Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

(EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS)

OLEH
KELOMPOK V:
IMAN RUSDIMAN MAE 2118024
FATRA TAIB 2118016
LISA REYK 2118007
ELISABETH MARTINA BURA 2118042
DESTRIANA BILI 2118037
DOMINGGUS LENDE N. 2118011
YANSENUS NONA 21180
NENNY DEFENTA 2118033

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas rahmat
dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada teman–teman semua yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, semua krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini
agar menjadi lebih baik.
Daftar Isi

Kata pengantar........................................................................................................ i
Daftar isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang..........................................................................................
Rumusan masalah....................................................................................
Tujuan Penulisan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. pengertian evaluasi..............................................................................
B. kegunaan evaluasi...............................................................................
C. kriteria evaluasi...................................................................................
D. teknik evaluasi.....................................................................................
E komponen evaluasi...............................................................................
F. jenis evaluasi........................................................................................
G. hasil evaluasi .....................................................................................
H . standar evaluasi..................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. saran....................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Sebagai perawat yang professional harus selalu berfikir kritis dari setiap tahap
kita harus selalu berfikir kritis karena untuk keberhasilan perawatan terutama dalam
tahap evaluasi.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif
pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk
mencapai obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak dari suatu
kegiatan dan juga membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau
beberapa aspek program perencanaan yang akan datang.
Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang
sesungguhnya dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.oleh karena itu evaluasi
sangat di butuhkan setelah kita melakukan pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan
pelaksanaan.

B.     Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, masalah  yang dapat kami kaji dalam makalah ini
diantaranya:
1.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
2.      Apa kegunaan evaluasi?
3.      Apa kriteria dan fokus evaluasi?
4.      Bagaimana tehnik evaluasi?
5.      Apa komponen evaluasi?
6.      Apa saja jenis evaluasi?
7.      Apa hasil evaluasi?
C.    Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
1.      Untuk mengetahui pengertian evaluasi
2.      Untuk mengetahui kegunaan evaluasi
3.      Untuk mengetahui kriteria dan fokus evaluasi
4.      Untuk mengetahui tehnik evaluasi
5.      Untuk mengetahui komponen evaluasi
6.      Untuk mengetahui jenis evaluasi
7.      Untuk mengetahui hasil evaliasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Evaluasi


Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan,dan pelaksanaanya
yang sudah behasil di capai.Evaluasi sendiri merupakan kegiatan yang disengaja dan
terus menerus dilakukan dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan
lainnya.
Menurut Mubarak evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses
dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan
dalam penilaian adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Menilai efektivitas proses keperawatan, mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respons komunitas terhadap program kesehatan. Macam
evaluasi lain:
1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi sumatif
B. Fungsi Evaluasi
1. Menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

C.    Kriteria Evaluasi


1.      Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan
telah optimal.
2.      Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna
atau bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara
efektif.
3.      Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan
kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentu terhadap pemanfaatan
suatu sumber daya.

D.    Tehnik Evaluasi


1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa.
Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara
perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien
memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan
keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut
selama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.
Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan
memerlukan kemampuan skill komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan
biasanya digunaan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi
terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga
untuk bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban
dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara
aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu
hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang
sulit dipelajari. Tahapan wawancara / komunikasi :
a. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan
persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai
prasangka buruk kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina
hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh
memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup.
Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara
harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
b. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan
memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan
dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan
informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan
dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
c. Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan
pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1)      Fokus wawancara adalah klien
2)      Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
3)      Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
4)      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5)      Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
6)      Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
7)      Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
d. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan,
sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai
keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat
perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1)      Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2)      Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-
keluhannya / pendapatnya secara bebas
3)      Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman
bagi klien
4)      Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5)      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6)      Tidak bersifat menggurui
7)      Memperhatikan pesan yang disampaikan
8)      Mengurangi hambatan-hambatan
9)      Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10)  Menghindari adanya interupsi
11)  Mendengarkan penuh dengan perasaan
12)  Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
2.  Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi
dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan,
sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data
tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini
dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh
menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu
menit”. Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena
kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
b.      Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c.       Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti
oleh perawat yang lain.
3.      Studi Dokumentasi

