Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


(HIRSCHPRUNG)

KELOMPOK 1
DEFINISI

Hirschprung merupakan suatu kelainan bawaan


berupa aganglionosis usus yang dimulai dari sfingter ani
internal ke arah proksimal dengan panjang bervariasi
dan termasuk anus sampai rektum. Juga dikatakan
sebagai kelainan kongenital dimana tidak terdapatnya
selganglion parasimpatis dari pleksus auerbact di kolon.
KLASIFIKASI GLAUKOMA

Menurut staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI


(1996). Hirschsprungdibedakan sesuai dengan panjang
segmen yang terkena, hirschsprung dibedakan menjadi
dua tipe berikut :
1. Segmen Pendek
2. Segmen Panjang
ETIOLOGI

Adapun yang menjadi penyebab hirschsprung atau


mega kolon kongenital adalah diduga karena terjadi
faktor genetik dan lingkungan sering terjadi pada anak
dengan Down syndrome, kegagalan sel neural pada
masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi,
kranio kaudal pada myentrik dan submukosa pada
dinding plexus.
PATOFISIOLOGI

Istilah congenital agang lionic Mega Colon


menggambarkan adanya kerusakan primer dengan tidak
adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon
distal. Segmen aganglionik hampir selalu ada dalam
rektum dan bagian proksimal pada usus besar. Ketidak
adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya
gerakan tenaga pendorong (peristaltik) dan tidak adanya
evakuasi usus spontan serta spinkter rektum tidak dapat
berelaksasi sehingga mencegah keluarnya feses secara
normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada
usus dan distensi pada saluran cerna.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala dan tanda dapat bermacam-macam


berdasarkan keparahan dari kondisi kadang-kadang
mereka muncul segera setelah bayi lahir. Pada saat
yang lain mereka mungkin saja tidak tampak sampai
bayi tumbuh menjadi remaja ataupun dewasa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Biopsi
PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan
2. Konservatif
3. Tindakan bedah sementara
4. Perawatan
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
NEXT...
B. Diagnosa keperawatan
1. DX 1: Risiko konstipasi b.d penyempitan kolon,
sekunder, obstruksi mekanik
2. DX 2:Risiko ketidakseimbangan volume cairan tubuh
b.d keluar cairan tubuh dari muntah, ketidakmampuan
absorObsI air oleh intestinal
NEXT...
C. Intervensi keperawatan
1. DX 1: Risiko konstipasi b.d penyempitan kolon, sekunder,
obstruksi mekanik
 Observasi bising usus dan periksa adanya distensi abdomen
pasien,Pantau dan catat frekuensi dan karakteristik feses
 Catat asupan haluaran secara akurat 
 Dorong pasien untuk mengkonsumsi cairan 2.5 L setiap hari,
bila tidak ada kontraindikasi
 Lakukan program defekasi, Letakkan pasien di atas pispot
atau commode pada saat tertentu setiap hari, sedekat
mungkin kewaktu biasa defekasi (bila diketahui)
 Berikan laksatif, enema, atau supositoria sesuai instruksi.
NEXT...
2. DX 2:Risiko ketidakseimbangan volume cairan tubuh b.d
keluar cairan tubuh dari muntah, ketidakmampuan
absorObsI air oleh intestinal
 Timbang berat badan pasien setiap hari sebelum sarapan
 Ukur asupan cairan dan haluaran urin untuk mendapatkan
status cairan
 Pantau berat jenis urin 
 Periksa membran mukosa mulut setiap hari
 Tentukan cairan apa yang disukai pasien dan simpan cairan
tersebut di samping tempat tidur pasien, sesuai instruksi
 Pantau kadar elektrolit serum.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai