Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

(KUDUASIK) EFEK JUS MENGKUDU (Morinda citrifolia) SEBAGAI


ALTERNATIF TERAPI GOUT ARTRITIS PADA TIKUS WISTAR (Rattus
norvegicus)

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Alvira Firdausi Ali (NIM 22010115120055/ Angkatan 2015)
Lingga Agustina (NIM 22010117120044/ Angkatan 2017)
Muhammad Mufaiduddin (NIM 22010117120024/ Angkatan 2017)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

i
ii
RINGKASAN

Sebanyak 8,1 % penduduk Indonesia menderita penyakit Gout Artritis


(GA). Menurut American Collage of Rheumatology, GA merupakan suatu
penyakit akibat radang sendi yang sudah lama dikenal, gejalanya biasanya terdiri
dari episodik berat dari nyeri inflamasi satu sendi. Sebanyak 29% diantaranya
melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya atau 71% mengonsumsi obat bebas
pereda nyeri (Anggraini and Anggraini, 2016).
Salah satu terapi GA adalah pemberian Obat Antiiflamasi Non Steroid
(OAINS) untuk mengontrol gejala atau proses peradangan lokal, karena OAINS
memiliki sifat analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. Akan tetapi, OAINS
dikenal sebagai faktor eksogen yang dapat menyebabakan kerusakan mukosa
gaster baik secara lokal maupun sistemik. Maka dari itu peneliti mengajukan
solusi terbaik untuk terapi GA melalui jus mengkudu. Buah mengkudu ini
mengandung flavonoid dan fenol yang dapat menurunkan keparahan infalamasi
pada GA dan dapat menurunkan kadar asam urat dengan jalan menghambat enzim
xantin oksidase, selain itu flavonoid ini juga bisa berguna sebagai anti radikal
bebas, sehingga keadaan ini tidak akan memicu terjadinya lesi mukosa gaster
(Takeuchi, 2012).
Cara kerja penelitian ini adalah yang pertama yaitu pembuatan jus
mengkudu. Langkah kedua adalah induksi hewan coba. Induksi hewan coba ini
meliputi inflamasi pada kaki dan peningkatan kadar asam urat darah. Langkah
ketiga adalah pemberian perlakuan. Dalam langkah ketiga ini hewan coba
dikelompokkan menjadi 5 kelompok, dimana setiap kelompok diberi perlakuan
berbeda-beda baik pada saat induksi hiperurisemia maupun induksi inflamasi pada
kaki. Langkah yang terakhir adalah pengambilan data. Pengambilan data yang
diambil dalam penelitian ini meliputi derajat inhibisi inflamasi sebelum dan
sesudah perlakuan, kadar asam urat darah sebelum dan sesudah perlakuan, dan
intregitas mukosa gaster setelah perlakuan.
Peneliti mengharapkan jus mengkudu dapat menjadi alternatif terapi GA
yang aman dan tidak menimbulkan efek samping yang merugikan bagi tubuh,
karena selain dapat menurunkan kadar asam urat tubuh dan edema karena
inflamasi, buah mengkudu juga dapat melindungi gaster dari perlukaan.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
RINGKASAN........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Program.................................................................................2
1.4 Urgensi Penelitian..............................................................................2
1.5 Luaran Program.................................................................................2
1.6 Manfaat Program...............................................................................2
BAB 2. TARGET LUARAN.................................................................................2
BAB 3. METODE PENELITIAN..........................................................................3
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................3
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................3
3.3 Variabel penelitian.............................................................................3
3.4 Perhitungan sampel............................................................................3
3.5 Langkah Penelitian.............................................................................3
3.6 Analisa data........................................................................................5
3.7 Luaran................................................................................................5
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI.........................................................................6
4.1 Hasil Pengukuran Asam Urat.............................................................6
4.2 Hasil Pengukuran Volume Kaki Hewan Coba...................................7
4.3 Hasil Uji Fitokimia............................................................................8
BAB 5. POTENSI HASIL.....................................................................................9
BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA......................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................11
Lampiran 1, Penggunaan Dana......................................................................11
Lampiran 2, Bukti-bukti Pendukung Kegiatan...............................................13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Barthel Manja..................................................................................3


Tabel 2. Hasil Pengukuran Asam Urat Hewan Coba.............................................6
Tabel 3. Hasil Pengukuran Volume Kaki Hewan Coba.........................................7
Tabel 4. Hasil Uji Fitokimia Jus Mengkudu..........................................................8

v
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebanyak 8,1 % penduduk Indonesia menderita penyakit Gout Artritis
(GA). Menurut American Collage of Rheumatology, GA merupakan suatu
penyakit akibat radang sendi yang sudah lama dikenal, gejalanya biasanya terdiri
dari episodik berat dari nyeri inflamasi satu sendi. Sebanyak 29% diantaranya
melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya atau 71% mengonsumsi obat bebas
pereda nyeri (Anggraini and Anggraini, 2016).
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) adalah tanaman yang mudah diperoleh
di indonesia, harganya murah, serta memiliki banyak manfaat, di antaranya
sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan penurun kadar asam urat. Buah ini
mengandung flavonoid dan fenol yang dapat menurunkan keparahan GA dan
dapat menurunkan kadar asam urat dengan jalan menghambat enzim xanthin
oksidase (XO). Efeknya sebagai antiinflamasi juga sama kuatnya apabila
dibanding dengan OAINS seperti indometacin. Mekanisme antiinflamasi dari
buah mengkudu yaitu penghambatan enzim cyclooxigenase (COX2) dan mediator
inflamasi lainnya seperti IL-8 dan NO. Antiiflamasi yang hanya menghambat
COX2 tidak menyebabkan kerusakan pada lambung. Oleh karena itu, pada
mengkudu memiliki sifat antiinflamasi yang sekaligus memiliki efek
mukoprotektif (Assi et al., 2017).
Flavonoid dalam mengkudu dapat dapat mendonorkan atom hidrogen ke
radikal peroksi membentuk radikal flavonoid yang mudah bereaksi dengan radikal
bebas sehingga reaksi radikal rantai berhenti (terminasi) (Rohman, Riyanto and
Hidayati, 2016). Senyawa polifenol 3,3′-bisdemethylpinoresinol dan americanin A
secara lebih spesifik berperan sebagai antioksidan yang terkandung dalam buah
mengkudu (Assi et al., 2017). Menurut Takeuchi, Infiltrasi radikal bebas memicu
terjadinya lesi mukosa (Takeuchi, 2012).
Salah satu terapi GA adalah pemberian Obat Antiiflamasi Non Steroid
(OAINS) untuk mengontrol gejala atau proses peradangan lokal, karena OAINS
memiliki sifat analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. Efek antiinflamasi pada
OAINS melalui mekanisme penghambatan COX2 yang berperan dalam proses
inflamasi (Waranugraha, Putra Suryana and Pratomo, 2010). Akan tetapi, OAINS
dikenal sebagai faktor eksogen yang dapat menyebabakan kerusakan mukosa
lambung baik secara lokal maupun sistemik. Kerusakan mukosa lambung pada
konsumsi OAINS disebabkan karena penghambatan COX2 endogen, sintesis
prostaglandin (PG) dan H2S, serta infiltrasi sel inflamasi dan cedera oksidatif.
OAINS menginhibisi produksi prostaglandin (PG) dan meningkatkan motilitas
lambung sehingga terjadi peningkatan permeabilitas mukosa. Infiltrasi sel radang
dan radikal bebas pada keadaan ini memicu terjadinya lesi mukosa (Takeuchi,
2012). Oleh sebab itu, pemberian OAINS pada penderita GA dikombinasikan
dengan ranitidin sebagai agen antiulkus.
2

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Coutinho de Sousa et al., 2017)


menyatakan pemberian jus mengkudu dapat mengurangi efek inflamasi sehingga
meningkatkan integritas mukosa pada usus. Sementara menurut (Assi et al.,
2017), jus mengkudu memiliki efek antihiperurisemia dan antigout yang alami
dengan menghambat pembentukan topus. Komponen metanol pada ekstrak buah
mengkudu pada konsentrasi 0,1 mg/ml menginhibisi XO sebanyak 64%.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan efek antiinflamasi pada mengkudu
melalui mekanisme inhibisi COX2.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana efek pemberian jus mengkudu sebagai subtitusi OAINS pada
terapi gout terhadap integritas mukosa gaster tikus wistar?
b. Bagaimana potensi jus mengkudu sebagai terapi pada penderita GA tanpa
menimbulkan efek samping pada gaster?
1.3 Tujuan Program
a. Mengetahui efek pemberian jus mengkudu sebagai subtitusi OAINS pada
terapi gout terhadap integritas mukosa gaster tikus wistar.
b. Mengetahui potensi jus mengkudu sebagai terapi pada penderita GA tanpa
menimbulkan efek samping pada gaster
1.4 Urgensi Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena prevalensi GA yang tinggi,
dan tersedianya sumber daya alam berupa buah mengkudu yang melimpah di
Indonesia.
1.5 Luaran Program
Luaran program ini adalah artikel penelitian tentang potensi dari jus buah
mengkudu sebagai alternatif terapi pada GA.
1.6 Manfaat Program
a. Manfaat penelitian ini adalah mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang
sudah didapat di perkuliahan untuk menganalisis dan memperoleh solusi
permasalahan yang ada di masyarakat.
b. Didapatnya ilmu baru tentang pilihan terapi alternatif pada penyakit GA
dengan memanfaatkan buah mengkudu yang memiliki kandungan
senyawa fenolik yang berperan sebagai antiinflamasi dan antioksidan.

BAB 2
TARGET LUARAN

Target luaran dalam program ini yaitu dapat tepublikasikan dalam bentuk
artikel ilmiah tentang potensi jus mengkudu sebagai alternatif terapi GA (Gout
Artritis). Selain itu juga bisa terpublikasikan ke masyarakat umum bahwa jus
mengkudu bisa menjadi salah satu alternatif untuk menurunkan kadar asam urat
dan edema karena inflamasi.
3

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas
Kedokteran, Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, dan Laboratorium Sentral Rumah Sakit Nasional Diponegoro selama
4 bulan yaitu dari bulan April sampai bulan Juli.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan meliputi kandang tikus wistar, sonde lambung, alat
untuk mengambil organ, alat untuk membuat preparat histologi (mikrotom, oven,
cetakan, paraffin), alat untuk melihat preparat histologi gaster, botol, freezer,
sentrifuge, blender, gelas beker, gelas biasa, jarum spuit epidural, plestismometer.
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tikus wistar, jus buah
mengkudu, makanan dan minuman tikus wistar, diklofenak, allopurinol,
carrageenan, cafein, eter alkohol, NaCl fisiologis.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel bebas : pemberian ekstrak buah mengkudu.
Variabel terikat : integritas mukosa gaster, kadar asam urat darah, derajat
inhibisi inflamasi pada tikus wistar.
3.4 Perhitungan Jumlah Sampel
Hewan coba yang digunakan adalah tikus wistar jantan berusia 2-3 bulan
dengan berat rata-rata 200 gram. Tikus wistar yang digunakan 5 ekor pada
masing- masing kelompok, dan pada penelitian ini terdapat 5 kelompok sehingga
yang digunakan dalam penelitian adalah 30 ekor dengan penambahan masing-
masing 1 tikus dalam tiap kelompok untuk mengantisipasi drop out.
3.5 Langkah Penelitian
3.5.1 Pembuatan Jus Mengkudu
Buah mengkudu dicuci dan disimpan selama 3-5 hari dalam suhu kamar.
Kemudian daging buah bagian tengah diblender dan dilakukan pemusingan 3000
rpm selama 20 menit (Coutinho de Sousa et al., 2017).
3.5.2 Induksi Hewan Coba
Induksi hewan coba meliputi inflamasi pada kaki dan peningkatan kadar
asam urat darah. Induksi pembengkakan pada kaki hewan coba menggunakan
30μl larutan carrageenan 1% dalam saline yang diinjeksikan secara subplantar (Li
et al., 2018). Peningkatan asam urat darah dilakukan dengan pemberian suspensi
kafein secara peroral dosis 37,8 mg/kgBB selama 12 hari (Kusuma,
Wahyuningrum and Wisyati, 2014).
3.5.3 Pemberian Perlakuan
Hewan coba yang digunakan adalah Tikus Wistar jantan berusia 2-3 bulan
dengan berat ± 150 gram. Hewan coba diadaptasi selama 1 minggu, diberi makan
dan minum adlibitum. Kemudian tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu
(1) Kelompok control, (3), (4), (5), kelompok yang diberi induksi hiperurisemia
4

dengan kafein 37,8 mg/BB p.o (per oral) selama 12 hari, dan kelompok (2)
diinduksi udem. Kelompok (5) merupakan tikus yang diinduksi dan diberikan
allopurinol 18,2 mg/kgBB p.o selama 9 hari Kelompok (3) merupakan kelompok
tikus yang terinduksi dan diberikan jus mengkudu murni 1 ml selama 9 hari;
Kelompok (4) merupakan kelompok tikus yang terinduksi dan diberikan jus
mengkudu dengan pengenceran menggunakan salin 90% (1 bagian salin, 10
bagian mengkudu) selama 9 hari. Seluruh kelompok kemudian diukur kadar asam
uratnya dan dipuasakan selama 18 jam untuk diinduksi inflamasi pada kaki.
Kelompok (1) diberikan injeksi saline, kelompok, (2), (3), (4) diberikan injeksi
30μl larutan carrageenan 1% subplantar. Kelompok (1) selanjutnya diberikan
saline p.o, kelompok (2) diberikan Na diklofenak 9 mg/kgBB p.o, kelompok (3)
diberikan jus mengkudu murni 1 ml, kelompok (4) diberikan jus mengkudu
dengan pengenceran menggunakan salin 90%. Pengukuran volume kaki hewan
coba pada menit ke 0, 15, 30, 60 menit setelah injeksi carrageenan.
3.5.4 Pengambilan Data
- Derajat Inhibisi Inflamasi
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat plestimometer
berdasarkan hukum Archimedes. Pengamatan volume radang dilakukan
sebelum induksi dan pada menit ke 0, 15, 30, 60 menit setelah injeksi
carrageenan.
- Kadar Asam Urat Darah
Pengukuran kadar asam urat darah menggunakan metode POCT
dengan alat pengukur asam urat Nesco. Kadar asam urat dikatakan normal
dalam rentang 0,5-1,4mg/dl dan hiperurisemia dalam kadar > 3mg/dl.
- Integritas Mukosa Gaster
Pada hari ke dua puluh tiga, semua hewan diterminasi dengan
dibius terlebih dahulu menggunakan eter alkohol, kemudian dilanjutkan
dengan cara dislokasi vertebra servikalis, kemudian organ gaster diambil
untuk selanjutnya dibuat preparat histologi dengan metode blok paraffin
dengan pengecatan HE.
Masing-masing preparat dibaca pada lima lapangan pandang dilihat
pada lima area yaitu keempat sudut dan bagian tengah preparat dengan
perbesaran 400x serta dianalisis menggunakan mikroskop cahaya untuk
dinilai indeks histopatologinya. Sasaran yang dilihat dari penilaian
kerusakan gaster adalah melihat integritas epitel mukosa yang diamati tiap
lapangan pandang dengan penilaian berdasarkan modifikasi skala Barthel
Manja. Perhitungan skor berdasarkan modifikasi Barthel manja skor
tingkat kerusakan yang diamati sebagai berikut:

Tabel 1. Skor Barthel Manja


Skor Integritas epitel mukosa
0 Tidak ada perubahan patologis
1 Deskuamasi epitel
Erosi permukaan epitel 1-10 sel epitel/lesi (lesi
2
mencapai submukosa)
5

Ulserasi epitel >10 sel epite/lesi (lesi mencapai


3
lamina muskularis)
3.6 Analisa Data
Data yang telah terkumpul dan diolah, lalu dianalisis secara statistik
dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 21.0 for
Windows. Dilakukan penentuan nilai Kappa untuk menilai keandalan pengukuran
variable berskala nominal. Tingkat kesepakatan data hasil pengamatan dianggap
baik jika nilai Kappa> 0,60. Data yang sudah diolah dengan Uji Kappa
selanjutnya dilanjutnya ujinya dengan uji statistic Kruskal Wallis, kemudian jika
didapatkan p ≤ 0,05 dilanjutkan dengan analisis Post Hoc untuk uji Kurskal-
Wallis yaitu uji Mann Whitney.
Jika p ≤ 0,05, terdapat perbedaan bermakna.
Jika p ≥ 0,05, tidak terdapat perbedaan bermakna.
3.7 Luaran
Hasil peneltian dijadikan artikel ilmiah lalu dipublikasikan ke jurnal
internasional atau nasional terakreditasi.
6

BAB 4
HASIL YANG DICAPAI

4.1 Hasil Pengukuran Kadar Asam Urat Hewan Coba


Tabel 2. Hasil Pengukuran Asam Urat Hewan Coba
No Kelompok Tikus Asam Urat Rata-rata Asam Urat Rata-rata
Pre Pre Post Post
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
1 1 1 <3 2,92 <3 2,18
(Kontrol) 2 <3 <3
3 3,4 <3
4 3,2 <3
5 5,0 4,9
2 3 1 9,1 7,24 13,3 5,42
(Induksi 2 7,9 3,4
Hiperurisemi + 3 7,3 <3
jus mengkudu 4 4,5 4,4
murni) 5 7,4 4,5
3 4 1 10,0 8,07 6,4 4,48
(Induksi 2 6,7 3,1
Hiperurisemi + 3 5,4 3,2
jus mengkudu 4 9,8 4,1
salin 90%) 5 8,6 3,2
4 5 1 9,1 10,9 <3 2,84
(Induksi 2 13,9 3,9
Hiperurisemi + 3 9,0 <3
Allopurinol) 4 12,0 5,8
5 10,5 <3
Ket : <3 ~ 1,5 mg/dl

Deskripsi:
Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan hasil bahwa jus mengkudu murni
maupun jus mengkudu yang diencerkan dengan salin dapat menurunkan kadar
asam urat darah hewan coba. Hal ini sesuai dengan teori bahwa mengkudu
mengandung senyawa fenolik yang mampu menurunkan kadar asam urat dengan
jalan menghambat enzim xantine oksidase (Assi et al., 2017).
7

4.2 Hasil Pengkuruan Volume Kaki Hewan Coba


Tabel 3. Hasil Pengukuran Volume Kaki Hewan Coba
No Kelompok Tikus Pre 0 menit 15 menit 30 menit 60 menit
3 3
(cm ) (cm ) (cm3) (cm3) (cm3)
1 1 1 0.79 0.79 0.79 0.79 0.79
2 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50
3 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75
4 0.91 0.91 0.91 0.91 0.91
5 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71
2 2 1 0.72 0.92 0.89 0.91 0.77
2 0.70 1.10 0.81 0.78 0.62
3 1.30 1.10 1.01 0.89 0.60
4 0.85 1.21 0.99 0.89 0.61
5 1.02 1.05 1.05 0.81 0.69
3 3 1 0.72 0.89 0.92 0.79 0.53
2 0.75 0.89 1.04 0.80 0.69
3 0.68 1.00 1.03 0.94 0.67
4 1.00 1.20 1.00 0.77 0.74
5 0.82 1.01 0.82 0.79 0.70
4 4 1 0.92 1.32 1.10 0.70 0.87
2 0.80 1.20 1.10 0.62 0.61
3 0.93 1.69 0.79 0.90 0.80
4 0.90 1.21 0.92 0.91 0.80
5 0.73 1.08 0.91 0.81 0.70
Deskripsi:
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh data sebagai berikut:
1) Pengukuran pada kelompok 1 (kelompok kontrol) didapatkan volume kaki
tikus rata-rata 0,73 cm3.
2) Pengukuran pada kelompok 2 didapatkan volume kaki tikus sebelum perlakuan
rata-rata 0,92 cm3, setelah diinjeksi 30 µl larutan carrageenan 1% subplantar
volume kaki tikus naik rata-rata 1,08 cm 3 (terjadi udema pada kaki tikus pada
menit ke 0). Kemudian tikus disonde Na diklofenak 9 mg/kgBB, didapatkan
volume kaki tikus menurun rata-rata 0,95 cm3 (pada menit ke 15), 0,86 cm3
(pada menit ke 30), dan 0,66 cm3 (pada menit ke 60).
3) Pengukuran pada kelompok 3 didapatkan volume kaki tikus sebelum perlakuan
rata-rata 0,79 cm3, setelah diinjeksi 30 µl larutan carrageenan 1% subplantar
volume kaki tikus naik rata-rata 0,99 cm 3 (terjadi udema pada kaki tikus pada
menit ke 0). Kemudian tikus diberi jus mengkudu murni 1 ml, didapatkan
volume kaki tikus menurun rata-rata 0,96 cm3 (pada menit ke 15), 0,82 cm3
(pada menit ke 30), dan 0,67 cm3 (pada menit ke 60).
4) Pengukuran pada kelompok 4 didapatkan volume kaki tikus sebelum perlakuan
rata-rata 0,86 cm3, setelah diinjeksi 30 µl larutan carrageenan 1% subplantar
volume kaki tikus naik rata-rata 1,30 cm 3 (terjadi udema pada kaki tikus pada
menit ke 0). Kemudian tikus diberi jus mengkudu 1 ml dengan pengenceran
8

menggunakan salin 90% (1 bagian salin, 10 bagian mengkudu), didapatkan


volume kaki tikus menurun rata-rata 0,96 cm3 (pada menit ke 15), 0,79 cm3
(pada menit ke 30), dan 0,76 cm3 (pada menit ke 60).

4.3 Hasi Uji Fitokimia


Tabel 4. Hasil Uji Fitokimia Jus Mengkudu
No Parameter Uji Hasil Keterangan
1 Saponin Positif Terbentuk busa yang tidak hilang selama lebih dari 1 menit
2 Flavonoid Negatif Tidak terbentuk warna merah
3 Tanin Positif Terbentuk warna hitam kehijauan
4 Alkaloid Negatif Tidak terbentuk endapan putih
5 Fenolik Positif Terbentuk warna hijau-ungu
6 Terpenoid Negatif Tidak terbentuk warna merah / pink
7 Steroid Negatif Tidak terbentuk warna biru / hijau

Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan hasil positif kandungan dalam jus


mengkudu yaitu senyawa saponin, tanin, dan fenolik. Senyawa-senyawa kimia
tersebut merupakan kelompok dari senyawa fenolik turunan dari fenol yang
memiliki berbagai manfaat diantaranya sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan
penurun kadar asam urat. Selain itu juga bisa berguna sebagai anti radikal bebas,
sehingga keadaan ini tidak akan memicu terjadinya lesi mukosa termasuk mukosa
pada lambung. Senyawa fenolik yang dapat menurunkan inflamasi adalah
quersetin. Senyawa ini dapat menginhibisi aktivitas enzim COX2 sehingga tidak
mengganggu mekanisme proteksi lambung. Sementara jus mengkudu sendiri
memiliki kemampuan anti-gout (Assi et al., 2017).
9

BAB 5

POTENSI HASIL

Potensi hasil dari penelitian ini yaitu :


1. Didapatnya ilmu baru mengenai jus mengkudu sebagai terapi alternatif pada
penyakit GA yang murah, aman, mudah didapat, dan minim efek samping,
sehingga hal ini menjadi solusi terbaik bagi permasalahan yang ada di
masyarakat.
2. Didapatnya terapi GA sebagai substitusi OAINS (Obat Anti Inflamasi Non
Steroid) tanpa menimbulkan efek samping pada gaster.
3. Didapatnya alternatif terapi baru untuk menurunkan kadar asam urat darah dan
edema karena inflamasi.

BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Adapun rencana tahapan berikutnya dalam penelitian ini yaitu :


1. Melakukan pembacaan preparat organ gaster yang telah selesai dibuat.
2. Melakukan pengolahan data dan membuat artikel ilmiah yang akan
dipublikasikan dalam seminar nasional maupun internasional.
10

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, T. and Anggraini, D. I. (2016) ‘Penatalaksanaan Artritis Gout dan


Hipertensi pada Lansia 70 Tahun dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga’,
Medula Unila, 5. Available at: http://jukeunila.com/wp-
content/uploads/2016/08/TIARA-ANGGRAINI-1118011134.pdf
(Accessed: 25 October 2017).
Assi, R. A., Darwis, Y., Abdulbaqi, I. M., Khan, A. A., Vuanghao, L. and
Laghari, M. H. (2017) ‘Morinda citrifolia (Noni): A comprehensive review
on its industrial uses, pharmacological activities, and clinical trials’,
Arabian Journal of Chemistry, 10, pp. 691–707. doi:
10.1016/j.arabjc.2015.06.018.
Coutinho de Sousa, B., Reis Machado, J., da Silva, M. V., da Costa, T. A., Lazo-
Chica, J. E., Degasperi, T. do P., Rodrigues Junior, V., Sales-Campos, H.,
Uber Bucek, E. and Freire Oliveira, C. J. (2017) ‘Morinda citrifolia (Noni)
Fruit Juice Reduces Inflammatory Cytokines Expression and Contributes to
the Maintenance of Intestinal Mucosal Integrity in DSS Experimental
Colitis.’, Mediators of inflammation. Hindawi, 2017, p. 6567432. doi:
10.1155/2017/6567432.
Kusuma, A. mahardian, Wahyuningrum, R. and Wisyati, T. (2014) ‘Aktivitas
Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Herba Pegagan Pada Mencit Jantan
Dengan Induksi Kafein’, Pharmacy, 11(1), pp. 62–74.
Li, K. K., Shen, S. S., Deng, X., Shiu, H. T., Siu, W. S., Leung, P. C., Ko, C. H.
and Cheng, B. H. (2018) ‘Dihydrofisetin exerts its anti-inflammatory effects
associated with suppressing ERK/p38 MAPK and Heme Oxygenase-1
activation in lipopolysaccharide-stimulated RAW 264.7 macrophages and
carrageenan-induced mice paw edema’, International
Immunopharmacology. Elsevier, 54, pp. 366–374. doi:
10.1016/J.INTIMP.2017.11.034.
Rohman, A., Riyanto, S. and Hidayati, N. K. (2016) ‘Aktivitas Antioksidan,
Kandungan Fenolik Total, dan Flavonoid Total Daun Mengkudu (Morinda
citrifolia L)’, Agritech, 27(4). doi: 10.22146/AGRITECH.9849.
Takeuchi, K. (2012) ‘Pathogenesis of NSAID-induced gastric damage:
importance of cyclooxygenase inhibition and gastric hypermotility.’, World
journal of gastroenterology. Baishideng Publishing Group Inc, 18(18), pp.
2147–60. doi: 10.3748/wjg.v18.i18.2147.
Waranugraha, Y., Putra Suryana, B. and Pratomo, B. (2010) ‘Hubungan Pola
Penggunaan OAINS dengan Gejala Klinis Gastropati pada Pasien
Reumatik’, Jurnal Kedokteran Brawijaya, 26(2), pp. 107–112. doi:
10.21776/ub.jkb.2010.026.02.8.
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Dana


1. Peralatan penunjang

Material Justifikasi Volume Harga Satuan Jumlah


Pemakaian (Rp) biaya (Rp)
Sewa paket Pemeliharaan 1 buah 2.013.000/paket 2.013.000
peralatan mencit dan
laboratorium perlakuan
hewan + percobaan
teknisi selama 2
bulan
penelitian
Sewa peralatan Untuk 30 buah 50.000/sampel 1.500.000
laboratorium pembacaan
Patologi preparat
Anatomi histopatologi
UNDIP
Handscoon Alat 2 box 67.000 134.000
pelindung diri
Masker wajah Alat 2 box 35.000 70.000
pelindung diri
Tissue Alat 1 buah 10.200 10.200
pelindung diri
Plestismometer Untuk 1 buah 400.000 400.000
pengukuran
volume kaki
hewan coba
SUB TOTAL (Rp) 4.127.200

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Volume Harga Satuan Jumlah
Pemakaian (Rp) biaya (Rp)
Buah Bahan baku 7 kg - -
mengkudu
Tikus wistar Hewan coba 30 ekor 50.000 1.500.000
jantan
Carageen Penginduksi 1 pc 155.500 155.500
Udem
Cafein Penginduksi 50 gr 50.000 50.000
Hiperurisemi
Allopurinol Obat 2 strip 2.500 5.000
Hiperurisemi
12

Diklofenak Obat 1 strip 2.500 2.500


Antiinflamasi
Tabung Untuk tempat 2 buah 35.000 70.000
sentrifuge bahan sentrifuge
Alat test asam Mengukur asam 1 set 250.000 250.000
urat urat darah
SUB TOTAL (Rp) 2.033.000

3. Biaya Perjalanan
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Perjalanan Satuan (Rp) biaya (Rp)
Transportasi Pulang-pergi 2 kali 45.000 90.000
Semarang - Laboratorium
Yogyakarta LPPT UGM
Transportasi Pengiriman 1 paket 217.800 217.800
pengiriman alat dan bahan
alat dan
bahan
Transportasi Pulang-pergi 2 kali 78.500 157.000
Undip-Unnes Laboratorium
Biologi Unnes
SUB TOTAL (Rp) 464.800

4. Lain-lain
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Perjalanan Satuan (Rp) biaya (Rp)
Pengadaan Untuk 5 25.000 75.000
laporan akhir memperbanyak
laporan
Standing Sarana 2 buah 100.000 200.000
banner publikasi hasil
Fotocopy Sarana untuk 500 lembar 200 100.000
pencarian data
Publikasi Registrasi 1 paket 1.000.000 1.000.000
ilmiah karya dan
biaya seminar
publikasi
SUB TOTAL (Rp) 1.375.000
TOTAL KESELURUHAN 8.000.000
13

Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan


1. Pembuatan Jus Mengkudu
a. Mengkudu

b. Sentrifuge

c. Jus Mengkudu Sebelum di Sentrifugasi

d. Proses Sentrifugasi
14

e. Jus Mengkudu setelah di sentrifugasi

2. Perlakuan Hewan Coba


15

a. Pemberian Makan dan Minum

b. Penggantian Padding/Alas
16

c. Sonde Jus Mengkudu

b. Peracikan dosis obat


17

3. Pengukuran Kadar Asam Urat


18

4. Pengukuran Volume Kaki dan Induksi Udema


a. Induksi udem plantar
19

b. Sonde Jus Mengkudu dan Diklofenak

c. Pengukuran volume kaki

5. Terminasi dan Pengambilan Organ Hewan Coba


20

Anda mungkin juga menyukai