Anda di halaman 1dari 127

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

NOMOR 3 TAHUN 2005 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN


NOMOR 13 TAHUN 2005
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2006 - 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SELATAN,


Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006 – 2010.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4033);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten


Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat
dan Kabupaten Belitung Timur di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN
dan
BUPATI BANGKA SELATAN

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN
2006 - 2010

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Selatan.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
4. Bupati adalah Bupati Bangka Selatan
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangka Selatan.
6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bangka Selatan Tahun 2006 – 2010, yang selanjutnya disebut dengan
RPJM Daerah, adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak Tahun 2006 sampai dengan
Tahun 2010.
7. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
Renstra SKPD adalah Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh Pemerintah daerah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2
(1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bangka Selatan Tahun 2006-2010 merupakan dokumen perencanaan
yang berisi penjabaran visi, misi dan kebijakan Bupati terpilih yang
penyusunannya memperhatikan RPJM Nasional.
(2) RPJMD Kabupaten Bangka Selatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menjadi pedoman bagi:
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bangka Selatan
dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten Bangka Selatan;
b. Pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Kabupaten
Bangka Selatan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
BAB III
SISTEMATIKA

Pasal 3
(1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bangka Selatan Tahun 2006-2010 disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Landasan Penyusunan
1.4 Hubungan RPJMD Kabupaten Bangka Selatan dengan
Dokumen Perencanaan Lainnya
1.5 Sistematika Penyusunan
BAB II KONDISI UMUM DAERAH
2.1 Kondisi Geografis
2.2 Perekonomian Daerah
2.3 Sosial Budaya Daerah
2.4 Prasarana dan sarana Daerah
2.5 Pemerintahan Umum
BAB III VISI DAN MISI
3.1 Visi
3.2 Misi
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Strategi Pembangunan
4.2 Prioritas Pembangunan Daerah
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
5.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
5.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah
5.3 Pembiayaan
5.4 Kebijakan Umum Anggaran
BAB VI KEBIJAKAN UMUM

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIIIPENUTUP
(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 4
Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh
Bupati.

Pasal 5
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Bangka Selatan.

Ditetapkan di Toboali
pada tanggal 28 Desember 2005
BUPATI BANGKA SELATAN,

ttd

JUSTIAR NOER
Diundangkan di Toboali
pada tanggal 1 Pebruari 2006
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN,

ttd

HARDI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005 NOMOR 3 SERI E

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
NOMOR 13 TAHUN 2005

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)


KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2006 – 2010

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun
rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu ,menyeluruh dan
tanggap terhadap perubahan ,dengan jenjang perencanaan pembangunan jangka
panjang (20 Tahun), perencanaan pembangunan jangka menengah (5 Tahun)
maupun rencana pembangunan tahunan. Setiap daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota)
harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD).

RPJM Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010 merupakan


penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Bangka Selatan yang akan
dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam satu periode masa jabatan. RPJM
Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010 dalam penyusunannya
memperhatikan RPJM Nasional. Disamping itu, dalam penyusunan RPJM Daerah
tersebut memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor-faktor kunci
keberhasilan , evaluasi pembangunan 2 tahun yang lalu serta isu-isu strategis yang
berkembang baik secara lokal maupun regional. Menyadari peran dan fungsi RPJM
Daerah sangat penting bagi Pemerintah Kabupaten, pengusaha (private sector) dan
masyarakat, maka proses penyusunannya dilakukan secara sistematis, akurat dan
terpadu dengan melibatkan seoptimal mungkin peran pemangku kepentingan
pembangunan (stakeholders).
Berdasarkan konsepsi pemikiran di atas maka penyusunan RPJM Daerah
Kabupaten Bangka Selatan dilakukan secara transparan dan partisipatif untuk
menghasilkan dokumen perencanaan yang holistik dan berkesinambungan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Muatan materi RPJM Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010 berisi
arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,kebijakan umum,
program satuan kerja perangkat daerah, program lintas satuan kerja perangkat
daerah, dan program kewilayahan yang disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Pengertian
indikatif berarti bahwa informasi, baik tentang sumber daya (masukan) yang
diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum didalam dokumen
rencana pembangunan jangka menengah ini, hanya merupakan indikasi yang
hendak dicapai dan tidak bersifat kaku (fleksibel).

1.2. Maksud dan Tujuan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten


Bangka Selatan Tahun 2006-2010 dimaksudkan untuk memberikan landasan
kebijakan dan pedoman umum pembangunan selama 5 tahun ke depan dalam
kerangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran, serta berbagai tolok ukur
pertanggungjawaban Bupati pada akhir masa jabatan.

Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Bangka Selatan adalah untuk


menetapkan strategi dan Kebijakan Umum Pembangunan Daerah, serta
merumuskan program pembangunan daerah selama lima tahunan sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan rencana tahunan atau Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Penetapan strategi dan kebijakan umum serta
perumusan program melalui evaluasi pembangunan yang telah berjalan, menelaah
situasi saat ini dan membuat peramalan serta proyeksi pembangunan, dengan
harapan dapat dipilih sasaran yang tepat sesuai dengan kewenangan daerah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
1.3. Landasan Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten


Bangka Selatan Tahun 2006-2010 dalam rangka sinkronisasi dan konsistensi
dengan dokumen perencanaan lainnya, dalam penyusunannya secara yuridis
mempunyai landasan hukum sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung .
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, dan
Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Keuangan Negara
f. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
g. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
Undang Nomor 3 Tahun 2005.
h. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
i. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah Otonom
j. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2004 - 2009.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
1.4. Hubungan RPJMD Kabupaten Bangka Selatan dengan Dokumen Perencanaan
Lainnya

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004


tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional secara hierarkis menjadi dasar
dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu RPJM
Daerah merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan
nasional, yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan
(Pemerintah, swasta, dan masyarakat), sehingga RPJM daerah harus sinkron dan
saling sinergi antar daerah, antar waktu, antar ruang dan antar fungsi Pemerintah,
serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Bangka Selatan


memperhatikan RPJM nasional serta renstra Daerah Provinsi. Di sisi lain RPJM
Daerah Kabupaten Bangka Selatan juga digunakan sebagai pedoman dalam
perencanaan pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan menjadi acuan bagi penyusunan rencana strategis satuan kerja
perangkat daerah (RKPD).
Sebagai dokumen perencanaan kebijakan lima Tahun ke depan, RPJM
Daerah Kabupaten Bangka Selatan harus mengacu dan mengarah bagi terwujudnya
ketentuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan pemanfaatan ruang baik
kebijakan struktur tata ruang maupun kebijakan pola tata ruang, dimana kebijakan
pemanfaatan ruang Kabupaten Bangka Selatan harus mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
1.5. Sistematika Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD) Kabupaten


Bangka Selatan Tahun 2006-2010 terdiri dari 8 (delapan) Bab dan dapat diuraikan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Landasan Penyusunan
1.4 Hubungan RPJMD Kabupaten Bangka Selatan dengan Dokumen
Perencanaan Lainnya
1.5 Sistematika Penyusunan
BAB II KONDISI UMUM DAERAH
2.1 Kondisi Geografis
2.2 Perekonomian Daerah
2.3 Sosial Budaya Daerah
2.4 Prasarana dan sarana Daerah
2.5 Pemerintahan Umum
BAB III VISI DAN MISI
3.1 Visi
3.2 Misi
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Strategi Pembangunan
4.2 Prioritas Pembangunan Daerah
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
5.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
5.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah
5.3 Pembiayaan
5.4 Kebijakan Umum Anggaran
BAB VI KEBIJAKAN UMUM
BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII PENUTUP
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Bangka Selatan merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung yang merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang pembentukannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah Kabupaten
Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kabupaten Bangka Selatan yang merupakan Kabupaten baru hasil pemekaran


dari Kabupaten Bangka yang terletak di bagian Selatan Pulau Bangka. Secara
administratif Wilayah Kabupaten Bangka Selatan mempunyai luas ± 3.607,08 Km² yang
meliputi 5 (lima) kecamatan yaitu, Kecamatan Simpang Rimba, Payung, Air Gegas,
Toboali dan Lepar Pongok.
Secara umum wilayah administrasi Kabupaten Bangka Selatan memiliki batas-
batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan sungai Selan dan Kecamatan Koba
Kabupaten Bangka Tengah;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Gaspar;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan Selat Bangka;
 Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka;

Sesuai dengan kondisi geografis, Kabupaten Bangka Selatan beriklim tropis


dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan April – September dan musim
penghujan antara bulan Oktober – Maret. Curah hujan rata-rata 50,2 mm – 292,0 mm,
suhu udara berkisar antara 25,9 C sampai dengan 28,3C, dengan kelembaban udara
tahunan rata-rata 72% s/d 88 %.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Berdasarkan Keadaan hidrologi, pada umumnya terdiri dari sungai-sungai yang
berhulu pada perbukitan dan bermuara di laut. Sungai-sungai yang berada di
Kabupaten Bangka Selatan dapat dilihat pada tabel 2.1. di bawah ini.

Tabel 2.1. Nama dan Klasifikasi Sungai per Kecamatan


di Kabupaten Bangka Selatan
No Kecamatan Sungai Utama Sungai Sekunder Sungai Tersier
1 Toboali Sungai Bantel Sungai Gusung Air Keladang
Sungai Kepoh Air Jelemu
Sungai Serdang Air Tarum Besar
Sungai Bikang Air Medang
Sungai Keriak Air Tanggar
Air Lesung Ringga
Air Kalen
Air Duren
Air Kuning
Air Pumpung
2 Airgegas Sungai Kepuh Sungai Nyirih Air Kambing
Sungai Ketiak Sungai Lilin Air Ketutu
Sungai Gombak Sungai Bedug Air Dekat
Sungai Jelmu Sungai Garut Air Sabut
Air Pinang
Air Nyireh
Air Kemis
Air Batang
Air Jering
Air Sabut
Air Rajung
Air Pering
Air Lesungringa
Air Regas
Air Nudur
Air Jelmu
Air Rayun
Air Batu Ampar
Air Kuning
3 Payung Sungai Kurau Sungai Jambu Air Idik
Sungai Ulim Air Pelawan
Sungai Bakanjung Air Parungkep
Sungai Pangkalbuluh Air Baru
Air Palas
Air Kurau
Air Pering
4 Simpang Sungai Bangka Kota Sungai Babuair Air Rinduk
Rimba Sungai Kabal Air Upang
Sungai Kambuh Air Pemancingan
S.Sembilangbesar Air Aras
S.Sembilangkecil Air Bunut
Sungai Balar
Sungai Tambak
Sungai Londong
5 Lepong Sungai Kampak
Sungai Pangku
Sumber : RT/RW Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Kabupaten Bangka Selatan termasuk Kabupaten yang memiliki kekayaan
sumberdaya alam yang sangat potensial dan bervariasi jenisnya, antara lain, hasil
perikanan laut, perikanan budidaya, pertanian, perkebunan, kehutanan dan hasil-
hasilnya, pertambangan (timah, kaolin, pasir kuarsa, dll) dan pariwisata.
Luas wilayah Kabupaten Bangka Selatan lebih kurang 3.607,08 Km2 atau
360.708 Ha dengan jumlah penduduk per November 2005 sebanyak jiwa. 149.610
Ibukota Kabupaten Bangka Selatan adalah Kota Toboali yang berjarak kurang lebih 125
kilometer dari Kota Pangkalpinang, ibukota Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Keadaan alam Kabupaten Bangka Selatan sebagian besar merupakan dataran
rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan serta perbukitan, memiliki potensi
untuk dikembangkan menjadi lahan agroindustri (pertanian dan perkebunan). Sebagai
daerah kepulauan, Kabupaten Bangka Selatan dihubungkan oleh perairan laut dan
pulau-pulau kecil, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daerah pariwisata
bahari dan perikanan laut. Akan tetapi jika dilihat dari letak geografisnya, wilayah
Kabupaten Bangka Selatan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daerah
industri/jasa perdagangan baik nasional maupun internasional. Jumlah penduduk per
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2. dibawah ini.

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Bangka Selatan


No Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Toboali 59.588

2 Airgegas 34.282

3 Payung 25.594

4 Simpang Rimba 19.262

5 Lepar Pongok 10.884

Total 149.610
Sumber : Bangka Selatan Dalam Angka Tahun 2005

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Kabupaten Bangka Selatan seluas 3.607,08 Km2 terdiri dari 5 Kecamatan
mempunyai potensi sumber daya alam yang masih dapat dikembangkan dan tersedia
peluang untuk investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun
Penanaman Modal Asing (PMA).

2.2 PEREKONOMIAN DAERAH

Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth) sampai saat ini masih dipakai untuk
memantau perbaikan ekonomi suatu daerah, karena faktor perubahan harga (inflasi)
telah dikeluarkan. Dengan menggunakan faktor pengali harga konstan (at constant price
inflation factor) sehingga dapat menggambarkan peningkatan produksi secara makro.
Pertumbuhan tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 merupakan hasil yang didapat
dari perhitungan dengan menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. Secara umum
sektor-sektor perekonomian mengalami pertumbuhan positif, hanya sektor jasa-jasa
yang mengalami kontraksi pertumbuhan pada tahun 2004.
Pada tahun 2004 Produk Domistik Regional Bruto Kabupaten Bangka Selatan
berdasarkan harga berlaku berjumlah Rp. 1.168.359.000,- atau naik sebesar 12,62 %
dibanding dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 1.037.474,-.( Produk
Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bangka Selatan Tahun
2000-2004). Atau dengan kata lain atas dasar harga berlaku pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bangka Selatan sebesar 12,62 %. Hal ini berarti mengalami penurunan
dibanding dengan tahun pertumbuhan ekonomi tahun 2003 yang mencapai 12,88 %.
Sementara itu jika dilihat dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bangka Selatan atas dasar harga berlaku mengalami rata-rata
pertumbuhan sebesar 13,71 %.
Sedangkan berdasarkan harga konstan, yang mencerminkan produksi kotor riil
daerah, produk domestik bruto Kabupaten Bangka Selatan sebesar Rp. 842.801 Juta
atau naik sebesar 3,64 % dibandingkan tahun sebelumnya yang bernilai Rp. 813.171
Juta. Berarti laju pertumbuhan ekonomi tahun 2004 ini relatif menurun dibanding
tahun 2003 yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,38 %. (Pertumbuhan ekonomi (PE)
dan rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2000-2004
dapat dilihat pada Tabel 2.3. dibawah ini)

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.3. PDRB, Pertumbuhan Ekonomi (PE) dan Rata-rata Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2000-2004

PDRB PDRB
Pertumbuhan PE
Tahun ADHB*) ADHK**)
ADHB (%) (%)
(Jutaan Rp) (Jutaan Rp)

2000 699.028 - 699.028 -


2001 814.033 16,45 737.754 5,54
2002 919.097 12,91 779.061 5,60
2003 1.037.474 12,88 813.171 4,38
2004 1.168.359 12,62 842.801 3,64

Rata – rata 13,71 - 4,79


Keterangan : *) Atas dasar harga berlaku
**) Atas dasar harga konstan tahun 2000
Sumber : PDRB Kab. Bangka Selatan tahun 2005

Dalam kurun lima tahun terakhir sektor-sektor usaha di Kabupaten Bangka


Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat khususnya
sektor listrik dan air bersih yang mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 8,64 %.
Sementara sektor jasa-jasa pertumbuhannya rata-rata sebesar 9,04 %, namun pada
tahun 2004 mengalami kontraksi sebesar minus 1,86 %, sedangkan sektor
perdagangan, hotel dan restoran rata-rata pertumbuhan sebesar 6,48 %.

Pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan secara


sektoral cenderung mengalami peningkatan yang bervariasi. Secara sektoral sektor
perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 7,60 %, sektor industri pengolahan
tumbuh sebesar 7,07 %, sektor listrik dan air bersih, sektor pengangkutan dan
komunikasi dan sektor keuangan mengalami pertumbuhan pada kisaran 6 %.
Sedangkan sektor bangunan serta sektor pertambangan dan penggalian tumbuh pada
kisaran 4 %, sementara sektor pertanian hanya mengalami pertumbuhan sebesar
2,25 %. (Pertumbuhan riil sektor ekonomi tahun 2000-2004 dapat dilihat pada tabel
II.4. dapat dilihat di bawah ini)

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.4. Pertumbuhan Riil Sektor Ekonomi Tahun 2000-2004 (%)
SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004

1. Pertanian - 4,20 4,48 3,43 2,25


2. Pertambangan dan Penggalian - 9,59 6,26 3,62 4,02
3. Industri, Pengolahan - 4,42 4,65 4,13 7,07
4. Listrik, Gas dan Air bersih - 15,41 6,26 6,20 6,69
5. Bangunan - 5,34 7,88 5,67 4,44
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran - 5,81 6,33 6,18 7,60
7. Pengangkutan dan Komunikasi -
8. Keuangan, Persewaaan dan Jasa - 2,51 5,03 8,89 6,68
Perusahaan - 4,33 4,04 4,95 6,19
9. Jasa - jasa -
- 2,46 19,11 16,45 (1,86)
PDRB DENGAN MIGAS - 5,54 5,60 4,38 3,64
PDRB TANPA MIGAS - 5,54 5,60 4,38 3,64

Laju pertumbuhan perekonomian daerah Kabupaten Bangka Selatan sangat


didukung oleh besarnya potensi daerah yang dimiliki, diantaranya :

1. Potensi pelabuhan Niaga

Kabupaten Bangka Selatan terdapat sebuah pelabuhan niaga potensial yang


cukup representatif untuk dijadikan pelabuhan niaga bertaraf nasional yaitu
Pelabuhan Sadai. Dalam perencanaan Pemerintah Kabupaten Bangka selatan
Pelabuhan Sadai akan dilengkapi sarana dan prasarana pendukung yang memadai
dimasa depan seperti terminal Peti Kemas, tangki penampung CPO, PPI, TPI, Cool
Storage sehingga nantinya Pelabuhan Sadai dapat ditingkatkan fungsinya menjadi
pelabuhan multipurpose.
Pada tahun 2004 di pelabuhan-pelabuhan sekitar Toboali jumlah kunjungan
kapal/perahu sebanyak 1.329 kapal/perahu dengan junlah barang yang dibongkar
sebanyak 20.649 ton dan barang yang dimuat sebanyak 823.717 ton, sedangkan
penumpang yang turun sebanyak 6.497 orang dan yang naik 3.704 orang.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.5. Jumlah Kunjungan Kapal/perahu , Lalu lintas Barang dan Penumpang menurut Jenis
Pelayaran melaui Pelabuhan sekitar Toboali
di Kabupaten Bangka Selatan
No Jenis Pelayaran Banyaknya Barang (Ton) Penumpang (orang)
Kapal/Perahu Bongkar Muat Turun Naik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Samudera - - - - -
2 Nusantara - - - - -
3 Lokal - - - - -
4 Rakyat - - - - -
5 Khusus 517 - 409.705 - -
6 Non Pelayaran 185 1.638 1.139 - -
7 Perintis - - - - -
Jumlah 2004 702 1.638,00 410.844 - -
2003 1.329 20.649,00 823.717 6.497 3.704
2002 1.246 34.530,20 608.776 6.292 5.597
Sumber : PDRB Kab. Bangka Selatan tahun 2005

2. Potensi Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Potensi sumber daya kelautan dan perikanan di Kabupaten Bangka Selatan


terdiri dari potensi perikanan tangkap dan potensi perikanan budidaya. Proyeksi
potensi perikanan tangkap di perairan laut tercatat 64.000 ton/tahun
(penangkapan ikan lestari atau MSY). Kemudian proyeksi potensi perikanan
budidaya terdiri dari potensi budi daya laut, budi daya air payau dan budi daya
ikan air tawar mencapai luas areal 16.500 ha. Luas Perairan laut pesisir dan pulau-
pulau kecil sampai dengan mil laut mencapai 2100 km2 dengan panjang pantai
mencapai 283,3 km. Jumlah pulau-pulau kecil yang telah diidentifikasi tercatat 28
pulau dan pulau yang berpenghuni tercatat 7 pulau, antara lain Pulau Lepar, Pulau
Pongok, Pulau Celagen, Pulau Panjang, Pulau Tinggi, Pulau Kelapan dan Pulau
Besar. Komoditi produksi andalan hasil perikanan meliputi jenis ikan karang
(kerapu, kakap merah, napoleon, barunang, ekor kuning), jenis ikan pelagis
(tenggiri, bawal putih/hitam, parang-parang, tongkol, jenis udang (lobster, udang
macan), rumput laut, tripang, rajungan dan kerang-kerangan. Sarana dan
prasarana pelayanan kapal nelayan untuk pangkalan pendaratan ikan terdapat lima
lokasi yang strategis yaitu :
a. PPI Desa Sadai;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
b. PPI Desa Pongok / Celagen;
c. PPI Tanjung Ketapang;
d. PPI Bangka Kota;
e. PPI Desa Rajik.
Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan perlu dibangun untuk mendukung
usaha kegiatan perikanan tangkap yang sampai saat ini pemanfaatan potensinya
belum optimal.

Tabel 2.6. Data Perikanan Darat dan Laut


No Uraian Tahun Tahun Tahun
2003 2004 2005
1 Jumlah Tangkapan Ikan (ton) 20.000 21.000 22.100
2 Jumlah Kapal Penangkap Ikan (kapal) 1.455 1.470 1.542
3 Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RT) 1.304 5.965 6.73
4 Jumlah Tempat Pelelangan Ikan 5 5 5
5 Tambak
a. Luas (Ha) - 68 51
b. Jumlah Produksi Perikanan Darat (Ton) - 23,7 3.750
6 Kolam
a. Luas (Ha) - 1,5 1
b. Jumlah Rumah Tangga Produksi (RTP) - 115 73
7 Keramba
a. Jumlah Keramba (Ha) - 2,5 4,5
b. Jumlah Rumah Tangga Produksi (RTP) - 2 4
8 Perusahaan Pengolahan Perikanan - 2 2
9 Ekspor Hasil Perikanan (Ton) - 200 200

Sumber : Bangka Selatan Dalam Angka tahun 2005

3. Potensi Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Potensi Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Selatan


meliputi pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
Pertanian tanaman pangan meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran dan
buah-buahan. Tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung,
umbi-umbian dan kacang-kacangan, sebagaimana Tabel. 2.7. dibawah ini

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel. 2.7. Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Per Musim Tanam 2004 Tanaman Pangan dan Padi-Padian

Musim Tanam 2004


Realisasi
No. Komoditi
Luas Luas Prodvitas Produksi
Tanam Panen (Ton/Ha) (Ton)

1 2 3 4 5 6

1 Padi sawah 2,139 2,020 36 72,720


2 Padi gogo 572 397 18 7,146
3 Padi Tadah Hujan 0 0 0 0
4 Jagung 375 325 110 35,750
5 Kedelai 0 0 0 0
6 Kacang Tanah 232 123 18 2,214
7 Kacang Hijau 0 0 0 0
8 Ubi Kayu 153 485 300 145,500
9 Ubi Jalar 137 305 200 61,000
10 Gandum 0 0 0 0
11 Sorgum 0 0 0 0

Sumber : Statistik Pertanian 2004

Sedangkan luas panen dan produksi tanaman buah-buahan di


Kabupaten Bangka Selatan, dapat dilihat pada Tabel. 2.8 berikut. Tabel 2.9.
menyajikan data luas panen dan produksi tanaman sayuran, sedangkan tabel
2.10. menyajikan data luas panen dan produksi tanaman hias di Kabupaten
Bangka Selatan. Begitu pula dengan luas panen dan produksi tanaman obat-
obatan dilihat pada Tabel 2.11., sedangkan luas areal dan produksi perkebunan
rakyat dapat dilihat pada Tabel. 2.12.
Pada tabel 2.13. dapat di lihat Luas Areal dan Produksi Perkebunan
Besar Swasta Nasional Kabupaten Bangka Selatan .

