Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien atas nama Ny. Y usia 49 tahun dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dirujuk
ke RSDK untuk menjalankan operasi. Pasien dirujuk dari RS KSH Pati setelah terdiagnosis CA
Cervix 1B dari hasil pemeriksaan biopsi. Keluhan lain seperti mual dan muntah disangkal oleh
pasien. Tidak ada keluhan BAB dan BAK. Riwayat persalinan P2A0, riwayat KB dengan suntik
setiap 3 bulan dan konsumsi pil KB, pasien menopause 3 tahun yang lalu, tidak ada riwayat
penyakit serupa pada keluarga, kesan sosial ekonomi kurang. Pada pasien telah dilakukan operasi
radikal histerektomi dan direncanakan untuk terapi ajuvan.

Pemeriksaan fisik pada pasien terdiri dari pemeriksaan status generalis dan status lokalis.
Pada status generalis tidak didapatkan hasil pemeriksaan yang abnormal. Pada pemeriksaan
vagina toucher ditemukan terdapat infiltrat proximal, pada portio teraba massa berbenjol-benjol
rapuh dan mudah berdarah, corpus uteri sebesar telur ayam, pada adneksa parametrium
didapatkan adanya infiltrat sampai dinding pelvis.

Pada pemeriksaan laboratorium patologi anatomi didapatkan hasil pemeriksaan baik


secara makroskopik dan mikroskopik. Secara makroskopik didapatkan adanya massa menonjol
keluar pada serviks, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol. Secara mikroskopik didapatkan sel-
sel ganas dengan jenis keratinizing squamous cell carcinoma yang berdiferensiasi sedang pada
sediaan serviks+massa (Sediaan A), tampak limfangioinvasi, dan tampak infiltrasi sel-sel ganas
seperti pada sediaan A pada adneksa kiri. Limfangioinvasi adalah suatu kondisi dimana sel
kanker telah menginvasi pembuluh limfe.

Pada pemeriksaan X-Foto Thorax didapatkan bentuk dan letak jantung dalam batas
normal. Pada paru didapatkan gambaran corakan vaskuler dalam batas normal serta tidak
ditemukan bercak maupun nodul pada kedua lapangan paru. Oleh karena itu, pemeriksaan X-
Foto Thorax ini menunjukkan kesan bahwa cor tidak membesar dan tidak tampak gambaran
metastasis maupun kelainan lain pada pulmo dan tulang yang tervisualisasi.

Pada pemeriksaan USG Abdomen didapatkan bahwa duktus biliaris, vesika felea,
pankreas, ginjal, lien, aorta, vesika urinaria dalam batas normal. Hepar dalam batas normal
namun ekogenesitas parenkim meningkat dengan batas vaskuler masih tampak jelas sehingga
menunjukkan kesan fatty liver grade 1. Pada uterus didapatkan kesan penebalan pada cervix uteri
(ketebalan ± 2,87 cm). Tak tampak nodul pada hepar dan lien maupun limfadenopati paraaorta
sehingga pemeriksaan USG Abdomen ini menunjukkan tidak ditemukannya metastasis ke hepar,
lien serta limfadenopati paraaorta.

Untuk menentukan staging pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan biopsi
histopatologi, USG Abdomen, serta X-Foto Thorax dan didapatkan diagnosis Karsinoma Serviks
Stadium IB. Tatalaksana yang dapat diberikan sesuai dengan panduan penatalaksanaan kanker
serviks dari Kementrian Kesehatan yaitu radioterapi untuk stadium I-II A pasca operasi sebagai
terapi ajuvan yang diberikan apabila memenuhi indikasi berikut ini :

1. Batas sayatan positif atau close margin


2. Karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi sedang-buruk
3. Karsinoma adenoskuamosa
4. Adenokarsinoma
5. Invasi limfovaskuler positif
6. Invasi kelenjar getah bening pelvis

Pada kasus ini sudah terjadi limfangio invasi sehingga radioterapi ini dapat diberikan
dengan bentuk dan dosis radiasi sebagai berikut :

1. Pada keadaan dimana batas sayatan tidak bebas tumor atau pada close margin, diberikan
radioterapi dalam bentuk radiasi eksterna whole pelvis dengan dosis 45-50 Gy, 1,8 Gy
per fraksi 5 fraksi per minggu, diikuti dengan brakiterapi ovoid 3x7 Gy (post RE 50 Gy)
atau 4x7 Gy (post RE 45 Gy), preskripsi pada permukaan ovoid.
2. Pada bentuk dini, diberikan radiasi eksterna saja terhadap whole pelvis.

Kompetensi dokter umum sesuai dengan SKDI tahun 2012 pada Ca serviks yaitu
kompetensi 2. Dokter umum harus mampu untuk membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya yaitu
merujuk ke dokter spesialis. Dokter umum dapat melakukan skrining Ca serviks. Pada tingkat
pelayanan primer dengan sarana dan prasarana terbatas dapat dilakukan program skrining dini
dengan tes IVA untuk mendeteksi secara dini gejala-gejala kanker serviks.
BAB V

KESIMPULAN

Serviks atau leher rahim merupakan bagian paling bawah dari rahim yang berbentuk silinder, dan
terbuat dari tulang rawan yang ditutupi oleh jaringan halus. Kanker Serviks merupakan suatu
bentuk keganasan yang terjadi pada leher rahim yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang
abnormal dari jaringan epitel serviks akibat adanya infeksi yang persisten dari human
papillomavirus (HPV) tipe high risk (HR-HPV) onkogenik. Penyebab terjadinya kanker serviks
bersifat multifaktorial atau dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya hubungan seks yang
tidak aman, status persalinan, dan status perkawinan. Faktor risiko yang terkait dengan kanker
serviks adalah hubungan seks yang tidak aman, aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan
seksual dengan multipartner, mempunyai banyak anak, sosial ekonomi ekonomi rendah,
pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, gangguan
imnitas, dan merokok.

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan klinik. Pemeriksaan fisik pada
pasien berupa status generalis dan status lokalis. Pada pemeriksaan histopatologi atau biopsi PA
didapatkan hasil poorly differentiated, non keratinizing squamous cell carcninoma. Pemeriksaan
X-Foto Thorax didapatkan kesan pulmo tak tampak infiltrat maupun nodul. Pemeriksaan USG
Abdomen menunjukkan tidak ditemukannya metastasis ke hepar, lien serta limfadenopati
paraaorta.

Klasifikasi stadium pada pasien ini dilakukan dengan pemeriksaan biopsi histopatologi, USG
Abdomen, serta X-Foto Thorax dan didapatkan diagnosis Karsinoma Serviks Stadium IB.
Radioterapi memegang peranan penting dalam penatalaksanaan karsinoma serviks uteri. Radiasi
diberikan langsung pada lesi primer kanker yang bertujuan untuk eradikasi sel kanker. Penting
bagi seorang dokter untuk dapat menegakkan diagnosis karsinoma cervix uteri sedini mungkin
dengan mengenali gejala gejala dan tanda dari stadium dini sehingga pasien mendapat terapi
lebih dini agar menghasilkan prognosis yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai