Anda di halaman 1dari 15

Dunia proyek merupakan salah satu sektor lapangan kerja tertinggi yang sering

terjadinya kecelakan kerja. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kecelakaan


kerja di proyek diperlukan beberapa Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan bagi
tenaga kerja proyek (Kuli Bangunan).

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu  alat yang mempunyai  kemampuan untuk 
melindungi  seseorang  yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh
dari potensi bahaya di tempat kerja.

Berikut akan kami uraikan jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang biasanya
digunakan di dunia proyek beserta fungsinya.
1. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai
kepala secara langsung. 

2. Safety Belt
Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada di atas
ketinggian.

3. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
4. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang
berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi
dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dsb.

5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan
cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

6. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb). 
 
 

7. Jas Hujan (Rain Coat)


Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)


Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

9. Penutup Telinga (Ear Plug)


Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

10. Pelindung Wajah (Face Shield)


Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda). 
11. Pelampung
Pelampung berfungsi melindungi  pengguna yang bekerja di atas air atau dipermukaan air agar terhindar dari
bahaya tenggelam dan atau mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi 
tenggelam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air.

Demikian beberapa jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) beserta fungsinya yang biasanya digunakan dalam
dunia proyek. Terima kasih....

“”Alat perlindungan diri ( APD ) Dalam Melakukan Pekerjaan


Penelitian””

   Pengertian APD
      Adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
pekerjaan yang fungsinya Mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja. APD di
pakai setelah  (  Enggineering ) dan cara kerja yang aman ( Work Praktices ) telah
Maksimum.
Jenis-jenis APD
1.    Alat perlindungan kepala
     Berdasarkan fungsinya ada 3 bagian yaitu:
         Topi pengamana (safety helmet), untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan 
benda-benda
         Topi / tudung untuk melindungi kepala dari api, uap-uap korosif, debu, kondisi iklim yang
buruk
         Tutup kepala, untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau mencegah lilitan rambut
dari mesin.

Alat perlindungan kepala dapat dilengkapi dengan alat pelindungan diri yang lain, yaitu :
         Kacamata / goggles
         Penutup muka
         Penutup telinga
         Respirator / dan lain-lain

2.    Alat pelindung telinga ada dua jenis :


         Sumbat telinga ( ear plug )
      Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi
untuk bicara biasanya tak terganggu. Kemampuan attenuasi (daya lindung) : 25-30 DB.
Sumbat telinga yang terbuat dari kapas mempunyai daya attenuasi paling kecil              
antara 2-12 DB.

         Tutup telinga ( ear muff )


      Jenisnya sangat beragam. Tutup telinga mempunyai daya lindung (attenuasi) bersikaran
antara 25-30 DB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dengan
sumbat telinga dengan sumbat telinga, sehingga dapat mempunyai daya lindung ( attenuasi )
yang lebih besar.

3.    Alat pelindung muka dan mata ( face Shield)


Perlindungan muka dan mata merupakan persyaratan mutlakyang harus dikenakkan
pemakaian saat bekerja di laboratorium terutama saat bekerja dengan bahan kimia untuk
melindungi mata dan wajah dari tumpahan bahan kimia, uap kimia dan radiasi. Secara umum
pelindungan mata dan wajah terdiri atas kaca mata pelindung, goggle, pelindung wajah dan
pelindung mata khusus yaitu goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi
matah dan wajah dari radiasi dan bahaya mata laser.
Secera umum fungsi alat pelindungan muka dan mata ( face shield ) yaitu melindungi muka
dan mata dari :
         Lemparan benda-benda kecil
         Lemparan benda-benda panas
         Pengaruh cahaya
         Pengaruh radiasi tertentu
         Perlindungan mata dan muka
Ada pun syarat-syarat  alat pelindung muka dan mata
a.       Tahan terhadap api
b.       Tahan terhadap lemparan benda-benda
c.        Syarat optis tertentu
d.       Alat pelindung mata terhadap radiasi
  

4.    Alat Pelindung Pernapasan


         Kontaminasai bahan kimia yang paling sering kedalam tubuh manusia lewat pernafasan
seperti partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Ada 3 jenis
alat perlindungan pernapasan
a.    Respirator yang sifatnya memurnikan udara
  Respirator yang mengadung bahan kimia
  Respirator dengan filter mekanik
  Respirator yang mempunyai filter mekanik dan bahan kimia
b.    Respirator yang di hubungkan dengan supply udara bersih
c.     Respirator dengan supply oksigen

5.    Pakain kerja
     Baju yang dikenakka selama bekerja di laboratoium atau yang disebut jas laboratorium
pada umumnya terbuat dari kain katun dan bahan sintetik. Selain jas laboratorium,
perlindungan bahan lainnya dapat berupa apron yang berfungsi untuk melindungi diri dari
cairan korosif dan irirtan dan jumpsuits yang direkomendasikan untuk keadaaan berisiko
tinggi seperti penanganan bahan karsinogenik dalam jumlah banyak. Bahan perlindungan
badan harus dapat melindungi pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas ,uap,
lembab dan radiasi.
    Pakaian kerja khusus untuk perkerjaan denagn sumber-sumber bahay tertentu seperti :
     Tahan terhadap radiasi panas
Pakaian kerja untuk radiasi panas, harus dilapisi bahan yang bias merefleksikan panas,
biasanya aluminium dan berlkilau. Bahan-bahan pakaian lain yang bersifat isolasi terhadap
panas adalah : wool, katu, asbes ( tahan sampai 500 derajat celcius ), keca tahan sampai 450
derjat celcius, Terhadap radiasi mengion.
     Tahan terhadap cairan dan bahan-bahan  kimia
Biasanya terbuat dari bahan pelastik atau karet.

6.    Sarung tangan
Fungsi melindingi tangan dan jari-jari api, panas, dingin, radiasi elktromagnetik dan radiasi
mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, luka, lecet dan infeksi. Bahan pelindung
tangan yang dipilih harus sesuai dengan bahan kimia yang ditangani karena sifat sarung
tangan yang mudah rusak.
Bahan-Bahan yang di guanakan dapat berupa :
     Asbes, Katun, wool, untuk panas dan api
     Kulit untuk panas, listrik, luka, lecet
     Karet Clam atau Sintetik, untuk kelebaban  air, bahan kimia, dan lain-lain
     Poli viniyl chloride ( PVC ), untuk zat kimia, asam kuat, oksidator dan lain-lain
7.    Tali / Sabuk Pengaman
     Ada 3 jenis yang berbeda :
a.    Jaring Angkat
Digunakan pada pekerjaaan dalam wadah sempit yang terbuka seperti sumur. Pada saat kerja
dilaksanakan tali harus kuat di ikatkan setiap saat denagn pengalaman. Jaringan angkat terdiri
dari sabuk yang melingkari pinggang dan badan dibungkus oleh jaring.
b.    Sabuk Penunjang
Digunakan pada pekerjaan diatas tiang kayu dan kemudian di kombinasikan dengan
penggunaan  tiang penyangga. Sabuk penunjang terdiri dari sabuk untuk pinggang dengan
penunjang belakang dan dua alat untuk pengikat tali.
c.     Sabuk Pengikat
Digunakan dalam kaitannya dengan kerja di tempat dimana ada resiko jatuh seperti
Konstruksi perancah, didalam tambang dan di penggalian batu.
Ada 2 macam yaitu :
1.       Sabuk  pengikat dengantali penahan yang terbukti dari serat sintetis yang berentang jika di
bentangkan
2.       Sabuk ikat pengamanan, sabuk ini di rancang untuk mencegah pemakaiannya jatuh atau
mengikat dia dalam keadaan mau jatuh.

8.    Pelindung Kaki
       Fungsinya untuk melindungi kaki dari tertima benda-benda berat, terbakar karena logam
cair, bahan kimia Korosif, dermatitis karena bahan-bahan kimia, kemungkinan tersandung
atau tergelincir.

                                     Adapun syarat-syarat dari Alat Pelindung Diri ( APD )


         Enak dipakai
         Tidak mengganggu kerja
         Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya di tempat kerja

Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah


pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang aman.
Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan, kehandalan
dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki setelahnya,
tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti diilustrasikan pada gambar di
bawah :

Hierarki Pengendalian Resiko

Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan tingkat
resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut antara lain
ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat pelindung diri (APD) yang
terdapat pada tabel di bawah :

Hierarki Pengendalian Resiko K3

Eliminasi Eliminasi Sumber Bahaya

Substitusi Substitusi Alat/Mesin/Bahan


Tempat Kerja/Pekerjaan Aman
Mengurangi Bahaya
Modifikasi/Perancangan
Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih
Aman

Administras Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja,


i Tanda Bahaya, Rambu, Poster, Label Tenaga Kerja Aman
Mengurangi Paparan
APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja
Bagikan :

Mungkin selama ini kita bingung mengenai perbedaan antara accident (kecelakaan),
incident (insiden), dan near miss (hampir celaka). terkadang kita juga sering melihat
dan mendengar di TV "Insiden tabrakan di Jl Gatsu Medan menewaskan 5
orang.....". Mari kita liat pengertian yang saya dapat dari beberapa sumber, termasuk
dari para trainer-trainer K3 senior. 
Hirarki Pengendalian Bahaya
HIRARKI PENGENDALIAN BAHAYA UNTUK PENCEGAHAN KECELAKAAN DAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA

Pada kegiatan pengkajian resiko (risk assesment), hirarki pengendalian (hierarchy of


control) merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan. Pemilihan hirarki
pengendalian memberikan manfaat secara efektifitas dan efesiensi sehingga resiko
menurun dan menjadi resiko yang bisa diterima (acceptable risk) bagi suatu organisasi.
Secara efektifitas, hirarki kontrol pertama diyakini memberikan efektifitas yang lebih
tinggi dibandingkan hirarki yang kedua.

Hirarki pengendalian ini memiliki dua dasar pemikiran dalam menurunkan resiko yaitu
melaui menurunkan probabilitas kecelakaan atau paparan serta menurunkan tingkat
keparahan suatu kecelakaan atau paparan.

Pada ANSI Z10: 2005, hirarki pengendalian dalam sistem manajemen  keselamatan,
kesehatan kerja antara lain:

1. Eliminasi.

Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain,


tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam
menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan
bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan
prilaku pekerja dalam menghindari resiko, namun demikian, penghapusan benar-benar
terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.

Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh, bahaya
ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.

2. Substitusi

Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi ataupun
peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini
menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang.
Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk
mengurangi interaksi mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan
pembersih kimia yang kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus
listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair
atau basah.

3. Pengendalian tehnik/engineering control

Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta
untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam
suatu unit sistem mesin atau peralatan.
Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah adanya penutup mesin/machine
guard, circuit breaker, interlock system, start-up alarm, ventilation system, sensor, sound
enclosure.

4. Sistem peringatan/warning system

Adalah pengendian bahaya yang dilakukan dengan memberikan peringatan, instruksi,


tanda, label yang akan membuat orang waspada akan adanya bahaya dilokasi tersebut. 
Sangatlah penting bagi semua orang mengetahui dan memperhatikan tanda-tanda
peringatan yang ada dilokasi kerja sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya
bahaya yang akan memberikan dampak kepadanya. Aplikasi di dunia industri untuk
pengendalian jenis ini antara lain berupa alarm system, detektor asap, tanda peringatan
(penggunaan APD spesifik, jalur evakuasi, area listrik tegangan tinggi, dll).

5. Pengendalian administratif/ administratif control

Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan melakukan
pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi,
memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.

Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi baku
(SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja,
pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.

6. Alat pelindung diri

Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang paling
tidak efektif dalam pengendalian bahaya,dan APD hanya berfungsi untuk mengurangi
seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu dihindari
ketergantungan hanya menggandalkan alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap
pekerjaan.

Alat pelindung diri Mandatory adalah antara lain: Topi keselamtan (Helmet), kacamata
keselamatan, Masker, Sarung tangan, earplug, Pakaian (Uniform) dan Sepatu
Keselamatan. Dan APD yang lain yang dibutuhkan untuk kondisi khusus, yang
membutuhkan perlindungan lebih misalnya: faceshield, respirator, SCBA (Self Content
Breathing Aparatus),dll.

Pemeliharaan dan pelatihan menggunakan alat pelindung diripun sangat dibutuhkan


untuk meningkatkan efektifitas manfaat dari alat tersebut.

Dalam aplikasi pengendalian bahaya, selain kita berfokus pada hirarkinya tentunya
dipikirkan pula kombinasi beberapa pengendalian lainnya agar efektifitasnya tinggi
sehingga bahaya dan resiko yang ada semakin kecil untuk menimbulkan kecelakaan.
Sebagi misal adanya adanya unit mesin baru yang sebelumnya memiliki kebisingan 100
dBA dilberikan enclosure  (dengan metode engineering control) sehingga memiliki
kebisingan 90 dBA, selain itu ditambahkan pula safety sign dilokasi kerja, adanya
preventive maintenance untuk menjaga keandalaann mesin dan kebisingan terjaga,
pengukuran kebisingan secara berkala, diberikan pelatihan dan penggunaan earplug
yang sesuai.

a.           Accident akan menyebabkan kerugian-kerugian. Accident dapat terjadi pada apa saja termasuk pada


manusia. Kerugian yang berkaitan dengan terjadinya accident pada manusia seperti: kematian, luka
berat, patah tulang, atau cedera lainnya seringkali menjadi pusat perhatian. Namun kerugian dapat
juga menimpa apa saja selain manusia seperti: kekayaan/ aset, kerusakan peralatan,
kehilangan  waktu kerja, berkurangnya kualitas kerja, hilangnya atau berkurangnya minat kerja,
berkurangnya public image, atau bahkan sampai pada suatu kebangkrutan sauatu perusahaan.
b.           Sebagaimana kejadian suatu penyakit akibat kerja, accident merupakan hasil dari serangkaian
kejadian. Accident tidak terjadi karena hanya satu sebab, tetapi adalah karena banyak sebab sebab
yang tersusun kedalam suatu rangkaian kejadian. Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi
sebagai: Pertama, penyebab langsung dimana ia sangat dekat hubungannya dengan
kejadian accident; Kedua, penyebab tidak langsung; dan Ketiga, penyebab dasar.
c.           Dalam bab ini ada beberapa istilah yang sengaja tidak diterjemahkan dengan maksud tidak
menyimpang atau tumpah tindih pengertian bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.

DEFINISI ACCIDENT DAN  INCIDENTS

Definisi Accidents
Terdapat banyak sekali definisi tentang ‘accident’. Disini akan diberikan hanya beberapa
definisi saja yang dapat mewakili variasi definisi-definisi yang ada. Beberapa definisi baku adalah
sebagai berikut:
a.           Accident adalah suatu kejadian yang tidak dapat diduga yang sering berakibat pada cedera,
kerugian lainnya.
b.      Kejadian yang tidak direncanakan, kejadian yang diluar kendali yang dapat mengakibatkan cedera pada
manusia, kerusakan atau/ dan kerugian kerugian lainnya.
c.     Kejadian yang tidak diharapkan, tidak direncanakan dalam suatu rangkaian kejadian. Kerugiannya
berupa gangguan fisik pada individu (cedera, penyakit), kerusakan pada properti, kebangkrutan
bisnis, atau kombinasi dari semuanya itu.
d.   Accident adalah kejadian yang merupakan hasil dari serangkaian kejadian yang tidak direncanakan/ tidak
diinginkan/ tak terkendalikan/ tak terduga yang dapat menimbulkan segala bentuk kerugian baik
materi maupun non materi baik yang menimpa diri manusia, benda benda fisik berupa kekayaan
atau aset, lingkungan hidup, masyarakat luas. (Satrya, 2005).
Definisi Incident
Accident dibedakan dengan ‘incident’. Perbedaan antara keduanya adalah ada atau
tidaknya loss (kerugian). Accident selalu disertai dengan timbulnya kerugian,
sedangkan incident tidak disertai dengan kerugian.
Incident adalah mirip dengan accident, namun bedanya adalah incidenttidak disertai dengan
kerugian. Yang termasuk kedalam kategori incidentadalah: nearmiss, dan kejadian-kejadian
berbahaya.
KESIMPULAN:
Dari penjelasan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa;
1. Yang biasa disebut di TV, surat kabar atau lainnya insiden, itu sebenarnya bukan insiden, tapi
accident atau kecelakaan, karena sudah menyebabkan kerugian baik nyawa, cedera, maupun harta
benda.
2. Insiden tidak sampai terjadi kerugian, tapi hampir terjadi kerugian.
3. Salah satu contoh dari Insiden adalah Near Miss, yang orang banyak bilang 'nyaris'. Near Miss
merupakan Insiden yang diakibatkan oleh kecerobohan manusia.

Near miss adalah kondisi atau situasi dimana kecelakaan hampir terjadi. Secara
sederhana Anda dapat menerjemahkannya menjadi “hampir celaka”. Jangan terlalu
khawatir bila anda kemudian mengerutkan kening setelah membaca pengertian ini.
Memang benar bahwa jika suatu “nearly miss” terjadi maka sudah pasti kecelakaan telah
terjadi (bukan hampir celaka) – sehingga Anda, kemungkinan, menyatakan bahwa
hampir celaka lebih diwakili oleh Near Hit. Meskipun demikian, near miss lebih dikenal
secara universal. Oleh karena itu saya tetap menggunakan istilah near miss dalam
posting ini.

Lalu apa hubungan near miss dan rasio kecelakaan?

Near miss pada dasarnya menunjukan potensi kecelakaan yang akan terjadi. Hal ini
dikemukakan pertama kali oleh Heinrich yang melakukan penelitian statistik atas
kecelakaan dan membuat sebuah piramida kecelakaan atau saat ini lebih dikenal dengan
istilah rasio kecelakaan. Hasil penelitian ini kemudian disempurnakan pada tahun 1960
oleh seorang spesialis asuransi industri bernama Frank Bird.

Rasio kecelakaan yang dipaparkan oleh Frank Bird adalah sebagai berikut:

Dalam pemaparannya, Bird menyatakan bahwa kecelakaan pada prinsipnya memiliki


pola dimana semua jenis kecelakaan diawali dari near miss. Berdasarkan hasil
penelitiannya, Bird menyatakan bahwa dalam setiap 600 buah kasus near miss akan
terdapat 30 kasus kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan peralatan, 10 kasus
kecelakaan yang mengakibatkan cidera ringan, hingga 1 buah kasus kematian atau
cidera serius akibat kecelakaan.

Berdasarkan pengalaman saya, near miss bukan hanya sulit diterjemahkan. Ia juga
cenderung untuk terlewatkan dari catatan dan pengamatan. Hal ini disebabkan
kesadaran akan keselamatan masyarakat kita masih sangat rendah sehingga near miss,
yang pada dasarnya merupakan potensi kecelakaan, dianggap sebagai kejadian lumrah.
Dua buah contoh yang saya ungkapkan di awal posting ini adalah contoh kasus near
miss yang kemudian dilupakan sesaat setelah kejadian tersebut berlalu – “ah, itu kan
biasa – toh saya tidak celaka”. Padahal di dalam 600 kasus near miss terdapat 1 kasus
kematian atau cidera serius.

Naik kereta di atas gerbong dan melewati ratusan meter kabel listrik, melintasi rel kereta
api sesaat sebelum kereta lewat, menyeberang jalan sambil mengacungkan tangan untuk
menghentikan kendaraan yang sedang melaju kencang, dan masih banyak contoh lagi.
Jadi, jangan heran jika ada orang yang meninggal akibat kasus-kasus tersebut sebab kita
memang sengaja bermain dengan maut dan nyawa kita.

Tips:
Salah satu cara mudah mengenali near miss adalah jika anda menghembuskan nafas
lega dan kemudian berkata
“hampir saja…”
“untung saja…”
maka anda sudah menambah 1 buah data statistik near miss.
Sekian ulasan dari saya, mudah-mudahan bisa dipahami.

Kegiatan industri mempunyai potensi bahaya yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan
sehingga menimbulkan resiko terhadap karyawan, perusahaan dan masyarakat sekitar. Pengendalian
sedini mungkin harus dilakukan terhadap gejala gejala penyebab timbulnya bahaya sehingga
karyawan, perusahaan dan lingkungan terhindar dari kerugian dan kerusakan. Karena itu perlu hal
nya kita mengenal Bahaya, Risk, Accident, Incident dan Near Miss .
Bahaya  adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kecelakaan  pada
manusia, harta benda, proses dan lingkungan.
Resiko adalah konsekuensi negatif / akibat dari suatu kejadian. Dimana secara kuantitatif Resiko
berupa hasil kali antara kejadian dan besarnya potensi kerugian yang mungkin dapat ditimbulkan.
Incident berarti suatu kejadian yang tidak diinginkan / direncanakan yang dapat menimbulkan
kerugian
Accident  berarti suatu kejadian yang tidak diinginkan / direncanakan / di harapkan  sehingga
menimbulkan kerugian nyawa, harta benda dan lingkungan
Near miss berarti kejadian hampir celaka yang bilamana kondisi atau situasinya sedikit saja berubah
dapat menimbulkan kerugian.
“  Semua Accident adalah Incident, tapi tidak semua Incident adalah Accident “
Peraturan mengenai keselamatan mengharuskan adanya standard minimum keselamatan yang dapat
diterima berdasarkan standard yang disepakati.  Apabila terdapat  dua atau lebih standard yang
berbeda, maka gunakanlah standard yang paling bisa melindungi karyawan, perusahaan dan
lingkungan.
Keselamatan  berarti bebas dari bahaya dan diartikan secara absolut ( mutlak). Keselamatan dalam
operasi industri adalah pengertian relatif, dalam arti kata relatif bebas dari bahaya, kecelakaan dan
kerusakan sehingga operasi yang dilakukan relatif dapat diterima ditinjau dari segi resiko dan
kerugian.
Tujuan Keselamatan Kerja :
1.       Semua orang baik pekerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja selalu dalam kondisi
selamat dan sehat.
2.       Produksi berjalan secara efektif dan efisien.
3.       Proses produksi berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan.
Setiap pekerja maupun pimpinan menyadari bahwa keselamatan adalah tanggung jawab kita
bersama. Lupakan melakukan jalan pintas ( short cut ), hentikan berprilaku berbahaya, lakukan
penanganan yang tepat terhadap kondisi dan keadaan yang berbahaya sehingga kita bisa bekerja
dan pulang dengan selamat tanpa kurang suatu apapun.
Lakukan pekerjaan dengan rasa memiliki, karena apabila terjadi kecelakaan kerja bukan hanya diri
kita sendiri yang rugi. Pimpinan langsung kita, Perusahaan kita dan Rekan kerja kita pun akan
terkena imbasnya. Semoga kita selalu dalam lindunganNya selama kita menjalankan aktifitas dan
tanggung jawab kita. Amin.

Anda mungkin juga menyukai