Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN DAN PROSES PEMBUATAN SIP

OLEH :
KELOMPOK VII

POPY RAHAYU INAKU 2118008


FATRA TAIB 2118016
OKTAVIANA WULANDARI 2118035
PAULINA REGINA MBITU 2118034
YANSENUS NONA 2118038
MAXIMILIANUS UMBU PATI 2118041

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GEMA INSAN AKADEMI
MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari kelompok 7 yang telah bekerja sama dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. TUjuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri


B. Unsur-unsur praktik keperawatan mandiri
C. Lingkup Keperawatan di rumah
D. Jenis Pelayanan keperawatan dirumah
E. Pengertian SIP
F. Tujuan regulasi
G. Prosedur perizinan Praktek Keperawatan

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah
tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang bersifat
kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan
asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok.
Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan tindakan mandiri perawat
profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh
mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan
proses keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan asuhan keperawatan (pojok
keperawatan CHS, 2002).
Registrasi merupakan proses administrasi yang harus ditempuh oleh seseorang
yang ingin melakukan pelayanan keperawatan kepada orang lain sesuai dengan
kemampuan atau kompotensi yang dimilikinya.
Tujuan registrasi adalah untuk menjamin tingkat kemampuan perawat
memenuhi standar mutu.Dalam proses registrasi perawat akan mendapatkan Surat Izin
Perawat(SIP)dan no registar.
Pengaturan praktik perawat dilakukan melalui Kepmenkes nomor 1239 tahun
2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, yaitu setiap perawat yang melakukan
praktik di unit pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta diharuskan
memiliki Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Izin Kerja (SIK).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan praktik keperawatan mandiri
2. Bagaimana tujuan praktik keperawatan mandiri
3. Apa saja unsure-unsur praktik keperawatan mandiri
4. Apa yang di maksud dengan SIPP
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana praktik keperawatan mandiri dan bagaimana
cara proses pembuatan sip
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri
Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah
tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif
baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan
keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan, termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok.
Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan tindakan mandiri perawat
profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh mencakup
ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan proses keperawatan
sebagai pendekatan dalam melakukan asuhan keperawatan (pojok keperawatan CHS, 2002).

1. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri


Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru diupayakan
pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan
diri, dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (kozier & Erb, 1999),
yaitu :
1) Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
Peningkatan Kesehatan :
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan.Kesadaran diri
klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan penggunaan semua sumber yang
dipertimbangkan sebagai perawatan yang di berikan oleh perawat.
Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan :
a) Pendidikan untuk publik atau masyarakat dan individu
b) Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung
c) Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung

Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi :


1. Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan pemantauan
terhadap proses penyakit (mis.hipertensi, diabetes militus dan kanker).
2. Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pameran kesehatan
dan program kesehatan mental.
3. Mendukung undang-undang yang ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan dan
program perlindungan anak dan.
4. Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, dll.

2) Pencegahan Penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko penyakit,
untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk mempertahankan fungsi
individu secara optimal.
Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu hamil, program
melarang atau menghindari rokok, seminar ”mengurangi atau mencegah stres” dll.
2. Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat, misalnya
melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
3. Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah raga dan lingkungan
yang sehat melalui liflet, mediamassa atau media elektronik.
4. Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu hamil dan
kelahiran bayinya dengan sehat.
5. Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
6. Memberikan imunisasi.
7. Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, dan
kanker
8. Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan penghentian
rokok.
Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi hal-hal berikut :
1. Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta bergaya hidup sehat.
2. Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha meningkatkan kesehatan,
misalnya dengan cara perbaikann gizi, pengendalian stres, usaha untuk membina
hubungan yang baik dengan sesama.
3. Memengaruhi klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
4. Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan mengambil keputusan yang
efektif.
5. Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan keluarga.
 Pemeliharaan Kesehatan (Health maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan yang membantu
klien memelihara status kesehatan mereka.Perawat melakukan aktivitas untuk membantu
masyarakat mempertahankan status kesehatannya.
Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
1. Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita mengidapnya,
misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur, untuk usia di atas 35 tahun
2. Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan dengan perubahan
struktur sosial masyarakat.
3. Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab penyakit karena stres.
 Pemulihan kesehatan (Health Restoration)
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan
setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.
Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal berikut :
1. Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit, misalnya
dengan memberikan perawatan fisik.
2. Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan kesehatan mental.
3. Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
4. Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu, misalnya pda
pasien stroke, serangan jantung, artritis.

B. Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri


Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu merespon
terhadap perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-kebutuhan perubahan
sistem pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1996), unsur-unsur inti keperawatan
tergambarkan dalam kegiatan-kegiatan berikut :
1. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya meliputi pengkajian,
monitoring, koordinasi dan mengelola status kesehatan setiap saat bekerjasama dengan
individu, keluarga maupun masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi
penyakit yang akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya,
memilih dan memonitor interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan semua ini
2. dalam hubungan yang suportif dan carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien
dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke profesi lain.
3. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung jawab
terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor kemampuan sendiri,
memonitor efek-efek intervensi medis, mensupervisi pekerjaan-pekerjaan personil yang
kurang terampil dan berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan
kompleksitas praktik keperawatan maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan
pemecahan masalah, berfikir kritis serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.
4. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting dalam praktik
keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana penyembuhan, memberikan
kenyamanan membangun hubungan dengan klien melalui asuhan keperawatan. Peran
membantu seharusnya menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan,
pencegahan, dan treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi
penting mengenai proses penyakit, gejala-gejalanya, dan efek samping pengobatan.
Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat mengenai
masalah-masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam keperawatan.
5. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat berpartisipasi dalam
membentuk dan mengola sistem pelayanan kesehatan, ini termasuk menjamin kebutuhan
klien terpenuhi, mengatasi kekurangan staf, menghadapi birokrasi, membangun dan
memelihara tim terapeutik, dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat
bekerja intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan kesehatan lain,
dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi strategi kebijaksanaan kesehatan,
baik tingkat local, regional maupun internasional, aktif terlibat dalam program
perencanaan, pengalokasian dana, mengumpulkan, menganalisis dan memberikan
informasi kepada semua level.
Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperwatan di rumah dapat merupakan
rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas.Namun
pasien atau klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau
praktik keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan.
Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pasien atau klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka
di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau
agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudia bersama-sama klien dan keluarga, akan
menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat
kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga
mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka
waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan keperawatan dirumah baik
dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola
perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus,
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh
koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

Persayaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :


1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping
bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
2. Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi (Informed Consent).
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah
untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

C. Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah.


Lingkup praktik keperawatan mendiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan
keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan
keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-psiko-sosio-
spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara
langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan
tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-
tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan melakukan evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,
dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan tanggung gugat untuk
perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan keperawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
4. Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan
memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap
klien sesuai dengan pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,
mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

D. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah


Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak di
laksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di
rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di
rumah sakit.
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi dan prevensi.
Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana bayinya setelah
melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi
terhadap proses menua, serta tentang diit mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit
terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabet, stroke, hipertensi,
masalah-masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.
E. Pengertian SIPP (Surat Izin Praktik Perawat)
Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) yaitu bukti tertulis yang diberikan kepada
perawat untuk menjalankan praktik perawat perorangan/kelompok.
Regulasi keperawatan (regristrasi & praktik keperawatan)adalah kebijakan
atau ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas
profesinya dan terkait dengan kewajiban dan hak.
F. Tujuan Regulasi
Tujuan umum regulasi keperawatan adalah melindungi masyarakat dan
perawat,sedangkan tujuan khusus regulasi adalah:
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan;
2.  Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan;
3. Menetapkan standar pelayanan keperawatan
4.  Menapis IPTEK keperawatan
5. Menilai boleh tidaknya praktik;
6. Menilai kesalahan dan kelalaian.
Pada Kepmenkes No.1239 tahun 2001(Pasal 16),dalam melaksanakan kewwenangan
perawat berkewajiban untuk:
a.      Menghormati hak pasien
b.      Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
c.      Menyimpan rahasiasesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d.      Melakukan catatan perawatan dengan baik.
 Regulasi perlu mengatur prasyarat pelayanan keperawatan bermutu untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat
sebagai penerima jasa layanan keperawatan harus didukung adanya beberapa faktor
berikut:
1.      Kualifikasi dan jumlah tenaga yang memadai
2.      Sarana dan prasarana kerja yang memadai
3.      Iklim kerja yang kondusif
4.      Budaya organisasi yang mendukung
5.      Struktur organisasi memfasilitasi kewenangan membuat keputusan
6.      Proteksi risiko kerja dan tindak kekerasan
7.      Jenjang karier dan pengembangan staf yang tertata
8.      Jasa,insentif dan sistem penghargaan yang sesuai
 Situasi yang mendasari pentingnya sistem regulasi/pengaturan
Beberapa keadaan yang sering menuntutperlunya penerapan sistem regulasi yang ketat
adalah terjadinya hal-hal berikut.(Marquis & Huston,1998;Rocchiccioli & Tilbury,1998)
1.      Pelaksanaan tugas keperawatan diluar batas waktu yang ditentukan
2.      Kegagalan memenuhi standar pelayanan keperawatan.
3.      Mengabaikan bahaya yang mungkin timbul
4.      Hubungan langsung antara kegagalan memenuhi standar pelayanan keperawatan
dengan terjadinya bahaya
5.      Terjadi kecelakaan/kerusakan yang dialami oleh klien