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.8. Jumlah Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan
di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004

Kecamatan

Toboali Air Gegas Payung Simpang Rimba Lepong


No Komoditi
Panen Prod Produkti Panen Prod Produktivitas Panen Prod Produktiv Panen Prod Produktivit Panen Prod Produk
(Ha) (Ton) vitas (Ha) (Ton) (Kw/Ha/Th) (Ha) (Ton) itas (Ha) (Ton) as (Ha) (Ton) tivitas
(Kw/Ha/ (Kw/Ha/T (Kw/Ha/Th (Kw/H
Th) h) ) a/Th)
1 Mangga 10.0 35.0 10.0 20.0 10.0 15.0 10.0 10.0 0.0 5.0
72.0 72.0 35.0 20.0 15.0
2 Manggis 10.0 23.0 10.0 18.0 10.0 25.0 10.0 4.0 4.0 5.0
64.0 64.0 23.0 8.0 25.0
3 Cempedak 25.0 32.0 25.0 28.0 25.0 31.0 24.8 18.0 45.0 5.0
125.0 312.0 80.0 70.0 77.0
4 Nenas 250.0 3.0 250.0 4.0 250.0 2.0 250.0 1.0 5.0 5.0
10.0 250.0 75.0 100.0 50.0
5 Pepaya 250.0 4.0 250.0 2.0 250.0 2.0 250.0 2.0 0.0 5.0
7.0 175.0 100.0 50.0 50.0
6 Pisang 100.0 112.0 100.0 203.0 100.0 100.0 23.0 230.0 5.0
285.0 2,850. 1,120. 2,030. 128.0 1,280.
0 0 0 0
7 Rambutan 30.0 27.0 30.0 20.0 30.0 18.0 30.0 15.0 5.0 5.0
85.0 255.0 81.0 60.0 54.0
8 Salak 120.0 11.0 110.9 7.0 120.0 7.0 120.0 5.0 0.0 5.0
38.0 456.0 122.0 84.0 84.0
9 Sawo 20.0 4.0 20.0 3.0 20.0 2.0 20.0 2.0 4.0 5.0
7.0 14.0 8.0 6.0 4.0
10 Melinjo 20.0 9.0 20.0 7.0 20.0 6.0 20.0 4.0 8.0 5.0
24.0 48.0 18.0 14.0 12.0

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.9. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran
di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004

Kecamatan

Toboali Air Gegas Payung Simpang Rimba Lepong

Komodi
No
ti Produ
Pro- Produk- Pro-
Pa- Pa- Pa- k Pa- Produkt
dukti- Luas Tivi- Luas dukti- Luas Luas Pro
Luas ne ne ne Pa- -tivi- ne ivitas
Prod vitas La- Prod Tas La- Prod vitas La- Prod La- d
La-han n n n nen tas n (Kw/Ha
(Ton) (Kw/Ha han (Ton) (Kw/Ha han (Ton) (Kw/Ha han (Ton) han (To
(Ha) (Ha (Ha (Ha (Ha) (Kw/H (Ha /
/ (Ha) / (Ha) / (Ha) (Ha) n)
) ) ) a/ ) Thn)
Th) Th) Th)
Th)

Bawang
1 45.1 41 328 80 25.3 23 179 78 6.6 6 46 76 11.0 10 77 77 2.2 2 15 75
Daun

42
2 Sawi 91.3 83 1,079 130 467.5 5,100 120 16.5 15 159 106 18.7 17 184 108 3.3 3 30 100
5

Kc
3 41.8 38 144 38 53.9 49 196 40 7.7 7 22 31 8.8 8 26 32 2.2 2 6 30
merah

Kc 16
4 178.2 421 26 45.1 41 86 21 61.6 56 129 23 56.1 51 112 22 20.9 19 38 20
Panjang 2

Cabe 14
5 156.2 341 24 105.6 96 221 23 39.6 36 79 22 27.5 25 53 21 9.9 9 18 20
Besar 2

Cabe 15
6 166.1 378 25 14.3 13 27 21 35.2 32 70 22 39.6 36 83 23 12.1 11 22 20
Rawit 1

7 Tomat 34.1 31 357 115 23.1 21 231 110 9.9 9 95 105 12.1 11 116 105 4.4 4 40 100

9 Buncis 20.9 19 266 140 5.5 5 52 104 13.2 12 138 115 8.8 8 104 130 5.5 5 52 103

11 11
10 Timun 122.1 1,499 135 26.4 24 276 115 39.6 36 468 130 31.9 29 348 120 12.1 11 100
1 0

Kangku 3
11 95.7 87 1,044 120 9.9 9 98 109 22.0 20 230 115 20.9 19 217 114 3.3 30 100
ng
13 5
12 Bayam 148.5 230 17 12.1 11 12 11 25.3 23 28 12 34.1 31 40 13 5.5 8 15
5

Semang 18
13 56.1 51 1,326 260 7.7 7 140 200 23.1 21 483 230 20.9 19 418 220 9.9 9 210
ka 9
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.10. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004
Kecamatan

Toboali Air Gegas Payung Simpang Rimba Lepong


N Komo-
o diti Lu Lu Lu Lu Lu
as Pa- Produk- as Pa- Produk- as Produk- as Pa- Produk- as Pa-
Pro Pa- Pro
La- ne Pro Tivitas La- ne tivitas La- Pro tivitas La- ne tivitas La- ne Produktivita
d ne d Prod
ha n d (Kw/Ha ha n (Kw/Ha ha d (Kw/Ha ha n (Kw/Ha ha n s
(To n (To (Ton)
n (Ha (To / n (Ha / n (To / n (Ha / n (Ha (Kw/Ha/Th)
n) (Ha n)
(Ha ) n) Th) (Ha ) Th) (Ha n) Th) (Ha ) Th) (Ha )
)
) ) ) ) )
1.8 3.6 0.3 0.4 0.1 0.1 0.2 0.3
1 Anggrek 2.0 20.00 0.3 15.00 0.1 17.0 0.2 16.00 0.1 0.1 0.17 17.00
0 0 0 5 0 7 0 2

Kuping 1.0 2.1 3.8 8.3 0.2 0.4 0.2 0.4


2 1.1 21.00 4.2 22.00 0.2 21.0 0.2 21.00 0.2 0.2 0.44 22.00
Gajah 0 0 0 6 0 2 0 2

0.5 0.8 0.2 0.3 0.2 0.3 0.2 0.3


3 Anyelir 0.6 16.00 0.2 17.00 0.2 17.0 0.2 17.00 0.1 0.1 0.18 18.00
0 0 0 4 0 4 0 4

0.6 1.3 0.3 0.6 0.2 0.4 0.1 0.2


4 Mawar 0.7 22.00 0.3 23.00 0.2 23.0 0.1 23.00 0.1 0.1 0.22 22.00
0 2 0 9 0 6 0 3

Sedap 1.7 5.2 0.8 2.4 0.6 1.8 0.1 0.3 88. 80.
5 1.9 31.00 0.9 31.00 0.7 30.0 0.1 31.00 248.00 31.00
Malam 0 7 0 8 0 0 0 1 0 0

13
6.3 2.4 49. 2.5 51. 0.8 16.
6 Melati 6.9 2.3 210.00 2.6 206.00 2.8 207.0 0.9 201.00 0.4 0.4 8.00 200.00
0 0 44 0 75 0 08
0
0.1 0.0 0.4 0.2 0.3 0.1 0.3 0.1
7 Palem 0.1 5.00 0.4 5.40 0.3 5.4 0.3 5.20 0.2 0.2 0.11 5.40
0 5 0 2 0 6 0 6
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.11. Luas Panen dan Produksi Tanaman Obat-obatan

Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004


Kecamatan

Toboali Air Gegas Payung Simpang Rimba Lepong


N Komo
o diti
Produk- Produk- Produk- Produk- Pa-
Luas Luas Pro Luas Pro Luas Pro Luas Produkt
Pa- ivitas Pa- tivitas Pa- tivitas Pa- tivitas ne
La- Prod La- d La- d La d La- Prod ivitas
nen (Kw/Ha nen (Kw/Ha nen (Kw/Ha nen Kw/Ha n
han (Ton) han (To han (To han (To han (Ton) (Kw/Ha
(Ha) / (Ha) / (Ha) / (Ha) / (Ha
(Ha) (Ha) n) (Ha) n) Ha) n) (Ha) /Th)
Th) Th) Th) Th) )

1 Jahe 10.89 9.90 99 100.00 2.53 2.30 44 190.00 3.03 2.75 28 100.00 0.94 0.85 9 110.00 8.25 7.5 81.75 109.00

11 10
2 Laos 12.27 11.15 343 308.00 4.29 3.90 305.00 3.74 3.40 304.00 2.20 2.00 62 310.00 1.87 1.7 51.00 300.00
9 3

Kencu
3 14.58 13.25 86 65.00 4.95 4.50 28 63.00 5.17 4.70 29 62.00 2.75 2.50 15 60.00 1.43 1.3 39.00 300.00
r

4 Kunyit 143.77 130.70 2,745 10.00 4.35 3.95 81 205.00 4.18 3.80 78 206.00 3.30 3.00 60 201.00 2.53 2.3 46.00 200.00

Lemp
5 165.50 150.45 2,864 190.33 4.66 4.24 77 180.83 4.70 4.28 77 180.00 4.71 4.28 73 170.00 2.42 2.2 35.20 160.00
uyang

Temul
6 16.28 14.80 247 167.00 4.79 4.35 67 153.00 6.18 5.62 73 130.00 3.41 3.10 37 120.00 0.99 0.9 10.35 115.00
awak

Temu
7 9.68 8.80 97 110.00 2.75 2.50 26 103.00 3.58 3.25 34 106.00 2.67 2.43 25 101.00 0.88 0.8 8.00 100.00
ireng

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.12. Luas Areal dan Produksi Perkebunan rakyat
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004
LUAS AREAL (HA) JUMLAH PRODUKSI JUMLAH
NO KOMODITI PRODUKSI RATA-RATA PEMILIK
TBM TM TT/TR JUMLAH
TON/THN KG/HA/THN (KK)

1 Lada 3,468.00 7,320.00 2,453.00 13,241.00 6,214.80 849.02 8,830.00


2 Karet 1,040.00 1,468.00 330.00 2,838.00 1,309.00 891.69 3,811.00
3 Kelapa 223.00 465.00 79.00 767.00 279.00 600.00 652.00
4 Kelapa Sawit 392.00 50.00 0,00 442.00 240.00 4,800.00 144.00
5 Cengkeh 0,00 5.00 7.00 12.00 3.25 650.00 6.00
6 Nilam 0,00 61.00 11.00 72.00 0.06 0.98 39.00
7 Kakao 0,00 9.00 21.00 35.00 3.01 334.44 6.00

Jumlah 5,123.00 9,378.00 2,901.00 17,407.00 8,046.11 13,488.00

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

Tabel 2.13. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Nasional Kabupaten Bangka Selatan

JUMLAH PRODUKSI
N NAMA PERUSAHAAN LUAS LUAS REALISASI TANAM MUTASI TANAMAN
PRODUKSI RERATA
O
LOKASI PENCADANGAN HGU TBM TM TT/TR JUMLAH TON/HA/THN TON/ HA/THN NEW RE JUMLAH
PT. SWARNA NUSA
SENTOSA

1 - P. Lepar - 8,182.00 166.10 1,550.00 0,00 1,716.10 1,461,120.00 - 365,280.00 - 0,00 0,00 0,00

2 - Malik - 1,684.00 308.30 600.60 0,00 908.90 1,984,690.00 - 496,172.50 - 0,00 0,00 0,00

JUMLAH - 9,866.00 474.40 2,150.60 0,00 2,625.00 3,445,810.00 - 861,452.50 - 0,00 0,00 0,00
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Kabupaten Bangka Selatan memiliki luas kawasan sebagaimana Tabel 2.14.
berikut.
Tabel 2.14. Luas Kawasan Hutan Kabupaten Bangka Selatan

Luas Luar
Luas Kawasan
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Kawasan
Hutan (Ha)
Hutan (Ha)

1 Toboali 158.634 53.711 107.564

2 Airgegas 85.364 27.043 77.774

3 Payung 54.282 33.870 12.333

4 Simpang Rimba 36.230 29.404 12.058


5 Lepar Pongok 26.198 0 26.198
Jumlah 360.708 144.028 235.927
Sumber : LAKIP Kabupaten Bangka Selatan 2004

Sedangkan luas lahan kritis dapat dilihat Tabel 2.15.berikut.


Tabel 2.15. Luas Lahan Kritis Dalam Kawasan dan di Luar Kawasan Hutan

Dalam Luar
No. Kecamatan Kawasan Kawasan Jumlah
(Ha) (Ha)
Toboali
1 11.076 41.644,40 59.478
Air Gegas
2 6.375 63.287,17 41.374
Lepar Pongok
3 - 14.813,83 10.479
Payung
4 11.052 54.340,03 15.986
Simpang
5 4.680 20.508,65 8.298
Rimba
Jumlah 33.186 194.594,08 135.616
Sumber : LAKIP Kabupaten Bangka Selatan 2004

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Potensi populasi ternak yang terdapat di Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari
ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas masing-masing dapat dilihat pada
Tabel 2.16. berikut.

Tabel 2.16. Populasi Ternak di Kabupaten Bangka Selatan


Sapi Kambing Kerbau Babi
Kecamatan
(Ekor) (Ekor) (Ekor) (Ekor)
1. Toboali 297 278 44 171
2. Air Gegas 44 68 - -
3. Lepar Pongok 4 - - -
4. Payung 126 98 - 72
5. Simpang
10 35 - -
Rimba
Jumlah 2004 481 479 44 243
2003 421 206 646 190
2002 428 209 671 2.040
Sumber : Bangka Selatan Dalam Angka 2004

Adapun jumlah produksi daging di Kabupaten Bangka Selatan dapat dilihat pada
tabel 2.17.
Tabel 2.17. Jumlah Produksi Daging dan Jenis Ternak

Di Kabupaten Bangka Selatan dari Juli 2004 sampai dengan Oktober 2004

Ayam
No Kec. Sapi (Kg) Kambing (Kg) Kerbau (Kg) Babi (Kg) Ayam Pedaging Itik (Kg)
. Buras (Kg) (Kg)

1 Toboali 46.500 4.836 3.420 8.820 4.800 32.640 52.000 520


2 Air Gegas 930 522 - - 30.000 5.225 200
3 Lp. Pongok 5.776 - - - 23.200 - 720
4 Payung 1.860 756 - 300 41.200 2.530 280
5 Sp. Rimba 252 - - 52.000 1.650 320

Jumlah 14.560 2.680 8.820 4.000 33.056,1 13.680 2.040

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.18. berikut menampilkan data lalu lintas ternak yang masuk ke Kabupaten Bangka
Selatan yang terdiri dari Sapi, Babi, Ayam potong dan Ayam Buras.

Tabel 2.18. Jumlah Pemasukan Ternak menurut Jenis Ternak

di Kabupaten Bangka Selatan dari 29 Juli 2004 sampai dengan 28 Oktober 2004

No Jenis Ternak Jumlah (ekor)

1 Sapi 223
2 Babi 240
3 Ayam Potong 102.063
4 Ayam Buras 1.500
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005

4. Potensi Pariwisata

Objek pariwisata alam dan buatan serta sarana pendukung tersebar di 5


(lima) kecamatan yang memiliki objek wisata pantai dan pulau-pulau kecil yang
potensial. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.19. Nama Pantai / Objek wisata dan Daya Tarik Wisata
di Kabupaten Bangka Selatan
Alam, Pantai Hutan dan
No Kecamatan Alam/ Pegunungan
dan Sungai Taman Wisata
1 Toboali - Pantai sadai - Benteng Portugis
- Pantai Gunung Namak
- Pantai Batu Kodok
- Pantai Tj. Kerasak
- Pantai Pasir Putih
- Pantai Batu Ampar

2 Payung - Pantai Batu


- Betumpang
- Pantai Pulau Besar
- Sungai Balar
- Sungai Bangka Ujung

3 Lepar pongok - Pantai Penutuk


- Pantai Batu sangkar
- Pantai Celagen
- Pantai Kumbung
-

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
5. Potensi Perdagangan

Data Jumlah KUD/Koperasi Mandiri dalam wilayah Kabupaten Bangka


Selatan di 5 (lima) kecamatan dapat dilihat dari jumlah koperasi unit desa, koperasi
simpan pinjam, koperasi serba usaha, koperasi pemuda, koperasi
nelayan,kopontren, koperasi perkebunan, kokarmur, koperasi wanita, koperasi
lainnya, koperasi pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.20.DATA JUMLAH KUD/KOPERASI MANDIRI


DALAM WILAYAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

N Kecamatan KUD Kopera Kopera Kopera Kopera Kopont Kopera Ko Kopera Kopera Kopera Koperasi Jumlah
o si si serba si si ren si kar si si si pasar
Simpan usaha pemda nelaya perkeb mu angkut wanita lainnya
pinjam n unan r an

4 1 22
1 Toboali 2 1 6 1 1 1 2 1 1 1
- - 7
2 Airgegas 3 - - - 1 3 - - - - - 9
- - 2
3 Payung 5 - - 1 2 1 - - -
- - -
4 Simpang Rimba 2 - - - - - - - - 4
5 Lepar Pongok 1 - 1 1 - 1 - - -
Jumlah 13 1 7 1 3 4 7 1 1 1 4 1 44

Data jumlah koperasi dan KUD dalam wilayah Kabupaten Bangka Selatan
di 5 (lima) kecamatan pada Tahun 2004 dan 2005 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.21. JUMLAH KOPERASI DAN KUD KABUPATEN BANGKA SELATAN

No Kecamatan Tahun 2004 Tahun 2005 Keterangan

1 TOBOALI 21 23

2 AIR GEGAS 7 7

3 PAYUNG 8 8

4 SIMPANG RIMBA 3 3

5 LEPONG 2 3

41 44

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Data jumlah SITU, SIUP, TDP, TDG dalam wilayah Kabupaten Bangka
Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.22. JUMLAH SITU, SIUP, TDP, TDG
KABUPATEN BANGKA SELATAN

SIPAD
No Tahun SITU SIUP TDP TDG
Timah Kuarsa
1 2004 119 50 46 0 0 0
2 2005 286 132 106 2 33,5 ton 54,6 ton

6. Potensi Pertambangan
Sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Bangka Selatan khususnya
untuk pertambangan sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi bahan galian
tambang yang dimiliki terutama timah, dengan mineral ikutannya berupa monosit,
xenotin, titan/ilmenit, rutil, zirkan dan bijih besi/hematit. Disamping itu terdapat
bahan galian non logam yaitu pasir kuarsa, kaolin, pasir bangunan, tanah liat dan
granit. Bahan galian tersebut perlu dilakukan penataan dan pengembangan secara
khusus mengingat sifatnya yang tidak dapat diperbarui lagi dan berdampak negatif
terhadap lingkungan. Potensi bahan galian tambang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 2.23. POTENSI BAHAN GALIAN TAMBANG


KABUPATEN BANGKA SELATAN

CADANGAN
JENIS BAHAN
NO LOKASI
GALIAN
JUMLAH SATUAN

1 Pasir Kuarsa 108.000.000 M3 Kab. Basel


2 Kaolin 154.000 M3 Kab. Basel
3 Tanah Urug 150.000 M3 Kab. Basel
4 Granit 13.000.000.000 M3 Kab. Basel
5 Monosit 182 Ton Gunung Namak
Kec. Toboali
6 Bijih Besi 58.000 Ton Bukit Pelawan Desa Paku Kec.Payung

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
7. Potensi Air Bersih
Potensi secara umum untuk potensi sarana air bersih di kawasan
pengembangan pembangunan kawasan industri terpadu di Kabupaten Bangka
Selatan saat ini cukup memadai, hanya belum dikelola secara maksimal.
Tersedianya kolong-kolong akibat aktifitas hasil pertambangan di beberapa tempat
dapat dimanfaatkan sebagai air bersih.

2.3 SOSIAL BUDAYA DAERAH


Tabel 2.24.
SARANA IBADAH
No Kecamatan Masjid Musholla Gereja Kelenteng Vihara

1. Toboali 37 2 3 4 1

2. Air Gegas 31 11 - - -

3. Payung 21 12 - - -

4. Simpang Rimba 6 13 - - -

5. Lepar Pongok 10 4 - - -

JUMLAH 105 42 3 4 1

Sedangkan tempat ibadah terdiri dari 105 unit Mesjid, 42 unit Mushollah, 3
unit Gereja dan 4 unit Kelenteng serta 1 unit Vihara dengan jumlah 126.515 orang
beragama Islam, 419 orang beragama Kristen Protestan, 574 orang Kristen katolik,
Budha 2.806 orang dan Hindu sebanyak 8 orang.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.25.
ORGANISASI KEAGAMAAN

No Kecamatan MUI DMI BKMT MUHAM NU BKPRMI BAZ LAIN

MADIYAH DAN NYA

LAZ

1. Toboali 2 2 38 1 1 2 2 8

2. Air Gegas 1 1 31 1 - 1 1 -

3. Payung 1 1 21 - - 1 1 1

4. Simpang Rimba 1 1 6 - - 1 1 -

5. Lepar Pongok 1 1 10 - - 1 1 -

JUMLAH 6 6 106 2 1 6 9

Tabel 2.26.
ORGANISASI PEMUDA DAN ORMAS / ORSOS / LSM

KARANG
NO KECAMATAN KNPI ORMAS/ORSOS
PRAMUKA
LSM LAINNYA
TARUNA

1. Toboali 2 3 10 22

2. Air Gegas 1 1 4 -

3. Payung 1 1 9 -

4. Simpang Rimba 1 1 7 -

5. Lepar Pongok 1 1 5 -

JUMLAH 6 7 35 22

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.27.
PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)

PEND.
RASKIN GAKIN ASKES RUMH TK LAN PENY. ANAK
N MISKIN
KECAMATAN BBM KTK
O (KK) (KK) (JIWA) LYK HUNI SIA CACAT NAKAL
(JIWA)

1 Toboali 3.315 663 1.073 2.010 261 201 - 53 12

2 Air Gegas 2.235 447 938 1.155 10 51 - 30 3

3 Payung 3.200 640 824 2.588 34 413 - 3 1

4 Simp. Rimba 4.175 835 225 2.032 206 52 66 17 3

5 Lepar Pongok 4.040 808 539 482 43 36 32 - 14

JUMLAH 16.965 3.393 3.599 8.267 554 753 98 103 33

2.4 PRASARANA DAN SARANA DAERAH

1. Perumahan
Kondisi perumahan penduduk di wilayah Kabupaten Bangka Selatan secara
umum dalam kondisi baik dan mayoritas permanen, namun masih terdapat rumah-
rumah yang dindingnya belum permanen yang masih membutuhkan peningkatan
kualitas rumah sehingga dapat menjadi tempat tinggal layak serta dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2. Pelayanan Fasilitas Kesehatan


Cakupan pelayanan kesehatan belum optimal keseluruh wilayah Kabupaten
Bangka Selatan, hal ini dapat dilihat dari jumlah fasilitas kesehatan yang ada di
Kabupaten Bangka Selatan yaitu bangunan RSUD telah tersedia namun peralatan
belum terealisasi. Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan kepada masyarakat belum didukung fasilitas kesehatan
lainnya, maka disimpulkan pelayanan fasilitas kesehatan masyarakat belum
memadai. Data jumlah RSUD, BKIA, Balai Kesehatan, Puskesmas, Pustu dan Apotik

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
digambarkan dalam tabel 2.28, data sarana dan prasarana kesehatan Kabupaten
Bangka Selatan Triwulan II Tahun 2005 dalam tabel 2.29, data jumlah tenaga
kesehatan Kabupaten Bangka Selatan Triwulan III Tahun 2005 pada tabel 2.30,
data 10 diagnosa penyakit terbanyak Kabupaten Bangka Selatan Triwulan III
Tahun 2005 pada tabel 2.31, data kesehatan penduduk Kabupaten Bangka
Selatan Triwulan III Tahun 2005 pada tabel 2.32, data sasaran penimbangan gizi
Kabupaten Bangka Selatan pada tabel 2.33.

Tabel 2.28.Jumlah RSUD, BKIA, Balai Pengobatan, Puskesmas, Pustu dan Apotik
No Kecamatan RSUD BKIA Balai Pengobatan Puskesmas Pustu Apotik
Umum Gigi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Toboali 1 2 1 - 1 6 3
2 Airgegas - 1 - - 1 8 -
3 Lepar Pongok - 1 - - 2 2 -
4 Payung - 1 - - 1 7 -
5 Simpang Rimba - 1 - - 1 2 -

Jumlah 2005 1 6 1 - 6 25 3
2004 - - - - 6 21 2
2003 - - - - 6 21 2

Tabel 2.29.Data Sarana dan Prasarana Kesehatan


Kabupaten Bangka Selatan Triwulan II Tahun 2005
Poliklinik Poliklinik Tenaga
Rumah Sakit Pustu Jumlah Tenaga Kerja
No Umum Kebidanan Medis
. Pemerintah Swasta Puskesmas Paramedis Bidan Umum

1 - 1 6 25 1 1 14 59 39 23

Tabel 2.30.Data Jumlah Tenaga Kesehatan


Kabupaten Bangka Selatan Triwulan III Tahun 2005

Dokter Dokter Dokter Sarjana Paramedis Paramedis Paramedis Non


Ahli Umum Gigi Apoteker Kes. lain Perawatan Non Pembantu Medis
NO K Kepegawaian

L P L P L P L P L P L P L P L P L P

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
1 - - 8 6 1 - - 2 7 3 25 34 2 5 8 11 1 2
2

Tabel 2.31.Data 10 Diagnosa Penyakit Terbanyak


Di Kabupaten Bangka Selatan Bulan Januari – Juni Tahun 2005
No. Diagnosa Jumlah Kasus

1. Malaria 4425
2. Penyakit saluran pernafasan bagian atas 4152
3. Penyakit kulit dan jaringan subkutan 2055
4. Penyakit rongga mulut 1264
5. Penyakit darah tinggi 1179
6. Diare 1040
7. Penyakit akut lain pada saluran pernafasan bagian bawah 1025
(pneumonia, bronhitis, asma)
8. Penyakit otot, tulang dan sendi 989
9. Kecelakaan dan keracunan 407
10. Penyakit mata 375

Tabel 2.32 Data Kesehatan Penduduk Kabupaten Bangka Selatan


Triwulan III Tahun 2005
Dokter Jumlah
Kepala Gigi
N Jumlah penduduk
Keluarga Usia sekolah Usia produktif Lansia 60 keatas Kurang Cukup
Balita (1-5)
O gizi gizi

L P L P L P L P L P L P L P L P

75.04 75.624 - - 8.756 9.142 5.425 4.622 40.661 39.485 4.254 4.147 - - - -

1 - - 8 6 1 - - 2 7 3 25 34 2 5 8 11 1 22

3. Jaringan Transportasi

Panjang jalan di Kabupaten Bangka Selatan adalah 390 Km yang terdiri dari
jalan Propinsi sepanjang 75 Km, jalan Kabupaten 316 Km dalam kondisi baik 135
Km, sedang 86 Km, rusak 75 Km dan rusak berat sepanjang 20 Km.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.29.Panjang Jalan Provinsi dan Kabupaten
di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004
Panjang Jalan (Km)
No Keadaan Tahun
Provinsi Kabupaten
(1) (2) (5) (6)
1 Jenis Permukaan
a. Diaspal 74 266
b. Kerikil - 30
c. Tanah - 20
2 Kondisi jalan
a. Baik 75 135
b. Sedang - 86
c. Rusak - 75
d. Rusak berat - 20
3 Kelas jalan
a. Kelas I - -
b. Kelas II 75 196
c. Kelas III - -
d. Kelas IIIA - 120
e. Kelas IIIB - -
f. Kelas IIIC - -
g. Kelas tidak terinci - -

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bangka Selatan Tahun 2004

4. Jaringan Air Bersih


Jaringan air bersih di Kabupaten Bangka Selatan dikelola Perusahaan Air
Minum PDAM Toboali, namun kondisinya belum optimal, sehingga pelayanan air
minum kepada masyarakat belum terpenuhi.Di bawah ini adalah tabel Jumlah air
minum yang disalurkan di Kabupaten Bangka Selatan berdasarkan banyaknya
pelanggan dan bulan operasi.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Tabel 2.30.Jumlah air minum yang disalurkan menurut kategori pelanggan dan
banyaknya pelanggan di Kabupaten Bangka Selata
Tahun 2003 Tahun 2004
No Kategori Pelanggan Banyaknya Air minum yang Banyaknya Air minum yang
Pelanggan disalurkan (m3) Pelanggan disalurkan (m3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Sosial umum 11 283 18 3.049
2 Sosial khusus 19 2.568 10 2.219
3 Rumah tangga 1.113 213.124 1.117 226.123
4 Instansi pemerintah 9 273 12 6.253
5 Niaga kecil 3 56 2 539
6 Niaga besar - - - -
7 Industri besar - - - -
8 Pelabuhan - - - -
9 Susut/hilang dalam penyaluran - - - -

Jumlah 1.155 216.304 1.159 314.208


Sumber : Bangka Selatan Dalam Angka Tahun 2005

Tabel 2.31.Jumlah air minum yang disalurkan menurut bulan operasi

Tahun 2003 Tahun 2004


No Bulan Air minum yang Air minum yang
disalurkan (m3) disalurkan (m3)
(1) (2) (3) (4)
1 Januari 14.131 29.016
2 Februari 17.917 26.208
3 Maret 12.943 29.016
4 April 18.602 28.080
5 Mei 19.978 29.016
6 Juni 18.419 28.080
7 Juli 20.488 29.016
8 Agustus 19.712 33.480
9 September 21.558 28.224
10 Oktober 15.815 13.824
11 November 18.373 16.848
12 Desember 18.373 23.400
Jumlah 216.304 314.208
Sumber : Bangka Selatan Dalam Angka Tahun 2005

5. Jaringan Listrik
Jaringan listrik yang tersedia saat ini di Kabupaten Bangka Selatan seperti
yang tercantum dalam tabel 2.32. data ketersediaan ketenagalistrikan di bawah ini:

Tabel 2.32. Data Ketersediaan ketenagalistrikan


Lokasi Tersedia Daya Mesin Beban Energi

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Mesin Terpasang Mampu Puncak Produksi
(KW) (KW) (KW) (KWH)
Toboali 9 Unit 4000 2.100 1.940 814.673
Tj. Labu 1 Unit 200 150 75 14950
Jumlah 10 Unit 4.200 2.150 2.015 623
Sumber : Dinas Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup tahun 2005

Sedangkan jumlah pelanggan PT.PLN adalah 8120 pelanggan, dan data


kelistrikan dari 48 desa / kelurahan yang baru dialiri jaringan listrik 32 desa /
kelurahan ( 66,67 % ) serta rekapitulasi daftar tunggu pasang baru sampai dengan
oktober 2005 untuk ranting Toboali 3550 pelanggan sama dengan 4.315 Kva.
6. Jaringan Telekomunikasi
Tabel 2.33.Jumlah Sambungan Induk Telepon menurut bulan
di Kabupaten Bangka Selatan
Bulan Tahun 2003 Tahun 2004
Pelanggan Telepon untuk Pelanggan Telepon untuk
umum umum
(1) (2) (3) (2) (3)
Januari 935 45 952 52
Februari 937 45 953 52
Maret 939 45 953 52
April 937 45 953 52
Mei 936 45 954 52
Juni 938 46 959 52
Juli 939 46 959 53
Agustus 941 50 959 53
September 944 50 959 53
Oktober 944 50 960 51
November 950 50 960 51
Desember 951 52 961 52
7. Jaringan Drainase
Jaringan drainase yang ada di Kabupaten Bangka Selatan hanya tersedia
di Kecamatan Toboali dengan perincian sebagai berikut :
a. Drainase Rawabangun sepanjang 2,2 km
b. Drainase Sukadamai sepanjang 0,69 km

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Khusus jaringan Irigasi yang tersedia di Kecamatan Toboali panjangnya adalah
87,85 km dengan 142 pintu air, sedangkan untuk kecamatan yang lain belum
terdata.
Tabel 2.34. Jaringan Irigasi Kabupaten Bangka Selatan
No. Kecamatan Lokasi Luas (Ha)
1 Toboali Temayang 315
Pumpung 747
Gusung 1415
Rindik / Kepoh 1200
Bikang 80
Jeriji 400
2 Airgegas Pergam 100
3 Simpang Rimba Bangka Kota 3108
4 Payung Dungun 1380
Batu Betumpang 1500
5 Lepong Tanjung Labu 300

2.5 PEMERINTAHAN UMUM


Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bangka Selatan, telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan yang telah diundangkan pada
tanggal 17 Desember 2005 yang meliputi :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 5 Tahun 2005 (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 Nomor 1 Seri D) tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, terdiri dari :
a. Asisten Bidang Pemerintahan dan Pembangunan, membawahi:
1. Bagian Pemerintahan, terdiri atas :
a) Sub Bagian Perangkat Daerah;
b) Sub Bagian Tata Pemerintahan dan Pemerintahan Desa;
c) Sub Bagian Penataan, Pengendalian dan Penyelesaian Sengketa Tanah.
2. Bagian Lingkungan Hidup, terdiri atas :
a) Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian;
b) Sub Bagian Pemulihan;
c) Sub Bagian Uji dan Analisis Dampak Lingkungan
3. Bagian Hukum dan Organisasi, terdiri atas :
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
a) Sub Bagian Perundang-undangan;
b) Sub Bagian Bantuan Hukum dan Dokumentasi Hukum;
c) Sub Bagian Kelembagaan dan Tata Laksana.
4. Bagian Ekonomi dan Pembangunan, terdiri atas :
a) Sub Bagian Produksi Daerah dan Sarana Perekonomian;
b) Sub Bagian Program;
c) Sub Bagian Pengendalian dan Pelaporan.
b. Asisten Bidang Administrasi, membawahi:
1. Bagian Kesejahteraan Rakyat, terdiri atas :
a) Sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan;
b) Sub Bagian Pemuda dan Olah raga;
c) Sub Bagian Kesejahteraan Rakyat.
2. Bagian Arsip dan Perpustakaan, terdiri atas :
a) Sub Bagian Tata Kearsipan;
b) Sub Bagian Perpustakaan Daerah.
3. Bagian Komunikasi dan Informasi, terdiri atas :
a) Sub Bagian Komunikasi;
b) Sub Bagian Informasi ;
c) Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi.
4. Bagian Umum dan Perlengkapan, terdiri atas :
a) Sub Bagian Umum, Perjalanan Dinas dan Protokoler;
b) Sub Bagian Perlengkapan;
c) Sub Bagian Rumah Tangga.
Bagan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dapat dilihat pada lampiran 1

2. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 6 Tahun 2005 (Lembaran


Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 Nomor 2 Seri D) tentang Susunan
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
dan Organisasi Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, terdiri
dari :
a. Bagian Umum dan Perlengkapan, membawahi :
1) Sub Bagian Umum;
2) Sub Bagian Perlengkapan;
b. Bagian Persidangan dan Risalah membawahi :
1) Sub Bagian Pelaksanaan Sidang dan Rapat;
2) Sub Bagian Pelayanan Risalah.
c. Bagian Hukum dan Perundang-undangan membawahi :
1) Sub Bagian Kearsipan dan Dokumentasi;
2) Sub Bagian Peraturan Perundang-undangan;
d. Bagian Keuangan membawahi :
1) Sub Bagian Verifikasi;
2) Sub Bagian Perbendaharaan;
Bagan Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dapat
dilihat pada lampiran II.

3. Kabupaten Bangka Selatan Nomor 7 Tahun 2005 (Lembaran Daerah Kabupaten


Bangka Selatan Tahun 2005 Nomor 3 Seri D) tentang Susunan dan Organisasi
Tata Kerja Dinas Daerah, yang terdiri dari :
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Pertambangan dan Energi;
3. Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi;
4. Dinas Pekerjaan Umum;
5. Dinas Kesehatan;
6. Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat;
7. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal;
8. Dinas Pertanian dan Kehutanan;
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
9. Dinas Kelautan dan Perikanan;
10. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya;
11. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Bagan Susunan Organisasi Dinas Daerah dapat dilihat pada lampiran III

4. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran


Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 Nomor 4 Seri D) tentang Susunan
dan Organisasi Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, yang terdiri dari :
1. Badan Pengawasan Daerah;
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
3. Badan Kepegawaian Daerah;
4. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
5. Badan Pengelola Keuangan Daerah;
6. Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan;
7. Kantor Keluarga Berencana Daerah;
Bagan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dapat dilihat pada lampiran
IV

5. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 9 Tahun 2005 (Lembaran


Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 Nomor 5 Seri D) tentang
Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, yang terdiri dari :
a. Kepala Satuan;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pengendalian dan Operasional;
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;
e. Seksi Penegakan Peraturan Daerah.
Bagan Susunan Organisasi Pembentukan Satuan Polisi Pamong Praja dapat
dilihat pada lampiran V.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
6. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 10 Tahun 2005 (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 Nomor 6 Seri D) tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan, yang terdiri dari :
a. Camat;
b. Sekretaris Kecamatan;
c. Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum;
d. Seksi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial;
e. Seksi Pelayanan Umum;
f. Kelompok jabatan fungsional
Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dapat dilihat pada
lampiran VI.

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 11 Tahun 2005 (Lembaran


Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 Nomor 7 Seri D) tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan, yang terdiri dari :
a. Lurah;
b. Sekretaris Kelurahan;
c. Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum;
d. Seksi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial;
e. Seksi Pelayanan Umum;
f. Kelompok jabatan fungsional.
Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan dapat dilihat pada lampiran
VII.

8. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 12 Tahun 2005 (Lembaran


Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 Nomor 8 Seri D) tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Bangka
Selatan , yang terdiri dari :
a. Direktur;
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
b. Sub Bagian Kesekretariatan dan Rekam Medis, membawahi :
1. Urusan Ketatausahaan dan Kepegawaian;
2. Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan;
3. Urusan Rekam Medis, Laporan dan Hukum;
4. Urusan Publikasi, Pemasaran Sosial dan Informasi.

c. Sub Bagian Keuangan dan Program, membawahi :


1. Urusan Penyusunan Anggaran;
2. Urusan Perbendaharaan;
3. Urusan Verifikasi dan Akuntansi;
4. Urusan Penyusunan Program.
d. Seksi Keperawatan, membawahi :
1. Sub Seksi Bimbingan Pelaksanaan Asuhan dan Pelayanan Keperawatan;
2. Sub Seksi Etika dan Mutu Keperawatan;
3. Sub Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan.
e. Seksi Pelayanan, membawahi :
1. Sub Seksi Kebutuhan Pelayanan dan Penunjang Medis;
2. Sub Seksi Pemantauan Penggunaan Fasilitas;
3. Sub Seksi Pengawasan dan Pengendalian.
f. Instalasi, terdiri dari :
1. Rawat Jalan;
2. Rawat Inap;
3. Rawat Darurat;
4. Bedah Sentral;
5. Perawatan Intensif;
6. Radiologi;
7. Farmasi;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
8. Gizi;
9. Patologi;
10. Pemeliharaan sarana rumah sakit.
g. Komite Medis;
h. Kelompok Jabatan Fungsional;
i. Dewan Penyantun;
j. Satuan Pengawas Intern.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
BAB III
VISI DAN MISI

3.1 VISI
Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka
Selatan Tahun 2006 – 2010 dinyatakan dalam visi sebagai berikut :
“ Terwujudnya Negeri Junjung Besaoh yang Sejahtera Melalui Pemerintah yang
Amanah, Bersih dan Berwibawa Berbasis IPTEK dan IMTAQ serta Berwawasan
Lingkungan ”.

3.2 MISI
Untuk mencapai visi tersebut di atas maka ditetapkan misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya alam secara arif dan bijaksana
melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK.
2. Menciptakan situasi politik dan keamanan yang kondusif untuk memacu iklim
usaha dan investasi.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memacu percepatan pelaksanaan
pembangunan.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan terbuka.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
BAB IV
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

Strategi pembangunan daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan


program kepala daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan
pembangunan didalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Bangka Selatan. Disamping
itu, strategi pembangunan juga diperlukan agar setiap program dan kegiatan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proses penentuan strategi pembangunan dilakukan
dengan menganalisis isu-isu yang berkembang secara sistematis, dengan jalan melakukan
identifikasi berbagai faktor dalam lingkungan internal dan eksternal.

Faktor-faktor lingkungan internal ( kekuatan dan kelemahan), meliputi:


1. Letak Geografis yang sangat strategis
2. Sebagai jalur lintas damai laut Internasional ( ALKI )
3. Infrastruktur sosial ekonomi
4. Struktur Ekonomi
5. Pertumbuhan PDRB untuk mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD)
6. Potensi Sumber Daya Kelautan, Perikanan, Pertanian, Perkebunan dan Pertambangan.
7. Potensi Sumber Daya Manusia
8. Pelayanan Publik
9. Kelembagaan pemerintah dan masyarakat.
10. Infrastruktur pelayanan publik
11. Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan
12. Kondisi kebersihan dan keindahan daerah

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
13. Sistem informasi manajemen daerah (SIMDA)
14. Penegakan Hukum
15. Pembinaan Politik
16. Partisifasi masyarakat dalam pembangunan
17. Suasana Kamtibmas
18. Potensi Wisata Bahari
19. Peluang Investasi
20. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya dan Aparatur
21. Budaya Gotong Royong ( Junjung Besaoh)
22. Seni dan Budaya

Faktor-faktor lingkungan eksternal (Peluang dan Ancaman), meliputi :


1. Aksesibilitas wilayah yang terbuka untuk interkoneksitas Regional, Nasional dan
Internasional
2. Pengembangan Perekonomian
3. Persaingan yang tinggi di pasar global
4. Terbukanya peluang kawasan untuk investasi
5. Daerah tujuan wisata
6. Daya dukung lingkungan
7. Perubahan prilaku sosial dan tatanan nilai masyarakat
8. Transportasi dan Komunikasi
9. Degradasi Lingkungan
10. Kerja sama antar daerah
11. Ilegal fishing, Mining dan Logging

4.1 Strategi Pembangunan

Dalam menentukan strategi pembangunan Kabupaten Bangka Selatan bersifat


rasional dan obyektif dengan mempertimbangkan keadaan masa lalu dan saat ini,

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
kepentingan kebijakan dan persepsi yang diharapkan oleh pihak pemangku
kepentingan pembangunan. Strategi pembangunan yang akan digunakan mengatasi
permasalahan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan selama tahun 2006-2010
untuk mencapai visi dan misi adalah sebagai berikut :

4.1.1 Strategi Penguatan dan Pemberdayaan SDM


Strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan pemerataan kualitas
sumber daya manusia, serta memberi ruang yang cukup bagi tumbuhnya
partisipasi masyarakat pada berbagai bidang pembangunan, yang bertujuan
mewujudkan pemberdayaan Sumber Daya Manusia sesuai peran dan
fungsinya dalam kelompok masyarakat dan lembaga pemerintah. Strategi
pembangunan ini merupakan upaya menciptakan situasi dan kondisi agar
masyarakat berperan aktif dalam berbagai pembangunan. Selain itu strategi
ini juga mendorong masyarakat yang kurang beruntung agar dapat
meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

4.1.2 Strategi Pertumbuhan Sub Fungsi Unggulan


Strategi pertumbuhan sub fungsi unggulan diharapkan dapat
menciptakan pertumbuhan ekonomi secara luas. Strategi ini adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perwujudan perekonomian
daerah yang kuat dan berkeadilan, dalam rangka meningkatkan pendapatan
masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha,
sehingga pada akhirnya terimplikasi pada pertumbuhan pendapatan
perkapita penduduk dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Strategi pembangunan ini mencakup upaya pendayagunaan berbagai potensi
sumber-sumber pendapatan daerah dengan tidak memberatkan masyarakat
dan pihak lain disertai optimalisasi, alokasi pembiayaan pembangunan
berdasarkan skala prioritas kebutuhan.
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
4.1.3 Strategi Pemerataan Pembangunan

Strategi ini bertujuan agar terjadi keseimbangan pertumbuhan


pembangunan di semua wilayah. Serta untuk memberi ruangan yang cukup
bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat pada berbagai bidang pembangunan,
sehingga terjadi perkembangan wilayah di daerah terpencil, pesisir dan pulau-
pulau kecil serta di wilayah perbatasan dan tidak terjadi pemusatan
pertumbuhan pembangunan hanya di sebagian wilayah perkotaan. Strategi
pembangunan ini mencakup upaya pemanfaatan nilai strategis yang dimiliki,
untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam pengembangan kawasan
stategis melalui pengembangan infrastruktur.

4.1.4 Strategi Efisiensi Penganggaran

Strategi efisiensi penganggaran dilakukan terhadap program-program


pembangunan yang dirasa kurang efektif dan efisien, dengan harapan
program-program pembangunan akan lebih berdayaguna dan berhasil guna.
Daya guna dan hasil guna dapat diukur dari proses yang lebih cepat, tepat,
mudah dan murah, serta hasil dan manfaatnya lebih luas dengan resiko
seminimal mungkin. Strategi pembangunan ini mensyaratkan adanya telaah
program-program pembangunan berdasarkan kebijakan umum dan prioritas
anggaran

4.1.5 Strategi Keserasian Pembangunan


Strategi keserasian pembangunan bertujuan agar dapat terjadi
keharmonisan hubungan antar berbagai elemen masyarakat di dalam
pelaksanaan pembangunan, serta dalam rangka menjaga keseimbangan
kepentingan. Keserasian juga dimaksudkan dalam pola hubungan kerja antar
unit atau lembaga pemerintah dan antar wilayah pembangunan. Sehingga
dapat dikembangkan kerja sama internal/lembaga fungsional masyarakat,
serta kerja sama eksternal lintas daerah baik antar pemerintah maupun antar

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
pelaku pembangunan dalam membangun berbagai bentuk kerja sama. Hal ini
diperkuat dengan upaya untuk pengembangan jaringan kerja sama yang
saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

4.1.6 Strategi Kesinambungan Program Pembangunan

Strategi ini didasarkan bahwa perencanaan tidak hanya berhenti


pada satu tahap, tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan
terus menerus dalam pembangunan. Dalam hal strategi kesinambungan ini
mensyaratkan perlunya evaluasi dan pengawasan dalam pelaksanaan
pembangunan, sehingga secara terus menerus dapat diadakan koreksi dan
perbaikan selama perencanaan dijalankan. Strategi ini mencakup upaya
penciptaan keterkaitan (Interlinkages) yang tepat antar pembangunan
berdimensi fisik, alam dengan pembangunan sosial kemasyarakatan, yang
berlandaskan pada sistem tata ruang dan mempertahankan daya dukung
lingkungan.

