Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN


PARTUS LAMA

Oleh:

Miftakhul Hidayah (14.401.18.033)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,karena berkat taufiq rahmat dan
hidayah nya kami dapat menyelesaikan laporan penahuluan dan konsep asuhan
keperawatan dalam penyusunan makalah ini kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
tertentu .untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Maulida Nurfazriah O.S,S.Kep.,Ns.,MPH selaku dosen pembimbing mata kuliah
keperawatan maternitas.
2. Kedua Orang Tua yang selalu memberi doa dan dukungan baik materi maupun
spritual
3. Teman-teman kelas A yang selalu memberikan saran dan kritiknya.
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin,dan kamipun menyadari bahwa
masih banyak kesalahan serta yang harus kami perbaiki.maka itu kami mengharapkan
saran maupun kritik yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan
makalah ini.dan kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca maupun kami

Krikilan, 17 September 2020

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Definisi............................................................................................................................5
B. Etiologi...........................................................................................................................5
C. Patofisiologi....................................................................................................................5
D. Pathway..........................................................................................................................6
E. Manifestasi Klinis..........................................................................................................7
F. Gejala Klinik..................................................................................................................7
G. Klasifikasi.......................................................................................................................8
H. Penatalaksanaan Pada Partus Lama...........................................................................9
I. Diagnosa yang muncul................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
DAFTAR  PUSTAKA.............................................................................................................16
BAB I

PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Partus Lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan
bayi baru lahir. Partus Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam
yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama akan menyebabkan infeksi,
kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum
yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan
asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi. Para ibu baru yang menjalani
persalinan pertamanya dengan sulit dan lama mengatakan bahwa pengalaman tersebut
akan mempengaruhi mereka untuk selamanya.
Secara keseluruhan, 60 persen wanita yang menjalani persalinan sulit
mengatakan bahwa pengalaman tersebut akan meninggalkan kesan pada mereka
sepanjang hidupnya. Persalinan yang lama biasa terjadi terutama pada wanita yang
baru menjalani persalinan anak pertama.
Persalinan lama didefinisikan sebagai persalinan dengan kemajuan yang lama,
yaitu ibu mengalami kontraksi teratur lebih lama dari 12 jam misalnya, atau
persalinan yang membutuhkan operasi cesar darurat, bantuan forseps, atau vakum.
Para peneliti menemukan bahwa rasa sakit merupakan hal yang utama diutarakan oleh
para ibu baru, terutama mereka yang mengalami persalinan lama.
B. Tujuan
1. Mengetahui konsep persalinan lama

2. Mengetahui penatalaksanaan Ibu dengan persalinan lama

3. Mengetahui asuhan keperawatan Ibu dengan persalinan lama


BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), pengertian dari partus lama
adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih
dari 18 jam pada multigravida. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan fase
aktif.
B. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek dan tentu
saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik dan
penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1. Kelainan letak janin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan kekuatan his dan mengejan
4. Pimpinan persalinan yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primi tua primer dan sekunder
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum
mendatar
9. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten
10. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua yang
menemaninya ke rumah sakit merupakan calon partus lama.
C. Patofisiologi
Partus lama partus yang berlangsung lebih dari 18 jam, partus berlangsung lebih
dari 24 jam atau kala I 20 jam atau kala II 2 jam. Pada partus lama pada umumnya ibu
dalam keadaan lelah, demikian
juga keadaan janin dan uterus. Bila partus lama dibiarkan tanpa pertolongan aktif,
tidak dapat diharapkan persalinan akan berakhir sendiri tanpa membahayakan jiwa ibu
maupun janin. Kadang – kadang sulit memastikan partus lama dari segi waktu karena
kesulitan menentukan saat mulai inpartu. Untuk ini perlu diperhatikan adanya tanda –
tanda partus lama :
1. Keadaan umum lemah kelelahan
2. Nadi cepat, RR cepat
3. Dehidrasi
4. Perut kembung

D. Pathway
Kelainan HIS
Imnersia uteri inkordinat uteri action
Kontraksi uterus singkat dan jarang MK: nyeri akut HIS tidak efisien dalam
pre op
Pembukaan

Pre Op
tidak ada kemajuan dalam pembukaan serviks
MK : kurang pengetahuan tentang
Proses persalinan
Partus lama/partus tak maju

Post operasi sectio caesarea SC

Insisi abdomen fisiologi nifas


Terputusnya kontuinitas Lochea Payudara
Perdarahan Puting belum menonjol
MK: Nyeri MK: Resiko Infeksi keterbatasan pengetahuan
Trauma MK: resiko kekurangan cairan tentang perawatan payudara
Kelemahan otot jaringan
Efek anastesi MK: menyusui tidak efektif

Mual/muntah penurunan ketahanan dan kekuatan otot

MK: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan MK: defisit perawatan diri
E. Manifestasi Klinis
Menurut Manuaba (1998), gejala utama yang perlu diperhatikan pada
persalinan kasep antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi antara lain temperatur tinggi, nadi dan pernafasan meningkat dan
abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen antara lain meteorismus, lingkaran bandan tinggi serta nyeri
segmen bawah rahim.
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina meliputi edema vulva, cairan ketuban berbau serta
cairan ketuban bercampur mekoneum
5. Pemeriksaan dalam meliputi edema servik, bagian terendah sulit didorong keatas,
terdapat kapur pada bagian terendah.Keadaan janin dalam rahim terjadi asfiksia
sampai terjadi kematian. Akhir dipersalinan kasep adalah ruptur uteri imminen
sampai ruptura uteridan kematian karena perdarahan dan atau infeksi.

F. Gejala Klinik
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) gejala klinik partus lama
terjadi pada ibu dan juga pada janin.
1. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan
meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks,
cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin :
a. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negarif, air ketuban
terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
b. Kaput succedaneum yang besar
c. Moulage kepala yang hebat
d. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG (1998), gejala utama yang perlu
diperhatikan pada partus lama antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen
bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan
ketuban bercampur mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas,
terdapat kaput pada bagian terendah
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri,
kematian karena perdarahan atau infeksi.
G. Klasifikasi
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan partus lama
menjadi beberapa fase, yaitu :
1. Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14
jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab fase laten yang
panjang mencakup :
a. Serviks belum matang pada awal persalinan
b. Posisi janin abnormal
c. Disproporsi fetopelvik
d. Persalinan disfungsional
e. Pemberian sedatif yang berlebihan
Serviks yang belum matang hanya memperpanjang fase laten, dan kebanyakan
serviks akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran. Sekalipun fase
laten berlangsung lebih dari 20 jam, banyak pasien mencapai dilatasi serviks yang
normal ketika fase aktif mulai. Meskipun fase laten itu menjemukan, tapi fase ini
tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.
2. Fase aktif yang memanjang pada primigravida
Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan
keadaan abnormal, yang lebih penting daripada panjangnya fase ini adalah
kecepatan dilatasi serviks. Pemanjangan fase aktif menyertai :
a. Malposisi janin
b. Disproporsi fetopelvik
c. Penggunaan sedatif dan analgesik secara sembrono
d. Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan forceps tengah, secsio
caesarea dan cedera atau kematian janin. Periode aktif yang memanjang dapat
dibagi menjadi dua kelompok klinis yang utama, yaitu kelompok yang masih
menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun dilatasi servik berlangsung lambat
dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian dilatasi serviks.
3. Fase aktif yang memanjang pada multiparas
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam (rata-rata 2,5 jam)
dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan
abnormal. Meskipun partus lama pada multipara lebih jarang dijumpai dibandingkan
dengan primigravida, namum karena ketidakacuhan dan perasaan aman yang palsu,
keadaan tersebut bisa mengakibatkan malapetaka.
Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran
berikutnya pasti normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya menghindari
kelahiran pervaginam yang traumatik dan pertimbangan secsio caesarea merupakan
tindakan penting dalam penatalaksanaan permasalahan ini. Berikut ini ciri-ciri partus
lama pada multipara :
a. Insedensinya kurang dari 1%
b. Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida dengan
partus lama
c. Jumlah bayi besar bermakna
d. Malpresentasi menimbulkan permasalahan
e. Prolapsus funiculi merupakan komplikasi
f. Perdarahan postpartum berbahaya
g. Rupture uteri terjadi pada grande multipara
h. Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam
i. Ekstraksi forceps tengah lebih sering dilakukan
j. Angka secsio caesarea tinggi, sekitar 25%
H. Penatalaksanaan Pada Partus Lama
Menurut Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996), penatalaksanaan partus lama antara
lain :
1. Pencegahan
a. Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan mengurangi
insidensi partus lama.
b. Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks belum matang.
Servik yang matang adalah servik yang panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inci),
sudah mengalami pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya satu jari
dan lunak serta bisa dilebarkan.
2. Tindakan suportif
a. Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus membesarkan
hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan kekhawatiran dalam
diri pasien.
b. Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus lama, intake cairan
sebanyak ini di pertahankan melalui pemberian infus larutan glukosa. Dehidrasi,
dengan tanda adanya acetone dalam urine, harus dicegah
c. Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan tercerna dengan baik.
Makanan ini akan tertinggal dalam lambung sehingga menimbulkan bahaya muntah
dan aspirasi. Karena waktu itu, pada persalinan yang berlangsung lama di pasang
infus untuk pemberian kalori.
d. Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih dan rectum
yang penuh tidak saja menimbulkan perasaan lebih mudah cidera dibanding dalam
keadaan kosong.
e. Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus diistirahatkan dengan
pemberian sedatif dan rasa nyerinya diredakan dengan pemberian analgetik, namun
semua preparat ini harus digunakan dengan bijaksana. Narcosis dalam jumlah yang
berlebihan dapat mengganggu kontraksi dan membahayakan bayinya.
f.Pemeriksaan rectal atau vaginal harus dikerjakan dengan frekuensi sekecil mungkin.
Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan meningkatkan resiko infeksi. Setiap
pemeriksaan harus dilakukan dengan maksud yang jelas.
g. Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kemajuan dan kelahiran
diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang layak serta tidak terdapat gawat janin
ataupun ibu, tetapi suportif diberikan dan persalinan dibiarkan berlangsung secara
spontan.
3. Perawatan pendahuluan
Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :
a. Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuskular
b. Penisilin prokain : 1 juta IU intramuskular
c. Streptomisin 1 gr intramuskular
d. Infus cairan :
1) Larutan garam fisiologis
2) Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1 liter/jam
e. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera
bertindak
4. Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid
pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio sesarea dan lain-lain.
I. Diagnosa yang muncul
Menurut Nanda (2011), diagnosa keperawatan yang muncul pada klien post sectio
caesaria antara lain :
1. Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan .2x 24 jam, diharapkan nyeri dapat
teratasi.
Kriteria hasil :
NOC :
a. skala nyeri berkurang
b. Wajah tampak rileks
c. Tdk menunjukan nyeri baik verbal dan non verbal
d. TTV dalam batas normal
NIC :
Pain Management :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprensif
b. Observasi reaksi no verbal
c. Kurangi faktor presipitasi nyeri
d. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
e. Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
2. Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan.
Tujuan : Setelah dilakukan pengkajian keperawatan 2 x 24 jam diharapkan infeksi
tidak terjadi.
Kriteria Hasil:
NOC :
Risk Control :
1) Tidak terdapat adanya tanda- tanda resiko infeksi
2) Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh pasien
NIC :
Infection control :
a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
b. Pertahankan teknik isolasi
c. Batasi pengunjung bila perlu
d. Instruksikan pada pengunjung untuk cuci tangan saat berkunjung
dan setelah berkunjung.
e. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
f. Pertahankan lingkungan aseptik selama tindakan keperawatan.
3. Defisit perawatan diri: Mandi/Kebersihan diri, makan, toileting b.d.
Kelelahan postpartum.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, diharapkan klien dapat
melakukan perawatan diri.
Kriteria hasil :
NOC :
a. Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri meliputi makan, berpakaian,
ambulasi, toileting, dsb.
NIC :
Self care Asisstance : ADL
a. Pantau kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
b. Pantau kebutuhan klien untuk penggunaan penyesuaian alat untuk personal hygine
c. Sediakan barang-barang yang diperlukan klien
d. Bantu klien untuk mandiri dan berikan bantuan seminimal mungkin
e. Menentukan aktivitas perawatan diri yang sesuai
4. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d Kurangnya
pegetahuan tentang kebutuhan nutrisi postpartum.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, diharapak pasien dapat
terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kriteria Hasil :
NOC :
a. Berat badan sesuai yang diharapkan
b. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda mal nutrisi
NIC :
Nutritional Mangement :
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan zat besi
d. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
e. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
5. Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya
proses menyusui.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatn 2 x 24
diharapkan klien dapat menyusui secara efektif.
Kriteria Hsil :
NOC :
a. Kolostrum sudah keluar
b. Asi lancar
c. Tdk terjadi pembengkakn payudara
NIC :
a. Berikan breast care post natal
b. Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
c. Beriakan dukungan ibu untuk segera menyusui
d. Motivasi keluarga untuk memberikan dukungan pada klien
6. Kurang pengetahuan: Proses persalinan b.d. Kurangnya informasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan pengetahuan
meningkat.
Kriteria Hasil:
NOC :
a. Familiar dengan proses persalinan
b. Mendeskripsikan proses persalinan
c. Mendeskripsikan gambaran persalinan
NIC :
Teaching : Disease Process
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
b. Jelaskan proses persalinan
c. Gambarkan proses persalinan
d. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
e. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Partus lama adalah yang juga disebut distosia didefinisikan sebagai  persalinan yang
sulit. Patokan waktu yang digunakan oleh WHO adalah  bila lama persalinan > 24 jam.
Partus lama dapat diklasfikan berdasarkan penyebabnya (menjadi disproporsi
sefalopelvik dan disfungsi uterus murni) atau berdasarkan fase  persalinan yang
memanjang (dibagi menjadi fase laten memanjang, fase aktif memanjang dan kala II
memanjang). Lebih spesifik fase aktif memenajang dibagi menjadi dua kelompok
kelainan, yaitu protraction disorder dan arrest disorder.
Pengawasan persalinan dengan partograf dapat digunakan sebagai patokan untuk
mendiagnosa partus lama. Out come yang dapat timbul akibat partus lamabaik bagi
maternal dan neonatal antara lain infeksi intrapartum, ruptura uteri cincin retraksi
patologis, pembentukan fistula, cedera otot-otot dsar panggul, caput suksedaneum dan
molase kepala janin.
DAFTAR  PUSTAKA

Robert Resnik, Jay P lams, Maternal – fetal medicine, 5th Edition, Saunders,


Philadelphia, 2004
Jhon J. Sciarra, Gynecology and Obstetrics, revised edition, J-B Lippincott company
Philadelphia, 1995
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung
Current Obstetric and Gynecologic, Diagnosis treatment, ninth Edition International,
2003
sastrawinata Sulaiman, Ilmu kesehatan Reproduksi, Obstetri Patologi, Ed.2 – Jakarta:
EGC, 2004
Geoffrey chamberlain, prolonged pregnancy Turn Bull’s Obstetric, 3 rd Edition,
Churchill Livingstone.
Cunningham F Gary, Obstetri Williams, ED.21- Jakarta : EGC, 2005

Anda mungkin juga menyukai