Registrasi merupakan proses administrasi yang harus ditempuh oleh seseorang yang


ingin melakukan pelayanan keperawatan kepada orang lain sesuai dengan kemampuan atau
kompotensi yang dimilikinya.
Tujuan registrasi adalah untuk menjamin tingkat kemampuan perawat memenuhi
standar mutu.Dalam proses registrasi perawat akan mendapatkan Surat Izin Perawat(SIP)dan
no registar.
Dalam masa transisi professional keperawatan di Indonesia, sistem pemberian izin
praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat baik bagi
lulusan SPK, akademi, sarjana keperawatan maupun program master keperawatan dengan
lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-masing.
Pengaturan praktik perawat dilakukan melalui Kepmenkes nomor 1239 tahun 2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat, yaitu setiap perawat yang melakukan praktik di unit
pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta diharuskan memiliki Surat Izin Praktik
(SIP) dan Surat Izin Kerja (SIK).
 SIP adalah suatu bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan
keperawatan diseluruh wilayah indonesia oleh departemen kesehatan.
 SIK adalah bukti tertulis yang diberikan perawat untuk melakukan praktek
keperawatan disarana pelayanan kesehatan.
 SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik
perawat perorangan atau bekelompok, Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan
asuhan dalam bentuk kunjungan rumah.
Registrasi meliputi dua kegiatan berikut:
1.      Registrasi administrasi;adalah kegiatan mendaftarkan diri yang dilakukan setiap
tahun,berlaku untuk perawat profesional dan vokasional
2.      Registrasi kompetensi adalah registrasi yang dilakukansetiap 5 tahun untuk
memperolehpengakuan,mendapatkan kewenangan dalam melakukan praktik keperawatan.

G. PROSEDUR PERIZINAN PRAKTEK KEPERAWATAN


Melalui perjuangan panjang seluruh Perawat Indonesia yang tergabung dalam satu
wadah , yakni PPNI menyampaikan aspirasi untuk melindungi masyarakat dan Perawat itu
sendiri dari anggapan praktek ilegal ke pemerintah dan DPR. Tuntutan itu, telah di kabulkan
oleh wakil rakyat dan pemerintah. 
Diantara bukti, lahirnya Permenkes no. 148 tahun 2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktek Perawat. Dan, yang paling dinantikan oleh profesi Perawat,
disahkannya Undang-Undang Keperawatan.
Sebelum lahirnya Permenkes no.148 tahun 2010 dan Undang- Undang no 38 tahun
2014 tentang Keperawatan, setiap Perawat yang buka praktek mandiri di rumah, di hantui
rasa ketakutan, sebab belum adanya aturan yang mengizinkan, membolehkan Perawat
melakukan praktek mandiri.
Dengan disahkannya Undang-Undang Keperawatan, Perawat yang biasanya telah
melakukan praktek dirumah boleh merasa lega. Terpenting lengkapi syarat perizinan dan
dirikan papan nama sebagai bentuk pemberitahuan. Sebab, dalam Undang-undang
Keperawatan jika Perawat ingin buka praktek mandiri, maka wajib mendirikan papan nama,
seandainya tidak, maka Perawat di anggap praktek ilegal. Artinya terbalik dengan dulu
sebelum tahun 2010, Perawat buka praktek mandiri di rumah secara sembunyi-sembunyi.
Lahirnya Undang-Undang tentang Keperawatan, bagaikan dua mata pisau, satu bisa
melukai/mencelakakan pemiliknya dan satu lagi bisa memberi manfaat kepada pemiliknya
dan pengguna jasanya. Seandainya Perawat tidak arif dan bijaksana dalam menyikapinya,
maka bisa saja Undang-Undang yang telah disahkan akan mencelakakan Perawat yang tidak
punya izin dalam melakukan praktek, sebab aturannya sudah jelas. Tidak lagi abu-abu. 
Perizinan praktek perawat tidak lepas dari adanya profesionalisasi keperawatan dan
legislasi. Perawat yang professional bertanggung jawab berwenang memberikan pelayanan
keperawatan kepada masyrakat baik secara mandiri ataupun berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain. Berhubungan dengan hal itu legislasi dimaksudkan untuk memberikan
pengertian dan perlindungan hukum bagi tenaga keperatan dan masyarakat.
Seorang perawat tidaklah mudah menjalankan tugasnya tanpa memperoleh beberapa
registrasi, sertifikasi dan surat izin praktik. Setiap perawat yang akan menjalankan pekerjaan
keperawatan wajib memiliki :
1. Surat Izin Perawat (SIP) yaitu Bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayahIndonesia.
2. Surat Izin Kerja (SIK) yaitu bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan.
3. Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) yaitu bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
untuk menjalankan praktik perawat perorangan/kelompok.
Ke 3 Surat Izin tersebut sesuai ketentuan hukum :
 KEPMENKES 1239 tahun 2001
 UU No.23 Tentang Kesehatan Tahun 1992
 PP No.32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
 UU No.8 Tentang Perlindungan Konsumen

