Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kontrasepsi Mantap


Hari/Tangga : Rabu/ 27 januari 2021
Waktu : 30 menit
Sasaran : Ibu trimester III
Tempat : Rumah ibu hamil trimester III

A. Latar Belakang

Kontrasepsi mantap adalah suatu metode kontrasepsi yang pada pria disebut vasektomi dan
pada wanita disebut tubektomi. Kontrasepsi mantap pada wanita yang disebut tubektomi ialah
suatu pembedahan dengan cara mini laparatomi (minilap) yaitu tindakan pada tuba fallopii
wanita melalui irisan kecil di dinding perut ± 2-3 cm yang dapat mengakibatkan wanita tersebut
tidak dapat hamil. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Uchida di Jepang untuk akseptor
kontrasepsi mantap (kontap) atau sterilisasi pada wanita pasca persalinan. Selanjutnya Mark dan
Webb melakukan sayatan kecil yang tersembunyi di balik lipatan kulit bawah pusat pada
akseptor pasca persalinan, sehingga parutnya tidak kelihatan.

Untuk akseptor masa interval baru dikembangkan sejak tahun 1970-an, diantaranya Vitoon
Osathanondh (1972) dari Thailand mengembangkan teknik minilaparotomi yang sederhana
dengan memakai alat-alat yang sederhana pula, anestesi lokal tanpa tinggal di rumah sakit. Dan
untuk menempatkan rahim sedemikian rupa ke depan dinding perut dipergunakan elevator rahim
Ramathibodi sehingga tuba Fallopii dengan mudah ditampilkannya. Kemudian dilakukan
pengikatan atau pemotongan. Ternyata teknik yang sederhana ini mudah, aman dan murah sesuai
untuk program kontap di negara-negara berkembang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mengetahui
tentang KB mantap
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
 Klien dapat menjelaskan pengertian kontrasepsi mantap dengan benar
 Klien menyebutkan jenis kontrasepsi mantap dengan benar
 Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian kontrasepsi mantap dengan
benar
 Klien dapat menjelaskan efek samping kontrasepsi mantap dengan tepat

C. Sasaran dan Target


Sasaran dan Target : ibu hamil trimester III

D. Waktu
Hari/ Tanggal : Rabu/ 27 januari 2021
Waktu : Jam 15.00 WIB s.d Selesai
Tempat : Rumah ibu hamil trimester III

E. Metode
1. ceramah
2. Tanya jawab

F. Media dan Alat


1. Leptop
2. Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan klien
1 5 menit Pembukaan - Menyampaikan
salam
- Perkenalan diri
- Menjelaskan tujuan
- Apersepsi
2 10 menit Pelaksanaan - Menjelaskan dan
menguraikan materi
- Memberi kesempatan
klien untuk bertanya
- Menjawab
pertanyaan klien yang
belum jelas
3 10 menit Evaluasi - Feedback
- Memberikan reward
4 5 menit Terminasi - Menyimpulkan hasil
peyuluhan
- Mengakhiri kegiatan
(salam)

H. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang akan digunakan adalah laptop
b. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat yang dipakai yaitu
laptop, dan leaflet.
c. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk ppt
dan akan disajikan dalam bentuk slide laptop untuk mempermudah penyampaian.
d. Undangan atau Peserta
Khusus untuk klien sasaran

2. Proses Penyuluhan
a. Kehadiranklien dari yang bersangkutan
b. Klien aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
c. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan klien
d. Jika kurang jelas klien mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.

3. Hasil penyuluhan
a. Jangka Pendek
 Klien dapat menjelaskan pengertian kontrasepsi mantap dengan benar
 Klien menyebutkan jenis kontrasepsi mantap dengan benar
 Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian kontrasepsi mantap dengan
benar
 Klien dapat menjelaskan efek samping kontrasepsimantap dengan tepat
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya menggunakan serta
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi klien.
Lampiran Materi

KONTRASEPSI MANTAP

A. Pengertian Kontrasepsi Mantap


Metode kontrasepsi mantap yang dilakukan pada seorang wanita adalah tubektomi.
Tubektomi dilakukan dengan menghambat saluran penghubung indung telur dan rahim (disebut
tuba fallopi). Dengan metode ini, sel telur yang dilepaskan dari indung telur tidak akan mampu
bertemu dengan sperma yang masuk, dan kehamilan akan sulit terjadi. Bagaimana cara
menghambat saluran penghubung tersebut? Caranya adalah dengan pengikatan atau pemotongan,
serta pemasangan cincin oleh dokter yang berkompeten. Anda dapat memperolehnya kapanpun,
termasuk saat proses persalinan sebagai berikut:

1. Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca-persalinan.


2. Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi cesar.
3. Bila tidak dilakukan dalam satu minggu pasca persalinan, ditunda 4-6 minggu berikutnya.

Seberapa efektif metode ini? Berikut adalah manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari
tubektomi:

 Efektivitas yang tinggi yaitu 99,5%.


