Berat jenis dimana kapal mengapung jika terjadi perubahan maka terjadi 2 (dua)
kemungkinan :
1. Bila Berat benaman kapal tetap maka Saratnya akan berubah.
2. Bila Sarat kapal tetap maka Berat banamannya akan berubah.
Bila berat benaman kapal tetap atau tidak berubah sedangkan berat jenis air dimana kapal
berada berubah maka dengan sendirinya volume benaman kapal akan berubah yang
akibatnya Sarat kapal pun berubah.
Vol. 1 = bj. o
Vol. o = bj. 1
Wi Li
Wo Lo
W = V x bj W = V x bj
2. SARAT TETAP.
Bila Sarat kapal tetap atau tidak berubah sedangkan Berat jenis air dimana kapal
mengapung berubah maka berarti volume benaman kapal tetap yang akibatnya berat
benaman berubah.
Vol = Berat / Bj
Contoh :
1. Sebuah kapal mempunyai Berat benaman 7.000 ton, mengapung di air tawar dengan bj
1000 kg/m³. Hitunglah berat benaman kapal tersebut bila berada pada sarat yang sama
di Air laut dengan bj 1025 kg/m³
2. Berat benaman sebuah kapal 6.400 ton terapung dilaut ( bj 1025 kg/m³ ) kapal tersebut
akan sandar pada dermaga yang memiliki bj air 1008 kg/m³.
Hitunglah berapa ton muatan yang harus dibongkar agar sarat kapal tetap seperti di laut.
= 6.400 x 1.008
1.025
= 6.293,9 ton
KOEFISIEN BENTUK
FORM COEFFICIENTS
A B
AWP
L
D C
2. Block Coefficient ( Cb )
Gbr. P
D L
+
Misdhip coefficient (Cm) adalah perbandingan luas dari bidang melintang tengah
kapal pada suatu sarat tertentu dengan persegi panjang yang mempunyai lebar sama
dengan lebar kapal dan dalam sama dengan Sarat kapal.
L = Lebar
D = Dalam / Sarat
D
L
Cm = Luas area bidang melintang tengah kapal
Lebar x Dalam (Sarat)
4. Prismatic Coefficient ( Cp )
Cp = Volume benaman
P x Am
Volume benaman = P x Am x Cp
Volume benaman = P x L x D x Cb
Area Midship (Am) = L x D x Cm
P
Cp = P x L x D x Cb
P x L x D x Cm
Cp = Cb / Cm
Contoh :
1. Panjang kapal = 135 meter dengan Lebar 18 meter dan Sarat = 7,6 meter.
Displacement kapal = 14.000 ton dengan AWP = 1.925 m² dan luas area
melintang tengah kapal ( Midship section area) = 130 m² .
Hitunglah : Cw, Cm, Cb dan Cp.
Jawab.
Cw = AWP/ P x L
= 1925 / 135 x 18
= 0,792
Cm = Am / L x D
= 130 / 18 x 7,6
= 0,950
Cb = Vol Benaman / P x L x D
Vol benaman = 14.000 / 1.025
= 13.658 m³
= 0,740
Cp = Vol Benaman / P x Am
= 13.658 / 135 x 130
= 0,778
atau
Cp = Cb / Cm
= 0,740 / 0,950
= 0,778
Jawab
Cb = Vol Benaman
PxLxD
Panjang kapal = P
Lebar kapal = 0,13 P
Sarat kapal (D) = 0,13 P / 2,1
0,7 = 9.219,5
P x 0,13 P x 0,0619 P
P³ = 9.219,5
0,7 x 0,13 x 0,0619
P = 117, 9 m
Cp = Vol benaman / P x Am
= 0,738
TPC adalah bobot yang diperlukan untuk menenggelamkan ataupun mengapungkan sarat
rata-rata kapal sebesar 1(satu) centimeter di laut.
W1 L1 1 cm
W0 L0
Kapal terapung di laut pada garis WoLo dengan luas bidang air ( AWP ) dalam m². Jika
sebuah bobot dimuat hingga sarat rata-rata kapal berubah sebesar 1 cm, maka kapal terapung
pada Garis air W1 L1
Bobot yang dimuat tadi adalah setara dengan TPC untuk sarat tersebut.
Berat = Vol x bj
Vol area bidang air ( AWP ) dengan tebal 1 cm
Berat = AWP x bj
100 cm
Contoh.
1. Sebuah kapal dengan Panjang 36 meter, Lebar 6 meter dan Sarat 2,5 meter. Kapal
tersebut mempunyai koefisien bidang air 0,8. Hitunglah Area bidang air kapal tersebut.
Jawab : Cw = AWP .
PxL
AWP = Cw x P x L
= 0,8 x 36 x 6
= 172,8 m²
2. Diketahui Panjang kapal 128 meter, Lebar maksimum 20 meter, Sarat kapal 5,6 meter
dan diketahui Cw = 0,85. Hitunglah berapa TPC di air laut pada sarat tersebut.
Jawab :
TPC = A x bj
100
A = P x L x Cw
= 128 x 20 x 0,85
= 2176 m²
TPC = 2176 x 1.025 = 2230,4
100 100
= 22,3 ton
4. Kapal terapung dilaut bj 1025 kg/m³ dengan luas bidang air 1.730 m². Hitunglah berapa
TPC dan berapa penambahan Sarat kapal jika dimuati muatan sebanyak 270 ton ?
LENGKUNGAN TPC.
50
45
40
35
30
Contoh :
Buatlah curva TPC dengan data-data sebagai berikut :
Sarat ( m ) = 3,0 3,5 4,0 4,5
TPC (ton) = 8,0 8,5 9,2 10,0
a). Hitunglah TPC untuk Sarat 3,2 m, 3,7 m, dan 4,3 m.
b). Bila kapal tersebut memiliki sarat rata-rata = 4,0 m dan memuat 50 ton muatan, 10 ton air
tawar, 25 ton bahan bakar dan membuang ballast sebanyak 45 ton.
Hitunglah sarat rata-rata kapal tersebut setelah melakukan kegiatan itu !
Jawab :
a). Sarat = 3,2 m dengan TPC = ……
3,0 ~ 8,0
0,2 3,2 ~ 0,5 …. ? 0,5
3,5 ~ 8,5
3,5 ~ 8,5
0,3 3,7 0,5 ~ …. ? 0,7
4,0 ~ 9,2
4,0 ~ 9,2
0,3 4,3 0,5 ~ …. ? 0,8
4,5 ~ 10,0
b) Muat muatan 50 ton, Air tawar 10 ton dan Bahan bakar 25 ton
Buang Ballast 45 ton.
4.0 m
Sarat rata-rata akhir ?
Penambahan bobot = 85 ton
Pengurangan bobot = 45 ton.
Penambahan bobot = 40 ton.
= 40 / 9,2
= 4,347 cm = 0,04347 m
Sarat awal = 4,00 m
Perubahan sarat = 0,04 m
Sarat akhir = 4,04 m
Luas dari bidang air dan bagian kapal lainnya, tidak dapat dihitung secara teliti dan
sederhana, tetapi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Trapezoida atau Rumus
Simpson (Simpson’s rule).
Rumus Simpson (Simpson’s rule) berdasarkan bahwa bagian-bagian kapal dan bidang
airnya adalah merupakan lengkung parabola.
Uuntuk menghitung luas sebuah bidang air sebuah kapal yaitu dengan membuat sejumlah
titik dengan jarak yang sama dari pusat, kemudian melalui titik-titik tersebut dibuat garis
tegak lurus dan membentuk lengkungan sisi.
Panjang garis tegak disebut “Ordinat” dan jarak antaranya disebut “Common interval”.
J K L
H M
A h h h h h h B
C D E F G
H1 M1
J1 K1 L1
AB adalah garis pusat (center line) yang terbagi 6 (enam) bagian yang panjangnya sama
(common interval) dan Garis-garis tegak adalah Ordinatnya yang tidak mempunyai
panjang yang sama.
Karena bentuk bagian kapal disekitar garis tengah adalah sama, maka yang perlu dihitung
adalah hanya luas dari setengah dari bidang air tersebut dan untuk memperoleh luas dari
seluruh bidang air itu, hasilnya di kali 2 (dua).
Jika common interval serta ordinat-ordinatnya diukur dalam meter, maka luas yang
diperoleh adalah meter persegi.
a b c d e f g h j
h h h h h h h h
“ Simpson Rule I “
Luas = h ( a + 4b + c )
3
Rumus ini digunakan untuk menghitung luas jika ada ordinat bernomor ganjil.
.
a b c
h h
a b c d e f g
h h h h h h
area 1 area 2 area 3
Contoh :
No ½ Ordinat SM Hasil
a 1 Luas ½ ordinat ( WPA ) = h x hasil
b 4 3
c 2
d 4 Luas AWP = 2 x ( h x hasil )
e 2 3
f 4
g 1
Jumlah
Contoh : 1
Panjang kapal = 120 m pada garis air, mempunyai semi ordinat pada bidang air yang
berjarak antara sama, masing-masing dari depan ke belakang sebagai berikut :
0 ; 3,7 ; 7,6 ; 7,6 ; 7,5 ; 4,6 ; 0,1
Hitunglah : a). Luas bidang air kapal tersebut.
b). TPC pada sarat tersebut.
Jawab.
NO ½ Ordinat SM Hasil
A 0 1 0
B 3,7 4 14,8
C 7,6 2 15,2
D 7,6 4 30,4
E 7,5 2 15,0
F 4,6 4 18,4
G 0,1 1 0,1
Jumlah 93,9
b). TPC = A x bj
100
= 1.252 x 1,025
100
= 12,83
Contoh : 2.
Sebuah kapal dengan Panjang 180 m mempunyai setengah ordinat pada bidang air yang
berjarak antara sama, masing-masing sebagai berikut :
1; 7,5; 12; 13,5; 14; 14; 14; 13,5; 12; 7, 0;
Hitunglah : a. Luas bidang air pada sarat itu.
b. TPC pada sarat tersebut
c. Koefisien bidang air (Cw).
Jawab.
c). CW = AWP .
PxL
= 3.924
180 x 28
= 3.924 .
5.040
= 0,778
Contoh : 3
Luas bidang air sebuah kapal untuk tiap perbedaan sarat 1,5 m yang dihitung mulai dari lunas
kapal adalah sebagai berikut :
865, 1.735, 1.965, 2.040, 2.100, 2.145, 2.215 m².
Hitunglah : Berat benaman kapal tersebut pada sarat rata-rata = 9 meter.
Jawab
AWP SM Hasil
.865 1 865
1,5
1.735 4 6.940
1,5
1.965 2 3.930
1,5
2.040 4 8.160
1,5
2.100 2 4.200
1,5 1,5
2.145 4 8.580
1,5
2.215 1 2.215
Jumlah 34.890
Sebuah kapal mengapung dalam keadaan tegak dan even keel dengan sarat 6,0 m.
Data Luas bidang airnya pada sarat masing-masing adalah sebagai berikut :
Sarat (m) : 0 1 2 3 4 5 6
Luas bid air (m² ) : 5.000 5.600 6.020 6.025 6.025 6.020 6.000
Hitunglah : KB pada sarat tersebut.
Jawab :
W L
A
B
C
D
E
F
G
= h/3 x 232.380 h
h/3 x 105.670
= 232.380 x 1
105.670
= 3.06 m
Luas = 3 h ( a + 3 b + 3 c + d )
8
Rumus ini digunakan untuk menghitung luas, jika terdapat Ordinat yang sedemikian rupa
dimana jika jumlah ordinat dikurangi satu dari jumlah ordinat yang ada, maka sisanya
dapat dibagi dengan 3 (tiga).
a b c d
h h h
Sebuah bidang air dibagi dengan 7 (tujuh) ordinat sebagaimana gambar dibawah ini,
dimana bidang air tersebut dibagi dalam 2 (dua) bagian / area dan dimana setiap bagian /
area memiliki 4 (empat) ordinat. Jadi untuk menghitung luas bidang air ini, adalah
menghitung setengah bidang airnya yaitu Area 1 + Area 2.
a b c d e f g
Area 1 Area 2
Area 1 = 3 hx(a+3b+3c+d)
8
Area 2 = 3 hx(d+3e+3f+g)
8
Luas ½ AWP = Area 1 + area 2
= 3 hx(a+3b+3c+d)+ 3 hx(d+3e+3f+9)
8 8
atau = 3 h x ( a + 3 b + 3c + 2d + 3e + 3f + g )
8
Contoh
Panjang bidang air sebuah kapal = 135 m. Setengah ordinat yang berjarak sama , dari
belakang ke depan masing-masing adalah sebagai berikut :
1,2 ; 4,4 ; 6,7 ; 7,8 ; 8,0 ; 8,0 ; 7,7 ; 6,1; 3,8 dan 0 m.
Hitunglah : Luas bidang air (Area water plane) kapal tersebut.
Jawab :
½ ordinat SM Hasil
1,2 1 1,2
4,4 3 13,2
6,7 3 20,1
7,8 2 15,6
8,0 3 24,0
8,0 3 24,0
7,7 2 15,4
6,1 3 18,3
3,8 3 11,4
0 1 0
Jumlah 143,2
a area 1 b area 2 c
h h
Area 1 = h ( 5a + 8b – c )
12
Area 2 = h ( 5c + 8b – a )
12
Rumus ini dikenal dengan rumus 5/8 , digunakan untuk menghitung luas antara 2(dua)
ordinat yang berurutan diketahui, dimana area antara dua ordinat yang berurutan adalah sama
dengan lima kali ordinat pertama ditambah delapan kali ordinat tengah dan dikurangi ordinat
luar, selanjutnya semua hasilnya dikalikan dengan 1/12 dari common interval.
Contoh
Sebuah bidang air memiliki 3 semi ordinat berturutan yang berjarak masing-masing 6 meter
sebagai berikut : 7,0 ; 7,5 ; 7,75.
Hitunglah : Luas bidang air tersebut.
Jawab.
a area 1 b area 2 c
h h
Area 1 = h ( 5a + 8b – c )
12
= 6 ( 35 + 60 – 7,75)
12
= 43,625 m2
Area 2 = h ( 38,75 + 60 – 7 )
12
= 6 ( 35 + 60 – 7,75)
12
= 45,875 m2