Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

“DBD”

Dosen Pengajar : Djoni Ransun S.Pd, M.Kes

Disusun oleh kelompok 3 :

1. Heru Mardiyono 9. Letisia wojongan

2. Kimberly Kaligis 10. Fabella sampouw

3. Novita Maasawet 11. Gractia Waworuntu

4. Yuliana Lumeohe 12.Jevita Ratu

5. Natalya Purwanto 13. Finka Nusi

6. Yoel Katang 14. Nadia Aseng

7. Christian Rumalag 15. Vicka Paputungan

8. Martha Kairupan 16. Excelsis Talumewo

POLTEKKES KEMENKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D-III

TA 2020/2021
Laporan Pendahuluan Demam Berdarah Dengue

A. Definisi Demam Berdarah

Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices
dan Aedes Aegypti).
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan
dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-
anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai
leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati.

B. Anatomi dan Fisiologi


Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system
sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen
dari traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi
merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-
paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah.
1. Jantung.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan
otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar
kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut
apeks cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri
bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat
dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat
ini teraba adanya denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih
kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a. arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding
yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis
tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan
tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah
rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya
tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat
darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
b. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa
darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk
susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama
dengan pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua
kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-
vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena
ini juga mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang
selanjutnya menjadi kapiler.
c. Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan
tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel
jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan
mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
3. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma
dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak
tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah
yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen
dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada
peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau
orang dewasa terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4
sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama,
bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah: 1. Sebagai alat pengangkut
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan
racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan
antibody/zat-zat antiracun.
3. Mengatur panas keselurh tubuh.
Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang,
hepar, dan limpa.
C. Etiologi
Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah
adalah virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang
dikenal ada 4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan
melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan
menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak
ada perlindungan terhadap serotype lain.
D. Patofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan
depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan
sampai pada pendarahan kelenjar adrenalin .
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya
kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang
tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang
pada otopsi tenyata melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.
Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia
jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.

E. Klasifikasi
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya
dengan pengelolarhan dan prognosis, (WHO) membagi DBD dalam 4 derajat, yaiu:
1. derajat 1
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
manifestasi pendarahan adaalh tes toniquet positif.
2. Derajat 2
Derajat 1 dan disertai pendarahan spontan pada kulit atau pendarahan lain.
3. Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
darah rendah, gelisa, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat 4
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

F. Manifestasi klinik
Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan
mendadak yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang,
demam, sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut
kanan atas atau seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit,
walaupun hanya berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat
terwujud memar atau juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada
ektremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara
pendarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada
kasus dengan syok yang berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi.
Pendarahan lain seperti pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada
masa konvalisen seringkali ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali.
Hepatomegali biasanya dapat diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati
ini tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa
ikters maupun kegagalan pendarahan.
G. Pengobatan dan Pencegahan
Prinsip pencegahan yang tepat dalam pencegahan demam berdarah ialah
sebagai berikut :

a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan


melaksanakan pemberantasan vector pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF
b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vector pada
tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita veremia
sembuh secara spontan
c. Mengusahakan pemberantasan vector dipusat daerah penyebaran.
d. Mengusahakan pemberantasan vector disemua daerah berpotensi penularan
tinggi. Ada 2 macam pemberantasan vector antara lain:
1. Menggunakan insektisida yang lazim digunakan dalam program
pemberantasan penyakit demam berdarah dengue adalah malathion
untuk membunuh nymuk dewasa dan temophos (abate) untuk
membunuh jentik.
2. Tanpa insektisida :
 Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air
minimal 1X seminggu
 Menutup tempat-tempat penampungan air rapat
 Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah,
dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

Pengobatan demam berdarah ini bila dalam tahap awal sebelum ketempat pelayanan
kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga minum obat penurun panas. Bila
dilakukan ditempat pelayanan kesehatan baik itu di RS atau di Puskesmas yang ada
rawat inapnya biasanya diberikan pengobatan dengan:

1. Pemberian cairan infuse yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan
juga hemokonsentrasi yang berlebihan
2. Pemberian obat yang sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien seperti
antipiretik untuk menurunkan demam (paracetamol)
3. Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare
4. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa
ditimbulkan oleh demam berdarah
5. Pemberian transfuse trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya menurun
6. Bedrest total selama perawatan dan fase demam berdarah.

H. Komplikasi
Dalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan
menimbulkan komplikasi adalah sebagai berikut :

1. Pendarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efusi pleura

I. Pemeriksaan penunjang
1. Darah

a. Trombosit menurun
b. HB meningkat lebih 20%
c. HT meningkat lebih 20%
d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3
e. Protein dalam darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah

2. Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test)

a. Rontgen thorax : efusi ureum


b. Uji tes tuoniket (+)

J. Penatalaksanaan

a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan melalui infuse
e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
f. Antikonulsi jika terjadi kejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut
j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari

K. Patoflow Demam Berdarah Dengue

Etiologi Nyamuk Aedes Aegypti


dengan virus dengue

Mengigit manusia

Virus Dengue masuk dalam


aliran darah

Terjadi veremia

Suhu
Nyeri Hepatomegali Depresi sumsum
meningkat
otot tulang

Hipertermi
malaise Trombosit
menurun
Keringat Anoreksia
berlebihan Gangguan rasa Trombositopenia
nyaman
Mual, Kekurangan
Dehidrasi muntah volume cairan Pendarahan
tubuh

Defisit Perubahan Hipovolemia


volume nutrisi kurang
cairan dan dari kebutuhan
Resiko syok
tubuh

Syok
ASKEP TEORI

A. Pengkajian
Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.
Dalam proses asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat
dikumpulkan dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian ;
wawancara, pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.

a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF
saat dating ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan
klien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang.
e. 11 pola pengkajian Gordon:
 Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status
kesehatan dan praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh
kembang, riwayat sakit yang lalu, perubahan status kesehatan dalam
kurun waktu tertentu
 Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi
makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan
suplemen, vitamin makanan. Masalah nafsu makan, mual, rasa panas
diperut, lapar dan haus berlebihan.

 Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB,
BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
 Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan
energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah,
atau tempat sakit.
 Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode
istirahat tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur,
masalah yang dirasakan saat tidur.
 Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan
dan nyeri, fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah
dengan pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
 Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social,
kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran
 Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau
ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual
 Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau
koping terhadap stress
 Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan
berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.

B. Diagnose Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,


keluarga dan komunitas terhadap masalh kesehatan/ proses kehidupan yang actual dan
potensial. Diagnose keperawatan member dasarh untuk pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.

Diagnose keperawatan untuk pasien demam berdarah dengue yaitu:


1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh (370C)
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.
5. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan
6. Kecemasan berhubungan dengan kondisi buruk pasien dan pendarahan
yang dialami.
7. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose yang ditemukan dan


merencanakan tindakan berdasarkan kebutuhan pasien.

D. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimana


rencana keperawatan dilaksanakan yaitu untuk melaksanakan intervensi dan
aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar
implementasi perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,
pertama harus mengidentidikasi prioritas keperawatan klien kemudian bila
perawatan telah dilaksanakan perawat mencatat dan memantau respon klien
terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan
lainnya.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Proses yang


continyu yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawtan yang
diberikan. Yang dilakukan dengan meninjau respon klien untuk menentukan
keefektifan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.
RS. Wolter Monginsidi
Jl Rumkit 14 Februari Manado
Tlp/Fax 0431-852250/0431-853035

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Tanggal : 19 Juni 2012 No Reg :


No medrec : 0-42-47-12 Kelomok pasien : Umum
Nama Pasien : Billy Kumendong. Tn Doker Pengirim :Resident
Jenis Kelamin : Laki Dokter penanggung jawab :Alice Gerung
Umur : 24 Tgl Lahir : 16 August 1987 Jam pemeriksa: 12.50 WITA
Alamat : Tanjung Batu Link 4
Poliklinik : Cendana/Penyakit Dalam/006/Cendana 1

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Kimia Klinik
GDS 67 70-140 Mg/dl
Ureum 20 10-50 Mg/dl
Creatinin 0.78 0.7-1.3 Mg/dl
SGOT 15 0-37 U/L
SGPT 12 0-42 U/L
Natrium 144 135-155 Mmol/L
Kalium 3.7 5.5-3.6 Mmol/L
Chlorida 105 108-95 Mmol/L

Serologi
1
Salmonela Typhi H /80 Negatif
1
Salmonela Typhi H /80 Negatif
1
Salmonela parayphi AH /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi BH /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi CH /80 Negatif
1
Salmonela Typhi O /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi AO /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi BD /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi CD /80 Negatif

Manado, 19 Juni 2012


TTD Right

Alice A. L Gerung, SP.PK

RS. Wolter Monginsidi


Jl Rumkit 14 Februari Manado
Tlp/Fax 0431-852250/0431-853035

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Tanggal : 19 Juni 2012 No Reg :


No medrec : 0-42-47-12 Kelomok pasien : Umum
Nama Pasien : Billy Kumendong. Tn Doker Pengirim :Resident
Jenis Kelamin : Laki Dokter penanggung jawab :Alice Gerung
Umur : 24 Tgl Lahir : 16 August 1987 Jam pemeriksa: 12.50 WITA
Alamat : Tanjung Batu Link 4
Poliklinik : Cendana/Penyakit Dalam/006/Cendana 1

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hematologi
WBC 52 4-10 Sel/mm3
RBC 4.54 4.5-5.5 Sel/mm3
HGB 12.2 14-18 Gr/dl
HGT 38.2 40-48 Vol %
MCV 84.1 76-96 %
MCH 26.7 27-32 %
MCHC 37.2 32-37
PLT 222 100-450 Sel/mm3
LYM % 30.4 %
MXD % 10.9 %
NEUT % 58.7 %

Manado, 19 Juni 2012


TTD Right

Alice A. L Gerung, SP.PK

Daftar Terapi Obat Tn. B

I. IVFD Ringer Laktat 20gtt/m


II. Omeprazole 2X1 Caps AC
III. PCT tab 3X500 mg
Asuhan Keperawatan Tn. B
Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue

Nama Mahasiswa yang mengkaji : Natalia Sumihe NRP : 10061107

Unit : Tanggal Pengkajian :19-06-


2012
Ruang Kamar : Cendana Waktu Pengkajian :13.30
Wita
Tanggal Masuk RS : 18-06-2012 Auto Anamnese
A. IDENTIFIKASI
1. Klien
Nama Initial : Tn.B
Tempat, tanggal lahir : 16 Agustus 1987
Jenis Kelamin : Laki
Status Perkawinan : Kawin
Jumlah Anak :1
Agama/Suku : Kristen
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang Digunakan : Daerah Manado
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Alamat Rumah : Tanjung Batu Link IV Manado

2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Alamat : Tanjung Batu Link IV Manado
Hubungan dengan Klien : Keluarga

B. Status Kesehatan
1. Keluhan Utama : Panas, nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang : Panas kurang lebih 2 hari, panas hilang timbul, sakit
kepala menggigil, mual, batuk, sulit BAB, nyeri uluh
hati, pasien tidak makan
2. Diagnosa Medik
Saat Masuk : Dengue Fever
Saat Pengkajian : Dengue Fever

C. Keadaan Umum
1. Keadaan sakit : Klien tampak sakit sedang
Alasan : Berbaring lemah, pucat, mnggunakan alat medic IVFD Ringer
Laktat
2. Tanda-tanda Vital
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tekanan darah : 120/80 mmhg
c. Suhu : 36.8oC
d. Nadi :72x/menit
e. Pernafasan Frekwensi : 20x/menit
Irama : Teratur
Jenis : Perut
3. Genogram

Keterangan: B = Klien
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal bersama

D. Pengkajian Pola Kesehatan


I. Kajian Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan
Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami:
 Demam berdarah. Pada tahun 2008 penyakit ini pernah membuat klien masuk
rumah sakit
 Malaria. Pada tahun 2008 juga penyakit ini membuat klien masuk rumah sakit
saat itu klien berada diJayapura
 Demam tipoid. Pada tahun 2008 klien mengatakan penyakit ini pernah
membuatnya sampai masuk dirumah sakit.
1. Data subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sealalu menjaga kesehatan dan bila mendapat sakit segera
meminum obat
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitasnya sendiri karena merasa
badan lemah
2. Data obyektif

 Observasi : kebersihan rambut : bersih


Kebersihan kepala : bersih
Hygiene rongga mulut : bersih tidak ada bau

II. Kajian Nutrisi Metabolik


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk, dan
sayur-sayuran serta buah-buahan dengan porsi 1 piring makan. Selain itu klien
mengatakan minum air 6-8 gelas/hari
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan kurang nafsu makan hanya menghabiskan stengah porsi
makanan yang diberikan dan bila makan perut akan terasa mual. Klien juga
mengatakan kurang mimun hanya minum air 3-5 gelas/hari
2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak tidak menghabiskan makanannya. Klien tampak kurang minum
 Pemeriksaan fisik
Keadaan rambut bersih, hidrasi kulit tampak elastic, konjungtiva ananemis,
sclera anikterus, hidung tampak tidak ada lesi, rongga mulut bersih tidak ada
sisa makanan dan tidak ada bau mulut, gusi tidak ada peradangan, tidak
menggunakan gigi palsu, lidah bersih, tonsil tidak ada pembesaran, abdomen
inspeksi bentuk datar, massa lemas, hidrasi kulit tampak elastic

III. Kajian Pola Eliminasi


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan BAB lancer 1x/hari dengan konsisten padat. BAK 7-
8X/hari berwarna kuning
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sudah tidak BAB selama berada dirumah sakit. BAK
normal 7-8x/ hari berwarna kuning.

2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak mengeluh karena tidak BAB
 Pemeriksaan fisik
nyeri ketuk ginjal kiri dan kanan negative

IV. Kajian Pola Aktivitas dan Latihan


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan melakukan kegiatan sehari-hari sebagai seorang pekerja
kantoran. Diwaktu senggang klien mengatakan menghabiskan waktu dengan
keluarga atau dengan menonton tv
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan aktivitas sehari-hari sejak sakit lebih sering dibantu orang
lain
2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak dalam melakukan aktivitasnya dibantu oleh keluarga
 Pemeriksaan fisik
Postur tubuh klien simetris, gaya jalan normal, tidak ada anggota gerak yang
cacat, inspeksi auskultasi suara bising nafas, ucapan, suara tambahan tidak
ada.

V. Kajian Pola Istirahat dan Tidur


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan tidur 7-8 jam sehari, klien mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi obat tidur dan tidak pernah mengalami gangguan tidur
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak dapat tidur seperti biasa hanya tidur 5-6 jam karena
merasa kurang nyaman

2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak menunjukkan muka mengantuk tidak sering menguap, tidak
menunjukkan warna gelap pada palpebrae inferior.

VI. Pola Persepsi Kognitif dan perseptual


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran dan penciuman, klien
mengatakan tidak menggunakan alat bantu melihat. Klien juga tidak ada
kesulitan dan berkomunikasi dengan keluarga maupun orang lain
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu melihat maupun mendengar
2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan pendengaran,
klien masih mampu mendengar dengan baik, mampu mencium bau disekitar
 Pemeriksaan fisik
Pada kornea jernih, pupil kiri dan kanan sama besar, lensa mata jernih tidak
ada katarak, pina simetris, canalis bersih tidak ada cairan yang keluar
pendengaran klien baik
NI :Berfungsi dengan baik. Klien mampu mencium bau
jeruk
N II :Klien mampu melihat dan membaca dengan baik
N V Sensorik :Klien mampu mengunyah makanan
N VII Sensorik :Klien mampu menjulurkan lidah
N VIII Pendengaran :Klien mampu mendengar pembicaraan perawat
VII. Pola Persepsi dan Konsep diri
1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan menyadari diri seorang laki-laki yang berkeluarga dan
memiliki seorang anak yang berusia 5 bulan. Dan tidak memiliki kelainan
bawaan
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan badannya lemas, tidak melakukan aktivitasnya, cemas
karena meninggalkan keluarga dan tidak bekerja
2. Data Obyektif
 Observasi
Kontak mata klien langsung, rentang perhatian klien kurang focus, suara den
cara bicara tidak jelas tapi lancer, postur tubuh berbaring simetris
 Pemeriksaan fisik
Kelainan bawaan tidak ada. Abdomen bentuk simetris, bayangan vena tidak
ditemukan, bayangan massa tidak ditemukan. Lesi kulit tidak ditemukan.

VIII. Kajian Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak
perempuan yang masih bayi, perannya sebagai kepala rumah tangga dan
ayah bagi anaknya. Klien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan
orang sekitar baik
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak sakit hubungannya dengan keluarga dan orang
sekitar baik-baik saja

2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak ditemani oleh ibunya. Klien juga mendapat kadang mendapat
kunjungan dari keluarga dan teman

IX. Kajian Pola Reproduksi dan Seksual


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam reproduksi seksual dan sudah
memiliki seoragn anak
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak ada gangguan pola reproduksi seksual
2. Data Obyektif
 Tidak ada keluhan klien yang mengarah pada organ reproduksi seksual

X. Kajian Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan dapat mengontrol diri jika mendapat masalah dalam
keluarga atau pekerjaan dan selalu berkomunikasi dengan keluarga untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak ada keluhan dari keluarga tentang penyakit yang
dideritanya. Klien mengatakan tidak menyangkal bila memiliki riwayat
penyakit demam berdarah dengue
2. Data Obyektif
 Observasi
Ekspresi wajah klien tampak tenang

 Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, Berbaring : 120/80 mmhg
Kulit. Keringat dingin : tidak ada, Basah : Tidak ada

XI. Kajian Sistem Nilai-Kepercayaan


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan kepercayaan yang dianutnya adalah Kristen protestan
sebagai pedoman hidup.
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak sakit tidak pergi kegereja dan beribadah
2. Data Obyektif
 Observasi
Klien selalu mendapat bantuan dari keluarga dan selama dirawat klien berdoa
untuk kesembuhannya dan sebelum makan

Tanda Tangan Mahasiswa

Yang Mengkaji

( Natalia Sumihe )

ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. B
Umur : 24 Tahun
No Data Etiologi Masalah
1. Ds: Klien mengatakan Nyamuk aedes aegyti yang Resiko peningkatan suhu
Panas sejak 2 hari memiliki virus dengue tubuh
lalu
Do: Badan klien teraba Mengigit manusia
panas
TTV. TD: 120/80 mmhg Virus dengue masuk dalam
R : 20x/menit aliran darah
N : 72x/menit
S : 36.80C Terjadi veremia

Suhu meningkat

2. Ds: -klien mengatakan Nyamuk aedes aegyti yang Nutrisi kurang dari
merasa mual, memiliki virus dengue kebutuhan tubuh
-klien mengatakan
kurang nafsu Mengigit manusia
makan
Do: Klien terlihat lemah Virus dengue masuk dalam
KU: Sedang aliran darah

Terjadi veremia

Suhu meningkat

Hipertermia

Anoreksia

Mual, muntah
3. Ds: klien mengatakan Nyamuk aedes aegyti yang Gangguan rasa nyaman
nyeri pada bagian memiliki virus dengue
perut
Do: Klien terlihat Mengigit manusia
menahan sakit
Virus dengue masuk dalam
aliran darah

Terjadi veremia

Nyeri Otot
Malaise

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. B Ruang : Cendana No. RM : 02-47-12


Rencana Tindakan Keperawatan
No
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
.
Kriteria Hasil
1 Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi 1. Kaji tanda- 1. Untuk
nutrisi kurang dari tubuh terpenuhi. tanda vital mengetahui tanda
kebutuhan tubuh 2. Berikan vital klien
berhubungan dengan Kriteria hasil : klien makanan yang 2. Membantu
intake yang tidak dapat memenuhi mudah ditelan meningkatkan
adekuat kebutuhan seperti bubur asupan makanan
nutrisinya 3. Anjurkan
Ds: -klien Ds: klien mampu klien untuk 3. Untuk mencegah
mengatakan menghabiskan makan dalam atau menghindari
merasa mual, makananya, rasa porsi sedikit dan rasa mual
-klien mual klien hilang frekwensi sering
mengatakan seperti memberi
kurang nafsu bubur 5 sendok
makan Do: Tidak ada tiap 15 menit
Do: Klien terlihat keluhan mual. Klien 4. Catat jumlah
lemah telihat sehat porsi makanan 4. untuk mengetahui
yang dihabiskan jumlah nutrisi yang
klien masuk dalam tubuh
5. kolaborasi
dalam 5. Untuk
pemberian terapi mengetahui terapi
yang tepat untuk
digunakan
2 Resiko peningkatan Resiko tidak terjadi 1. Pantau tanda- 1. Untuk
suhu tubuh tanda vital mengetahui TTV
berhubungan dengan Kriteria hasil : suhu khusus suhu klien juga tindakan
reaksi proses infeksi badan klien kembali yang tepat
virus dengue normal. 2. anjurkan klien dilakukan
untuk minum air 2.Untuk
Ds: Klien mengatakan Ds: Suhu badan banyak menurunkan suhu
Panas sejak 2 klien normal tubuh dan
hari lalu 3. anjurkan klien mencegah
Do: Badan klien Do: Badan klien untuk terjadinya dehidrasi
teraba panas tidak teraba panas menggunakan 3. Untuk
baju yang bisa menurunkan suhu
menyerap tubuh dan
keringat menghindari
TTV. TD: 120/80 mmhg TTV.TD:120/80mmhg 4.kolaborasi timbulnya penyakit
R : 20x/menit R:16- 20x/menit dalam lain
N : 72x/menit N:80-100x/menit pemberian terapi 4. Untuk mengganti
S : 36.80C S : 360C obat dan cairan cairan yang keluar
dari keringat dan
menurunkan panas
3 Gangguan rasa Rasa nyeri hilang 1. kaji tingkat 1. Untuk
nyaman berhubungan dan rasa nyaman nyeri mengetahui
dengan nyeri pada meningkat seberapa berat nyeri
perut 2. Berikan posisi yang dirasakan
Kriteria Hasil: Klien nyaman klien
merasa nyaman dan 3. Alihkan 2. Untuk
nyeri menghilang perhatian dari mengurangi rasa
Ds: Klien merasa rasa nyeri nyeri
Ds: klien mengatakan nyaman dan nyeri 3. Dengan
nyeri pada menghilang 4. kolaborasi melakukan tindakan
bagian perut Do: Wajah klien dalam lain, rasa nyeri
Do: Klien terlihat tampak rileks dan pemberian terapi dapat dilupakan
menahan sakit tenang untuk 4. menentukan
menghilangkan terapi obat yang
rasa nyeri dapat
menghilangkan
nyeri

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : Tn. B Ruang : Cendana No. RM : 02-47-12


Hari/Tanggal Diagnosa
Waktu Implementasi Evaluasi Nama Jelas
Keperawatan
19-06-2012 1. Gangguan 1.mengkaji TTV: S:Klien mengatakan Natalia
08.00 pemenuhan TD: 120/80 mmhg masih merasa mual Sumihe
nutrisi kurang R : 20x/menit O: klien
dari N : 72x/menit menghabiskan
kebutuhan S : 36.80C sebagian makan
tubuh yang diberikan
11.00 berhubungan 2. Memberikan A: Masalah belum
dengan intake Makanan (bubur) teratasi
yang tidak kepada klien P: Kaji kembali
adekuat intervensi
11.05 3. Menganjurkan
klien makan sedikit
tapi sering

11.20 4. mencatat jumlah


porsi makanan
yang dihabiskan.
(klien
½
menghabiskan
porsi makanan dari
rumah sakit)

12.10 5. Setelah
berkolaborasi
cairan yang
digunakan IVFD
Ringer Laktat
20gtt/m
08.00 2. Resiko 1.Memantau TTV: S: Klien Natalia
peningkatan TD: 120/80 mmhg mengatakan suhu Sumihe
suhu tubuh R : 20x/menit badan mulai turun
berhubungan N : 72x/menit O: Suhu badan
dengan reaksi S : 36.80C kluen teraba tidak
proses infeksi terlalu panas
08.30 virus dengue 2. Menganjurkan A: Masalah belum
klien meminum air teratasi
banyak. P: Kaji kembali
(klien kurang intervensi
mengikuti anjuran)
09.00 3. menganjurkan
klien
menggunakan baju
tipis dan menyerap
keringat. (klien
mengikuti anjuran)

12.10 4. setelah
berkolaborasi,
diberikan terapi
obat PCT 3x500
mg

08.15 3. Gangguan 1. mengkaji tingkat S: Klien Natalia


rasa nyaman nyeri. mengatakan nyeri Sumihe
berhubungan (skala nyeri 1-10 mulai berkurang
dengan nyeri adalah 4 = skala O: Klien terlihat
pada perut sedang) agak nyaman
A: Masalah teratasi
08.20 2. Menganjurkan sebagian
klien untuk P: Kaji kembali
mengubah posisi intervensi
tidur menyamping
dan bagian yang
terasa nyeri
sebaiknya berada
dibawah

10.00 3. menganjurkan
klien melakukan
kegiatan lain.
(Klien memilih
tidur untuk
melupakan nyeri
yang dirasakannya)

12.10 4. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka terapi obat
yang diberikan
Omeprazole 2x1
caps AC

20-06-2012 1. Gangguan 1. Memberikan S:Klien mengatakan Natalia


11.00 pemenuhan Makanan kepada mual berkurang Sumie
nutrisi kurang klien. O: klien tidak
dari (memberikan terlihat mual
kebutuhan bubur) A: Masalah teratasi
tubuh sebagian
berhubungan 2. mencatat jumlah P: Kaji kembali
12.00 dengan intake porsi makanan intervensi
yang tidak yang dihabiskan.
adekuat (klien tidak
menghabiskan
seluruh
makanannya hanya
½
dihabiskan porsi
makanan dari
rumah sakit)

12.10 3. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka memberikan
terapi obat:
PCT 3x500mg
Omeprazole 2x1
Cap AC
Mengganti cairan
IVFD RL 20gtt/m
08.00 2. Resiko 1.Mengkaji TTV: S: Klien Natalia
peningkatan TD: 110/90 mmhg mengatakan panas Sumihe
suhu tubuh R : 20x/menit berkurang
berhubungan N : 72x/menit O: Suhu badan klien
dengan reaksi S : 36.60C teraba tidak terlalu
proses infeksi panas
08.30 virus dengue 2. Menganjurkan A: Masalah teratasi
klien meminum air sebagian
banyak. P: Kaji kembali
(klien mulai intervensi
mengikuti anjuran
dengan meminum
air meski hanya
sedikit)
12.10 3. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka memberikan
terapi obat:
PCT 3x500mg
Omeprazole 2x1
Cap AC

09.00 3. Gangguan 1. mengkaji tingkat S: Klien Natalia


rasa nyaman nyeri. mengatakan nyeri Sumihe
berhubungan (skala nyeri 1-10 hilang
dengan nyeri adalah 4 = skala O: Klien terlihat
pada perut sedang) nyaman dan tidak
menahan nyeri
12.10 2. Setelah A: Masalah teratasi
berkolaborasi P: Intervensi
dengan dokter dihentikan
maka terapi obat
yang diberikan
PCT 3x500mg
Omeprazole 2x1
Cap AC

21-06-2012 1. Gangguan 1. Memberikan S:Klien mengatakan Natalia


11.00 pemenuhan Makanan kepada tidak mual dan Sumie
nutrisi kurang klien. nafsu makan
dari (memberikan kembali normal
kebutuhan bubur) O: klien tidak
tubuh terlihat mual dan
12.30 berhubungan 2. mencatat jumlah tampak
dengan intake porsi makanan menghabiskan
yang tidak yang dihabiskan. makananya
adekuat (klien A: Masalah teratasi
menghabiskan 1 P: Intervensi
porsi piring dihentikan
makanan yang
diberikan rumah
sakit)

3. Setelah
20.00 berkolaborasi
dengan dokter
maka melepaskan
cairan
IVFD RL 20gtt/m

14.00 2. Resiko 1.Mengkaji TTV: S: Klien Natalia


peningkatan TD: 110/80 mmhg mengatakan badan Sumihe
suhu tubuh R : 20x/menit tidak panas
berhubungan N : 68x/menit O: Suhu badan klien
dengan reaksi S : 36.30C kembali normal
proses infeksi A: Masalah teratasi
virus dengue 2. Menganjurkan P: Intervensi
klien untuk tetap dihentikan
meminum air
banyak.
(klien sepenuhnya
mengikuti anjuran
yang disampaikan)
3. Menghentikan
atau melepaskan
cairan IVFD RL
20gtt/m dan terapi
obat

DAFTAR PUSTAKA

Christantie, Effendy. SKp. Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995

Pusponegoro.H.D., dkk, 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan anak. Edisi I. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.

Ralph & Rosenberg, 2003. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006,
Philadelphia USA.

http://aininurseskill.blogspot.com/2010_04_18_archive.html

Anda mungkin juga menyukai