

C. Pengeluaran pemerintah (G);

D. Selisih ekspor dengan impor atau sebaliknya (X - M)

Sedangkan bila pendekatan pendapatan yang digunakan, maka komponen pendapatan


nasional terdiri dari :

A. Sewa (rent) yang diterima pemilik sumber daya alam;

B. Upah / gaji (wage) yang diterima tenaga kerja;

C. Bunga (interest) yang diterima pemilik modal;

D. Laba (profit) yang diterima pemilik skill / wirausaha.

2. Komponen Penunjang
Unsur lain yang mendukung komponen pendapatan nasional meliputi konsumsi, tabungan,
dan investasi.

A. Konsumsi
Konsumsi yang dibicarakan di sini adalah konsumsi nasional yang mempunyai fungsi
menghubungkan antara laju pengeluaran dengan pendapatan nasional. Namun harus diakui,
bahwa tambahan laju pengeluaran konsumsi tidak berarti tambahan pendapatan. Sebab, tidak
semua pendapatan digunakan untuk konsumsi. Sebagian lagi digunakan untuk tujuan
menabung atau investasi.

B. Tabungan
Tabungan merupakan sisa pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Semakin besar pendapatan
seseorang, semakin besar kemungkinan ia untuk menabung. Besarnya tingkat pendaptan
nasional akan mempengaruhi tingkat tabungan nasional. Sedang tabungan di bank dapat
digunakan untuk investasi sehingga dapat pula menunjang pendapatan nasional.

C. Investasi
Investasi merupakan pengaktifan tabungan masyarakat dalam produksi untuk memperoleh
keuntungan. Ini berarti investasi tergantung pada tabungan, semakin besar tabungan
masyarakat, semakin besar pula kemungkinan investasi. Semakin besar volume investasi,
semakin banyak lapangan kerja dibuka, yang akhirnya memperbesar pendapatan nasional.

Fungsi pendapatan nasional.

1. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara, apakah agraris,


industri, atau yang lainnya.
2. Untuk mengetahui kemajuan ekonomi atau perkembangan perekonomian
dari tahun ke tahun, apakah mengalami kemajuan, kemunduran, atau tetap.
3. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat setelah dibandingkan
dengan jumlah penduduk, yaitu tentang pendapatan perkapitanya
.4. Untuk membandingkan perekonomian antarnegara di dunia
.5. Sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang
berkaitan dengan perencanaan pembangunan ekonomi nasional
.6. Untuk mengetahui penggunaan pendapatan masyarakat.
7. Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembangunan.
Contoh soal pendapatan nasional

Diketahui data pendapatan nasional :


  Bunga modal Rp.2.000.000,-
  Laba usaha Rp.3.000.000,-
  Konsumsi pemerintah Rp. 3.000.000,-
  Investasi Rp.2.000.000,-
  Gaji karyawan Rp. 500.000,-
  Sewa tanah Rp. 1.500.000,-
  Ekspor Rp. 7000.000,-
  Impor Rp. 5.000.000,- 
Berapakah besarnya Pendapataan Nasional dengan pendekatan penerimaan ?

Jawab :
Rumusnya,  Y = r + w + i + p  (rent/sewa + wage/upah + interest/bunga + profit/laba)
 Jadi,  Y = Rp.1.500.000 + Rp.500.000 + Rp.2.000.000 + Rp.3.000.000,-
           Y = Rp.7.000.000,-