E.     Komponen Evaluasi


Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses, 1986,
hlm. 229-230) :
1.      Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.
a. Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data dan
sebagai penentuan kesahihan data yang terkumpul. Semua kriteria yang digunakan
pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hsil
akhir asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar
untuk evaluasi praktik keperawatan secara luas. Kriteria hasil didefinisikan sebagai
sandar untuk menjelaskan respons atau hasil dari rencana asuhan keperawatan. Hasil
tersebut akan menjelaskan bagaimana keadaan klien setelah dilakukan observasi.
Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour) sebagaiman
disebutkan dalam bab terdahulu, supaya dapat diobservasi atau diukur dan
kemudian dijelaskan dalam istilah yang mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil
dapat dimengerti oleh setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.
b.      Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik
keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harus dilaksanakan
dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas pelayanan. Standar harus
berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik
keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk
menentukan kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat
dilihat pada Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.
c.       Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan pertanyaan
evaluative (evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan
keperawatan dan respons klien terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi :
1)      Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2)      Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3)      Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
4)      Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan diberikan?
5)      Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?
2.      Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa
yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh?
Dan sarana apa yang akan digunakan untuk memperoleh data?
Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun
perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon
klien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang membantu memberikan
intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas
informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut melakukan evaluasi.
3.      Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.
Perawat memerlukn ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan
menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik. Kemampuan
ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan cara
membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta standar dan menyesuaikan
asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan standar yang sudah ada.
Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.
4.      Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah
menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan. Kemudian
menentkan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah dilakukan intervensi. Yang
perlu diingat disini adalah tidak mungkin membuat suatu perencanaan 100%
berhasil oleh karena itu memerlukan suatu perbaikan dan perubhan-perubahan,
sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itu
diperlukan kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan
menilai respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.
5.      Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan
yang sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana
asuhan keperawatan. Meskipun pengajian dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan, aspek-aspek khusus perlu dikaji ulang dan penambahan data
untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.
F.     Jenis Evaluasi
1.      Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif)  adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus
dilaksanakan  segera setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk
membantu menilai efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus
menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode
pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan
keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan
form evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk
semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.
2.     Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan
sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi hasil
(sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan
keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara
paripurna.

G. Hasil Evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu:
1. Tujuan tercapai. Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteri yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian. Apabila tujuan tidak tercapai secara maksimal,
sehingga perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai. Apabila individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali, bahkan timbl
masalah baru. Diperlukan pengkajian secara mendalam apakah terdapat problem
dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, faktor-faktor yang lain yang tidak
sesuai dan menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi


adalah dengan cara membandingkan antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan
dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
S (Subjective)    : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat
klien setelah tindakan diberikan.
O (Objective)  : adalah informasi yang didapat berupa hasil dari
pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh
perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis)     : adalah membandingkan antara informasi
subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil,
kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi,
teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
P (Planning)        : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan
dilakukan berdasarkan hasil analisa.

Contoh: dx medis: batuk dg produksi secret purulen


dx keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi secret yg
berlebih
implementasi:  1. Monitoring status pernafasan
                        2. Menganjurkan pasien minum air hangat
                        3. Mengkolaborasikan dg dokter pemberian mukolitik
                        4. Melakukan fisioterapi dada: postural drainase dan claaping
                        5. Mengajarkan batuk efektif
                        6. Mengkaji karakteristik secret: konsistensi,jumlah,warna, dan
bau
                        7. Mengkolaborasikan pemeriksaan secret secara laboratorium
evaluasi :    S : pasien mengatakan sudah lebih bisa bernafas lega tapi masih
merasa berat saat bernafas
                  O : k/u baik, RR 20x/i, masih menggunakan otot bantu pernafasan,
secret purulen dg produksi  ± 4 ml warna hijau berbusa dan
berbau
                  A : masalah teratasi sebagian
                  P  : lanjutkan intervensi no 1,2,4, dan 6
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dari makalah ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwasanya pada proses
keperawatan terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi, dimana proses ini
sangat penting dan berpengaruh pada hasil dari proses keperawatan, sehingga kita
sebagai mahasiswa keperawatan menyadari akan urutan-urutan dari tahapan
evaluasi.
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu
menjamin asuhan keperawatan secara optimal dan meningkatkan asuhan
keperawatan sehingga para mahasiswa setelah membaca makalah ini diharapkan
dapat meningkatkan dan mengetahui dari tahapan evalusi itu sendiri. Evalusi adalah
proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan./
Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan pelaksanaannya
sudah berhasil sudah berhasil dicapai.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, namun tidak
berhenti sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan masalah mana yang telah dapat
dipecahkan dan mana yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan
dievalusi kembali,jadi proses keperawatan merupakan siklus yang dinamis
bekelanjutan.

B.     Saran
Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat membangun
sehinggakami dapat menyempurnakan makalah kami.
1. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat bekerja sama dengan komunitas dan
populasi untuk memperbaiki kembali kesehatan.
2. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat memperhatikan standar evaluasi atau
penilaian dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.
3. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat terlibat dalam koordinasi dan organisasi
dalam merespons isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, Intansari.2010.Proses Keperawatan NANDA, NOC & NIC.Jogjakarta:


MocoMedia
Nursalam.2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi:buku 2.Gresik:Salemba Medika
Rohmah, Nimmatur dan Saiful Walid.2012.Proses Keperawatan.jogjakarta:Ar-Ruzz
Media

Anda mungkin juga menyukai