 Tidak mempengaruhi proses menyusui.
 Tidak mengganggu proses berhubungan seksual, dan tidak mengubah fungsi seksual.
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
 Mengurangi risiko kanker ovarium.

Vasektomi

Bila atas kesepakatan bersama, pihak suami yang akan menjalani kontrasepsi mantap, maka
vasektomi adalah pilihannya. Vasektomi adalah metode kontrasepsi mantap pada pria. Metode
yang dilakukan hampir sama yaitu menghambat saluran yang mengeluarkan sperma, sehingga
sperma tidak akan dapat keluar dari tubuh. Jangan samakan tidak adanya sperma dan tidak
adanya ejakulasi (mengeluarkan cairan saat orgasme). Seorang pria yang memperoleh vasektomi
akan tetap ejakulasi, namun bedanya cairan yang keluar tidak mengandung sperma, melainkan
hanya berupa cairan semen (hasil produksi beberapa kelenjar). Vasektomi dapat dilakukan kapan
saja. Dua jenis pengerjaan yang ada adalah proses yang melibatkan proses penyayatan maupun
Vasektomi Tanpa Pisau (VTP). VTP menjadi metode yang dapat mengurangi perdarahan dan
rasa nyeri. Prosedur ini dilakukan hanya secara singkat dan tidak membutuhkan bius umum.

Berikut adalah keuntungan yang didapat dari vasektomi:

 Efektivitas tinggi 99,6%-99,8%.


 Sangat aman, tidak terdapat efek jangka panjang.
 Efektif dalam jangka waktu panjang.
 Dibandingkan kontrasepsi kondom, vasektomi memberikan efisiensi biaya dan lamanya
penggunaan kontrasepsi.

Teknik pembedahan tubektomi (Minilap) dapat dibedakan anatara pasca persalinan, pasca
keguguran, dan masa interval berdasarkan atas saat melakukan pembedahan, lokasi
minilaparotomi untuk mencapai tuba, dan teknik pembedahan tubektomi.

I. Saat Melakukan Pembedahan


1. Pasca persalinan dan pasca keguguran
Saat yang terbaik untuk melakukan pembedahan tubektomi minilaparotomi, yaitu tidak lebih
dari 48 jam pasca bersalin. Pada waktu ini rahim masih besar, tuba Fallopii masih panjang dan
dinding perut masih cukup longgar sehingga memudahkan mencapai tuba dengan irisan kecil
pada peri umbilikus yang berdekatan fundus rahim. Apabila dilakukan lebih dari waktu tersebut,
rahim telah mengalami involusi sehingga sulit untuk mencapai tuba. Selain itu, keadaan tuba
mengalami edema dan rapuh, mudah berdarah, dan infeksi lebih sering terjadi pada pembedahan
tubektomi minilaparotomi pasca bersalin lebih dari 48 jam oleh karena lokia merupakan media
untuk tumbuhnya infeksi sehingga lama perawatan seluruhnya menjadi lebih lama dari lama
perawatan persalinan normal.
Demikian pula halnya pasca keguguran, yaitu dapat dilakukan pada hari yang sama setelah
evakuasi rahim atau keesokan harinya.
2. Masa interval
Saat yang terbaik untuk melakukan pembedahan tubektomi minilaparotomi, yaitu segera
setelah haid selesai. Pada waktu ini diyakini kehamilan belum terjadi. Dan apabila akseptor
menggunakan salah satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut sebaiknya dilakukan dalam dua
mjinggu pertama dari siklus haid, atau setelahnya. Namun demikian, pembedahan tubektomi
minilaparotomi masa interval dapat dilakukan setiap saat. Apabila diragukan dan dilaksanakan
dalam fase luteal, kuretase rutin dapat dikerjakan sebelumnya. Bahkan beberapa klinik
menganjurkan melakukan kuretase rutin ini sesaat sebelum pembedahan dilakukan.

II. Lokasi Minilaparotomi untuk Mencapai Tuba


1. Pasca persalinan
Lokasi irisan sesuai dengan tingginya fundus rahim saat itu. Jika fundus rahim setinggi pusat
atau kira-kira 1-2 jari bawah pusat, maka irisan dilakukan setentang lipatan kulit bawah pusat
atau periumbilikus melintang mengikuti garis lekukan tepat bawah pusat. Dan jika lebih tinggi
darii pusat (biasanya pada pasca persalinan ganda atau anak besar) maka irisan dilakukan
setentang lipatan kulit atas pusat atau supra umbilicus melintang mengikuti garis lekukan tepat
atas pusat. Keuntungan kosmetik bekas luka/parutnya dapat tersembunyi atau tidak nampak.
Jika fundus rahim jauh dibawah pusat (karena anak kecil atau rahim sudah involusi) maka
dilakukan irisan subumbilikus membujur mengikuti garis tengah/mediana setinggi fundus rahim.
Keuntungannya mudah diperluas apabila perlu untuk memudahkan mencari tuba.
2. Masa interval, dan pasca keguguran
Lokasi irisan supra pubis disesuaikan fundus rahim kira-kira 2 jari atas simfisis atau setentang
batas atas rambut mons veneris, ditengah-tengah dibuat irisan melintang. Keuntungannya bekas
luka/parutnya kecil menyerupai lipatan kulit saja atau biasanya kemudian ditutupi rambut.

B. Syarat Kontrasepsi Mantap


1. Syarat Sukarela :
Mengetahui cara kontrasepsi lain
Mengetahui Kontap adalah tindakan pembedahan yang ada risiko
Mengetahui cara Kontap permanen
Telah diberikan kesempatan untuk berpikir
2. Syarat Bahagia :
Terikat dalam suatu perkawinan yang sah dan harmonis
Punya anak hidup minimal 2
Anak sehat jasmani dan rohani
Bila anak 2, umur anak terkecil minimal 2 tahun
3. Syarat Kesehatan :
Indikasi dan kontraindikasi ditentukan oleh dokter.

Beberapa Cara Penutupan Tuba


Pengikatan dan/atau pemotongan sebagian tuba merupakan cara yang paling sering dilakukan.
Bahan yang dipakai untuk megikat tuba antara lain silk (benang sutera yang tidak dapat diserap,
misalnya Zeide), catgut (benang yang dapat diserap, misalnya plain maupun chromic catgut).

1. Cara Madlener
Pada cara ini tidak dilakukan pemotongan tuba, hanya dilakukan penjepitan untuk meremukkan
tuba dan dilakukan pengikatan.

2. Cara Pomeroy
Tuba dijepit pada 1/3 bagian proksimal diikat dan dipotong.

3. Cara Kroener
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari luban irisan, diikat dari mesosalping dibawah fimbria
dan selajutnya fimbria dipotong.

4. Cara Irving
Tuba dipotong diantara 2 ikatan dan selanjutnya ujung proksiml tuba ditanam ke meometium dan
ujung distal ditanam kedalam ligamentum latum.

5. Cara Uchida
Daerah ampula tuba disuntik dengan larutan garam fisiologis, sehingga mesosalpingnya
mengembung. Tuba dibebaskan dari serosanya, diikat lalu digunting.
C. Beberapa Kelebihan-Kelebihan Teknik Pembedahan Tubektomi (MINILAP)
1. Tekniknya mudah sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum di rumah sakit kabupaten
atau puskesmas dengan perlengkapan dan peralatan bedah sederhana.
2. Dapat dilakukan pasca persalinan, pasca keguguran, dan masa interval; indikasi kontra yang
mutlak tidak banyak; dilakukan dengan anestesi local atau kombinasi dengan analgesia
neuroleptik; prosedur dilakukan tanpa tinggal dirumah sakit.
3. Luka pembedahan hanya kecil sehingga ketakutan akan pembedahan kurang, parutnya kecil
sehingga dapat diterima dari segi kosmetik, bila diperlukan luka pembedahan dapat diperluas.
4. Waktu pembedahan singkat, kegagalan teknik rendah, masa penyembuhan pasca bedah juga
singkat.
5. Angka kegagalan pembedahan tubektomi rendah, karena tuba langsung diikat atau
dipotong.

D. Kegagalan Teknik Pembedahan Minilap :


1. Pemberian anestesi yang kurang memadai;
2. Obesitas berlebihan sehingga irisan atau luka pembedahan tidak kecil lagi;
3. Adanya perlengketan yang tidak diduga sebelum melakukan pembedahan.

E. Komplikasi
Komplikasi pembedahan tubektomi minilap jarang terjadi, walaupun demikian tindakan ini
haruslah dilakukan dengan hati-hati karena merupakan pembedahan intraperitoneal maka haris
siap sedia untuk mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.
1. Komplikasi pada waktu pembedahan: Perforasi rahim karena pemasangan atau sewaktu
memutar elevator rahim; perlukaan kandung kemih jika irisan supra pubik terlalu rendah;
perlukaan usus (sangat jarang); perdarahan biasanya akibat robeknya mesosalping; komplikasi
anestesi; dan syok;
2. Komplikasi pasca pembedahan tubektomi; rasa nyeri, hematoma subkutan, infeksi pada
luka irisan atau abses, luka pembedahan terbuka, dan perdarahan intra abdominal.
Lampiran leaflet

Kontrasepsi mantap adalah suatu metode kontrasepsi yang pada pria disebut vasektomi
dan pada wanita disebut tubektomi. Kontrasepsi mantap pada wanita yang disebut
tubektomi ialah suatu pembedahan dengan cara mini laparatomi (minilap) yaitu tindakan
pada tuba fallopii wanita melalui irisan kecil di dinding perut ± 2-3 cm

Anda mungkin juga menyukai