Tujuan menghitung Pendapatan Nasional

Tujuan menghitung Pendapatan Nasional, yaitu:


a. Untuk mengetahui kemajuan perekonomian suatu negara. Dengan menghitung pendapatan
nasional, kita dapat mengetahui kemajuan perekonomian suatu negara. Semakin tinggi nilai
pendapatan nasional, berarti semakin tinggi pula kemajuan perekonomian suatu negara.
b. Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kemajuan ekonomi suatu negara.
Dengan menghitung pendapatan nasional, kita dapat menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi kemajuan ekonomi suatu negara. Misalnya, jika suatu saat pendapatan nasional
menurun, melalui penghitungan pendapatan nasional kita bisa menganalisis faktor-faktor apa
yang menyebabkan penurunan tersebut.
c. Untuk memperoleh taksiran nilai barang dan jasa secara akurat. Dengan menghitung
pendapatan nasional (GNP dan GDP) kita bisa mengetahui taksiran nilai barang dan jasa
secara akurat.
d. Untuk membantu membuat rencana pembangunan. Dengan menghitung pendapatan
nasional, kita bisa mengetahui berbagai lapangan usaha yang menunjang perolehan
pendapatan nasional. Jadi, apabila ingin meningkatkan pendapatan nasional, pemerintah
harus merencanakan pembangunan lapangan-lapangan usaha tersebut.

Manfaat menghitung Pendapatan Nasional

Manfaat penghitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut:


a. Dapat mengetahui struktur ekonomi suatu negara, apakah tergolong sebagai negara agraris,
industri atau jasa. Hal itu bisa diketahui dari lapangan usaha yang memberikan sumbangan
terbesar terhadap pendapatan nasional.
b. Sebagai dasar membuat kebijakan ekonomi pemerintah.
c. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu.
d. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antardaerah di suatu negara.
e. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antarnegara.
KESIMPULAN

PENDAPATAN NASIONAL (NATIONAL INCOME) => Pendapatan yang diterima oleh


suatu negara selama satu tahun yang diukur dengan nilai uang .

KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)

Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam
perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang
asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan

2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)

PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang
dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.

Rumus

GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

3. NNP (Net National Product)

NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu,
setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.

Rumus :

NNP = GNP – Penyusutan

4. NNI (Net National Income)


NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi
pajak tidak langsung (indirect tax)

Rumus :

NNI = NNP – Pajak tidak langsung

5. PI (Personal Income)

PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke
tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social,
pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.

Rumus :

PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social +
Pajak perseorangan )

6. DI (Disposible Income)

DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh
penerimanya.

Rumus :

DI = PI – Pajak langsung
SARAN

Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik. Akan tetapi
bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat mengikuti begitu saja. Untuk
itu pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dalam mendistribusikan pendapatan,
agar tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat kehidupan masyarakat yang berakibat
munculnya suatu ketegangan.

Berharap agar pemerintah Indonesia tanggap terhadap nasional di negara kita.


PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan stuktur ekonomi dalam suatu negara ? (Nude
Amaridho Kelompok 8).
Jawab : Untuk mengetahui kemajuan perekonomian suatu negara. Dengan
menghitung pendapatan nasional,kita dapat mengetahui kemajuan
perekonomian suatu negara. Semakin tinggi nilai pendapatan nasional,berarti
semakin tinggi pula kemajuan perekonomian suatu negara.

2. Jelaskan pendapatan nasional,itu seperti apa ? (Ayu Fransiska kelompok 18)


Jawab : pendapatan nasional adalah jumlah pendapatam yang di terima oleh
faktor faktor produksi yang di gunakan untuk memproduksikan barang dan
jasa dalam suatu tahun tertentu.

3. Jelaskan cara menghitung 3 metode pendapatan nasional ? (Arifa Mardiani


kelompok 17)
Jawab :
 Metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan nilai produksi.
Cara menghitungnya adalah dengan mengalihkan jumlah seluruh
barang dan jasa yang diproduksi dalam satu tahun dengan harga
satuannya masing-masing.

 Metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran.


Dengan cara menjumlahkan dari semua pengeluaran yang dilakukan
oleh semua pelaku ekonomi disuatu negara selama satu tahun.

 Metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan.


Dengan cara menjumlahkan dari semua pendapatan yang diterima
pemilik faktor produksi disuatu negara dalam satu ahun.

Anda mungkin juga menyukai