4.2 Prioritas Pembangunan Daerah

Adapun prioritas pembangunan daerah adalah :

1. Penguatan Ekonomi Masyarakat


Penguatan ekonomi masyarakat diharapkan akan mampu mendorong
peningkatan kemampuan masyarakat sehingga memiliki kemampuan bertahan
dalam menghadapi berbagai tantangan dengan pendampingan dan penguatan
institusi lokal, bantuan dana bergulir bagi masyarakat, dan bantuan
pembangunan sarana dan prasarana, diharapkan dapat memperkuat kondisi
ekonomi masyarakat. Selain itu pengembangan pasar-pasar tradisional perlu
mendapatkan perhatian.

2. Peningkatan Pelayanan Publik

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan pelayanan yang mudah, cepat, tepat dan
murah/ terjangkau demi tercapainya pelayanaan prima. Hal ini melalui
pemberdayaan dan perwujudan aparatur pemerintah yang bersih (Clean
Governance) dan ditunjang dengan sarana dan prasarana pelayanan secara
memadai, salah satunya dengan mengembangkan Electronic Government ( E-Gov).
Dengan pelayanan publik yang baik diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah, mengurangi biaya tinggi serta mendorong
aktifitas perekonomian.

3. Peningkatan Infrastruktur
Pembangunan Infrastruktur ditekankan pada peningkatan kualitas, kapasitas
prasarana dan pengembangan wilayah terpencil, pesisir, pulau-pulau kecil serta
wilayah perbatasan terutama yang mendukung kelancaran arus barang dan jasa,
peningkatan daya tarik investasi dan mendukung aktifitas perekonomian lokal.

4 . Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)


Pembangunan ini ditekankan pada perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan berbasis IPTEK dan IMTAQ, kesehatan dan kesempatan
berusaha terutama bagi masyarakat miskin khususnya diwilayah terpencil,
pesisir, pulau-pulau kecil dan wilayah perbatasan serta pelayanan keagamaan
bagi seluruh masyarakat.

5. Penanganan Lingkungan Hidup


Upaya penanganan Lingkungan Hidup dimaksudkan untuk menjamin
pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat saat ini dan bagi
generasi mendatang. Pembangunan ini ditekankan pada penanganan masalah
lahan kritis , kerusakan kasawan pesisir dan pulau-pulau kecil serta pencemaran
lingkungan yang dilakukan secara komprehensip dan berkelanjutan. Upaya ini
dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan serta mengurangi
ekonomi biaya tinggi dan dampak-dampak negatip lainnya.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
6. Pengembangan Seni dan Budaya
Pengembangan Seni dan Budaya dimaksudkan untuk mempertahankan nilai-nilai
budaya dan agama yang mengakar dari warisan leluhur dengan harapan dapat
membentuk nilai-nilai kepribadian masyarakat yang bermartabat dan bermoral.
Upaya untuk melestarikan seni dan budaya dilakukan melalui pengenalan kepada
masyarakat sejak usia dini (pra sekolah), memasukkan kurikulum muatan lokal
pendidikan dasar, menggali dan menghidupkan kembali kesenian tradisional
serta konservasi bangunan yang mempunyai nilai sejarah.

Permasalahan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan demikian komplek


dan menyeluruh pada tiap-tiap bidang pembangunan sehingga dibutuhkan
perencanaan dalam rangka merumuskan program dan kegiatan pembangunan secara
terpadu dan terarah pada pencapaian visi dan misi pembangunan lima tahun
kedepan. Akan tetapi terdapat beberapa fungsi pembangunan yang harus memperoleh
perhatian lebih dan menjadi prioritas pembangunan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006 s.d
2010, yaitu :

5. Fungsi pendidikan

6. Fungsi kesehatan

7. Fungsi ekonomi

8. Fungsi pariwisata dan budaya

9. Fungsi perumahan dan fasilitas umum

10. Fungsi pelayanan umum

11. Fungsi ketertiban dan keamanan

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
12. Fungsi perlindungan sosial

13. Fungsi lingkungan hidup

Adapun yang merupakan sub fungsi unggulan dalam Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka Selatan Tahun
2006 – 2010 adalah sebagai berikut :

1. Sub fungsi kelautan dan perikanan

2. Sub fungsi pertanian dan kehutanan

3. Sub fungsi perdagangan dan industri

4. Sub fungsi pariwisata

5. Sub fungsi Pertambangan

BAB V
ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Gambaran pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan


keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah
serta capaian kinerja, guna mewujudkan visi dan misi.
5. 1 ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Kapasitas keuangan daerah akan menentukan kemampuan pemerintah daerah
dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat. Kemampuan pemerintah dapat
diukur dari penerimaan pendapatan daerah, penerimaan pendapatan daerah dari
tahun ketahun senantiasa menunjukan peningkatan, namun demikian kontribusi
PAD terhadap penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber penerimaan
dari dana perimbangan.
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah diarahkan untuk mengoptimalkan
sumber-sumber pendapatan melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi
pendapatan daerah, optimalisasi aset dan kekayaan pemerintah daerah termasuk
pengembangan BUMD dengan menganut prinsip :
1. Potensial, artinya lebih menitik beratkan pada potensinya daripada jumlah atau
jenis pungutan yang dilakukan,

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
2. Tidak memberatkan masyarakat,
3. Tidak merusak lingkungan,
4. Mudah diterapkan/diaplikasikan, mudah dilaksanakan,
5. Penyesuaian pendapatan baik mengenai tarif dan materinya.
Penerimaan pendapatan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004 dan Tahun
2005 (sampai dengan akhir November 2005) tergambar dalam tabel 1 dan 2
berikut ini :
Tabel 1. Tabel Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004
NO URAIAN PENDAPATAN DAERAH ANGGARAN REALISASI %
1 Pendapatan Asli Daerah 5,830,500,000 6,679,086,851 114,55
- Pajak Daerah 4,157,500,000 4,841,006,083 116,44
- Retribusi Daerah 1,188,000,000 822,379,049 69,22
- Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 485,000,000 1,015,701,719 209,42
2 Dana Perimbangan 65,659,773,472 75,577,922,338 115,11
- Bagi hasil pajak dan bukan pajak 15,699,773,472 24,803,143,879 157,98
- Dana Alokasi Umum(DAU) 41,210,000,000 42,298,500,000 102,64
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 4,000,000,000 3,999,850,000 99,99
- Bagi hasil pajak dan bantuan keuangan
4,750,000,000 4,476,428,459 94,24
propinsi
3 Lain-Lain Pendapatan Yang sah 1,311,356,000 1,891,807,835 144,26
- Bantuan dana kontijensi/penyeimbang
1,311,356,000 1,460,659,085 111,39
dari pemerintah
- Penerimaan Lain-lain 0 431,148,750 -

JUMLAH 73,161,629,472 84,148,817,024 115,02


Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka Selatan.

Dari tabel diatas menunjukan bahwa proporsi pendapatan daerah Kabupaten


Bangka Selatan Tahun 2004 masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang
diperoleh dari dana perimbangan, baik pos bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak,
DAU maupun DAK. Hal ini menunjukan bahwa ratio kemandirian keuangan daerah
masih rendah atau perolehan pendapatan baru mencapai 7,9%. Oleh karena itu
upaya menggali perolehan pendapatan harus dilakukan secara sistematis dan terarah
dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki seoptimal mungkin melalui riset potensi
daerah.

Tabel 2. Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka Selatan

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Sampai Dengan Akhir November Tahun 2005

NO URAIAN PENDAPATAN DAERAH ANGGARAN REALISASI %


1 Pendapatan Asli Daerah 11,003,500,000 10,142,617,021 92.18
- Pajak Daerah 6,259,000,000 4,655,540,369 74.38
- Retribusi Daerah 3,087,500,000 3,320,609,179 107.55
- Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 165,700,000 2,166,467,473 130.75
2 Dana Perimbangan 93,400,000,000 82,903,076,594.35 88.76
- Bagi hasil pajak dan bukan pajak 23,310,000,000 20,461,380,579 87.78
- Dana Alokasi Umum(DAU) 56,695,000,000 56,695,000,000 100

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 4,000,000,000 31,210,000 0.78

- Bagi hasil pajak dan bantuan keuangan propinsi 9,395,000,000 5,715,476,015.35 60.84

3 Lain-Lain Pendapatan Yang sah 2,857,900,000 3,158,490,000 110.52


- Bantuan dana kontijensi/penyeimbang dari
2,857,900,000 3,158,490,000 110.52
pemerintah
- Penerimaan Lain-lain 0 431,148,750 -

JUMLAH 107,261,400,000 96,204,183,615.35 89.69


Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka Selatan.

Dalam Tahun Anggaran 2005 (sampai dengan akhir November 2005)


kontribusi realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bangka Selatan baru
sebesar 10,142,617,021 atau sebesar 9.46 % dari total Anggaran Belanja dan
Pendapatan Daerah Tahun 2005 sebesar 107,261,400,000, sedangkan realisasi
dana perimbangan sebesar 82,903,076,594.35 atau 77,29 % dan realisasi lain-lain
pendapatan yang sah sebesar 3,158,490,000 atau 2,94%. Secara total realisasi
pendapatan Kabupaten Bangka Selatan sampai dengan akhir November 2005 baru
sebesar 96,204,183,615.35 atau sebesar 89.69 %. Hal ini dapat diinterpretasikan
bahwa Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Tahun 2005 masih didominasi oleh
bagian dana perimbangan. Dengan demikian diperlukan kreasi dan inovasi daerah
untuk meningkatkan kemandirian daerah didalam pembiayaan kegiatan
pembangunan dan pemerintahan melalui peningkatan pendapatan asli daerah.

Namun demikian apabila kita bandingkan dengan total pendapatan asli


daerah Tahun Anggaran 2004 sebesar 6,679,086,851 dan total pendapatan asli

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
daerah Tahun Anggaran 2005 sampai dengan akhir november sebesar
10,142,617,021 telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar
51.87 % dan diyakini sampai dengan akhir desember total pendapatan asli daerah
sampai dengan desember 2005 akan mencapai target yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 11,003,500,000 berarti akan mengalami peningkatan sebesar 64.75 %.
Dengan mempertimbangkan ratio pendapatan Tahun 2004 dan melihat
potensi penerimaan yang dimiliki Kabupaten Bangka Selatan, maka proyeksi (Target
Pendapatan) Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2006 sampai dengan 2010 dapat
dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Proyeksi (Target Pendapatan) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010


(Dalam Jutaan Rupiah)
No. Jenis Pendapatan 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pendapatan 13,200,000.00 15,800,000.00 18,960,000.00 22,760,000.00 27,360,000.00


Asli Daerah
2 Dana Perimbangan 187,635,000.00 206,398,000,05 227,038.000,35 249,742.000,85 274,717,000.14
3 Lain-lain yang sah 3,064,000.00 3,126,000.28 3,203,000.14 3,363,000.30 3,531,000.47
Total Pendapatan 203,899,000.00 225,324,000,78 249,193,000.49 275,866,000.15 305,608,000.61

Sumber : Prediksi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka Selatan

5.2 ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH


Pengelolaan belanja daerah sangat erat kaitannya dengan sistem manajemen
keuangan daerah, sistem penganggaran maupun sistem akuntansi. Seiring dengan
dilaksanakannya reformasi di bidang keuangan, masyarakat semakin menuntut
adanya pengelolaan keuangan publik secara transparan sehingga tercipta
akuntabilitas publik (public accountability) dengan mendasarkan pada prinsip value for
money. Disamping itu pengelolaan belanja daerah harus berlandaskan anggaran
kinerja (performance budget), yaitu belanja daerah yang berorientasi pada pencapaian
hasil atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efesiensi dan efektifitas pelayanan
publik, yang berarti harus berorientasi kepada kepentingan publik. Oleh karena itu
arah pengelolaan belanja daerah harus digunakan sebesar-besarnya untuk
kepentingan publik baik langsung maupun tidak langsung, terutama masyarakat
miskin, dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah (work better and cost less)
melalui pendekatan kinerja (performance oriented).

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Di samping itu, pengeluaran daerah harus mampu menunjukkan
profesionalisme kerja disetiap organisasi yang terkait, berdasarkan standar analisa
belanja, standar harga, tolok ukur kinerja dan standar pelayanan minimal serta
memperhatikan prinsip value for money. Identifikasi belanja pengeluaran akan
dibedakan menurut belanja langsung dan tidak langsung, guna meningkatkan aspek
transparansi. Kriteria tersebut bertitik tolak dari kegiatan yang dilakukan.
Rekapitulasi Belanja Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun Anggaran 2004 dapat
dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Rekapitulasi Belanja Daerah Kabupaten Bangka Selatan
Tahun Anggaran 2004

URAIAN BELANJA ANGGARAN REALISASI %

1 2 3 4

BELANJA DAERAH 66,786,259,352 56,609,655,087 84,76

(1) Belanja Aparatur 46,821,997,982 40,175,445,792 85,81

(a) Belanja Administrasi Umum 31,507,955,307 25,694,967,188 81,55

- Belanja Pegawai dan Personalia 23,218,903,807 19,317,194,044 83,20

- Belanja Barang dan Jasa 4,810,131,000 3,809,512,377 79,20

- Belanja Perjalanan Dinas 2,089,880,000 1,564,978,416 74,88

- Belanja Pemeliharaan 1,389,040,500 1,003,282,351 72,23

(b) Belanja Operasional Pemeliharaan 1,793,613,425 1,586,913,029 88,48

- Belanja Pegawai dan Personalia 387,743,900 294,918,900 76,06

- Belanja Barang dan Jasa 964,563,800 888,016,329 92,06

- Belanja Perjalanan Dinas 361,352,300 326,827,800 90,45

- Belanja Pemeliharaan 79,953,425 77,150,000 96,49

(c) Belanja Modal/Pembangunan 13,520,429,250 12,893,565,575 95,36

- Belanja Modal Tanah 30,000,000 30,000,000 100

- Belanja Modal Jalan dan Jembatan - - -

- Belanja Bangunan air (irigasi) - - -

- Belanja Modal Instalasi - - -

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
- Belanja Pegawai dan Personalia 387,743,900 294,918,900 76,06

- Belanja Barang dan Jasa 964,563,800 888,016,329 92,06

- Belanja Perjalanan Dinas 361,352,300 326,827,800 90,45

- Belanja Pemeliharaan 79,953,425 77,150,000 96,49

(c) Belanja Modal/Pembangunan 13,520,429,250 12,893,565,575 95,36

- Belanja Modal Tanah 30,000,000 30,000,000 100

- Belanja Modal Jalan dan Jembatan - - -

- Belanja Bangunan air (irigasi) - - -

- Belanja Modal Instalasi - - -

- Belanja Pegawai dan Personalia 387,743,900 294,918,900 76,06

- Belanja Barang dan Jasa 964,563,800 888,016,329 92,06

- Belanja Perjalanan Dinas 361,352,300 326,827,800 90,45

- Belanja Modal Brg Bercorak


25,000,000 22,270,000 89,08
Kesenian,Kebudayaan
- Belanja Modal Hewan, Ternak &
373,000,000 360,572,500 96,67
Tanaman

- Belanja Modal Alat-alat Persenjataan - - -

1 2 3 4

(2) Belanja Publik 19,963,401,170 16,605,177,717 83,18

(a) Belanja Administrasi Umum 1,652,401,170 1,058,596,971 64,06

a. Belanja Pegawai dan Personalia 44,800,000 42,300,000 94,42

b. Belanja Barang dan Jasa 1,207,225,370 744,187,871 61,64

d. Belanja Pemeliharaan 300,955,800 216,099,100 71,80

(b) Belanja Operasional Pemeliharaan 2,107,000,000 2,083,386,225 98,88

a. Belanja Pegawai dan Personalia 173,110,000 165,280,000 95,48

b. Belanja Barang dan Jasa 1,898,137,500 1,885,473,725 99,33

c. Belanja Perjalanan Dinas 35,752,500 32,632,500 91,27

c) Belanja Pemeliharaan - - -

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
d) Belanja Modal 7,819,000,000 6,757,979,950 86,43

- Belanja Modal Tanah 500,000,000 92,445,000 18,49

- Belanja Modal Jalan dan Jembatan 4,210,000,000 4,155,009,950 98,70

- Belanja Bangunan air (irigasi) 180,000,000 179,450,000 99,70

- Belanja Modal Instalasi 300,000,000 - 0

- Belanja Modal Jaringan 14,000,000 14,000,000 100

- Belanja Modal Bangunan Gedung 1,815,000,000 1,519,115,000 83,70

- Belanja Modal Monumen - - -

- Belanja Modal Alat-alat Besar - - -

- Belanja Modal Alat-alat Angkutan 200,000,000 198,470,000 99,24

- Belanja Modal Alat-alat Bengkel - - -

- Belanja Modal Alat-alat Pertanian - - -

- Belanja Modal Kantor dan Rumah Tangga 400,000,000 400,000,000 100

- Belanja Modal Alat-alat Studio & Komunikasi - - -

- Belanja Modal Alat-alat Kedokteran 100,000,000 99,490,000 99,49

- Belanja Modal Laboratorium - - -

- Belanja Modal Buku/Perpustakaan 100,000,000 100,000,000 100

- Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan - - -

- Belanja Modal Hewan, Ternak & Tanaman - - -

- Belanja Modal Alat-alat Persenjataan - - -

(3).Belanja Bagi Hasil dan Bantuan 7,385,000,000 6,705,214,571 90,80


Keuangan

- Belanja Bagi Hasil Pajak kpd Desa - - -

- Belanja Bagi Hasil Retribusi kpd Pemdes - - -

- Belanja Bantuan Keuangan kpd Pemkot/ Pemkab - - -

- Belanja Bantuan Keuangan kpd Pemdes/kel 480,000,000 480,000,000 100

- Belanja Bantuan Keuangan kpd Organisasi 1,590,000,000 1,466,640,590 92,24


kemasyarakatan

- Belanja Bantuan Keuangan kpd Organisasi Profesi - - -

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
- Belanja Bantuan Keuangan kpd Masyarakat Umum 2,565,000,000 2,206,853,230 86,04

- Belanja Bantuan Keuangan kpd Instansi Vertikal 2,650,000,000 2,311,752,329 87,24

- Belanja Bantuan Keuangan kpd Partai Politik 100,000,000 69,000,000 69

(4). Belanja Tidak Tersangka 1,000,000,000 - 0

Dari tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2004 anggaran belanja
aparatur masih mendominasi belanja pemerintah dibandingkan anggaran publik.
Namun demikian, Tahun 2005 proporsi belanja pelayanan publik sudah semakin
besar dibandingkan belanja aparatur daerah. Hal ini menunjukkan bahwa sejak
tahun 2004 anggaran belanja telah disusun sesuai dengan perubahan paradigma
kepentingan masyarakat.
Dalam hal kepentingan tertentu, Pemerintah Daerah dapat melakukan
pinjaman yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan masyarakat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pemerintah Daerah dapat pula membentuk dana cadangan
guna membiayai kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu
tahun anggaran.

Adapun proyeksi belanja daerah pada tahun 2006 s/d 2010 dapat dilihat pada
tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Proyeksi (Target Belanja) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010


(Dalam Jutaan Rupiah)
No. Jenis 2006 2007 2008 2009 2010

1 Belanja 203,899,000.00 265,068,700.00 331,335,875.00 397,603.000.00 457,243,000.00

Sumber : Prediksi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka Selatan

Mencermati besaran proyeksi belanja dalam 5 tahun mendatang diperlukan


upaya secara serius untuk mengelola belanja daerah sesuai dengan arah dan
kebijakan yang ditetapkan.

5.3. PEMBIAYAAN

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk
menutup selisih antara pendapatan dan belanja daerah. Dalam hal terjadi defisit
anggaran, sumber pembiayaan dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan tahun
lalu, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan, maupun hasil
penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan Pengeluaran dalam pembiayaan
itu sendiri adalah angsuran hutang, bantuan/penyertaan modal dan transfer ke dana
cadangan.
Melihat prediksi kedepan, menunjukan bahwa prosentase kenaikan belanja
lebih besar dari kenaikan pendapatan. Oleh karena itu dalam upaya pembiayaan
kegiatan pemerintah diperlukan langkah-langkah pembiayaan baik dengan sisa lebih,
hutang dan sebagainya.

5.4 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN

Arah kebijakan ekonomi daerah adalah mewujudkan ekonomi daerah yang


mencakup peningkatan perekonomian daerah yang tangguh, sehat dan berkeadilan
dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja
dan kesempatan berusaha. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap peningkatan
kegiatan ekonomi akan berpengaruh pada peningkatan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha yang pada akhirnya akan mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat, maknanya bahwa setiap potensi ekonomi yang dimiliki
harus dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan peluang-peluang yang
ada, guna kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian melihat
prediksi lima tahun ke depan, ternyata prosentase kenaikan belanja lebih besar dari
pada kenaikan pendapatan. Oleh karena itu beberapa langkah harus dilakukan dalam
upaya membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Dalam hal APBD diperkirakan
defisit, maka pembiayaan pembangunan dapat didanai dengan sisa lebih perhitungan
anggaran tahun lalu, transfer dari dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan dapat juga melakukan pinjaman daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Disamping itu, lima tahun mendatang kebijakan umum anggaran diarahkan
untuk memantapkan landasan ekonomi daerah yang mandiri dijiwai nilai-nilai religius
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
berbasis perdagangan dan jasa untuk mewujudkan Negeri Junjung Besaoh yang
sejahtera melalui :
a. perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dalam bentuk
pemantapan kehidupan beragama, pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan
fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang dengan memprioritaskan pada golongan
masyarakat miskin;
b. mendorong pertumbuhan ekonomi secara adil dan merata dengan prioritas pada
bidang Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Perkebunan, Pariwisata,
Perindustrian dan Perdagangan, serta Pertambangan sebagai sektor unggulan
perekonomian daerah;
c. meminimalisasikan dampak fluktuasi ekonomi dengan memberikan bantuan dan
proteksi kepada masyarakat miskin agar tetap mampu mencukupi kebutuhan
dasar minimum;
d. mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan kesempatan berusaha,
optimalisasi potensi ekonomi lokal, pemberdayaan usaha sektor informal,
Koperasi dan UKM serta keadilan kesempatan untuk berusaha dalam iklim yang
kondusif;

e. meningkatkan iklim investasi guna mendorong dan dapat mengurangi hambatan


baik yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, permodalan, infrastruktur,
kelembagaan serta kepastian dan keamanan berinvestasi;
f. mengoptimalkan pendapatan melalui intensifikasikan, ekstensifikasi dan
diversivikasi sumber-sumber pendapatan daerah;
g. mengoptimalkan pengelolaan aset dan kekayaan daerah agar dapat memberikan
nilai tambah bagi pendapatan daerah, melalui profesionalisme manajemen;
h. membentuk/mendirikan BUMD dan/atau perusahaan milik Pemerintah Daerah
sehingga mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah yang profitable.
i. mengembangkan iklim kondusif bagi peningkatan swadaya melalui pola/skema
kemitraan baik antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat, Pemerintah
Daerah dengan Swasta atau Masyarakat dengan Swasta. Struktur ekonomi

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
daerah diarahkan untuk mewujudkan struktur perekonomian daerah yang kokoh
dan handal.
j. Setiap pengeluaran daerah harus berdasarkan pada standar analisa belanja,
standar harga, tolok ukur kinerja, dan standar pelayanan minimal serta
memperhatikan prinsip efisien dan efektif.

BAB VI
KEBIJAKAN UMUM

Visi sekaligus tujuan pembangunan jangka menengah Kabupaten Bangka Selatan


tahun 2006 – 2010 adalah “Terwujudnya Negeri Junjung Besaoh yang Sejahtera Melalui

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Pemerintah yang Amanah, Bersih dan Berwibawa Berbasis IPTEK dan IMTAQ serta
Berwawasan Lingkungan” sebagai landasan tahap pembangunan berikutnya. Sebagai
ukuran tercapainya pembangunan lima tahun mendatang, maka ditetapkannya arah
kebijakan umum dalam kerangka pencapaian sasaran sebagai berikut:

6.1 Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya alam secara arif dan bijaksana
melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK

Kebijakan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010 yang


ditempuh dalam upaya pengelolaan potensi sumber daya alam secara arif dan
bijaksana melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK melalui fungsi ekonomi,
fungsi pariwisata dan budaya serta fungsi lingkungan hidup yang meliputi :

6.1.1 Fungsi Ekonomi

a. Sub Fungsi Pertanian dan Kehutanan


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan pemanfaatan
sumber daya pertanian secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan melalui peningkatan kualitas SDM Pertanian.

b. Sub Fungsi Kelautan dan Perikanan.


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan pemanfaatan
sumber daya kelautan dan perikanan dengan menerapkan teknologi yang
tepat guna dan ramah lingkungan melalui peningkatan kualitas SDM dan
pengawasan serta pengendalian sumber daya.

c. Sub Fungsi Perdagangan, Pengembangan Usaha, Koperasi, UKM dan


Investasi
Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada tersedianya barang
kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau daya beli masyarakat,
penumbuhan dan pengembangkan potensi sumber daya perdagangan dan
jasa, perluasan pasar melalui upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas
sistem pelayanan dan perijinan, meningkatkan iklim usaha yang
kondusif, profesionalisme pengelolaan BUMD dan optimalisasi
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
manajemen asset daerah, jaminan berusaha dan kemudahan perijinan
dalam rangka meningkatkan efisiensi/penanaman modal dan
meningkatkan dan mengembangkan promosi dan informasi pasar serta
mendorong dan memfasilitasi masyarakat dalam rangka mewujudkan
system ekonomi kerakyatan melalui Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (KUMKM).

d. Sub Fungsi Industri


kebijakan pembangunan ini diarahkan pada pengembangan
industrikecil/home industri, pengembangan system ekonomi kerakyatan
yang bertumpu pada mekenisme pasar dengan pengembangan eksport
dan penguatan institusi pasar.

e. Sub Fungsi Pertambangan dan energi


kebijakan pembangunan ini diarahkan pada pengembangan dan
pembangunan usaha pertambangan dan energi secara terpadu,
peningkatan kapasitas penyediaan ketenaga listrikan, peningkatan sistem
informasi dan teknologi, peningkatan prasarana dan sarana
dinas/aparatur, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
pertambangan.

f. Sub Fungsi Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan kualitas tenaga
kerja dan kemandirian tenaga kerja, melalui peningkatan tenaga kerja
dan semangat.

g. Sub Fungsi Transportasi, Telekomunikasi dan Informatika


kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan prasarana,
sarana transportasi dan komunikasi, peningkatan kesadaran masyarakat
pengguna jasa transportasi dan telekomunikasi dan pengembangan
sistem informasi manajemen transportasi dan telekomunikasi

6.1.2 Fungsi Pariwisata dan Budaya

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
a. Sub Fungsi Pariwisata
Pembangunan sub fungsi pariwisata diarahkan pada pengembangan dan
pemanfaatan potensi-potensi wisata secara maksimal baik wisata dagang,
wisata religius dan wisata kuliner, peningkatan manajemen pengelolaan
pariwisata serta peningkatan sumber daya manusia di bidang
kepariwisataan.
b. Sub Fungsi Kebudayaan dan Kesenian
Kebijakan pembangunan ini diarahkan untuk memperkuat,
mengembangkan dan melestarikan potensi budaya local dalam rangka
membentuk karakteristik masyarakat, mencegah masuknya budaya lain
yang negatif atau yang tidak sesuai dengan budaya local dan memberi
ruang gerak untuk berkreasi dan berinovasi dalam pengembangan
kesenian local.

6.1.3 Fungsi Lingkungan Hidup

a. Sub Fungsi Perlindungan Lingkungan Hidup


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada penanganan limbah dan air
limbah, penanggulangan polusi, konservasi sumber daya alam, serta
perlindungan lingkungan hidup lainnya.

b. Sub Fungsi Penataan Ruang


kebijakan pembangunan ini diarahkan bagi perwujudan struktur dan
pola tata ruang wilayah yang optimal sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangka Selatan.

6.2 Menciptakan situasi politik dan keamanan yang kondusif untuk memacu iklim
usaha dan investasi

Kebijakan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010 yang


ditempuh dalam upaya menciptakan situasi politik dan keamanan yang kondusif
untuk memacu iklim usaha dan investasi, melalui fungsi ketertiban dan keamanan
adalah sebagai berikut :

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
a. Sub Fungsi Politik
Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan iklim politik yang
kondusif dan stabilitas politik daerah guna mendukung terselenggaranya
pembangunan daerah secara dinamis diantaranya melalui pendidikan dan
partisipasi politik.

b. Sub Fungsi Ketertiban dan Keamanan


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada penciptaan lingkungan yang aman
dan tertib serta antisipatif terhadapmunculnya kerawanan-kerawanan sosial,
politik, ekonomi dan bencana yang dapat meresahkan masyarakat.

c. Sub Fungsi Hukum


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada upaya menciptakan sistem hukum
yang mampu memberikan jaminan rasa keadilan, perlindungan dan kepastian
hukum bagi masyarakat.
6.3 Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memacu percepatan pelaksanaan
pembangunan

Kebijakan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010 yang


ditempuh dalam upaya meningkatkan sarana dan prasarana untuk memacu
percepatan pelaksanaan pembangunan, melalui fungsi perumahan dan fasilitas
umum adalah sebagai berikut :

a. Sub Fungsi Jaringan Jalan


Kebijakan pembangunan ini diarahkan bagi perwujudan keseimbangan
pertumbuhan dan pelayanan wilayah, pembentukan struktur jaringan jalan
sesuai dengan hirarki dan pelayanan jalan, interkoneksi antar bagian wilayah
pengembangan dan antar pusat pelayanan transportasi dan pusat pelayanan
perkotaan serta peningkatan kapasitas jalan.

b. Sub Fungsi Sumber Daya Air dan Pelayanan Air Bersih


Kebijakan pemabangunan ini diarahkan bagi pelestarian sumber daya air dalam
kerangka pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat serta menjaga kualitas
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
dan kuantitas sumber daya air melalui pengendalian pengawasan air bawah
tanah.

c. Sub Fungsi Jaringan Drainase


Kebijakan pembangunan ini diarahkan bagi pencegahan banjir serta
penanggulangan ROB dengan pembangunan system dan pengelolaan drainase
wilayah dan kawasan.

d. Sub Fungsi Jaringan Irigasi


Kebijakan pembangunan ini diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan air bagi
kegiatan pertanian dengan optimalisasi pengelolaan jaringan irigasi.

e. Sub Fungsi Jaringan Persampahan


Kebijakan pembangunan ini diarahkan bagi kelestarian lingkungan hidup dan
kebersihan kota dengan optimalisasi pelayanan pengelolaan sampah.

f. Sub Fungsi Pertamanan, Ruang Hijau dan Dekorasi Kota


Kebijakan pembangunan ini diarahkan bagi terciptanya estetika, kenyamanan
dan kesehatan linkungan.

g. Sub Fungsi Perumahan dan Pemukiman


Kebijakan pembangunan ini diarahkan bagi terpenuhinya kebutuhan rumah yang
layak huni dan terjangkau.

6.4 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Kebijakan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006-2010 yang


ditempuh dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui fungsi
pendidikan, fungsi kesehatan dan fungsi perlindungan sosial adalah sebagai
berikut:

6.4.1 Fungsi Pendidikan

a. Sub Fungsi Pendidikan Usia Dini

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Arah kebijakan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
warga masyarakat usia 0-6 tahun untuk pengembangan bakat dan
pengembangan mental.

b. Sub Fungsi Pendidikan Dasar


Arah kebijakan pembangunan ini ditujukan pada pemberian hak dasar
pelayanan pendidikan yang bermutu, melalui pendidikan wajar 9 tahun,
peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan penyelenggaraan
pendidikan melalui manajemen terpadu.

c. Sub Fungsi Pendidikan Menengah


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia,agar mampu bersaing dalam era globalisasi.

d. Sub Fungsi Pendidikan Luar Sekolah


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada upaya Peningkatan
kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja, melalui pengembangan model-
model pendidikan luar sekolah yang variatif.

6.4.2 Fungsi Kesehatan


Kebijakan fungsi ini diarahkan pada peningkatan derajadat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat upaya-upaya di bidang kesehatan.

a. Sub Fungsi Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan kualitas dan
jangkauan pelayanan kesehatan, peningkatan budaya perilaku hidup
sehat, peningkatan prasarana dan sarana kesehatan, peningkatan
kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dan pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta peningkatan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat.

b. Sub Fungsi Keluarga Berencana

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada pengendalian kelahiran
melalui kesadaran masyarakat dalam ber KB , meningkatkan kualitas
kesehatan reproduksi remaja serta pendewasaan usia perkawinan,
meningkatkan pemberdayaan dan ketahan keluarga dalam upaya
peningkatan kualitas keluarga dan memperkuat kelembagaan dan jaring
KB dalam upaya pembudayaan keluarga kecil berkualitas.

6.4.3 Fungsi Perlindungan Sosial

a. Sub Fungsi Kesejahteraan Sosial


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada perlindungan social terhadap
penyandang masalah social melalui upaya meningkatkan kepedulian dan
peran serta masyarakat.

b. Sub Fungsi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada rasa aman perempuan dan
anak, kesetaraan gender melalui peningkatan partisipasi perempuan pada
proses pembangunan, perlindungan hukum terhadap kekerasan
perempuan dan anak, peningkatan kualitas SDM perempuan.

c. Sub Fungsi Kependudukan


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada pengendalian laju
pertumbuhan ( urbanisasi ) dan persebaran penduduk serta peningkatan
pengelolaan administrasi kependudukan.

d. Sub Fungsi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada mewujudkan penguatan
kelembagaan masyarakat sehingga mampu mengembangkan potensi local
dan berperan aktif dalam setiap tahapan pembangunan.

e. Sub Fungsi Agama


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan kualitas
kehidupan beragama dan kerukunan umat beragama serta peningkatan
keimanan dan ketaqwaan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
6.5 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan terbuka

Kebijakan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2006 – 2010 dalam upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan terbuka dilakukan melalui pembangunan pada fungsi
pelayanan umum yang meliputi :

a. Sub Fungsi Pelayanan Umum


Kebijakan Pembangunan sub fungsi pelayanan umum diarahkan pada
peningkatan kapasitas lembaga/institusi pemerintahan agar mampu memberikan
pelayanan sesuai dengan standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan didukung
kelembagaan yang efisien dan efektif serta berorientasi pada kepuasan
masyarakat.

b. Sub Fungsi Sumber Daya Aparatur


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan kualitas aparatur
Pemerintah baik unsur ekskutif maupun legislatif agar mampu mengakomodasi
tuntutan aspirasi masyarakat.

c. Sub Fungsi Kapasitas Keuangan Daerah


Kebijakan pembangunan kapasitas keuangan daerah diarahkan pada
kemandirian keuangan daerah melalui pengendalian sumber-sumber pendapatan
untuk meningkatkan pendapatan darah dan terwujudnya pengelolaan keuangan
daerah secara transparan, efektif, efisien, sistematis dan akuntabel dalam
pelaksanaan pembangunan daerah.

d. Sub Fungsi Infrastruktur Pemerintah

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada peningkatan sarana dan prasarana
pemerintah yang memadai dalam upaya memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara optimal.

e. Sub Fungsi Pengembangan IPTEK


Kebijakan pembangunan ini diarahkan pada upaya pemanfaatan ilmu
pengetahuan dalam kerangka pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,
peningkatan kualitas hasil penelitian, pengembangan kajian permasalahan
pembangunan danpengembangan perpustakaan daerah.

BAB VII
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah


daerah dalam mengelola sumber daya daerah baik yang menyangkut aspek administrasi,
institusi maupun keuangan. Untuk mewujudkan hal tersebut disusun suatu bentuk
perencanaan program dan kegiatan yang terintegrasi antar fungsi yang berkesinambungan
dan berkelanjutan melalui penyusunan program yang didasarkan atas fungsi pemerintahan
yang diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan yang bersifat indikatif. Hal tersebut
dikarenakan banyaknya variable dan indicator yang tidak mampu diprediksikan
sebelumnya mengingat begitu cepatnya perubahan lingkungan internal maupun eksternal
yang terjadi.

Untuk mewujudkan visi kabupaten : “TERWUJUDNYA NEGERI JUNJUNG


BESAOH YANG SEJAHTERA MELALUI PEMERINTAHAN YANG AMANAH BERSIH DAN
BERWIBAWA BERBASIS IPTEK DAN IMTAQ SERTA BERWAWASAN LINGKUNGAN” maka
Program dan kegiatan indikatif pembangunan daerah Kabupaten Bangka Selatan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut :

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
7.1 Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya alam secara arif dan bijaksana
melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK

7.1.1 FUNGSI EKONOMI

Pembangunan yang dilaksanakan di daerah secara umum ditujukan untuk


meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu
indikator peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ditunjukkan
oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan berdasarkan harga


konstan 1993, tahun 2000 sebesar 10,16%, tahun 2001 sebesar 5,30%,
tahun 2002 sebesar 4,10% dan pada tahun 2003 sebesar 7,45%.

Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak pada peningkatan


pendapatan perkapita pada akhirnya juga akan berpengaruh pada
pendapatan daerah. Semakin mampu menggali potensi ekonomi yang ada,
akan semakin besar PDRB dan PAD-nya.

a. Sub Fungsi Pertanian dan Kehutanan

Dalam melaksanakan sub fungsi pertanian dan kehutanan dibagi ke


dalam beberapa bidang yaitu bidang pertanian tanaman pangan, bidang
peternakan, bidang perkebunan dan bidang kehutanan.
Bidang pertanian tanaman pangan meliputi tanaman bahan pangan,
sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman hias.
Produksi tanaman bahan pangan pada tahun 2005 yang berupa padi,
jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian sebanyak 29.846 ton dengan
luas tanam 4.991 ha dan luas panen 4.058 ha.
Produksi tanaman sayur-sayuran pada tahun 2005 sebanyak 20.113,6
ton yang berupa sawi, ketimun, kangkung, bayam dan bawang daun
dengan luas tanam 2.898 ha dan luas panen 2.634 ha. Produksi tanaman
buah-buahan seperti salak, jeruk, nanas, rambutan, durian, mangga,
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
pisang dan lain-lain pada tahun 2005 sebanyak 20.447 ton dengan luas
tanam 1.293 ha dan luas panen 1.142,9 ha.
Produksi tanaman hias pada tahun 2005 seperti anggrek, kuping gajah,
anyelir, mawar, melati dan palem sebanyak 311,8 ton.
Bidang peternakan populasi ternak pada tahun 2005 populasi ternak sapi
sebanyak 481 ekor, kerbau 44 ekor, kambing 478 ekor, babi 243 ekor dan
domba 233 ekor dengan produksi daging sapi sebanyak 50.070 kg, daging
kerbau 322 kg, daging kambing 13.401 kg dan daging domba 1.712 kg.
Populasi ternak unggas yaitu ayam potong sebanyak 35.055 ekor, ayam
buras 205.048 ekor dan itik 4.278 ekor dengan produksi ayam potong
618.461 kg, ayam buras 244.387 kg dan itik 1.418 kg.
Bidang perkebunan terdiri dari berbagai jenis komoditi seperti lada, karet,
kelapa, kopi, kakao, kelapa sawit, nilam, cengkeh dan tanaman obat-
obatan sebagian besar dikelola oleh masyarakat atau perkebunan rakyat
dan hanya kelapa sawit yang dikelola perkebunan swasta nasional,
dimana produksi perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 50
% dibandingkan pada tahun 2003. Sedangkan produksi perkebunan
besar swasta nasional pada tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar
20 % dibandingkan tahun 2003.
Bidang kehutanan telah dilakukan reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis
pada tahun 2004 seluas 300 Ha dari luas lahan kritis sebesar 135.616 ha
dengan jenis tanaman mahoni, nyato dan karet.
Permasalahan pada sub fungsi pertanian adalah :
1. Belum ditetapkannya rencana tata ruang wilayah
2. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung bidang pertanian dan
kehutanan
3. Keterbatasan SDM dalam penguasaan IPTEK
4. Tingginya kerusakan hutan dan lahan
5. Rendahnya produktifitas dan pemanfaatan produksi pertanian dan
kehutanan
6. Rendahnya akses permodalan bagi petani

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
7. Kurang terpantaunya peredaran produk pertanian (peternakan) yang
tidak memenuhi standar kesehatan dan kaidah agama.

Sasaran yang akan dicapai pada sub fungsi ini adalah :


1. Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan rata – rata 15 % setiap tahun
2. Meningkatnya keragaman produksi pertanian tanaman pangan,
perkebunan dan kehutanan 5 % setiap tahun
3. Meningkatnya penanganan rehabilitasi dan konservasi lahan kritis 10
% setiap tahun
4. Meningkatnya penanganan rehabilitasi dan konservasi kawasan
pantai rata – rata 20 % tiap tahun
5. Meningkatnya jumlah kelompok agribisnis 2 % tiap tahun
6. Meningkatkan pengawasan terhadap peredaran produk – produk
pertanian yang sesuai dengan standar kesehatan dan kaidah agama.

b. Sub Fungsi kelautan dan perikanan

Pada sub fungsi kelautan dan perikanan, produksi hasil penangkapan


ikan pada tahun 2005 tercatat 24.425 ton, ditargetkan kenaikan produksi
sebesar 15 % pertahun. Luas areal tambak udang sampai dengan tahun
2005 seluas 80 ha dan ditargetkan sebesar 30 % per tahun. Luas areal
kolam ikan air tawar 20 ha, ditargetkan sebesar 50 % per tahun. Jumlah
unit usaha budi daya laut sistim KJA pada tahun 2005 tercatat 15 unit,
ditargetkan meningkat 30 % per tahun. Permasalahan sub fungsi
kelautan dan perikanan :
1. Rendahnya hasil tangkapan nelayan
2. Terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan dan pengendalian
SDKP;
3. Terbatasnya penguasaan teknologi penangkapan ikan dan budidaya;
4. Terbatasnya akses penguatan modal bagi nelayan;
5. Kerusakan fisik pantai dan laut akibat abrasi, sedimentasi dan
penambangan lepas pantai;
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
6. Terbatasnya sarana dan prasarana serta infrastruktur penunjang
penangkapan ikan.
7. Terbatasnya anggaran pembangunan kelautan dan perikanan;
8. Kurangnya minat investasi di bidang kelautan dan perikanan

Sasaran pembangunan kelautan dan perikanan adalah :


1. Meningkatnya produksi hasil tangkapan nelayan sebesar 100 %,
perikanan budidaya sebesar 70 % .
2. Meningkatnya Sarana dan Prasarana penunjang Industri perikanan
sebesar 40 %
3. Meningkatnya penguasaan teknologi penangkapan ikan dan budidaya
sebesar 30 %
4. Terpenuhinya sarana dan prasarana pengawasan dan pengendalian
SDKP sebesar 60 %
5. Tersedianya akses penguatan modal bagi nelayan sebesar 75 %
6. Terciptanya kawasan konservasi ekosistem pesisir pulau – pulau kecil
sebesar 50 %
7. Meningkatnya kegiatan investasi bidang industri kelautan dan
perikanan sebesar 40 %

Arah kebijakan kelautan dan perikanan adalah peningkatan


pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan menerapkan
teknologi yang tepat guna dan ramah lingkungan melalui peningkatan
kualitas SDM dan pengawasan serta pengendalian sumber daya.

Program indikatif pada sub fungsi kelautan dan perikanan adalah :


1. Pengembangan agrobisnis dan agroindustri
2. Peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan
3. Pengembangan sumber daya perikanan
4. Peningkatan sarana dan prasarana

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
c. Sub fungsi perdagangan, pengembangan usaha, koperasi, usaha kecil
dan menengah (UKM)

Perkembangan perdagangan, jasa, usaha kecil menengah dan koperasi


memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Banyak Peranan koperasi sebagai soko perekonomian dan
pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah terlebih mampu
bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi, ketika banyak perusahaan
skala besar banyak yang kolaps bahkan harus menutup perusahaannya,
usaha – usaha mikro kecil dan menengah masih mampu bertahan
ditengah badai krisis yang melanda Indonesia tersebut.
Pada tahun 2003 jumlah koperasi yang ada mencapai 39 unit yang terdiri
39 unit koperasi yang aktif dan unit koperasi tidak aktif dan tahun 2004
mencapai 43 unit yang terdiri dari 16 unit koperasi yang aktif dan 27 unit
koperasi tidak aktif . berdasarkan tahun 2004 jumlah modal koperasi
berasal dari luar sebesar Rp.608.896.000 sedangkan modal dari anggota
berasal dari simpanan wajib dan simpanan pokok Rp.546.036.000 dan
SHU Rp.38.656.000 dan dari asset Rp.1.154.932.000 Dan volume usaha
Rp.455.828.000.

Permasalahan pada sub fungsi ini adalah :


1. Lemahnya daya saing produk – produk lokal, akses pasar baik
regional maupun internasional
2. Terbatasnya jaringan pasar
3. Lemahnya akses permodalan dan sistem distribusi yang terlalu
panjang
4. Menurunnya kualitas sarana dan prasarana pendukung sistem
distribusi barang
5. Kurangnya informasi tentang sumber daya dan ekonomi yang bisa
didapatkan oleh calon investor
6. Terbatasnya kemampuan kesiapan pengusaha kecil dan menengah
dalam mengantisipasi era globalisasi

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
7. rendahnya produktivitas pengelolaan koperasi
8. rendahnya akses KUMKM pada sumber daya produktif baik berupa
akses permodalan, informasi dan pemasaran.

Sasaran yang ingin dicapai pada sub fungsi ini adalah :


1. Meningkatkan arus distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat
2. Membuka peluang ekspor komoditi non migas
3. Memperkuat permodalan industri kecil dan menengah
4. Memperpendek jalur distribusi barang kebutuhan pokok dari
produsen langsung kepada pengecer dan atau konsumen
5. Mewujudkan penataan kawasan perdagangan dan jasa
6. Meningkatkan kualitas kelembagaan
7. Meningkatnya nilai asset dan volume usaha koperasi .
8. Meningkatkan kualitas SDM pengelola koperasi .
9. Meningkatkan nilai asset dan volume usaha KUKM .
10. Meningkatkan kualitas SDM pengelola UMKM .

Arah kebijakan pada sub fungsi koperasi dan UMKM adalah tersedianya
barang kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau daya beli masyarakat,
penumbuhan dan pengembangkan potensi sumber daya perdagangan dan
jasa, perluasan pasar, efisiensi dan efektifitas sistem pelayanan dan
perijinan, meningkatkan iklim usaha yang kondusif, profesionalisme
pengelolaan BUMD dan optimalisasi manajemen aset daerah, jaminan
berusaha dalam rangka meningkatkan efisiensi / penanaman modal dan
meningkatkan serta mengembangkan promosi dan informasi pasar serta
mendorong dan memfasilitasi masyarakat dalam rangka mewujudkan
sistem ekonomi kerakyatan melalui Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (KUMKM).

Program indikatif pada sub fungsi ini adalah :


1. Pengembangan produk unggulan
2. Pengembangan potensi sumber daya perdagangan dan jasa
3. Perlindungan konsumen
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
4. Membuka peluang ekspor
5. Pengembangan regulasi usaha
6. Peningkatan sarana prasarana perdagangan dan jasa
7. Pengembangan dan pemberdayaan KUMKM
8. Peningkatan produktifitas dan pengelolaan KUMKM.

d. Sub fungsi industri

Jumlah unit usaha industri kecil dari pertama terbentuknya kabupaten


Bangka Selatan sampai dengan tahun 2005 ini mengalami kenaikan yang
cukup signifikan, namun belum terbentuk sentra industri kecilnya.

Permasalahan sub fungsi industri adalah :


1. Lemahnya peranan IKM terhadap sumber daya yang produktif
2. Rendahnya kualitas pengelolaan IKM
3. Terbatasnya akses pasar
4. Terbatasnya akses permodalan

Sasaran sub fungsi industri adalah :


1. Terbentuknya sentra – sentra industri kecil
2. Peningkatan produktifitas IKM
3. Peningkatan akses pasar dan permodalan

Arah kebijakan sub fungsi ini adalah mengembangkan industri terutama


industri kecil, mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang
bertumpu pada mekanisme pasar dengan mengembangkan ekspor dan
penguatan pasar.

Program indikatif sub fungsi industri pasar adalah :


1. Pengembangan sektor industri
2. Peningkatan dan pengembangan IKM
3. Peningkatan sumberdaya dan sarana prasarana industri

e. Sub Fungsi Pertambangan dan Energi

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Kabupaten Bangka Selatan memiliki potensi bahan galian yang cukup
melimpah, namun belum banyak diketahui secara pasti cadangannya
seperti timah dengan mineral asosiasinya berupa Monasit, Xenotim,
Ilmenit/Titan, Rutil, Zirkon dan Bijih Besi/Hematit, sedangkan bahan
galian yang sudah diketahui cadangannya terutama yang berada di
Kecamatan Toboali yaitu bahan galian golongan C atau bahan galian
industri berupa pasir kuarsa ± 108 juta m3, Kaolin ± 154 ribu m3, pasir
bangunan ± 154 ribu m3, bijih besi ± 56 ribu ton, dan granit ± 13 milyar
m 3.

Di Kabupaten Bangka Selatan terdapat 23 buah pulau, sedangkan yang


berpenghuni 7 pulau, sehingga tidak dapat dilalui jaringan PLN (grid
PLN), salah satu cara penyediannya dengan menggunakan energi surya
(PLTS), genset, dan rencana energi angin (kincir angin) atau Pembangkit
Listrik Tenaga Hibrida (PLTH). Di Kabupaten Bangka Selatan sudah dialiri
aliran listrik PLN dengan daya tampung 4000 KW, daya mampu 2100 KW,
sedangkan beban puncak pada malam hari mencapai 200KW, sehingga
penyediaan listrik di Bangka Selatan pas-pasan, sementara daftar tunggu
penerangan baru mencapai 3550 pelanggan atau dibutuhkan kira-kira
4,315 KVA. Dari 48 desa/kelurahan, 32 desa sudah dialiri listrik PLN
atau 66,78 %.
Penyediaan BBM minyak tanah di Kabupaten Bangka Selatan tersebar
dengan tidak merata dan ada 18 Desa yang belum memiliki pangkalan,
Secara umum pada Kabupaten Bangka Selatan ini yang Jumlah
Penduduk nya adalah 153.911 penduduk mempunyai kebutuhan Minyak
Tanah sebesar 697,791 KL sedangkan ketersediaan Minyak Tanah dari
Pertamina hanya 355,5 KL, jadi kebutuhan minyak tanah yang belum
dapat terpenuhi adalah 342,671 KL. Seperti pada Kecamatan Simpang
Rimba yang memiliki jumlah penduduk sebesar 19.260 penduduk,
kebutuhan minyak tanah pada kecamatan ini adalah 61,670 KL per bulan

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
sedangkan yang tersedia hanya sebesar 39 KL per bulannya, sehingga
kekurangannya sebesar 22,670 KL per bulan.

Permasalahan sub fungsi pertambangan dan energi adalah :


1. Belum lengkapnya ketersediaan data informasi potensi bahan galian
tambang dan air bawah tanah;
2. Terbatasnya peruntukan lahan untuk usaha pertambangan;
3. Rendahnya kesadaran pelaku usaha pertambangan / masyarakat
terhadap pertambangan yang baik dan benar;
4. Belum tersedianya produk hukum daerah yang terkait dengan sub
fungsi pertambangan dan energi;
5. Lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggaran hukum di sub
fungsi pertambangan dan energi;
6. Terbatasnya ketersediaan ketenagalistrikan;
7. Terbatasnya sarana dan prasarana aparatur;
8. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM

Sasaran sub fungsi pertambangan dan energi adalah :


1. Tersedianya data/informasi potensi bahan galian tambang 100 %
2. Tersedianya peruntukan lahan untuk usaha pertambangan 100 %
3. Meningkatnya kesadaran pelaku usaha pertambangan / masyarakat
terhadap pertambangan yang baik dan benar 40 %
4. Tersedianya produk hukum daerah yang mendukung pertambangan
dan energi 100 %
5. Meningkatnya penegakan hukum 50 %
6. Tersedianya ketenagalistrikan 75 %
7. Tersedianya sarana dan prasarana aparatur 75 %
8. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM 75 %
Arah kebijakan sub fungsi pertambangan dan energi adalah pemanfaatan
dan pengembangan potensi pertambangan dan energi secara maksimal,
menciptakan manajemen peneglolaan Sumber Daya Alam mineral dan

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
energi serta meningkatkan sumber daya manusia di bidang
pertambangan dan energi.

Program Indikatif sub fungsi pertambangan dan energi adalah :


1. Pemanfaatan dan pengembangan pengelolaan sumberdaya alam
mineral dan energi yang ramah lingkungan
2. Peningkatan penegakan hukum bagi pelaku usaha pertambangan dan
energi

f. Sub fungsi tenaga kerja dan transmigrasi


Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka akan semakin
bertambah pula beban penyediaan lapangan kerja yang semakin terbatas
karena tidak sebanding dengan pertambahan jumlah angkatan kerja.
Jumlah pendaftar pencari kerja sampai akhir bulan oktober 2
Berdasarkan data dari BPS jumlah angkatan kerja pada tahun 2003
sebanyak 1.944 orang meningkat menjadi 3.556 orang pada tahun 2004,
atau meningkat sebesar 43,33 %. Sedangkan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) yaitu perbandingan antara angkatan kerja
terhadap penduduk usia kerja pada tahun 2004 sebesar 2,40 % atau
turun/naik 2,40 % dari 47,73 % pada tahun 2003.
Tingkat kesempatan kerja yaitu perbandingan antara penduduk yang
bekerja dengan angkatan kerja pada tahun 2004 sebesar 2.40 %.
Tingkat pengenganguran terbuka pada tahun 2004 yaitu perbandingan
antara pencari kerja sebesar 4.337 orang dengan angkatan kerja sebesar
3.556 orang atau sebesar 81,9 %

Permasalahan pada sub fungsi tenaga kerja dan transmigrasi adalah :


1. Tingginya angka pencari kerja
Berdasarkan data yang ada pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi saat ini tercatat 4.337 orang pencari kerja.
2. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja
Masih rendahnya kualitas tenaga kerja dapat dicerminkan dari
tingkat pendidikan pencari kerja yang ada 4.337 orang, terdiri dari :
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
a) s/d tamat SD : 138 orang
b) SMP/SLTP : 327 orang
c) SMU/SLTA : 3.527 orang
d) Diploma : 214 orang
e) Perguruan tinggi : 131 orang
3. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja/buruh
Rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja/buruh dapat dilihat dari
indikasi besarnya upah kerja buruh yang masih dibawah kebutuhan
hidup minimum.
4. Masih adanya sebagian tenaga kerja yang belum mendapatkan hak –
hak normatif
Adanya sebagian pengusaha yang masih belum melaksanakan
ketentuan peraturan perundang – undangan khususnya yang
menyangkut hak dasar pekerja seperti misalnya upah minimum,
upah lembur, cuti tahunan maupun cuti haid bagi pekerja wanita,
kebebasan berserikat bagi para pekerja/buruhnya. Disisi lain masih
adanya pekerja anak yang terpaksa bekerja dan diberikan
perlindungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sasaran pada sub fungsi tenaga kerja dan transmigrasi adalah :


1. Meningkatnya jumlah penempatan tenaga kerja
2. Menurunnya jumlah kecelakaan kerja
3. Meningkatnya upah minimum buruh/pekerja

Arah kebijakan pada sub fungsi tenaga kerja adalah penanggulangan


pengangguran dan perluasan kesempatan kerja, peningkatan kualitas
tenaga kerja dan transmigrasi sehingga lebih kompeten, produktif,
mandiri dan berdaya saing tinggi, berkesejahteraan da terlindungi
hak – haknya.
Program indikatif pada sub fungsi ini adalah :
1. Peningkatan ketrampilan tenaga kerja
2. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan transmigrasi
3. Peningkatan perlindungan tenaga kerja
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
4. Peningkatan sarana pelayanan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian

g. Sub fungsi Transportasi, Telekomunikasi dan Informatika

Pelayanan Jaringan Transportasi/lalulintas khususnya pelayanan


angkutan umum terdiri 10 trayek dibagi menjadi pelayanan trayek utama
5 trayek dengan jumlah angkutan 74 buah dan trayek cabang 5 trayek
dengan jumlah angkutan 6 buah.

Keberadaaan terminal dan sub terminal di Kabupaten Bangka Selatan


yaitu Terminal Toboali.

Pengembangan komunikasi dua arah antara masyarakat dapat dilihat


dari doalog interaktif antara pemerintah dan masyarakat, jumlah
informasi yang di sampaikan masyarakat pada pemerintah baik secara
langsung maupun melalui mass media.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi jaringan transportasi dan


lalulintas adalah :
a. Belum terbentuknya struktur pelayanan transportasi yang efisien
sesuai hirarki pelayanan dan moda transportasi;
b. Masih kurangnya prasarana dan fasilitas pelayanan transportasi;
c. Kurang tertibnya pengguna jalan dalam mentaati peraturan
lalulintas;
d. Kurangnya transfarannya informasi serta pemberitaan yang lengkap,
objektif dan bertanggungjawab;
e. Lemahnya mekanisme kontorl sosial masyarakat terhadap
penyelengaraan pemerintah;
f. Masih lemahnya jalinan komunikasi antara pemerintah,media massa
dan masyarakat;
g. Kurang tersedianya data base informasi;
h. Belum optimalnya pemanfaat teknologi infomasi dalam penyebaran
infomasi secara tepat guna;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
i. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan media
pemerintah;
j. Kurangnya keseimbangan dalam mendukung perkembangan
masyarakat yang informatif, kritis dan demokratis.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi jaringan


trnsportasi dan lalulintas adalah :
a. Terbentuknya strukur sarana dan pelayanan transportasi yang
efektif dan efisien.
b. Tersedianya prasarana dan fasilitas pelayanan transportasi;
c. Terwujudnya budaya tertib berlalulintas;
d. Meningkatnya transparansi informasi penyelenggaraan
pemerintahan kota.
e. Meningkatnya Pelayanan kehumasan dan jalinan kemitraan dengan
media.
f. Meningkatnya pelaksanaan dokumentasi dan publikasi.
g. Meningkatnya respon masyarakat terhadap informasi kebijakan
Pemerintahann kota.
h. Meningkatnya penyebaran informasi, penyaluran aspirasi, dialog
interaktif dan jaringan komunikasi.
i. Tersedianya data base informasi yang mudah diakses.

Arah Kebijakan pembangunan sub fungsi transportasi, telekomunikasi


dan informatika diarahkan bagi terwujudnya tertib dan disiplin
berlalulintas, pemenuhan pelayanan transportasi antar bagian wilayah
dan antar lingkungan yang serasi antara hirarki pelayanan dan moda
transportasi yang representatif serta peningkatan proses komunikasi
dua arah antara pemerintah dan masyarakat secara optimal, sehingga
terwujud tranparansi informasi dan membentuk masyarakat yang
responsif terhadap pembangunan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Program indikatif sub fungsi jaringan transportasi dan lalulintas
adalah :
a. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas transportasi;
b. Pembangunan prasarana dan fasilitas transportasi;
c. Peningkatan aksesbilitas pelayanan transportasi;
d. Peningkatan disiplin laulintas dan angkutan
e. Pengembangan Komunikasi dan Keterbukaan Informasi;
f. Pengembangan data dan informasi;
g. Pengembangan jaringan komunikasi.

7.1.2 FUNGSI KEPARIWISATAAN DAN BUDAYA

a. Sub Fungsi Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalan pencanangan


Renstra Kabupaten Bangka Selatan.

Permasalahan yang dihadapi pada sub fungsi pariwisata adalah:


1. Belum adanya pengelolaan obyek wisata
2. Belum adanya sarana prasarana pariwisata
3. Kurangnya event – event wisata
4. Terbatasnya pemasaran wisata

Sasaran sub fungsi pariwisata adalah :


1. Mengadakan pengelolaan obyek pariwisata
2. Membangun sarana prasarana obyek wisata
Arah kebijakan sub fungsi pariwisata adalah pemanfaatan dan
pengembangan potensi – potensi wisata secara maksimal, menciptakan
manajemen pengelolaan pariwisata yang baik, serta meningkatkan
sumber daya manusia dibidang kepariwisataan.

Program indikatif sub fungsi pariwisata adalah :


1. Pemanfaatan dan pengembangan pengelolaan pariwisata

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
2. Peningkatan obyek dan event – event pariwisata
3. Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata

b. Sub Fungsi Kebudayaan dan Kesenian

Dalam era globalisasi yang ditandai perkembangan teknologi dan


informasi yang cepat, karakteristik budaya ketimuran yangt menjunjung
tinggi nilai-nilai moral dan agama mengalami ancaman yang sangat berat,
karena dihadapkan pada kondisi dimana kadar nilai moral melemah.

Permasalahan pembangunan sub fungsi kebudayaan dan kesenian


adalah :
a. kurang optimalnya fasilitasi apresiasi dan pengembangan budaya dan
kesenian daerah;
b. kurang optimalnya upaya penyelamatan dan pemanfaatan benda
cagar budaya sebagai asset peninggalan sejarah;
c. terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya sebagai akibat adanya
aktualisasi dan globalisasi;
d. kurangnya upaya pelestarian kebudayaan khas kabupaten bangka
selatan;
e. kurangnya sarana prasarana penmgembangan budaya dan kesenian.

Sasaran pembangunan sub fungsi kebudayaan dan kesenian adalah :


a. melaksanakan penyelamatan dan pemanfaatan benda cagar budaya;
b. melestarikan aset peninggalan sejarah;
c. meningkatkan apresiasi budaya dan kesenian daerah;
d. meningkatkan pendayagunaan dan pengembangan bahasa sastra dan
kepustakaan;
e. meningkatkan media informasi kebudayaan dan kesenian sebagai
sumber ilmu pengetahuan;
f. tresedianya sarana dan prasarana kebudayaan dan kesenian yang
memadai.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Arah kebijakan sub fungsi kebudayaan dan kesenian adalah untuk
memperkuat pengembangan dan pelestarian potensi budaya local dalam
rangka membentuk karakteristik masyarakat Kabupaten Bangka Selatan.

Program Indikatif sub fungsi kebudayaan dan kesenian adalah:


1. Pengembangan pelestarian dan pembinaan kesenian dan nilai-nilai
budaya ;
2. Pengembangan dan pengendalian bahasa, kesusastraaan dan
kepustakaan.

7.1.3 FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP


a. Sub Fungsi perlindungan lingkungan hidup

Paradigma pembangunan diarahkan pada pembangunan berkelanjutan.


Pembangunan yang tidak memperhatikan daya lingkungan dapat
mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan tatar uang
kota. Dampak kerusakan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Bangka
Selatan akibat pembangunan yang tidak terkendali adalah terjadinya
banjir dan ROB, pencemaran lingkungan permukiman akibat
penambangan liar.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi perlindungan lingkungan


hidup adalah :
a. Rusaknya lingkungan akibat penggalian/penambangan liar;
b. Meningkatnya polusi udara dan pencemaran air akibat limbah
penambangan liar, penebangan hutan liar dan perkebunan yang
berpindah-pindah;
c. Kurang lestarinya lingkungan pantai;
d. Masih terjadinya dampak negatif akibat pembangunan yang tidak
teratur;
e. Lemahnya penegakan hukum terhadap kerusakan lingkungan;
f. Lemahnya database system informasi lingkungan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan fungsi lingkungan hidup
adalah:
1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup kota;
2. Terselenggaranya kegiatan pembangunan yang memperhatikab daya
dukung lahan yang serasi dan berkelanjutan.

Kebijakan pembangunan sub fungsi perlindungan lingkungan hidup


diarahkan bagi tercapainya kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan
melalui penegakan hukum secara konsisten.
Program indikatif sub fungsi lingkungan hidup adalah :
a. Perlindungan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup;
b. Pengembangan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup;
c. Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup;
d. Pengendalian pencemaran dan perusakan sumber daya alam dalam
lingkungan hidup.

b. Sub Fungsi Tata Ruang

Pemahaman masyarakat terhadap rencana tata ruang perlu ditingkatkan,


terutama dalam rangka pemanfaatan dan pengendalian tata ruang
melalui penyebaran informasi , penyebaran leaflet mekanisme perijinan,
dan pemberian penjelasan kepada masyarakat.
Dokumen rencana tata ruang yang lebih detail dalam bentuk RTRW
belum mencakup seluruh kawasan, masih terbatas pada kawasan kota
lama , sehingga beberapa kawasan trategis lainnya perlu disusun RTRW.
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan kegiatan penataan
ruang telah dikembangkan system informasi tata ruang (UDMIS) yang
masih membutuhkan usaha-usaha peningkatan kualitas.
Rencana RTRW tiap-tiap wilayah dengan periode ahun 2006 sampai
dengan 2010 sehingga pada tahyun 2010 – 2015 perlu diadakan kegiatan

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
review terhadap RTRW dalam rangka mempersiapkan dokumen RTRW
untuk periode tahun 2010 – 2015.
Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi tata ruang adalah:
a. Masih terjadinya perbedaan pemahaman, penafsiran dan sikap antar
berbagai pemangku kepentingan pembangunan terhadap
permasalahan penataan dan pengembangan ruang wilayah
kabupaten;
b. Rendahnya kualitas basis data serta kurang efisiennya
pengembangan system informasi penataan ruang wilayah;
c. Kurang konsistennya rumusan rencana dengan kegiatan
pemanfaatan dan pengendalian tata ruang;
d. Perkembangan kawasan tidak sesuai dengan potensi dan nilai
strategis kawasan;
e. Terjadinya penurunan kualitas lingkungan pada beberapa kawasan;
f. Kurang tertibnya administrasi pertanahan;
g. Kurangnya koordinasi antara pemangku kepentingan pembangunan
dalam penataan ruang.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan fungsi tata ruang adalah
:
a. Tersedianya dokumen perencanaan tata ruang sebesar 50 %;
b. Meningkatnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang secara
konsisten sebesar 80 %;
c. Tersedianya jaringan basis data dalam rangka perencanaan tata
ruang dan pembangunan sebesar 75 %;
d. Optimalisasi dan revitalisasi kawasan sesuai dengan potensi dan
strategis kawasan 80 %;
e. Meningkatnya kualitas SDM perencanaan 50 %

Arah Kebijakan pembangunan fungsi ini diarahkan bagi terselenggaranya


kegiatan penataan ruang yang berkualitas, konsisten serta partisipatif

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
dalam mengarahkan dan mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan kota.

Program indikatif sub fungsi penataan ruang adalah :


a. Penyusunan rencana tata ruang;
b. Pengelolaan dan pengendalian tata ruang;
c. Pengembangan system informasi penataan ruang;
d. Penataan, optimalisasi dan revitalisasi kawasan.

7.2. Menciptakan Situasi Politk dan Keamanan Yang Kondusif Untuk Memacu Iklim
Usaha dan Investasi

FUNGSI KETERTIBAN DAN KEAMANAN

Berdasarkan letak geaografisnya, Kabupaten Bangka Selatan berada pada perlintasan


alur laut internasional. Oleh karenanya menyimpan berbagai potensi gangguan
keamanan , ketentraman dan ketertiban yang diakibatkan oleh mudahnya akses
transfortasi dari luar daerah untuk menjangkau kawasan wilayah Kabupaten Bangka
Selatan. Memperhatikan fenomena seperti ini, maka pembangunan harus mampu
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bela negara dan berbagai gangguan
kamtibmas yang mungkin terjadi; mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk mengetahui, memahami, mentaati berbagai peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan mampu menjawab tantangan untuk dapat meningkatkan stabilitas
politik dan kesadaran politik masyarakat dalam kegiatan pemerintahan maupun
pembangunan sesuai dengan tuntutan demokrasi dan transfaransi pemerintahan
dalam mewujudkan good goverment dan good governance, sehingga kegiatan
pemerintahan dan pemabungan dapat berjalan.

a. Sub Fungsi Politik

Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Selatan yang terdaftar sebagai pemiolih


pada Pemilu Tahun 200 4 sebanyak 96.439 orang, yang menggunakn hak pilihnya
: pada Pemilu legislatif sebanyak 70.647 atau 73,25 %, pada Pemilu Presiden

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Putaran pertama sebanyak 69.778 orang atau 72,35 % dan pda putaran kedua
sebanyak 61.509 orang atau 63,78 %.
dari angka-angka tersebut nampak jelas adanya penurunan angka partisipasi
masyarakat dalam mengikuti pesta demokrasi Tahun 2004.

Permasalahan Yang Dihadapi dalam sub fungsi politik adalah :


a. Menurunnya partisipasi masyarakat dalam pemilu;
b. Kurang efektifnya pelaksanaan sistem politik yang demokratis;
c. Kurang tuntasnya penyelesaian tuntutan masyarakat terhadap peran lembaga
legislatif;
d. Kurang efektifnya pendidikan politik masyarakat

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi politik adalah :
a. Meningkatnya kesadaran politik masyarakat terhadap hak dan kewajibannya;
b. Mewujudkan pelaksanaan sistem politik yang demokratis;
c. Meningkatnya efektifitas peran dan fungsi lembaga legilatif;
d. Meminimalisasi dampak negatif perbedaan pendapat dan pandangan antar
golongan dan partai politik yang menjurus tindakan anarkhis di masyarakat;
e. Mempertahankan iklim politik yang kondusif 100%.

Arah Kebijakan sub fungsi ini diarahkan pada upaya meningkatkan iklim politik
yang kondusif dan stabilitas politik daerah guna mendukung terselenggaranya
pembangunan daerah secara dinamis.

Program Indikatif sub fungsi politik adalah :


1. Pengembangan pendidikan politik rakyat;
2. Pengembangan kesadaran berbangsa dan bernegara;
3. Pengembangan pengawasan legislasi dan pengangggaran.

b. Sub Fungsi Ketertiban dan Keamanan

Penyelenggaran pemerintahan menggunakan ketertiban dan keamanan


masyarakat sebagai salah satu prasyarat utama untuk keberhasilan pelaksanaan
pembangunan. Pada era reformasi cenderung terjadi peningkatan gangguan
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
kriminalitas sebagai akibat tringginya angka pengangguran, kemiskinan dan
faktor ekonomi lainnya.

Adanya bencana khususnya bencana kebakaran dapat menimbulkan kerugian


tidak saja korban manusia, harta benda tetapi juga terganggunya arus lalu
linntas, proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan, pengangguran
dan terganggunya ketenangan masyarakat.

Untuk menanggulangi kebakaran diperlukan sarana dan prasarana yang cukup


memadai sehingga dapat mengurangi korban manusi serta kerugian material.

Permasalahan yang dihadapi sub ketertiban dan keamanan adalah :


a. Kurangnya kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundangan;
b. Kurang optimalnya partisipasi masyarakat terhadap ketentraman dan
ketertiban lingkungan;
c. Kurangnya responsifitas penanganan masalah ketentraman dan ketertiban
serta bencana;
d. Kurangnya sarana prasarana penunjang kegiatan penanggulangan bencana;
e. Potensi timbulnya tingkat kerawanan akibat kondisi perekonomian yang tidak
stabil;
f. Terbatasnya kuantitas dan kuantitas SDM dalam penanggulangan bencana.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub funsi ketertiban dan
keamanan adalah:
a. meminimalisasi kejadian kerusuhan: kerusuhan antar kampung, kerusuhan
SARA dan tawuran remaja;
b. Meningkatnya penanganan masalah ketentraman dan ketertiban serta
bencana;
c. Mengurangi angka kerugian dan meningkatnya aset yang dapat diselamatkan
akibat kebakaran dan bencana lainnya;
d. Tewujudnya rasa aman dan nyaman di lingkungan masyarakat.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Arah kebijakan pembangunan sub fungsi ini diarahkan pada upaya
menciptakan lingkungan yang aman dan tertib serta antisifatif terhadap
munculnya kerawanan-kerawanan sosial, politik, ekonomi dan bencana yang
dapat meresahkan masyarakat.

Program indikatif sub dan fungsi ketertiban dan keamanan adalah


1. Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat terhadap Gangguan Tramtibmas dan
terjadinya Bencana;
2. Peningkatan kesadaran bina lingkungan;
3. Peningkatan sarana dan prasarana ketertiban dan keamanan;
4. Peningkatan penanggulangan bencana.

c. Sub Fungsi Hukum

Sejak berdirinya Kabupaten Bangka Selatan telah ditetapkan 491 Keputusan


Bupati dan 12 buah Peraturan Daerah baru. Tuntutan masyarakat untuk
membentuk tata peraturan Daerah yang baik, perlu di ikuti dengan penyusunan
dan penyempurnaan produk-produk hukum Daerah dalam rangka
meningkatakan jaminan, kepastian , rasa keadilan dan perlindungan hukum.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi hukum adalah :


a. Belum memadainya produk hukum yang dimiliki untuk mendukung
implementasi penyelenggaraan pemerintahan;
b. Kurangnya pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan oleh
aparatur dan masyarakat;
c. Lemahnya penegakan hukum dan HAM oleh aparatur dan masyarakat;
d. Kurangnya pembelaan dan pelayanan dalam perlakuan hukum yang adil;
e. Lemahnya mentalitas aparatur dalam penegakan hukum dan HAM.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi hukum adalah :
1. Meningkatnya produk-produk hukum Daerah dan peninjauan kembali perda-
perda yang tidak sesuai lagi;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
2. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan hukum bagi aparatur serta
masyarakat ( menurunnya jumlah pelnggaran perda 10% pertahun);
3. Meningkatnya penegakan hukum dan HAM secara tegas berdasarkan azas
keadilan ( meningkatnya jumlah kasus yang ditangani );

Arah kebijakan pembangunan yang diarakan pada upaya menciptakan sistem


hukum yang mampu memberikan jaminan rasa keadilan dam perlibndungan
hukum bagi masyarakat.

Program indikatif sub fungsi hukum adalah:


1) penegakan hukum dan HAM;
2) peningkatan pelayan, bantuan hukum dan pengembangan tertib hukum
3) Peningkatan penyusunan dan penyempurnan perundangan Daerah.

7.3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Untuk Memacu Percepatan Pelaksanaan


Pembangunan

FUNGSI PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM

Pembangunan perumahan dan fasilitas umum adalah bagian integral dari


pembangunan kota merupakan salah satu fasilitas penggerak pertumbuhan ekonomi
daerah.

Kondisi perumahan dan fasilitas umum seperti jaringan jalan, jaringan drainase,
persampahan, sumberdaya air dan pelayanan air bersih, serta sarana prasarana
lainnya masih belum mengimbangi perkembangan dinamika masyarakat terutama di
wilayah pengembangan. Berkurangnya kualitas perumahan dan fasilitas umum dan
tertundanya pembangunan perumahan dan fasilitas umum akan memperlambat
perekonomian daerah.

a. Sub Fungsi Jaringan Jalan.

Panjang jalan di Kabupaten Bangka Selatan sampai tahun 2004 adalah 412,49
km, sesuai dengan kewenangannya diklasifikasikan : jalan Negara sepanjang

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
102,02 km, Jalan propinsi sepanjang 22 km, dan jalan kabupaten sepanjang
288,47 km.
Kondisi jalan kota pada tahun 2004 sebagai berikut 230,42 km kondisi baik 45,97
km kondisi sedang dan kondisi rusak sepanjang 136,1km.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi jaringan jalan adalah :


a. Rendahnya umur konstruksi jalan dan jembatan di wilayah Bangka Selatan
bawah;
b. Masih adanya jalan yang tidak memenuhi kualitas sesuai dengan kapasitas
dan kelas jalan;
c. Kurangnya jaringan jalan prasarana jalan dalam pemenuhan kebutuhan
pengembangan wilayah;
d. Tidak seimbangnya penambahan ruas jalan dengan pengguna jalan

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi jaringan Jalan adalah
:
a. Meningkatnya kualitas jalan serta terpenuhi spesifikasi jalan sesuai dengan
fungsi dan kelas jalan Kabupaten Bangka Selatan;
b. Terbangunnya jaringan jalan dan prasarana sesuai rencana pengembangan
wilayah.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi jaringan jalan diarahkan bagi


perwujudan keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan wilayah, pembentukan
struktur jaringan jalan sesuai dengan hirarki dan pelayanan jalan, interkoneksi
antar bagian wilayah pengembangan dan antar pusat pelayanan transportasi dan
pusat pelayanan perkotaan serta peningkatan kapasitas jalan.

Program indikatif sub fungsi jaringan jalan adalah :


a. Pemeliharaan jalan dan jembatan;
b. Peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan.

b. Sub Fungsi Sumber Daya Air dan pelayanan Air bersih

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat dan fungsi
perkotaan. Permasalahan klasik yang dihadapi berkaitan dengan air bersih adalah
masih rendahnya kinerja pelayanan air bersih, yaitu belum meratanya sistem
jaringan air bersih dan masih minimnya kapsitas air bersih. Serta tingkat
kebocoran mencapai 41 %.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi Sumber daya air dan pelayanan
air bersih adalah :
a. Belum optimalnya tingkat cakupan pelayanan air bersih;
b. Terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber air baku untuk pelayanan air
bersih
c. Tingginya tingkat eksploitasi sumber daya air bawah tanah;
d. Tingginya tingkat pencemaran sumber air bersih;
e. Berkurangnya tingkat pengisian (recharge) air tanah.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi sumber daya air dan
pelayanan air bersih adalah :
1. Terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat dengan cakupan pelayanan
60 %;
2. Terpenuhinya kebutuhan air baku dengan pembangunan waduk.
3. Terkendalinya eksploitasi air dibawah tanah;

Arah Kebijakan Pembangunan sub fungsi Sumber Daya Air dan Pelayanan Air
Bersih diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat serta
menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya air.

Program indikatif kegiatan sub Sumber Daya Air dan Pelayanan air Bersih
adalah :
1. Peningkatan suplai air baku;
2. Peningkatan Cakupan Pelayanan air Bersih;
3. Monitoring dan Pengendalian eksploitasi air bawah tanah;
4. Rehabilitasi lahan dan hutan

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
d. Sub Fungsi Jaringan Drainase
Daerah Genangan Banjir di Kota Toboali kawasan bawah/pantai, yaitu di
kelurahan Toboali Kota yaitu Rawabangun.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi Drainase adalah :


a. Terjadinya banjir dan ROB;
b. Belum optimalnya system pengendalian banjir dan ROB;
c. Kapasitas saluran kurang mampu menampung debit air akibat hujan di
daerah hulu;
d. Menurunnya kapasitas saluran yang diakibatkan oleh sedimantasi dan
sampah;
e. Maraknya penyalahguna Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga kurang
mendukung fungsi bantaran sungai dan catchment area;

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi Drainase adalah:
1. Mengurangi area dan lamanya genangan Banjir dan ROB;
2. Meningkatnya kapasitas saluran drainase;
3. Teraturnya debit limpasan sesuai dengan kapasitas saluran, pengelolaan dan
konservasi cacthment area dan badan sungai.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi drainase diarahkan bagi pengendalian


banjir dan penanggulangan ROB dengan pembangunan system drainase wilayah
dan kawasan.

Program indikatif sub fungsi drainase adalah :


1. Pembangunan peningkatan saluran dan sungai;
2. Pengaturan Debit Limpasan Air Hujan;
3. Penanggulangan ROB.

e. Sub Fungsi Jarigan Irigasi

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Fungsi utama irigasi merupakan suplai kebutuhan lahan pertanian, walaupun
jumlah luas lahan pertanian di Kabupaten Bangka selatan cenderung mengalami
penurunan, namun fungsi irigasi sangat diperlukan untuk menunjang penyediaan
bahan pangan.

Luas lahan pertanian dengan irigasi teknis 2.562 ha, setengah teknis 5.903 ha,
irigasi sederhana 2.080 ha.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi jaringan irigasi adalah :


1. Menurunnya fungsi bendung dan saluran irigasi;
2. Meningkatnya fungsi pengelolaan system irigasi.
Arah kebijakan pembangunan sub fungsi jaringan irigasi diarahkan untuk
pemenuhan kebutuhan air bagi kegiatan pertanian dengan optimalisasi
pengelolaan jaringan irigasi.

Program indikatif sub fungsi jaringan irigasi adalah


1. Pembangunan peningkatan bendung dan saluran;
2. Peningkatan pengelolaan system jaringan irigasi.

f. Sub Fungsi Jaringan Persampahan

Sampah merupakan masalah perkotaan yang jika dikelola dengan benar akan
menjadi asset dan dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, namun
apabila tidak dikelola secara benar akan menjadi beban dan berdampak negatif
bagi masyarakat.

Volume sampah pada saat ini kenaikannya belum terlalu signifikan, akan tetapi
dengan semakin bertambahnya penduduk maka volume sampah akan bertambah
sejalan dengan dinamika perubahan yang terjadi. Oleh karena itu perlu antisipasi
penanganan melalui perencanaan pengelolaan sampah yang benar.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi Jaringan Persampahan adalah
:
a. Meningkatnya volume sampah 1 % tiap tahun;
b. Kapasitas pengangkutan sampah belum terprogram dengan baik;
c. Belum adanya pengelolaan TPA yang memenuhi syarat teknis.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi jaringan


persampahan adalah :
1. Terangkutnya volume sampah yang dihasilkan;
2. Terwujudnya TPA yang memenuhi persyaratan teknis;
3. Peningkatan Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan

Arah Kebijakan pembangunan sub fungsi Jaringan Persampahan diarahkan bagi


optimalisasi pelayanan pengelolaan sampah.

Program indikatif sub fungsi jaringan persampahan adalah :


1. Peningkatan sarana dan prasarana persampahan;
2. Optimalisasi kapasitas dan pengelolaan TPA dan IPLT;
3. Optimalisasi peningkatan obyek retribusi;
4. Bimbingan dan penyuluhan kebersihan.

g. Sub Fungsi Pertamanan, Ruang Hijau dan Dekorasi Kota

Fungsi pertamanan, ruang hijau dan dekorasi Kota disamping merupakan fungsi
keindahan juga berfungsi sebagai ruang interaksi masyarakat, sarana olahraga,
kenyamanan dan sebagai paru-paru kota. Kualitas maupun kuantitas ruang hijau
saat ini dinilai masih sangat kurang, tidak sebanding dengan aktivitras
masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi pertamanan, ruang hijau dan
dekorasi kota adalah :

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
a. Kurangnya fasilitas ruang publik yang dapat digunakan sebagai interaksi
masyarakat
b. Menurunnya keindahan dan kenyamanan kota akibat kurang mencukupinya
fasilitas dekorasi dan taman kota
c. Meningkatnya polusi udara yang diakibatkan kurang mencukupinya fasilitas
ruang hijau

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi pertamanan, ruang
hijau dan dekorasi kota adalah :
1. Terpenuhinya kebutuhan taman dan ruang hijau kota
2. Terciptanya keindahan dan kenyamanan kota
3. Tercapainya baku mutu lingkungan (berkurangnya dampak polusi udara
akibat aktivitas perkotaan).

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi pertamanan, ruang hijau dan dekorasi
kota diarahkan bagi tercapainya keindahan, kenyamanan dan kesehatan
lingkungan perkotaan.

Program indikatif sub fungsi pertamanan, ruang hijau dan dekorasi kota adalah
:
1. Pertamanan dan penghijauaan kota
2. Dekorasi kota.

h. Sub fungsi perumahan dan pemukiman

Pertambahan jumlah penduduk membawa konsekuensi akan peningkatan akan


kebutuhan perumahan bagi masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi perumahan dan pemukiman


adalah :
a. Terbatasnya kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perumahan

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
b. Masih terdapatnya kawasan kumuh dan menurunnya kualitas lingkungan
pemukiman
c. Keterbatasan kemampuan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah
d. Meningkatnya jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah dan
banyaknya pemukiman liar.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi perumahan dan
pemukiman :
1. Terpenuhinya kebutuhan perumahan masyarakat khususnya masyarakat
berpenghasilan rendah;
2. Belum meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman.

Arah kebijakan pembangunan adalah terpenuhinya kebutuhan rumah yang


layak huni dan terjangkau.

Program indikatif sub fungsi perumahan dan pemukiman adalah:


1. Pemenuhan dan pengembangan perumahan;
2. Pemberdayaan komunitas perumahan;
3. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman.
7.4 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

7.4.1 Fungsi Pendidikan

Penyelenggaraan Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam


pengembangan sumber daya manusia , melalui penyediaan tenaga ahli dan
terampil yang mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan dan keterampilan
baku, sehingga dapat melakukan adaptasi sesuai dengan tuntutan dan
kondisi lapangan kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Angka Partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada
masing-masing jenjang pendidikan, APK untuk SD/MI sebesar 94,55 persen
,SLTP/MTs sebesar 60,93 %, dan SMU/SMK/MA sebesar 24,99 % . APM
SD/MI sebesar 79,08% , SLTP/MTs. 45,98 % dan SMU/SMK /MA sebesar
19,03 %..
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Dalam penyelenggaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Bangka Selatan baik
sekolah negeri maupun swasta tercatat untuk jenjang pendidikan dasar (SD)
sebanyak 82 sekolah, SLTP sebanyak 10 sekolah, dan menengah
umum/kejuruan 5 sekolah. Dari data tersebut menunjukkan bahwa fasilitas
pendidikan masih sangat kurang terutama pada jenjang sekolah menengah
umum dan kejuruan. Disamping itu yang masih sangat terbatas adalah dalam
pelayanan pendidikan bagi anak usia dini. Padahal rendahnya pelayanan
pendidikan dalam usia dini nantinya akan mempengaruhi dan menghambat
pengembangan sumber daya manusia secar keseluruhan. Oleh karena itu
diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk
mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

Kualitas pendidikan yang relatif masih rendah sangat berkaitan dengan input,
output serta proses pembelajaran, hal ini terlihat pada rasio hasil ujian akhir
, penerapan kurikulum yang terlalu padat, terbatasnya sarana dan prasarana
pendidikan (jumlah gedung yang rusak SD/MI ),ruang kelas (RK) SLTP /MTs.
RK SMU /SM/MA), rendahnya kesejahteraan dan kekurangan tenaga
kependidikan yang professional dan sesuai dengan bidang tugasnya.
Walaupun guru dan pengejar bukan satu-satunya factor penentu
keberhasilan pendidikan tetapi pengajaran meupakan titik sentral pendidikan
dan kualifikasi merupakan cerminan kualitas, sehingga tenaga pengajar
memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi
tanggung jawabnya.
Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah rendahnya tingkat
relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja.

a. Sub Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan pra sekolah dibagi menjadi dua kategori yakni pendidikan non
formal (play group ) dan pendidikan formal (Taman Kanak-kanak). Jumlah
lembaga pendidikan pra sekolah tahun 2004 sebanyak 11 buah.

Permasalahan Sub Fungsi pendidikan usia dini adalah :


www.jdih.bangkaselatankab.go.id
a. Beragamnya model dan bentuk pembelajaran pendidikan usia dini yang
cenderung membingungkan masyarakat;
b. Tingginya kesenjangan fasilitas yang ditawarkan ;
c. Belum adanya standar baku pengelolaan pendidikan usia dini.

Sasaran pembangunan sub fungsi pendidikan usia dini adalah :


1. Terwujudnya penyeragaman model pembelajaran pendidikan pra sekolah
(PADU) formal ;
2. Meningkatnya kualitas pendidikan pra sekolah sebagai persiapan siswa
memasuki pendidikan dasar.

Arah kebijkan sub fungsi ini ditujukan untuk memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada warga masyarakat usia 0 – 6 tahun untuk
pengembangan bakat dan pembinaan mental.

Program indikatif sub fungsi pendidikan usia dini adalah :


1. Peningkatan kualitas pendidikan pra sekolah;
2. Fasilitasi sarana prasarana pendidikan pra sekolah.

b. Sub Fungsi Pendidikan dasar

Jumlah angka putus sekolah pada tahun 2004 SD/MI adalah relatif tinggi
yang diakibatkan dari resesi ekonomi yang berkepanjangan sehingga orang
tua wali murid kuang mampu membiayai sekolah anak-anaknya.

Permasalahan sub fungsi pendidikan dasar adalah :


1. belum optimalnya pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar (wajar
dikdas);
2. belum optimalnya manajemen dan kemandirian institusi pendidikan ;
3. kurangnya sarana dan prasarana pendidikan baik secara kuantitas
maupun kualitas;
4. Rendahnya kualitas program pendidikan .

Sasaran Pembangunan sub fungsi pendidikan dasar adalah :


1. Mewujudkan keberhasilan pelaksanaan wajar dikdas 100%;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
2. Meningkatkan pengelolaan dan kemandirian institusi pendidikan;
3. Meningkatkan sarana-prasarana sekolah;
4. Meningkatkan kualitas pendidikan.

Arah kebijakan sub fungsi ini ditujukan pada pemberian hak dasar
pelayanan pendidikan yang bermutu , melalui pendidikan wajar sembilan
tahun, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan oenyelenggaraan
pendidikan melalui manajemen terpadu.

Program Indikatif sub fungsi pendidikan dasar adalah :


1. Pemerataan jangkauan dan daya tampung pendidikan dasar;
2. Peningkatan kualitas tenaga pendidikan;
3. Peningkatan kualitas manajemen pendidikan dasar ;
4. Peningktan sarana dan prasarana sekol;ah dasar.

c. Sub Fungsi Pendidikan Menengah

Jumlah lembaga pendidikan menengah sampai dengan tahun 2004 sebanyak


8 buah. Jumlah ini belum dapat menampung seluruh siswa lulusan dari
SLTP/MTs.

Permasalahan Sub Fungsi Pendidikan menengah adalah :


1. Kurangnya pemerataan pelayanan pendidikan terutama untuk anak dari
keluarga miskin;
2. Lemahnya pengelolaan pendidikan menengah ;
3. Rendahnya kualitas pendidikan ;
4. Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan baik secara kuantitas
maupun kualitas;
5. Kurangnya relevansi pendidikan formal dan non formal dengan pasar
kerja .

Sasaran Pembangunan sub fungsi pendidikan menengah adalah :


1. memperluas jangkauan dan kesempatan bagi anak usia sekolah untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan menengah terutama bagi
keluarga miskin;
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
2. optimalnya manajemen pengelolaan pendidikan menengah ;
3. meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan standar
pendidikan nasional ;
4. terpenuhinya sarana prasarana sekolah yang sesuai dengan kebuthan
pendidikan menengah ;
5. meningkatnya kual;itas pendidikan menengah yang sesuai dengan
kebutuhan pasar tenaga kerja.

Arah kebijakan sub fungsi ini diarahkan pada upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia , agar mampu bersaing dalam era globalisasi.

Program indikatif sub fungsi pendidikan menengah adalah :


1. Pemerataan jangkauan dan daya tampung pendidikan menengah;
2. Peningkatan kualitas tenaga pendidikan;
3. Peningkatan manajemen berbasis sekolah;
4. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

d. Sub fungsi pendidikan luar sekolah

Pendidikan luar sekolah mempunyai peranan yang cukup strategis dalam


meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya kemampuan teknis
dan keterampilan , lembaga pendidikan luar sekolah di Kabupaten Bangka
Selatan terdiri dari kejar paket C , Kursus-kursus .

Permasalahan sub fungsi pendidikan luar sekolah adalah :


1. rendahnya perhatian dan keinginan masyarakat terhadap pendidikan luar
sekolah;
2. penyelenggaraan pendidikan luar sekolah masih belum sesuai dengan
harapan karena terbatasnya sarana dan prasarana;
3. belum adanya standar kualitas yang sama dari masing-masing lembaga
penyelenggaraan pendidikan luar sekolah.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Sasaran pembangunan sub fungsi pendidikan luar sekolah adalah :
1. menyediakan pelayanan pendidikan alternatif bagi yang tidak tahu belum
memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan formal;
2. memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan berusaha secara
professional.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan luar sekolah sesuai dengan kebutuhan
pengguna .

Arah kebijakan sub fungsi ini diarahkan pada upaya peningkatan


kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja, melalui pengembangan model-
model pendidikan luar sekolah yang efektif.

Program indikatif sub fungsi pendidikan luar sekolah adalah :


1. peninkatan kualitas peserta didik lembaga pendidikan non formal;
2. peningkatan kualitas lembaga pendidikan non formal ;
3. peningkatan kualitas tenaga pendidik non formal .

7.4.2 FUNGSI KESEHATAN

a. Sub Fungsi Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan


ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan
perubahan dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi
Indonesia sehat 2010. Penyakit menular masih menjadi masalah
kesehatan di Kabupaten Bangka Selatan hal ini disebabkan masih
ditemukannya bebarapa kasus penyakit menular dan bahkan mengalami
peningkatan jumlahnya dari tahun ke tahun. Adapun beberapa penyakit
menular tersebut diantaranya jumlah penderita malaria, ISPA dan TBC.
Beberapa jenis penyakit tidak menular seperti muntaber mengalami
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
peningkatan, penderita hipertensi mengalami peningkatandan penderita
stoke mengalami peningkatan.
Prilaku masyarakat dikaitkan dengan penyakit menular maupun tidak
menular, pemerintah mengadakan berbagai upaya baik dilakukan melalui
penyuluhan, gerakan kebersihan dan hidup sehat serta pemberian
vaksin.

Permasalahan sub fungsi pelayanan kesehatan masyarakat adalah :


1. Terjadinya perubahan penyakit karena transisi demografi dan
efidemiologi serta adanya new emerging diseace;
2. Belum optimalnya mutu kesehtan
3. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan;
4. Terbatsnya pembiayaan kesehatan ;
5. Adanya sumberdaya kesehatan dan potensi daerah yang belum
optimal diberdayakan;
6. Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan.

Sasaran sub fungsi pelayanan kesehatan masyarakat adalah :


1. Menurunnya angka kematian ibu sebesar 10/100.000 kelahiran
hidup.
2. Menurunnya angka kematian bayi 10/1000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya status gizi buruk;
4. Mempertahankan umur harapan hidup diatas 70 tahun;
5. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan ;
6. Meningkatnya pengawasan obat dan makanan;
7. Meningkatnya ketersediaan obat yang bernutu, aman dan efektif
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Arah kebijakan sub fungsi ini diarahkan pada peningkatan derajat


kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya dibidang kesehatan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Program indikatif sub fungsi pelayanan kesehatan masyarakat adalah:
1. Pelayanan kesehatan masyarakat ;
2. Peningkatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit;
4. Lingkungan sehat ;
5. Pemberdayaan masyarakat;
6. Manajemen kesehatan dan perijinan ;
7. Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan;
8. Obat dan perbekalan kesehatan.

b. Sub Fungsi Keluarga Berencana

Penyerahan kewenangan bidang KB kepada Pemerintah Kabupaten


Bangka Selatan sesuai dengan Keppres Nomor 103/2001, yang kemudian
dioubah menjadi Keppres nomor 9 tahun 2004, menuntut adanya
komitmen yang tinggi dari pemerintah Kabupaten Bangka Selatan tentang
arti penting pelaksanaan program KB bagi keberhasilan pembangunan ,
rata-rata kelahiran total selama tahun 2004 dibawah angka 2 (total
fertility rate) , Indikator ini menunjukkan suatu ukuran dari keberhasilan
dalam upaya pengendalian kelahiran .

Permasalahan sub fungsi keluarga berencana adalah :


1. Kurangnya pemerataan pelayanan KB dan ketersediaan alat
kontrasepsi yang diminati masyarakat;
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran sebagian masyarakat dan
remaja tentang hak-hak reproduksi dan kesehatan penduduk;
3. Masih tingginya jumlah keluarga pra sejahtera dan lemahnya
ketahanan keluarga;
4. Masih lemahnya kualitas institusi masyarakat dan jejaring KB
ditingkat basis .

Sasaran sub fungsi keluarga berencana adalah :


1. Mempertahankan TFR dibawah 2 melalui pencapaian peserta KB aktif
minimal dari total PUS ;
www.jdih.bangkaselatankab.go.id
2. Mempertahankan jumlah PUS menurut umur istri dibawah usia 20
tahun;
3. Terbinanya KB (Bina keluarga Balita)
4. Melembaganya IMP (Institusi Masyarakat Perkotaan) dan jejaring KB
sampai tingkat basis yaitu POS Pembantu KB Desa mandiri dan
kelompok KB Mandiri.

Arah Kebijakan sub fungsi keluarga berencana adalah pada upaya


pengendalian kelahiran melalui kesadaran masyarakat dalam ber KB ,
meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja serta pendewasaan
usia perkawinan, meningkatkan pemberdayaan dan ketahan keluarga
dalam upaya peningkatan kualitas keluarga dan memperkuat
kelembagaan dan jaring KB dalam upaya pembudayaan keluarga kecil
berkualitas.

Program indikatif sub fungsi keluarga berencana adalah :


1. Keluarga Berencana ;
2. Kesehatan reproduksi remaja;
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga;
4. Penguatran kelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring KB.

7.4.3 FUNGSI PERLINDUNGAN SOSIAL

a. Sub fungsi kesejahteraan sosial

Kesejahteraan social merupakan hal-hal yang berkaitan dengan


ketelantaran baik anak maupun orang lanjut usia, penderita cacat ,
korban bencana alam dan korban bencana social , berbagai upaya
penanganan penyandang masalah kesejahteraan social telah dilakukan
akan tetapi belum menunjukkan hasil yang signifikan, hal ini dipacu
dengan semakin sulitnya masyarakat memenuhi kebutuhan hidup.
Permasalahan yang dihapai dalam sub fungsi kesejahteraan social adalah
:
1. Meningkatnya jumlah penduduk miskin;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
2. Belum optimalnya penanganan penyandang masalah kesejahteraan
sosial;
3. Belum efektifnya penanganan pasca bencana.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi


kesejahteraan social adalah :
1. Meningkatnya cakupan penanganan penduduk miskin .
2. Meningkatnya cakupan penanganan Penyandang masalah
kesejahteraan social .
3. Meningkatnya pemberdayaan potensi social masyarakat yang meliputi
relawan social, organisasi social, LSM , lembaga perlindungan social
masyarakat dan dunia usaha dalam rangka mencegah dan
menanggulangi masalah social .dari keseluruhan masalah social.
4. Mengembangkan hubungan kerjasama antar lembaga social
masyarakat dan pemerintah;
5. Mempercepat upaya penangulangan dampak bencana
(meminimalisasi resiko akibat bencana).

Arah Kebijakan sub fungsi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas


pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan social bagi penyandang
masalah kesejahteraan social serta mengembangkan kepedulian dan
peran serta masyarakat ; mengembangkan dan menyerasikan kebijakan
untuk penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut masalah
kesejahteraan social; meningkatkan kualitas manajemen pelayanan
kesejahteraan social dalam mendayagunakan sumber-sumber
kesejahteraan social meningkatkan pelayanan bagi korban bencana alam
dan social; meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat termasuk
masyarakat mampu, dunia usaha dan orsos/LSM dalam penyelenggaraan
pembangunan kesejahteraan social secara terpadu dan berkelanjutan.

b. Sub fungsi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Jumlah penduduk Kabupaten Bangka selatan tahun 2004 sebanyak
149.610 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 74.784.jiwa, penduduk
perempuan 73.346 Jiwa. Jumlah penduduk wanita memiliki jumlah yang
lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki, namun posisi
perempuan dalam keluarga, masyarakat dan negara masih bersifat
diskriminatif. Hal ini jelas dapat dilihat dari keluarga miskin, dimana
beban kerja perempuan lebih berat karena mereka harus melakukan
pekerjaan ganda, yaitu melakukan pekerjaan reproduktif dan rumah
tangga sekaligus dibebani beberapa pekerjaan upahan.
Fenomena yang terjadi banyak kasus kekerasan dan eksploitasi terhadap
perempuan dan anak yang tidak dilaporkan, dengan anggapan bahwa
masalah tersebut adalah masalah domestik keluarga yang tidak perlu
diketahui orang lain.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi ini adalah :


1. kurang dipahaminya konsep kesetaraan dan keadilan gender
dikalangan masyarakat;
2. Rendahnya perlindungan hak-hak perempuan dan anak;
3. Rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan;
4. Terjadinya peningkatan tindak kekerasan terhadap perempuan dan
anak;
5. Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan
anak, termasuk ketersediaan data dan rendahnya partisipasi
masyarakat.

Sasaran pembangunan yang hendak dicapai dalam rangka peningkatan


kualitas kehidupan dan peran serta perempuan serta kesejahteraan dan
perlindungan anak adalah :
1. meningkatkan pengerusutamaan gender ;
2. meningkatnya upaya perlindungan terhadap tindak kekerasaan
terhadap perempuan dan anak.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Arah kebijkan pembangunan sub fungsi pemberdayaan perempuan da
perlindungan anak dititiberatkan untuk meningkatkan perlindungan
perempuan dan anak , peningkatan kualitas SDM perempuan dan
kesetaraan gender.

Program indikatif sub fungsi pemberdayaan perempuan dan


perlindungan anak adalah :
1. pengerusutamaan gender;
2. perlindungan perempuan dan anak.

c. Sub Fungsi Kependudukan

Kepadatan penduduk tertinggi berada di pusat kota kabupaten dan


kecamatan yang merupakan pusat aktifitas ekonomi meliputi lima
kecamatan yaitu Kecamatan Toboali sebagai pusat Pemerintahan
Kabupaten Bangka Selatan, Kecamatan Air gegas, Kecamatan Payung,
Kecamatan Simpang Rimba dan Kecamatan Lepar pongok dengan jumlah
penduduk seluruhnya 148.130 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-
rata 41,6 jiwa perkilometer persegi.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi kependudukan adalah :


1. Persebaran penduduk di Kabupaten Bangka Selatan tidak merata ;
2. Tingginya laju pertumbuhan penduduk akibat migrasi dan kelahiran;
3. Belum optimalnya penataan administrasi kependudukan .

Sasaran Pembangunan sub fungsi kependudukan adalah :


2. meningkatkan keserasian kebijakan pembangunan dalam rangka
mobilisasi dan penyebaran penduduk;
3. meningkatkan pengelolaan administrasi kependudukan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Arah Kebijakan Pembangunan Fungsi Kependudukan adalah : Upaya
pengelolaan administrasi kependudukan dalam pelaksanaan kebijakan
pengendalian laju pertumbuhan dan persebaran penduduk .

Program Indikatif sub fungsi kependudukan adalah :


1. Pengembangan adminsitarsi kependudukan ;
2. Peningkatan pelayanan kependudukan;
3. Pengendalian laju urbanisasi dan penyebaran penduduk.

d. Sub Fungsi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat

Pembangunan pada dasarnya ditujukan untuk peningkatan


kesejahteraan masyarakat oleh karena itu pemberdayaan masyarakat
pada saat ini dipercaya sebagai suatu pendekatan pembangunan yang
tepat untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi sub fungsi pengembangan kelembagaan


masyarakat adalah :
1. lemahnya kemampuan lembaga masyarakat dalam mengelaola
informasi dan komunikasi;
2. kurangnya peran serta pemuda dalam pembangunan fisik dan non
fisik;
3. rendahnya budaya olah raga karena kurang tersedianya sarana dan
prasarana olah raga.

Sasaran fungsi pembangunan kelembagaan masyarakat :


1. meningkatkan fungsi dan kemampuan lembagha masyarakat;
2. meningkatkan sikap dari prilaku pemuda yang beriman , bertaqwa,
mandiri, inovatif dan kreatif;
3. meningkatkan budaya olah raga dilingkungan masharakat dengan
harapan terwujudnya hidup sehat rohani dan jasmani.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Arah Kebijakan pembangunan kelembagaan masyarakat adalah
mewujudkan penguatan kelembagaan masyarakat sehingga mampu
m,engembangkan potensi dan berperan aktif dalam setiap tahapan
pembangunan.

Program Indikatif sub fungsi pengembangan kelembagaan masyarakat


adalah :
1. Penguatan organiasi sosial;
2. Pembinaan pemuda;
3. Pembinaan olah raga.

e. Sub Fungsi Agama

Fenomena yang terjadi pada sebagian masyarakat sekarang ini dalam


kehidupan beragama baru pada tataran symbol-simbol keagamaan belum
sepenuhnya bersifat subtansial. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
gejala negatif seperti prilaku asusila , tindak kejahatan dan sebagainya.

Permasalahan yang dihadapi sub fungsi agama adalah :


1. kurangnya pemahaman penghayatan dan pengamalan ajaran agama
dimasyarakat ;
2. belum memadainya pelayanan kehidupan beragama;
3. belum memadainya sarana dan prasarana peribadatan.

Sasaran pembangunan sub fungsi agama adalah :


1. meningkatnya fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan
moral, spiritual dan etika dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
serta meningkatkan dan memantapkian kerukunan hidup beragama;
2. menciptakan suasana kehidupan beragama yang harmonis, hormat
menghormati, dalam semangat kemajemukan;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
3. meningkatkan pelayanan dan kemudahan umat dalam melaksanakan
ibadah.

Kebijakan sub fungsi keagamaan adalah pada upaya peningkatan


kualitas kehidupan beragama dan kerukunan umat beragama serta
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

Program Indikatif sub fungsi keagamaan adalah :


1. peningkatan pemahaman , penghayatan, pengamalan dan
pengembangan nilai-nilai keagamaan;
2. peningkatan pelayanan kehidupan beragama;
3. pengembangan dan peningkatan lembaga-lembaga social keagamaan;
4. peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan.

7.5 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan


pemerintahan yang bersih dan terbuka

FUNGSI PELAYANAN UMUM

a. Sub Fungsi Pelayanan Umum

Kinerja pemerintah daerah sebagai pelayanan masyarakat dapat diukur dari


pelayanan publik.
Kondisi masa lalu masih menunjukan adanya banyak kelemahan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, seperti diskriminasi pelayanan, tumpang
tindih perijinan, prosedur yang berbelit maupun keterbatasan cakupan layanan.
Setelah era reformasi, penyelenggaraan pelayanan umum semakin mendapat
perhatian dalam pembangunan.

Permasalahan mendasar dalam pelaksaan otonomi daerah di Kabupaten Bangka


Selatan terutama pada pelayanan umum adalah:
1. Diskriminasi pelayanan ;
2. Tumpang tindih perijinan;
3. Prosedur yang berbelit;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
4. Keterbatasan cakupan layanan .

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi pelayanan umum
adalah:
1. Terwujudnya pelayanan publik yang prima dalam one stop services kepada
masyarakat sesuai dengan SPM;
2. Terlaksananya mutu pelayanan publik melalui deregulasi dan debirokrasi
pelayanan serta sertifikasi ISO ( International Standard Operation ).
3. Meningkatnya kualitas pelaksanaan pelayanan umum di semua di tingkat
pelayanan, meningkatnya efektifitas, efesiensi dan tertib administrasi
penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan.
4. Meningkatnya partisipasi Masyarakat dalam pembangunan.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi pelayanan umum di arahkan pada


peningkatan kapasitas lembaga / institusi pemerintahan, agar mampu
memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) dengan
didukung kelembagaan yang efesien dan efektif serta berorentasi pada kepuasan
masyarakat.

Program indikatif sub fungsi pelayanan umum mencakup:


1. Peningkatan pelayanan publik;
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan;
3. Peningkatan pelayanan administrasi pemerintah;
4. Peningkatan kerjasama;
5. Pembangunan wilayah;
6. Peningkatan pelayanan umum pemerintahan wilayah.

b. Sub Fungsi sumberdaya Aparatur

Dengan berlakunya otonomi daerah terdapat pelimpahan pegawai dari intansi


vertikal sehingga sampai dengan tahun 2005 jumlah pegawai sebanyak 1150
Pegawai Negri Sipil ( PNS ) dan 588 (CPNS). Pada satu sisi jumlah pegawai yang

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
besar tersebut merupakan aset namun pada sisi lain apabila tidak dapat di
optimalkan akan merupakan beban bagi pemerintah daerah.

Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan pada sub


fungsi sumberdaya aparatur adalah;
1. Masih rendahnya kinerja sumber daya aparatur;
2. Belum pastinya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah;
3. Belum diterapkannya analisis jabatan;
4. Belum jelasnya standar kemampuan dan pengembangan pola karier pegawai;
5. Belum proporsionalnya beban kerja aparatur pemerintah.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi sumberdaya aparatur
adalah:

1. Meningkatnya kualitas sumberdaya aparatur sebesar 50 %


2. Meningkatnya pengelolaan administrasi kepegawaian dan meningkatnya
responsifitas aparatur pemerintah terhadap tuntutan masyarakat sebesar
55%
3. Meningkatnya kinerja pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan
sebesar 80 %
4. .Meningkatnya standar kemampuan kepegawaian pada masing-masing
jenjang sebesar 55 %
5. Meningkatnya proporsional beban kerja aparatur pemerintah sebesar 55 %

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi sumberdaya aparatur diarahkan pada


peningkatan aparatur pemerintah agar mampu mengakomodasi tuntutan aspirasi
masyarakat.

Program indifikatif sub fungsi sumberdaya aparatur adalah:


1. Pengembangan kualitas aparatur;
2. Peningkatan manajemen kepegawaian;
3. Pengawasan fungsional oleh Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
c. Sub Fungsi Kapasitas Keuangan Daerah

Selama dua tahun terakhir penerimaan daerah mengalami kenaikan rata-rata


sebesar 28 %, pada tahun 2004 penerimaan sebesar Rp 84.15 milyar yang berasal
dari PAD sebesar Rp 6.68 milyar atau sebesar 8 % dan pada tahun 2005 Jumlah
penerimaan daerah mencapai Rp 107.26 milyar yang berasal dari PAD sebesar Rp
11.01 milyar atau sebesar 11 % sedangkan penerimaan yang berasal dari dana
pertimbangan pada tahun 2004 sebesar Rp 75.58 milyar dan pada tahun 2005
sebesar Rp 93.40 milyar. Hal ini menunjukan masih rendahnya ratio kemandirian
keuangan daerah yaitu sebesar rata-rata 9.5 %. Prosentase perhitungan belanja
pembangunan terhadap anggaran pada tahun 2004 adalah sebesar 9.5 %.

Rincian perhitungan anggaran belanja setelah perubahan sistem ( tahun 2004-


2005) terdiri dari Belanja Aparatur Daerah dan Belanja Pelayanan Publik. Pada
tahun 2004 prosentase Perhitungan Belanja Aparatur Daerah terhadap anggaran
adalah sebesar 48 % tahun 2004 dan sampai dengan tahun 2005 mencapai 43.5
%, dari target satu tahun. Sedangkan prosentase Perhitungan Belanja Pelayanan
Publik terhadap anggaran pada tahun 2004 adalah sebesar 30 %, tahun 2005
sebesar 55 %.
Apabila dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Bangka Selatan penerimaan
keuangan daerah hanya mencapai rata-rata sebesar 17 % pertahun.

Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan pada sub


fungsi kapasitas keuangan daerah adalah:
1. Masih besarnya ketergantungan penerimaan keuangan daerah yang berasal
dari dana pertimbangan;
2. Belum seimbangnya proporsi pengeluaran daerah untuk biaya tidak langsung
dibanding dengan biaya langsung;
3. Belum optimalnya penggalian potensi pendapatan daerah.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi kapasitas keuangan
daerah;
1. Meningkatanya PADS rata-rata 20 % pertahun;

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
2. Meningkatanya pengelolaan daerah secara transparan dan akuntabel;
3. Mengembangkan sumber-sumber daerah.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi kapasitas keuangan daerah didaerah


pada penggalian sumber-sumber pendapatan untuk meningkatkan pendapatan
daerah serta terwujudnya pengelolaan keuangan daerah secara optimal, efektif,
efisien, sistematis dan akuntabel dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

Program indikatif sub fungsi kapasitas keuangan daerah:


1. Peningkatan pendapatan asli daerah;
2. Pengelolaan keuangan daerah.

d. Sub Fungsi Infrastruktur Pemerintah

Penyelenggaraan administrasi pemerintahan mencakupm berbagai jenis


pelayanan yang di berikan , diantaranya adalah kegiatan pencatatan, pelayan
surat menyurat dan penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi maupun
kegiatan tata usaha lainnya. Kegiatan pelayanan administrasi pemerintahan
menhghasilkan beberapa produk akhir yang beruipa dokumen, seperti sertifikat,
perijinan, rekomendasi, keteranagan tertulis dan lain-lain. Produk admistrasi
pemerintahan di antaranya adalah:
Pelayanan Sertifikat tanah, pelayanan IMB,HO, pelayanan Administrasi
kependudukan ( KTP, Nikah Talak Cerai Rujuk (NTCR), Akte kelahiranKematian),
pelayanan usaha perdagangan, pariwisata, kesehatan ,dan lain-lain.

Kondisi infrastruktur pemerintahan masih belum optimal dalam mendukung


pelayanan publik atau E-Goverment belum di implementasikan secara optimal.

Permasalahan sub fungsi infrastruktur pemerintah adalah belum memadainya


saran dan prasarana penyelenggaraan pemerintahan di setiap unit kerja untuk
dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi infrastruktur


pemerintah adalah:

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penyelenggaraan
pemerintahan ;
2. Tersedianya data yang dapat diakses secara cepat, murah dan akurat.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi infrastruktur pemerintah di arahkan


pada peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan yang memadai dalam
upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Program indikatif sub fungsi infrastruktur pemerintah adalah:


1. Pengembangan SIMDA ( E-Gov);
2. Peningkatan sarana dan prasaran pemerintahan;

e. Sub Fungsi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi menuntut perubahan sikap dan


prilaku agar tidak menjadi korban perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi seperti memunculkan kesenjangan arus globalisasi yang berdampak
pada perubahan paradigma sistem dan mekanisme pemerintahan, institusi dan
aparatur harus semakin tanggap dan mampu dalam menyiapkan dan
mengaplikasikan berbagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
serta hasil penelitian kesejahteraan manusia.

Permasalahan sub fungsi pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi


adalah masih rendahnya kualitas dan kuantitas kegiatan penelitian dan
pengembangan dalam iptek baik pengetahuan dasar, terapan maupun tekhnologi
sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan pengguna.

Sasaran yang ingin di capai dalam pembangunan sub fungsi pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi adalah :
1. Meningkatnya jumlah kajian dan terapan iptek yang tepat guna dan berdaya
guna;
2. Mewujudkan dokumen perencanaan atau pedoman kegiatan pembangunan
daerah mengembangkan sistem dokumentasi perencanaan pembangunan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Arah kebijakan pembangunan sub fungsi pengembangan iptek diarahkan pada
peningkatan efesiensi dan efektifitas pelayanan kepada masyarakat, peningkatan
kualitas dan kuantitas hasil pembangunan daerah.

Program indikatif Sub Fungsi Pengembangan Iptek adalah:


1. Penelitian dan pengembangan ;
2. Pengembangan sistem perencanaan pembangunan ;
3. Pengembangan Dokumentasi dan Arsip Daerah.

BAB VIII
PENUTUP

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Dalam rangka manjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan
rencana pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2010 (Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2010) yang diperlukan sebagai pedoman bagi penyusunan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2010 serta dengan mengingat waktu yang
sangat sempit bagi Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil Pilkada langsung tahun 2010
untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 serta
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2010, maka Pemerintah Kabupaten
Bangka Selatan menyusun Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2010 sesuai
dengan jadwal dengan agenda penyelesaian masalah-masalah pembangunan yang belum
seluruhnya tertangani dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam
Tahun 2010. Selanjutnya Bupati dan Wakil Bupati terpilih dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah hasil Pemilihan Umum Tahun 2009 tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk
menyempurnakan Rancangan Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2010 dan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2010 yang telah tersusununtuk
pelaksanaan pembangunan daerah yang lebih baik.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pembangunan, diterapkan prinsip-prinsip


efektif, efisien, transparan, akuntabel dan partisipatif (Good Governance) dalam
melaksanakan pembangunan daerah menuju terwujudnya Visi dan Misi yang telah
dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bangka Selatan Tahun 2006-2010. Pelaksanaan kegiatan baik dalam kerangka regulasi
maupun kerangka anggaran harus memperhatikan prinsip integrasi dan sinkronisasi antar
kegiatan yang melekat pada masing Satuan Kerja sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

Dalam rangka mengakselerasi keberhasilan pembangunan Kabupaten Bangka


Selatan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan diperlukan peran optimal semua komponen
pemangku kepentingan pembangunan Stakeholders yang terdiri dari : Pemerintah
(Government), sector swasta (Private Sectore), dan dikungan masyarakat (Sosiate) dalam
pengawasan, pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan.

www.jdih.bangkaselatankab.go.id
Pada akhir tahun, Satuan Kerja dilingkungan Kabupaten Bangka Selatan wajib
melakukan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan maupun melakukan evaluasi terhadap
kesesuaian rencana alokasi anggaran yang ditetapkan dalam APBD serta kesesuaiannya
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur APBD.

Sebagai upaya untuk menjaga efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan,


Satuan Kerja dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan wajib melakukan
pemantuan pelaksanaan kegiatan serta tindakan koreksi yang diperlukan dan melaporkan
hasil pemantauan dan tindakan koreksi tersebut kepada Bupati Bangka Selatan sesuai
ketentuan dan mekanisme yang berlaku.

BUPATI BANGKA SELATAN,

ttd

JUSTIAR NOER

www.jdih.bangkaselatankab.go.id

Anda mungkin juga menyukai