Korosi atau Perkaratan berasal dari bahasa latin ”Corrodere” yang berarti
perusakan logam. Adapun definisi korosi sebagai berikut.
Korosi adalah proses degradasi atau deteorisasi perusakan material
yang terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.
Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan mekanisme.
Korosi adalah Kebalikan dari metalurgi ekstraktif.
Korosi adalah proses elektrokimia dalam mencapai kesetimbangan
thermodinamika suatu sistem.
Korosi adalah reaksi antara logam dengan lingkungannya.
Jenis-jenis Korosi
Adapun beberapa jenis korosi yang umum terjadi pada logam sebagai
berikut.:
1) Korosi Galvanis (Bemetal Corrosion)
Disebut juga korosi dwilogam yang merupakan perkaratan
elektrokimiawi apabila dua macam metal yang berbeda potensial
dihubungkan langsung di dalam elektrolit yang sama. Elektron akan
mengalir dari metal yang kurang mulia (anodik) menuju ke metal yang
lebih mulia (katodik).
Pengendalian Korosi
Korosi tidak mungkin sepenuhnya dapat dicegah karena memang
merupakan proses alamiah bahwa semuanya akan kembali ke sifat
asalnya. Asalnya dari tanah maka akan kembali ke tanah. Hal ini adalah
siklus alam yang akan terus terjadi selama kesetimbangan alam belum
tercapai. Namun demikian pengendalian dan pencegahan korosi harus
tetap dilakukan secara maksimal, karena dilihat dari segi ekonomi dan dari
segi keamanan merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan dan dibiarkan
begitu saja.
Pengendalian korosi harus dimulai dari suatu perencanaan, pengumpulan
data lingkungan, proses, peralatan dan bahan yang dipakai serta
pemeliharaan yang akan diterapkan.
Adapun metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi
sebagai berikut :
Pengubahan lingkungan
Pemilihan bahan
Modifikasi rancangan
Teknik pelapisan
Proteksi anodik dan katodik