Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Lembaga
Keuangan
Syariah
Pasar Modal Syariah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi F041700005 Amam, S.E, M.Ak

Abstract Kompetensi
Pasar modal merupakan pasar yang Mahasiswa memahami Sistem
memperjual belikan instrument Pasar Modal Syariah
keuangan jangka panjang dengan
akad dan prinsip-prinsip transaksi
syariah
Pembahasan
Pengertian Pasar Modal Syariah

Pasar modal (Capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.

pasar modal memperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right,
obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call).

Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional.
Sejumlah instrumen syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada masyarakat,
misalnya saham yang berprinsipkan syariah dimana kriteria saham syariah adalah saham
yang dikeluarkan perusahaan yang melakukan usaha yang sesuai dengan syariah.
Demikian juga, usaha untuk merealisasikan praktek obligasi syariah atau obligasi yang
berprinsip syariah.

Landasan hukum Pasar Modal Syariah

Investasi merupakan hal yang dianurjan dalam islam dalam rangka meraih karunia Allah
dimuka bumi, ini merupakan salah satu kegiatan muamalah yang mana dasar hukumnya
adalah mubah (boleh) kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

Berkenaan dengan landasan hukum pasar modal syariah untuk menyakinkan bahwa
transaksi yang dilakukan melalui pasar modal syariah tidak dilarang dan sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah yang ada. Di Indonesia pasar modal syariah diatur dalam perturan
BAPEPAM LK Nomor IX.A.13 tentang penerbitan Efek Syariah, yang mengatur tentang
akad, cara bertransaksi dan kegiatan usahanya tidak boleh bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah.

Secara rinci berikut adalah landasan-landasan hukung yang dikeluarkan BAPEPAM LK,
antara lain:

1. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah


2. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-akad Yang Digunakan Dalam
Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal
3. Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah
4. UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


2 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selain itu terdapat fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis
Ulama Indonesia, antara lain:

1. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk


Reksadana Syariah
2. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
3. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah
4. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
5. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah
6. Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi
7. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) Syariah
8. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah
9. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
10. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN
11. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back
12. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back
13. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased
14. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.

Fungsi dan Manfaat Pasar Modal

pasar modal mempunyai dua fungsi:


1. Fungsi Ekonomi yaitu dengan mempertemukan antara dua pihak yang kepentingan,
mereka adalah pihak yang mempunyai kelebihan dana dan pihak yang memerlukan
dana untuk modal pengembangan usahanya.
2. Fungsi Keuangan, yaitu sebagai sarana pendanaan usaha bagi pelaku usaha untuk
mendapatkan modal dari pihak yang memiliki kelebihan dana tersebut, serta
memberikan kesempatan bagi pemilik dana untuk mendapatkan imbalan atau
keuntungan dari investasi bagi hasil yang dilakukan.

Selain itu pasar modal merupakan suatu tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara,
memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi karena adanya kesempatan bagi pelaku
usaha untuk menggunakan modal dari masyarakat sebagi pihak yang mempunyai kelebihan
dana dibanginkan hanya mengandalkan hasil dari operasional perusahaan yang
bersangkutan.

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


3 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berikut beberapa manfaat dari adanya pasar modal syari’ah:
1. memungkinkan bagi masyarakat untuk berpartisipasi untuk berinveatasi dalam
permodalan usaha dan berpeluang mendapatkan bagi hasil dari investasinya.
2. Menungkinkan para pemegang saham mendapatkan dana yang likuid dengan
menjual sahamnya pada pasar modal.
3. Menungkinkan perusahaan mendapatkan tambahan modal untuk mengembangkan
usahanya
4. Memisahkan fluktuasi harga saham dari operasional perusahaan
5. Memungkinkan investasi berdasarkan pada kinerja suatu perusahaan yang
tercermin pada harga saham perusahaan tersebut.

Karakteristik dan Produk Dipasar Modal Syariah Indonesia

A. Karakteristik Pasar Modal Syariah

Karakter yang diperlukan dalam membentuk struktur pasar modal syariah adalah sebagai
berikut:

1. Semua saham harus diperjual belikan pada bursa efek.


2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat diperjualbelikan
melalui pialang.
3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan pada bursa
efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan dan
kerugian, serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak
tidak lebih dari 3 bulan.
4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap perusahaan
dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.
5. Saham tidak boleh diperdagangkan dengan harga lebih tinggi dari HST.
6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.
7. HST ditetapkan dengan rumus seperti berikut:

Jumlah Kekayaan Bersih


HTS =
Jumlah Saham yang diterbitkan

8. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat dalam
bursa efek itu mengikuti praktek standar akuntansi syariah.
9. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu, periode
perdagangan, setelah menentukan HTS.

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


4 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
10. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan
dengan harga HTS

Ketentuan dan Prinsip Dasar Pasar Modal Syariah

Berikut adalah ketentuan dan prinsip pasar modal syariah, ditampilkan dalam tabel dibawah
ini:
Penyebab Haramnya Transaksi Implikasi dipasar Modal
Li Dzatihi Efek yang diperjualbelikan harus merupakan
representasi dari barang dan jasa yang halal
Li Ghairihi (Karena Tadlis 1. Keterbukaan/transparansi informasi
selain Zatnya) 2. Larangan terhadap informasi yang menyesatkan
Taqrir Larangan terhadap transaksi yang mengandung
ketidakjelasan objek yang ditransaksikan, baik dari
sisi pembeli maupun dari sisi penjual
Riba Fadhl Larangan atas pertukaran efek sejenis dengan nilai
nominal yang berbeda
Riba Larangan atas perdagangan efek fiscal income yang
Nasiah bukan merupakan representasi ‘ayn
Riba Larangan atas short selling yang menetapkan bunga
Jahiliah atas pinjaman
Bai’ Najasy Larangan melakukan rekayasa permintaan untuk
mendapatkan keuntungan di atas laba normal,
dengan cara menciptakan false demand
Ikhtikar Larangan melakukan rekayasa penawaran untuk
mendapatkan keuntungan di atas laba normal,
dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik
Tidak sah akad Rukun & Larangan atas semua investasi yang tidak dilakukan
Syarat secara spot
Ta’aluq Transaksi yang settlement-nya dikaitkan dengan
transaksi lainnya (menjual saham dengan syarat)
2 in 1 Dua trnsaksi dalam satu akad, dengan syarat:
1. Objek sama
2. Pelaku sama
3. Periode sama

B. Produk Pasar Modal Syari’ah

Produk-produk yang ditawarkan dalam pasar modal syari’ah antara lain:


1. Saham Syari’ah

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


5 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Saham syari’ah merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu
perusahaan yang diterbitkan oleh emiten dimana kegiatan dan cara pengolahannya
tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah.

Pernyertaan modal secara syariah diwujudkan dalam bentuk indeks saham yang
memenuhi prinsip-prinsip syariah. Pada Burse Efek Indonesia terdapat 2 index saham
syariah:
a. Index Saham Syari’ah Indonesia (ISSI) yang mencakup keseluruhan saham yang
memenuhi kualifikasi sebagai saham syari’ah.
b. Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari 30 saham yang memenuhi kriteria syariah
yang ditetapkan Dewan Standar Nasional
JII dimaksudkan sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi
pada saham dengan basis syari’ah, tujuannya adalah untuk meningkatkan kepercayaan
investor dalam mengembangkan investasinya dalam akuitas secara syariah.

2. Reksadana Syar’ah
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang
memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan
dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di Pasar Modal.

Reksadana pada umumnya diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk


menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya, diinvestasikan dalam
portofolio efek (saham, obligasi, valuta asing atau deposito) oleh Manajer Investasi.
Sedangkan reksadana syariah mengandung pengertian sebagai reksadana yang
pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam.

3. Obligasi Syari’ah (Sukuk)


Obligasi merupakan surat utang dari suatu lembaga atau perusahaan yang dijual
kepada investor untuk mendapatkan dana segar, dengan pemberian kupon (Interest)
pada tiap periode selama jangka waktu jatuh tempo obligasi.
Sebagai surat utang, penerbitan obligasi melibatkan perjanjian kontrak yang mengikat
antara pihak penerbit (issuer) dengan pihak pembeli pinjaman/investor/bondholder.
Kontrak perjanjian minimal harus berisi empat hal:
a) Besarnya tingkat kupon serta periode pembayarannya,
b) Jangka waktu jatuh tempo,
c) Besarnya nominal, dan
d) Jenis obligasi.

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


6 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sebagaimana fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 32/DSN- MUI/IX/2002, obligasi
syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan
penyerta dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad
utang-piutang melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini lazim dinamakan muqaradhah
bond, dimana muqaradhah merupakan nama lain dari mudharabah. Dalam bentuknya
yang sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten
sebagai pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor atau shahib maal.

Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha lama atau


pembangunan suatu unit baru yang benar-benar berbeda dari usaha lama. Bentuk
alokasi dana yang khusus (specially dedicated) dalam syariah dikenal dengan istilah
mudharabah muqayyadah. Atas penyertaannya, investor berhak mendapatkan nisbah
keuntungan tertentu yang dihitung secara proporsional dan dibayarkan secara
periodik. 

3. Ekuitas Syariah
Aset syariah adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA (Efek
Beragunan Aset) syariah yang fortopolionya terdiri dari asset keuangan berupa tagihan
yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul dikemudian hari, jual beli
pemilikan asset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat incestasi yang dijamin oelh
pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus kas serta asset keuangan setara, yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Aturan EBA syariah tertuang pada POJK nomor
20/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan Efek Beragunan Aset Syariah.

Ketentuan melakukan penawaran umum EBA Syariah yaitu:


1. Mengikuti ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran, peraturan
pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek beragunan asset
(asset bakced securities) serta ketentuan tentang penawaran umum yang terkait
lainnya.
2. Mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Bargunan Aset
(KIK EBA) syariah dan informasi tambahan dalam prospectus hal-hal sebagai
berikut:

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


7 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a) Bahwa asset yang menjadi fortopolio EBA Syariah tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
b) Wakil manajer yang melaksanakan pengelolaan kegiatan KIK-EBA syariah dan
penaggung jawab atas pelaksanaan kegiatan kustodian pada bank kustodian
mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah
dipasar modal.
c) Kata “syariah” pada nama EBA yang diterbitkan
d) Mekanisme pembersihan fortopolia dan dana EBA syariah dari unsur-unsur
yang bertentangan dengan prisip-prinsip syariah dipasar modal
e) Bahwa pengelolaan dana EBA Syariah dilarang bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah dipasar modal.
f) Akad syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan
efek
g) Ringkasa akad syariah yang dilakukan oleh para pihak
h) Besarnya nisbah pembayaran bagi hasil, margin atau fee
i) Rencana jadwal dan tatacara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil,
marjin, atau fee

4. Pasar Uang Syari’ah


Pasar uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagangkan dana jangka
pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun. Kegiatan di pasar uang ini
terjadi karena ada dua pihak, pihak pertama yang kekurangan dana yang sifatnya
jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana dalam waktu jangka pendek juga,
mereka itu dipertemukan di dalam pasar uang, sehingga unit yang kekurangan
memperoleh dana yang dibutuhkan, sedangkan unit yang kelebihan memperoleh
penghasilan atas uang yang berlebih tersebut.

Dalam praktik pasar uang konvensional, yang ditransaksikan adalah hak untuk
menggunakan uang dalam jangka waktu tertentu. Jadi, di pasar tersebut terjadi
transaksi pinjam-meminjam dana, yang selanjutnya menimbulkan utang-piutang.
Adapun barang yang ditraksikan dalam pasar ini adalah secarik kertas berupa surat
utang atau janji untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu pula.
Tujuan pasar uang adalah untuk memberikan alternatif, baik bagi lembaga keuangan
bank maupun bukan bank, untuk memperoleh sumber dana atau menanamkan
dananya. Harga dalam pasar uang konvensional biasanya dinyatakan dalam bentuk
suatu persentase yang mewakili pendapatan berkaitan dengan penggunaan uang untuk
jangka waktu tertentu. Harga yang diterima oleh pemberi pinjaman untuk melepaskan
hak penggunaan dana itu disebut dengan tingkat bunga (interest rate)

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


8 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam pandangan Islam, uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas
atau barang dagangan. Maka motif permintaan terhadap uang adalah untuk memenuhi
kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi atau
trading. Islam tidak mengenal permintaan uang untuk motif spekulasi (money demand
for speculation). Dalam pandangan Islam, uang adalah Iow concept, karenanya harus
selalu berputar dalam perekonomian, sebab semakin cepat uang itu berputar dalam
perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan semakin
baik perekonomian.

Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank-bank Islam memerlukan akses ke pasar


uang. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas dapat menggunakan instrumen pasar uang
untuk menginvestasi dananya, dan apabila kekurangan likuiditas ia dapat menerbitkan
instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan dana tunai. Namun, ada perbedaan
mendasar atara konvensional dan syariah yaitu:
a. Pada mekanisme penerbitan. Pada pasar uang konvensional instrumen yang
diterbitkan adalah instrumen utang yang dijual dengan diskon dan didasarkan atas
perhitungan bunga, sedangkan pasar uang syariah lebih kompleks dan mendekati
mekanisme pasar modal yaitu transaksi keuangan di pasar uang syariah dilandasi
oleh akad mudharabah, musyarakah, qardh, wadi’ah dan al-sharf tergantung pada
kesepakatan pihak yang terkait dan kebutuhan masing-masing.
b. Pada sifat instrumen itu sendiri. Instrumen yang dijual di pasar konvensional adalah
surat berharga yang mewakili uang di mana unit yang satu memiliki kewajiban
kepada unit yang lain. Sedangkan penciptaan instrumen keuangan syariah harus
didukung oleh aktiva, proyek aktiva atau transaksi jual beli yang melatar
belakanginya (underlying transaction). Piranti keuangan syariah harus dibentuk
melalui sekuritisasi aktiva/proyek aktiva yang merupakan bukti penyertaan, baik
dalam bentuk penyertaan musyarakah (management share) yang meliputi modal
tetap, dengan hak mengelola, mengawasi dan hak suara dalam pengambilan
keputusan. Atau dalam bentuk penyertaan mudharabah (participation share) yang
mewakili modal kerja, dengan hak atas modal dan keuntungan dari modal tersebut
tanpa adanya hak suara.

Dengan demikian pasar uang syariah merupakan mekanisme yang memungkinkan


lembaga keuangan syariah untuk menggunakan insntrumen pasar dengan mekanisme
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah baik untuk mengatasi persoalan kekurangan
likuiditas maupun lebihan likuiditas.

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


9 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Hak Memesan Efek Terlebih dahulu (Right Issue)
Berdasarkan Fatwa DSN MUI nomor 65/DSN-MUI/III/2008, merupakan efek derivatif
yang dinilai lebih menguntungkan disbanding harus meminjam ke bank, karena lebih
murah, tidak biaya tambahan, provisi dan biaya administrasi bank laiinya karena dana
dipasok oleh pemegang saham sendiri.

Mekanisme right bersifat opsional dimana right merupakan hak untuk membeli saham
pada harga tertentu pada waktu yang telah ditentukan. Right ini diberikan pada
pemegang saham lama untuk mendapatkan tambahan saham pada saat second
offering.

6. Warrant Issue

Berdasarkan Fatwa DSN MUI nomor.66/DSN-MUI/III/2008, merupakan efek derivative


dalam bentuk pengalihan saham dengan imbalan tertentu, seorang pemegang saham
dibolehkan untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain dengan
mendapatkan imbalan.
Mekanisma warrant bersifat opsional dimana untuk membeli sebuah saham pada harga
yang telah ditetapkan dengan waktu yang telah ditetapkan pula

Spekulasi Investasi Saham

Spekulasi merupakan kegiatan yang mencari celah perbedaan harga untuk mencari
keuntungan jangka pendek semata, hal inilah yang menyababkan pergerakan harga tidak
stabil, berbeda dengan investor tujuannya dalah jangkan panjang sehingga mereka akan
sangat berhati-hati jika akan mejual saham yang mereka miliki.

Ada beberapa ciri tujuan untuk investasi dipasar modal: a. mengambil saham yang telah
dibeli, b. melakukan pembayaran penuh, dan c. berkeinginan memegang saham dalam
jangka waktu yang tidak tertentu. Dan sebaliknya ciri-ciri dari spekulasi saham

Ada beberapa dampak buruk yang ditimbulkan oleh spekulasi saham anatara lain:
a. Tidak membawa fungsi ekonomi yang bermanfaat dan dapat membayakan investor
yang dapat mengalami kerugian yang besar karena ketidak pastian
b. Melahirkan fluktuasi harga yang tidak wajar
c. Melahirkan elemen ketidakpastian dan ketidak stabilan

Pada pasar modal syariah praktek spekulasi tidak diperbolehkan karena mengandung unsur
riba, gharar dan maysir, oleh karenanya ditetapkan aturan minimum holding period,
sehingga dapat meredam spekulasi harga.

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


10 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
11 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kaidah dan Mekanisme transaksi
Berikut ini adalah kaidah dan mekanismen transaksi pada setiap pasar saham yang ada.
Kaidah syariah untuk pasar perdana:
a. Semua akad harus berbasis pada transaksi yang riil(dengan penyerahan) atas
produk dan jasa yang halal dan bermanfaat.
b. Tidak boleh menerbitkan efek hutang untuk membayar kembali hutang.
c. Dana hasil penjualan efek yang diterbitkan akan diterima oleh perusahaan.
d. Hasil investasi yang akan diterima pemodal merupakan fungsi dan manfaat yang
diterima emiten dari modal yang diperoleh dari dana hasil penjualan efek dan tidak
boleh semata-mata merupakan fungsi dari waktu.

Kaidah syariah untuk pasar sekunder:


a. Semua efek harus berbasis pada transaksi riil (dengan penyerahan) atas produk
atau jasa yang halal.
b. Tidak boleh membeli efek hutang dengan dana dari hutang atau menerbitkan surat
hutang.
c. Tidak boleh membeli berdasarkan tren atau indeks.
d. Tidak boleh memperjualbelikan hasil yang diperoleh dari suatu efek (misalnya kupon,
deviden) walaupun efeknya sendiri dapat diperjualbelikan.
e. Tidak boleh melakukan transaksi murabahah dengan menjadikan obyek transaksi
sebagai jaminan.
f. Transaksi tidak menyesatkan, seperti penawaran palsu dan cornering.

Perbedaan saham Syariah dan konvensional


Saham merupakan bukti bagian dari kepemilikan suatu usaha dengan mengharapkan return
atas investasinya, hal tersebut berlaku baik yang konvensional maupun syariah, namun ada
beberapa perbedaan diantara keduanya yaitu antara lain:
1. Emiten tidak bertentangang dengan prinsip-prinsip syariah
Emiten merupakan perusahaan penerbit saham syariah, harus menjalankan kegiatan
operasional perusahaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Investasi berdasakan system bagi hasil
Pembagian keuntungang atas hasil investasi berdasarkan bagi hasil yang telah
disepakati dalam akad.
3. terdapat musyawarah untung atau rugi
Berdasarkan akad bagi hasil tersebut maka dilakukan musyawarah atas keuntungan
atau kerugian sesuai dengan nisbah yang telah disepakai, agar terhindar dari informasi
yang menyesatkan dan berlebihan yang dapat mengarah pada gharar dan maysir

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


12 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keungan Syariah. Yogyakarta, Ekonosia


DR. Andri Soemitro, M.A. Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Depok, Kencana

2018 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


13 Amam, S.E, M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai