Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

PENGANTAR FILSAFAT HUKUM

MAZHAB SEJARAH DAN TERSUNGKURNYA HUKUM DI INDONESIA

Disusun oleh

Edward Matthew

1904551216

Reguler Pagi (D)

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM

DENPASAR
Mazhab Sejarah dan Tersungkurnya Hukum Adat di Indonesia

Mazhab Sejarah lahir pada awal abad ke-19, yaitu pada tahun 1814. Lahirnya mazhab ini
ditandai dengan diterbitkannya manuskrip yang ditulis oleh Friedrich Karl von Savigny yang
berjudul “Vom Beruf unserer Zeit fur Gezetgebung und Rechtwissenschaft” (tentang seruan
masa kini akan undang-undang dan ilmu hukum) . Friedrich Karl von Savigny dipandang sebagai
perintis lahirnya mazhab Sejarah .

Mazhab sejarah ini muncul akibat reaksi terhadap para pemuja hukum alam atau hukum
kodrat yang berpendapat bahwa hukum alam itu bersifat rasionalistis dan berlaku bagi segala
bangsa serta untuk semua tempat dan waktu. Mazhab sejarah ini berpendapat bahwa tiap-tiap
hukum itu ditentukan secara historis, selalu berubah menurut waktu dan tempatnya. Alasan-
alasan kritik terhadap rekonstruksi paradigma hukum, menggugat kembali gagasan-gagasan
peristiwa teori-teori mazhab sejarah hukum masa lampau tentunya dianggap penting dan
bermakna dalam teori hukum kekinian. Hal ini, sebagaimana L.J Van Apeldoorn menyebutkan
sejarah adalah:

“Sesuatu proses, jadi bukan sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang bergerak, bukan mati
melainkan hidup. Segala yang hidup selalu berubah. Demikian masyarakat manusia, dan
demikian juga bagian dari masyarakat yang kita sebut hukum. Di tinjau dari sudut ilmu
pengetahuan, hukum adalah gejala sejarah: Ia mempunyai sejarah, hukum sebagai sejarah berarti
tunduk pada pertumbuhan yang terus-menerus.”

Hukum pada saat ini merupakan suatu kesatuan dari Hukum yang sudah berlaku sebelum
nya atau Budaya kebiasaan sebelumnya (Hukum Adat) dengan Hukum Modern. Dari Mazhab
Sejarah menimbulkan pengertian Hukum bersumber pada Hukum yang lebih tinggi dan
diarahkan oleh akal dan tidak dibuat tapi hukum harus ditemukan, sebab hukum sudah ada
hubungan antara hukum dan moral masih sangat penting. Hal ini yang menimbulkan asas Lex
Superior Derogate Legi Inferior yang berarti Hukum yang lebih tinggi mengesampingkan
Hukum yang lebih rendah. Dimana asas ini juga didukung dengan Asas Lex Posterir Derogat
Lex Prio (Hukum yang baru (lex posterior) mengesampingkan hukum yang lama (Lex Prior))
dan Lex Specialis Derogat Lex Generalis (Hukum yang bersifat khusus mengesampingkan
Hukum yang bersifat umum).
Mazhab Sejarah juga dapat dilihat pengaruh nya terhadap Hukum di Indonesia, terutama
Hukum Adat (Adatrecht)yang berlaku sebagai salah satu sistem hukum yang berlaku
diIndonesia. Dimana hal tentang Hukum Adat di Indonesia diatur, dilindungi dan diakomodir
pula oleh konsitusi, yang dapat dilihat pada Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang berisi “Negara
mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”. Akan tetapi dari
pengertian Mazhab Sejarah yang sesungguh nya mengenai Hukum Adat, tidak terlalu berlaku di
Indonesia, dikarenakan Hukum Adat yang belaku di Indonesia Hanya berlaku pada masyarakat
Adat itu sendiri, Hukum Adat di Indonesia sendiri sudah berlaku sejak masa kerajaan-kerajaan di
Indonesia, dimana pada saat itu kerajaan-kerajaan mempunyai Hukum atau kebiasaan-kebiasaan
yang berbeda-beda, dari masa itu Indonesia mulai berkembang sampai muncul nya beberapa
Hukum yang berlaku di Indonesia. Terutama semenjak Pemerintahan Hindia Belanda berkuasa
terhadap bangsa negara Indonesia, yang meninggalkan juga peninggalan berupa Hukum Warisan
/ yang berlaku sampai sekarang.

Menurut saya, tersungkurnya Hukum Adat di Indonesia tidak terlalu terasa, dikarenakan
Hukum Adat tetap berlaku di Indonesia, tetapi hanya berlaku didalam Budaya dan Masyarakat
tertentu yang ada di Indonesia, Karena Indonesia sendiri merupakan Negara yang memiliki
berbagai macam budaya yang berbeda-beda yang menyebabkan kebiasaan masyarakat yang di
hidupi juga berbeda-beda, dimana hal ini tidak bisa diberlakukan secara umum secara negara
berbangsa seperti yang ada di dalam pengertian Mazhab Sejarah dimana Hukum tidak berlaku
universal, setiap bangsa memiliki kesadaran hukum, kebiasaan, budaya yang berbeda dengan
bangsa lain

Anda mungkin juga menyukai