Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA


&
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIJAKAN ERA OTONOMI
DAERAH

KELOMPOK l

ARFINUSIUS ANA RATO 2118006

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul KONSEP PEMBSNGUNSN
KESEHSTAN DI INDONESI & SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DAN
KEBIJAKAN ERA OTONOMI DAERAH. Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah keperawatan KOMUNITAS II dalam penulisan makalah ini, tidak
terlepas bimbingan dari berbagai pihak, baik moral maupun materil. Untuk itu dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih.

Makassar, 6 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar belakang..................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................
A. Konsep Masyarakat dan Konsep Sehat............................................................
B. Indicator yang berhubungan dengan derajat kesehatan masyarakat ................
C. Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesehatan
Masyarakat di Indonesia..................................................................................
D. Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan di Indonesia..........................
E. Pilar Indonesia sehat.........................................................................................
F. Tren dan isu pembangunan kesehatan..............................................................
G. Pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan.........................................................
H. Kebjikan Pelayan Kesehatan di Era Otonomi Daerah......................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam Indonesia Sehat 2015, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif
bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi,
tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan
memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Di era reformasi, kata perubahan menjadi kata yang sering disuarakan, baik untuk
individu ataupun oleh anggota kelompok masyarakat lainnya. Tuntutan perubahan
sering ditujukan kepada aparatur birokrasi menyangkut pelayanan publik yang
diberikan kepada masyarakat. Rendahnya mutu pelayanan publik yang diberikan
oleh aparatur menjadi citra buruk pemerintah ditengah masyarakat. Bagi masyarakat
yang pernah berurusan dengan birokrasi selalu mengeluh dan kecewa terhadap
layaknya aparatur dalam memberikan pelayanannya Sehubungan dengan itu,
aparatur pemerintah sebagai perencana dan pelaksana suatu model kebijakan
pelayanan publik, di harapkan mampu memberikan suatu bentuk peningkatan
pelayanan, khususnya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat desa.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu konsep pembangunan kesehatan di indonesi?
2. Bagaiaman sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan era otonomi daerah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pembangunan kesehatan di indonesi?
2. Untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan era otonomi
daerah?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pembangunan Kesehatan Di Indonesia


1. Konsep masyarakat dan konsep sehat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul / berinteraksi. Kesatuan
hidup manusia berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sehat adalah suatu keadaan
yang lengkap, meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan social, bukan hanya bebas
dari penyakit dan kecacatan/kelemahan ( Wahit,2013).
Ciri-ciri masyarakat sehat adalah sebagai berikut( Wahit, 2013) :
1) Adanya peningkatan kemampuan dari masyaraakt untuk hidup sehat.
2) Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan
kesehatan ( health promotion), pencegahan penyakit ( health prevention)
terutama untuk ibu dan anak.
3) Berupaya selalu meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama penyediaan
sanitasi dasar yang dikembangakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup.
4) Selalu menignkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
status social ekonomi masyarakat.
5) Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai
sebab dan penaykit.

2. Indikator yang berhubungan dengan derajat kesehatan masyarakat


a. Indikator menurut system kesehatan nasional ( yang diambil dari 12 indikator
menurut H.L Blum) (wahit, 2013)
1) Life span, yaitu lamanya usia harapan hidup untuk hidup dari
masyarakat, atau dapat juga dipandang sebagai derajat kematian
masyarakat yang bukan kerena mati tua.
2) Disease or infirmity, yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan
anatomis dari masyarakat.

5
3) Discomfort or illness, yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang
keadaan somatic kejiwaan, maupun social dari dirinya.
4) Disability or incapacity, yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masayrakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peran sosialnya
karena sakit.
5) Participation in health care, yaitu kemampuan dan kemauan
masyararakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya agar selalu
dalam keadaan sehat.
6) Health behavior, yaitu prilaku nyata dari anggota masyarakat yang secara
langsung berkaitan dengan kesehatan.
7) Ecologic behavior. Yaitu prilaku masyarakat terhadap lingkungan
hidupnya, terhadap spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem
8) Social behavior, yaitu prilaku anggota masyarakat terhadap sesame,
keluarga, komunitas dan bangsanya.
9) Interpersonal relationship, yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya.
10) Reserve or positive health, yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap
penyakit, atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi
tekanantekanan somatic, kejiwaan dan social.
11) External satisfaction, yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya, meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi,
transportasi, dan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
12) Internal satisfaction, yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh
aspek kehidupan dirinya sendri.
b. Indikator secara umum yang akan dicapai ( kemenkes, 2015)
1) Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per10.000 kelahiran hidup
(SP 2010), 364 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup
2) Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1000
kelahiran hidup.

6
3) Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif,
preventif.
4) Meningkatnya upaya peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap
(responsiveness)dan perlindungan masyarakat terhadap risiko social
dan finansial dibidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai
adalah :
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37 %
menjadi10%.
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan
kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00.
c. Indikator sehat menurut WHO
1. Indicator yang berhubungan dengan keadaan status kesehatan masyarakat
yang meliputi:
a) Indicator komprehensif, yaitu angka kasar / CDR ( crude date
rate) menurun, rasio angka kematian (mortalitas) proporsional
menurun, dan usia harapan hidup meningkat.
b) Indicator spesifik, yaitu angka kematian ibu dan anak menurun,
angka kematian karena penyakit menular menurun, serta angka
kelahiran menurun.
2. Indikator pelayanan kesehatan, meliputi:
a) Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
b) Distribusi tenaga kesehatan merata
c) Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lain
d) Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan di
antarannya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, poliklinik,
dan pelayanan kesehatan lainnya.

7
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah kesehatan masyarakat di
indonesia
Beberapa fakor penyebab terjadinya masalah-masalah kesehatan masyarakat di
Idonesia adalah sebagai berikut ( Wahit, 2013):
1) Faktor lingkungan.
a. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan
b. Kurangnya sebagian besat rasa tanggung jawab masyarakat dalam
bidang kesehatan.
2) Faktor perilaku dan gaya hidup masyarakat.
a. Masih banyaknya kebiasaan masyarakat yang dapat merugikan
kesehatan
b. Adat istiadat yang kurang, atau bahkan yang tidak menunjang
kesehatan.
3) Faktor sosial ekonomi.
a. Tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia sebagian besar masih
rendah.
b. Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Penghasilan sebagian masih rendah dan pengangguran.
d. Kemiskinan
4) Faktor system pelayanan.
a. Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh.
b. Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi pada upaya
kuratif.
c. Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.

4. Strategi dan program pembangunan kesehatan di indonesia


Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi ( Kemenkes, 2015) :
1) Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan
lanjut usia yang berkualitas.
2) Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
3) Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

8
4) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas
5) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas
6) Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas
farmasi dan alat kesehatan.
7) Meningkatkan pengawasan obat dan makanan.
8) Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu ssumber daya manusia
kesehatan.
9) Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
10) Menguatkan managemen, penilaian pengembangan dan system informasi.
11) Memantapkan pelayanan system jaminan social nasional bidang kesehatan.
12) Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.

5. Pilar indonesia sehat


Sebelumnya terdapat Tiga pilar yang diperlukan demi terwujudnya Indonesia sehat
2010 antara lain sebagai berikut.
1) Lingkungan sehat
2) Prilaku sehat
3) Pelayanan kesehatan
Untuk program kementrian kesehatan periode 2015-2019 melalui program
Indonesia sehat dengan tiga pilar, yaitu:
a. Paragdima sehat
Paragdima sehat dilakukan dengan strategis pengutamakan kesehatan
dalam pembangunan kesehatan, penguatan promotif, preventif dan
pemberdayaan masyarakat.
b. Penguatan pelayanan kesehatan
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi system rujukan
dan pendekatan continuum of care, intervensi berbasis risiko
kesehatan.
c. Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN)

9
JKN melalui kartu Indonesia sehat, dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefit, serta kendali mutu dan kendali biaya

6. Tren dan isu pembangunan kesehatan


Dalam membahas topic trend dan isu pembangunan kesehatan, tidak terlepas dari
peran daerah di era globalisasi dan bidang kesehatan. Undang-undang no.22 tahun
1999 tentang pemerintah daerah dan undang-undang no. 25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah membawa perubahan
yang mendasar dalam penyelenggaraan pemerintah. System pemerintahan berubah
menjadi desentralisasi, kewenangan pemerintah yang selama ini berada di tangan
pemerintahan pusat beralih ke pemerintahan daerah (Wahit,2013).
Di era otonomi ini, baik kegiatan birokrasi, administrasi, maupun ekonomi daerah
tidak banyak bergantung pada pemeritahan pusat. Daerah pun dapat menyusun
rencana kegiatan pembangunan sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyrakatnya dalam berbagai aspek, termasuk
dibidang kesehatan (Wahit, 2013).

B. Sistem Pelayanan Kesehatan Dan Kebijakan Era Otonomi Daerah


1. Pengertian sistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan adalah kumpulan dari berbagai faktor yang komplek dan
saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara,yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, kelompok, masyarakat
pada setiap saat yang dibutuhkan (WHO 1984). Sistem kesehatan nasional perlu
dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan determinan sosial, seperti kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat
pendidikan, pendapatan keluarga,distribusi kewenangan, keamanan, sumberdaya,
kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi
masalah-masalah tersebut.
a) Jenis Pelayanan Kesehatan
Menurut pendapat Hodgetts dan  Cascio (1983) ada 2 jenis pelayanan
kesehatan :

10
1. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara
pengorganisasian yang ummnya secara bersama-sama dalam suatu
organisasi, tujuan utamanya adalah untuk memelihara da
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit serta sasaran nya
terutama untuk kelompok dan masyarakat.
2. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi, tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan
dan keluarga.
b) Syarat Pokok Pelayanan
Syarat pokok pelayanan kesehatan:
a. Tersedia dan berkesinambungan, artinya tidak sulit ditemukan serta
keberadaanya dalam masyarakat adlah pada setiap saat yang
dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan bersifat wajar, artinya tidak bertentangan dengan
keyakinan masyarakat.
c. Mudah dicapai
d. Mudah dijangkau
e. Bermutu
c) Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Terdapat 3 bentuk pelayanan kesehatan :
1. Primary health care (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang
ringan. Sifat pelayanan kesehatan : pelayanan kesehatan dasar.
Contoh : puskesmas, balai kesehatan.
2. Secondary health care(pelayanan tingkat ke dua), untuk klien yang
membutuhkan perawatan rawat inap tapi tidak dilaksanakan dipelayan
an kesehatan pertama, rumah sakit yang tersedia tenaga specialis.

11
3. Tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat ke tiga), tingkat
pelayanan tertinggi,membutuhkan tenaga ahli atau subspecialis.

2. Kebjikan pelayanan kesehatan di era otonomi daerah
Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat 
dalam implementasi sebuah kebijakan di pengaruhi oleh berbagai faktor begitupun
dengan implementasi kebijakan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tujuan awal
penelitian ini, yaitu hendak melihat bagaimana pengaruh faktor pendukung dan
faktor penghambat terhadap pelaksanaan implementasi kebijakan pelayanan
kesehatan masyarakat
1) Faktor pendukung
a. Tingginya angka partisipasi dan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan masyarakat yang memadai. Meningkatnya angka
prestasi dan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
masyarakat merupakan faktor yang mendukung jalannya
pengimplementasian kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat
b. Kondisi lingkungan pelayanan kesehatan
Faktor lingkungan merupakan faktor selanjutnya dalam
pengimplementasian kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat di
daerah macan tengah. Seperti yang telah di ketahui, lingkungan
merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan di puskesmas maupun di balai-balai pengobaatan. Jika
lingkungan yang menjadi tempat pelayanan kesehatan buruk maka
akan mempengaruhi proses pelayanan dan kesehatan masyarakaat itu
sendiri, begitupun sebaliknya.
2) Faktor penghambat
a. Sumber daya manusia (SDM)
Sumber daya merupakan salah satu faktor penting dalam proses
implementaasi suatu program atau kebijakan, di mana tanpa adanyaa
dukungan daari sumber daya yang memadai, baik itu berupa jumlah
maaupun kemampuan ataupun keahlian implemator program.

12
Dalam implementasi suatu kebijakan tentu saja di lakukan
pelksanaan guna mendukung terlaksananya kebijakan dengan
baik.tanpa adaanya personil untuk melaksanakan suatu program,
maaka kebijakan apapun tidak dapat berjalan dan hanya tinggal
sebagai dokumen tanpaa aadaa realisasinya. Oleh karena itu,
ketersediaan pelaksanaan yang cukup berkompetensi dalam
mendorong keberhasilan kebijakan tersebut.
b. Sarana dan prasarana fasilitas kesehatan
Selain itu dalam aspek sumber daya juga perlu di dukung oleh
ketersedian fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program.
Seperti:
1) Gedung rawat inap
2) Polindes
3) Rumah dinas medis
4) Asrama pramedis
5) Ambulance
6) Motor darat
7) Speed bout
c. Akses dalam memperoleh informasi pelayanan kesehatan
Pemerintah kabupaten Halmahera selatan melalui peraturan daerah
tersebut telah sering memberikan sosialisasi atau memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang program jaminan kesehatan
yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat.
Dari berbagai keterangan yang didapatkan diperoleh suatu
kesimpulan bahwa, kelemahan pelayanan kesehatan masyarakat yang
selama ini di berikan dengan mengacu pada Peraturan Daerah No 06
tahun 2007 tentang Sistem jaminan kesehatan daerah adalah berada
pada sumber daya yang berupa tenaga kesehatan yang belum
tercukupi, Sarana dan prasaranan pada fasilitas kesehatan yang belum
memadai, lingkungan pelayanan kesehatan yang tidak terlalu
mendukung, serta akses dalam mendapatkan informasi pelayanan

13
kesehatan yang akan menciptakan suatu pelayanan kesehatan yang
terpadu bagi masyarakat. Implementasi kebijakan program jaminan ke
sehatan daerah yang merupakan bagian dari kebijakan pemerintah
daerah dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Namun disisi lain masih banyak kekurangan dalam mendukung
terciptanya suatu pelayanan yang prima terhadap masyarakat. Seperti
yang telah disinggung sebelumnya, kekurangan SDM, sarana dan
prasarana, kondisi lingkungan, serta akses untuk mendapatkan
informasi yang menjadi faktor yang mempengaruhi kurang efektifnya
perjalanan program tersebut.
Selain itu sikap yang ditunjukan pelayanan kesehatan harus baik
Sesuai dengan etika profesi yang telah mereka dapatkan selam pendid
ikan. Oleh karna itu faktor disposisi tersebut dalapat lebih
ditingkatkan  pelayanannya agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan dengan baik  kepada masyarakat.
d. kebijakan kesehatan secara umum
kebijakan kesehatan adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis
besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang organisasi, atau
pemerintah). Penyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai
garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran
tertentu.
Contoh kebijakan kebudayaan adalah rangkaian konsep dan asas
yang menjadi garis besar rencana atau aktivitas suatu Negara untuk
mnegembangkan kebudayaan bangsanya. Kebijakan kependudukan
adalah konsep dan garis besar rencana sautu pemerintah untuk
mengatur dan mengawasi pertumbuhan penduduk dan dinamika
penduduk dalam negaranya.
Menurut UU RI No 23 ahun 1991 tentang kesehatan, kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

14
ekonomi jadi, analisis kebijakan kesehatan adalah penggunaan
berbagai metode penelitian dan argument untuk menghasilkan dan
memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan sehingga
dapat di manfaatkan di tingkat politik dalam rangka memecahkan
masalah kebijakan kesehatan.
Analisis kebijakan kesehatan awalanya adalah hasil pengembangan
dari analisis kebijakan public. Akibat dari semakin majunya ilmu
pengetahuan dan kebutuhan akan analisis kebijakan dalam bidang
kesehatan itulah akhirnya bidang kajian analisis kebijakan kesehatan
muncul. Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis
kebijakan kesehatan memiliki peran dan fungsi dalam
pelaksanaannya, peran dan fungsi tersebut adalah:
1. Adanya analisis kebijakan kesehatan kan memberikan
keputusan yang fokus pada masalaah yang akan di selesaikan
2. Analisis kebijakan kesehatan mampu menganalisis
multidisiplin ilmu.
3. Adanya analisis kebijakan kesehatan, pemerintah mampu
memberikan jenis tindakan kebijakan apakah yang tepat
untuuk menyelesaikan suatu masalah
4. Memberikan kepastian dengan memberikan kebijakan atau
keputusan yang sesuai atas suatu masalah yang awalnya tidak
pasti
5. Dan analisis kebijakan kesehatan juga menelaah fakta-fakta
yang muncul kemudian akibat adari produk kebijakan yang
telah di putuskan atau di undangkan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul / berinteraksi. Kesatuan
hidup manusia berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sehat adalah suatu keadaan
yang lengkap, meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan social, bukan hanya bebas
dari penyakit dan kecacatan/kelemahan ( Wahit,2013).
Sistem pelayanan kesehatan adalah kumpulan dari berbagai faktor yang komplek
dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara,yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, kelompok, masyarakat
pada setiap saat yang dibutuhkan (WHO 1984). Sistem kesehatan nasional perlu
dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan determinan sosial, seperti kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat
pendidikan, pendapatan keluarga,distribusi kewenangan, keamanan, sumberdaya,
kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi
masalah-masalah tersebut.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak keselahan dalam penulisannya, dan
penempatan kata, huruf, dan titik koma yang kurang sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dari pembaca yang dapat membangun dalam penulisa
makalah ini agar kedepannya lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Mubarak, Wahit Iqbal, Nurul Chayatin. (2013). Ilmu Keperawatan


Komunitas pengantar dan teori. Jakarta. Salemba Medika
2. Moeloek, Nila F. (2015). Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat.
3. Kementrian kesehatan RI. (2015). Rencana strategis kementrian kesehatan
4. Buchbinder, Sharon B. 2014. Manajemen Pelayanan Kesehatan. EGC:
Jakarta
5. BPS Kab. Halsel, 2011. Halmahera Selatan In Figures 2011.BPS Kab.Hal-
Sel. Maluku Utara
6. Sofyan-FKM-ump. 2012. Kebijakan kesehatan di era otonomi.
7. Ekayuniar. 2011. Pengantar tentang kebijakan kesehatan.

17

Anda mungkin juga menyukai