TATA CARA PERMOHONAN MEMPEROLEH SIP. SIK, DAN SIPP


1. Registrasi untuk mendapatkan SIP (Surat Izin Perawat)
Perawat wajib mendaftarkan diri pada Dinas Kesehatan Provinsi untuk mendapatkan SIP
sebagai persyaratan pekerjaan keperawatan dan memperoleh nomor registrasi. Sasaran
registrasi adalah semua lulusan pendidikankeperawatan. Keluaran proses registrasi dalam
bentuk SIP yang berlaku diseluruh wilayah Indonesia dan memperoleh nomor registrasi
yang bersifat tetap dan berlaku sepanjang masa untuk setiap perawat. Pejabat yang
berwenang menerbitkan SIP adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Registrasi terbagi
Dua yaitu registrasi awal dan registrasi ulang. Registrasi awal dilakukan oleh setiap
perawat setelah yang bersangkutan lulus dari pendidikan keperawatan sedangkan
registrasi ulang diberikan kepada perawat yang sudah bekerja dan dilakukan setiap 5
tahun.Kelengkapan Registrasi Sebagai dimana yang dimaksud meliputi :
 Foto kopi ijazah pendidikan keperawatan
 Surat Keterangan sehat dari dokter
 Pas foto

2. Pembuatan SIK (Surat Izin Kerja)


Setelah mendapatkan SIP, perawat baru dapat membuat SIK. Sasaran Izin Kerja Perawat
adalah semua perawat. SIK hanya berlaku pada satu tempat sarana pelayanan kesehatan.
Pejabat yang menerbitkan SIK adalah Kantor Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.
3. a.  Penerbitan SIPP
Pembuatan SIPP dengan mengajukan permohonan kepada Kantor Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten setempat menggunakan form IV Kepmenkes 1239/2001. SIPP diterbitkan
kepada perawat yang minimal memiliki pendidkan dasar DIII keperawatan. Permohonan
diajukan dengan melampirkan :
1. Foto kopi Ijazah pendidikan keperawatan terakhir
2. Surat Pengalaman kerja selama 3 tahun bagi lulusan DIII keperawatan
3. Foto kopi SIP
4. Rekomendasi dari organisasi profesi PPNI
5. Surat Pernyataan memiliki tempat praktek
b. Pembaharuan SIPP
SIPP diperbahrui 6 bulan sebelum berakhirnya masa berlaku SIPP. Permohonan
rekomendasi PPNI untuk mendapatkan SIPP lanjutan diajukan perawat menggunakan
formulir F(terlampir). Permohonan ini dikirimkan ke Kantor Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten diwilayah tempat yang bersangkutan melaksanaakan praktik. Kepala
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten menerbitkan SIPP Lanjutan, jika permohonan
disetujui. SIPP lanjutan dikirimkan kepada yang bersangkutan dengan tembusan ke
pengurus organisasi profesi Kota/Kabupaten. SIPP lanjutan tidak diterbitkan jika tidak
memenuhi persyaratan dengan memberikan alasan penolakan tersebut dengan
menggunakan formulir VII.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Praktek keperawatan mandiri adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain
dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan individu dan
berkelompok.Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru diupayakan
pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan
diri, dan peningkatan kepercayaan diri. Sehingga tingkat kesehatan diindonesia menjadi lebih
baik jikalau keperawatan mandiri dilaksanakan secara baik dan benar. Oleh karena itu
sebenarnya keperawatan mandiri menjadi pendukung meningkatnya pelayanan kesehatan
yang perlu dilindungi oleh pemerintah.
Registrasi keperawatan merupakan proses administrasi yang harus ditempuh oleh
seseorang yang ingin melakukan pelayanan keperawatan kepada orang lain sesuai dengan
kemampuan atau kompetensi yang dimilikinya.

B. SARAN
1. Pemerintah seharusnya melindungi praktek keperawatan mandiri karena mampu
meningkatkan derajat kesehatan.
2. Praktek keperawatan mandiri seharusnya diberi pelatihan pelatihan supaya dapat
meningkatkan ketrampilan dan skill.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/17430866/MAKALAH-PRAKTEK-KEPERAWATAN-
SECARA-MANDIRI

http://id.scribd.com/doc/315691524/MAKALAH-REGISTRASI-KEERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai