Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS

PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Nama : Pandu Janitra Surya


Nim : 04064822427041
LAPORAN PENDAHULUAN CA SERVIX

A. Ca servix

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh di leher rahim, berasal dari epitel, atau

lapisan permukaan luar leher rahim, dan 99,7% disebabkan oleh virus HPV (Human

Papilloma Virus). Virus HPV yang paling sering teridentifikasi pada kanker serviks

adalah HPV tipe 16 dan 18. Penderita kanker serviks sering mengeluh nyeri pada perut

bagian bawah (vera 2023).

Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks

merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan

berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum.( Kemenkes.2020)

B. Etiologi

Menurut Dora (2022) penyebab ca servix adalah infeksi Human Papilloma Virus

(HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi HPV ini memiliki peran

signifikan dalam pertumbuhan sel-sel serviks yang abnormal (Sung et al., 2021).

Meski demikian, HPV bukan satu-satunya penyebab yang cukup untuk kanker

serviks, masih ada 12 jenis onkogenik lainnya yang diklasifikasikan sebagai kelompok

karsinogen oleh International Agency for Research on Cancer Monographs. Kofaktor

penting lainnya termasuk beberapa infeksi menular seksual (HIV dan Chlamydia
LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

trachomatis), merokok, jumlah persalinan yang lebih tinggi, dan lama penggunaan

kontrasepsi oral jangka panjang (Ricci, 2017; Sung et al., 2021)..

C. Patofisiologi

Proses patofisiologi kanker serviks dimulai dengan perubahan abnormal pada lapisan

sel atau permukaan serviks. Biasanya, perubahan ini terjadi pada sambungan skuamosa-

kolumnar serviks. Di sini, sel-sel epitel sekretori silindris (kolumnar) bertemu dengan sel-

sel epitel datar pelindung (skuamosa) dari serviks luar dan vagina dalam apa yang disebut

zona transformasi.

Penggantian terus menerus sel epitel kolumnar oleh sel epitel skuamosa di daerah ini

membuat sel-sel ini rentan untuk mengambil materi genetik asing atau abnormal. Adanya

infeksi HPV yang nyata terjadi menjadi titik awal pertumbuhan sel kanker pada area

serviks. Infeksi HPV terjadi pada persentase tinggi wanita yang aktif secara seksual,

tetapi rendah dalam hal respon imun yang menghasilkan pengendalian virus atau

pembersihan HPV. Kebanyakan orang yang memiliki HPV tidak menunjukkan gejala

sehingga umumnya mereka tidak menyadari bahwa tubuh mereka memiliki virus. Lebih

dari 90% kanker serviks skuamosa mengandung DNA HPV, dan saat ini virus HPV

diterima sebagai faktor penyebab utama dalam perkembangan kanker serviks dan

pendahulunya, yaitu, displasia serviks (gangguan pertumbuhan sel abnormal). Karena

hanya sebagian kecil infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker (Samaria, 2022).
LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

D. Manefestasi Klinis

Mennurut kemenkes (2019) Pada lesi prakanker 92% tidak mempunyai gejala kalau

ada hanya berupa rasa kering di vagina. Bila telah menjadi kanker serviks, umumnya

gejala yang timbul berupa perdarahan pervaginam (kontak atau diluar masa haid), dan

cairan keluar dari liang vagina. Kalau sudah lanjut, gejala dapat berupa keluarcairan yang

berbau tidak sedap, nyeri panggul, lumbosakral, gluteus, gangguan berkemih (urinary

frequency), nyeri di kandung kemih dan rektum. Kalau sudah bermetastasis maka akan

timbul gejala sesuai dengan organ yang terkena. Penyakit residif menunjukkan gejala

seperti edema tungkai unilateral, nyeri siatika, dan gejala obstruksi ureter.

E. Diagnosa medis

Diagnosis dapat ditegakkan atas atas dasar anamnesis dan pemeriksaan klinik.

Pada umumnya, lesi prakanker belum memberikan gejala. Bila telah menjadi kanker

invasif, gejalan yang paling umum adalah perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat

berhubungan intim) dan keputihan. Pada stadium lanjut, gejala dapat berkembang

menjadi nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pelvik

ke arah lateral sampai obstruksi ureter, bahkan sampai oligo atau anuria (Kemenkes

Kesehatan RI, 2017).


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

F. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang kanker servik dapat dideteksi dengan penyaringan /

skrining dapat dilakukan dengan pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA dan juga

kolposkopi (Bustan, 2015).

1. Pemeriksaan pap smear

Pap smear adalah suatu metode dimana dilakukan pengambilan sel dari mulut

rahim kemudian diperiksa dibawah mikroskop sehingga dapat menentukan apakah sel

yang ada dimulut rahim masih normal, berubah menuju kanker atau telah berubah

menjadi sel kanker, pemeriksaan ini dilakukan pada wanita yang telah berumur 18 tahun

atau wanita yang telah aktif secara seksual

2. Pemeriksaan IVA

Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan oleh dokter, bidan/ paramedik terhadap

leher rahim yang telah diberi asam asetat/ asam cuka 3-5% secara inspekulo dengan

mata telanjang.

3. Kolposkopi

Kolposkopi adalah pemeriksaan serviks untuk mencari kelainan. Dokter akan

memakai kaca pembesar khusus untuk melihat vulva, vagina dan leher rahim. Proses

kolposkopi ini menggunakan mikroskop dengan lampu kecil di bagian ujungnya. Jika

terlihat kelainan pada proses kolposkopi, sampel kecil jaringan akan diambil dari serviks
LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

dan diperiksa dibawah mikroskop, untuk melihat apakah ada sel kanker di dalamnya

(Rohan, 2017).

4. Biopsi kerucut

Istilah biopsi kerucut diambil dari jaringan yang berbentuk kerucut yang diambil

dari serviks. Selsel dari jaringan ini akan diperiksa dengan mikroskop untuk memeriksa

apakah ada sel kanker Proses ini dilakukan di rumah sakit dengan pemakaian bius lokal.

Efek sampingnya adalah perdarahan yang mungkin terjadi hingga satu bulan setelah

operasi dan menstruasi juga akan terasa nyeri

G. Penatalaksaanan medis

Menurut (Wijaya, 2010) ada berbagai tindakan klinis yang bisa dipilih untuk mengobati

kanker serviks sesuai dengan tahap perkembangannya masing-masing, yaitu:

a. Stadium 0 (Carsinoma in Situ)

Pilihan metode pengobatan kanker serviks untuk stadium 0 antara lain:

1) Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP) yaitu presedur eksisi dengan

menggunakan arus listrik bertegangan rendah untuk menghilangkan jaringan

abnormal serviks,

2) Pembedahan Laser,

3) Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks dan

epitel serta kelenjarnya,


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

4) Cryosurgery yaitu penggunaan suhu ekstrem (sangat dingin) untuk menghancurkan

sel abnormal atau mengalami kelainan,

5) Total histerektomi ( untuk wanita yang tidak bisa atau tidak menginginkan anak lagi),

6) Radiasi internal (untuk wanita yang tidak bisa dengan pembedahan)

b. Stadium I A

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IA meliputi:

1) Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral

salpingoophorectomy,

2) Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung

selaput lendir serviks dan epitel serta kelenjarnya,

3) Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan

kelenjar getah bening,

4) Terapi radiasi internal

c. Stadium I B

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IB meliputi:

1) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal,

2) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah

bening,

3) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah

bening diikuti terapi radiasi dan kemoterapi,

4) Terapi radiasi dan kemoterapi.


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

d. Stadium II

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II meliputi:

1) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal serta kemoterapi,

2) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,

3) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening diikuti

terapi radiasi dan kemoterapi

e. Stadium II B

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II B meliputi terapi radiasi

internal dan eksternal yang diikuti dengan kemoterapi.

f. Stadium III

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium III meliputi terapi radiasi

internal dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

g. Stadium IV A

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IV A meliputi terapi radiasi

internal dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

h. Stadium IV B Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IVB meliputi:

1) Terapi radiasi sebagai terapi paliatif untuk mengatasi

gejalagejala yang disebabkan oleh kanker dan untuk

meningkatkan kualitas hidup,

2) Kemoterapi,
LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

3) Tindakan klinis dengan obat-obatan anti kanker baru atau

obat kombinasi

H. Penatalaksanaan keperawatan

Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks meliputi pemberian

edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi

kecemasan serta ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam

perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi. Perawat perlu

mengidentifikasi bagaimana klien dan pasangannya memandang kemampuan reproduksi

wanita dan memaknai setiap hal yang berhubungan dengan kemampuan reproduksinya.

Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien mengekspresikan

rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan dukungan

spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga dan komunitas, dan menemukan

kekuatan diri untuk menghadapi masalah (Jannah, 2019).

I. Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat kanker serviks (Faizatiwahida dkk,

2022) yaitu:

1. Terjadi penggumpalan darah diakibatkan kanker menekan pembuluh darah

dipanggul

2. Dapat terjadi kejang karena kanker menyebar ke otak

3. Limfedema (pembengkakan tungkai karena penyumbatan pembuluh getah bening)

4. Nyeri hebat dikarenakan kanker menyebar ke ujung saraf, tulang, dan otot
LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

5. Kanker yang menyebar ke vagina, usus, dan kandung kemih dapat menyebabkan

perdarahan

6. Dapat terjadi hidronefrosis atau penumpukan urin pada ginjal sehingga dapat

menyebabkan gagal ginjal

7. Dapat terjadi fistula antara vagina dan kandung kemih atau vagina dan rectum

8. Tidak dapat mempunyai anak akibat histerektomi

9. Inkontinensia urine, dan vagina kering

10. Rambut rontok

11. Diare

12. Gagal ginjal akibat kemoterapi

13. Menopause akibat radioterapi

14. Infertilitas, dan penyempitan.

J. Prognosis

Prognosis kanker serviks sangat tergantung pada seberapa dini kasus terdiagnosis

dan dilakukan terapi adekuat pada tingkat stadium. Harapan kesembuhan dapat mencapai

85% untuk stadium I, 50% untuk stadium II, 30% untuk stadium III, dan 5-10% untuk

stadium IV (Novelia, 2017).


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

K. Diagnosis keperawatan

a. Nyeri Kronis b.d infiltrasi tumor d.d mengeluh nyeri, merasa depresi (tertekan),

tampak meringis, tampak gelisah, tidak mampu menuntaskan aktivitas

b. Nausea b.d tumor d.d mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berminat makan

c. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d merasa bingung, merasa khawatir

dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak

tegang, sulit tidur

d. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d berat badan menurun

minimal 10% di bawah rentang ideal

e. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d Pengisian

kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit

pucat, turgor kulit menurun

f. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis: post-operasi d.d kerusakan

jaringan dan/atau lapisan kulit

g. Distress spiritual b.d kondisi penyakit kronis d.d Mempertanyakan makna/tujuan

hidupnya, menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang bermakna, merasa menderita/tidak

berdaya, tidak mampu beribadah Marah pada Tuhan h. Risiko infeksi d.d efek prosedur

invasive.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

L. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri Kronis

Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama …x24 jam maka

diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :

- Keluhan nyeri menurun

- Meringis menurun

- Sikap protektif menurun

- Gelisah menurun

- Kesulitan tidur

 Manajemen nyeri

Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri

- Identifikasi skala nyeri

- Idenfitikasi respon nyeri non verbal

- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan

- Monitor efek samping penggunaan analgetik Terapeutik


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

- Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis:

TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,

aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,

terapi bermain)

- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan)

- Fasilitasi istirahat dan tidur

- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

- Jelaskan strategi meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

- Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat

- Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b. Nausea Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam

diharapkan tingkat nausea menurun dengan kriteria hasil :

- Nafsu makan meningkat

- Keluhan mual menurun

- Perasaan ingin muntah menurun


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Manajemen Mual

Observasi

- Identifikasi pengalaman mual

- Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup

- Identifikasi faktor penyebab mual

- Monitor mual

- Monitor asupan nutrisi dan kalori Terapeutik

- Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual

- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual

- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik Edukasi

- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup

- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak

- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengatasi mual

c. Ansietas Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama …x24 jam maka

diharapkan tingkat ansietas menurun dengan kriteria hasil:

- Verbalisasi kebingungan menurun

- Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun

- Perilaku gelisah menurun

- Perilaku tegang menurun

- Konsentrasi menurun Reduksi Ansietas


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

 Observasi

- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah

- Monitor tanda-tanda ansietas Terapeutik

- Pahami situasi yang membuat ansietas

- Dengarkan dengan penuh perhatian

- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Edukasi

- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan

prognosis

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat antiansietas

d. Defisit Nutrisi Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan

status nutrisi membaik dengan kriteria:

porsi makan yang dihabiskan meningkat Manajemen nutrisi

 Observasi

- Identifikasi status nutrisi

- Identifikasi makanan yang disukai

- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

- Monitor asupan makanan

- Monitor berat badan

- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Terapeutik

- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

- Berikan suplemen makanan, jika perlu Edukasi

- Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda

nyeri, antiemetik), jika perlu

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

e. Perfusi Perifer Tidak Efektif

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam

diharapkan perfusi perifer meningkat dengan kriteria hasil:

- Kekuatan nadi perifer meningkat

- Warna kulit pucat menurun

- Pengisian kapiler membaik

- Akral membaik

- Turgor kulit membaik Perawatan Sirkulasi

 Observasi
LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

- Periksa sirkulasi perifer

- Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi

- Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas

 Terapeutik

- Lakukan hidrasi

 Edukasi

- Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan

f. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam

diharapkan integritas kulit/jaringan meningkat dengan kriteria hasil:

- Kerusakan jaringan menurun

- Kerusakan lapisan kulit menurun

Perawatan Luka

 Observasi

- Monitor karakteristik luka (mis: drainase, warna, ukuran, bau)

- Monitor tanda-tanda infeksi Terapeutik

- Lepaskan balutan dan plester secara perlahan

- Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

- Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai

kebutuhan - Bersihkan jaringan nekrotik

- Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu

- Pasang balutan sesuai jenis luka

- Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka

- Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi

pasien Edukasi

- Jelaskan tanda dan gejala infeksi

- Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri Kolaborasi

- Kolaborasi prosedur debridement (mis: enzimatik, biologis,

mekanis, autolitik), jika perlu

- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M. N. (2015). Manajemen Pengendalian penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka

Cipta

Dora.(2022).Edukasi Kesehatan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Di Desa

Cibandung,Gunung Sindur,Bogor

Jannah, S. R. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA. SERVIKS DI

RUANG MAWAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

SAMARINDA.

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI:

Jakarta Selatan

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI:

Jakarta Selatan

PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI:

Jakarta Selatan

Samaria, D. (2022). Edukasi Kesehatan tentang Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa

Cibadung, Gunung Sindur, Bogor. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM),

5(7), 2243-2258.

Vera.(2023).Kanker serviks.Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh


LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Anda mungkin juga menyukai