1/Jan-Mar/2015
134
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
10. Restorno3
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana aspek hukum dalam Di Indonesia saat ini, pengertian asuransi
pelaksanaan perjanjian asuransi ? tercantum di dalam Kitab Undang-Undang
2. Apa saja asas-asas dan prinsip-prinsip Hukum Dagang (KUHD) dan diatur secara
yang berlaku dalam perjanjian khusus di dalam Undang-Undang Nomor 2
asuransi ? Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
Pasal 246 KUHD memberikan pengertian
C. METODE PENULISAN dari asuransi atau pertanggungan sebagai
Dalam mengumpulkan data-data yang berikut:
akan disusun dalam skripsi, penulis “Asuransi atau pertanggungan adalah
mempergunakan metode pengumpulan suatu perjanjian,dengan mana seorang
data secara studi kepustakaan atau library penanggung mengikatkan diri kepada
resecrh. Dalam studi kepustakaan ini seorang tertanggung, dengan menerima
penulis mendapatkan bahan-bahan yang suatu premi, untuk memberikan
dibutuhkan dengan jalan mempelajari penggantian kepadanya karena suatu
buku-buku, tulisan-tulisan dan produk- kerugian, kerusakan atau kehilangan
produk undang-undang yang ada kaitannya keuntungan yang diharapkan, yang
dengan pokok permasalahan. mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tidak tentu.” 4 Dalam
PEMBAHASAN Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
A. ASPEK HUKUM PELAKSANAAN tentang usaha Perasuransian, dicantumkan
PERJANJIAN ASURANSI secara lebih jelas dan lebih lengkap
Diadakannya perjanjian asuransi bukan mengenai pengertian dari asuransi atau
berarti bahwa penanggung harus pertanggungan yang dinyatakan bahwa :
melaksanakan prestasi yang diperjanjikan, “Asuransi atau pertanggungan adalah
dengan membayar ganti rugi kepada pihak perjanjian antara dua pihak atau lebih
tertanggung. Pelaksanaan prestasi dengan mana pihak penganggung
tertanggung hanya akan direalisasikan mengikatkan diri kepada tertanggung
apabila peristiwa tertentu yang dengan menerima premi asuransi untuk
diperjanjikan itu terjadi dan menimbulkan memberikan penggantian kepada
kerugian kepada tertanggung. tertanggung karena kerugian, kerusakan,
Adapun syarat-syarat yang harus atau kehilangan keuntungan yang
dipenuhi agar penanggung itu diharapkan, atau tanggung jawab hukum
melaksanakan prestasinya adalah: kepada pihak ketiga yang mungkin akan
1. Adanya peristiwa yang tidak tertentu diderita tertanggung yang timbul dari suatu
2. Hubungan sebab akibat peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
3. Cacat atau kebusukan benda memberikan suatu pembayaran yang
4. Kesalahan sendiri dari tertanggung didasarkan atas meninngal atau hidupnya
5. Azas indemnity (keseimbangan) seseorang yang dipertanggungkan.”
6. Nilai benda yang dipertanggungkan Pengertian tersebut dapat dipahami
7. Hal-hal yang memberatkan risiko bahwa dalam asuransi terdapat empat
8. Subrograsi unsur yang harus ada, yaitu:
9. Persekutuan dari penanggung
3
Agus Prawoto,Hukum Asuransi dan Kesehatan
Perusahaan Asuransi,BPFE, Yogyakarta, 1995, hal. 51
4
Tuti Rastuti, Aspek Hukum Perjanjian Asuransi,
Pustaka Yutisia, Yogyakarta, 2011, hal. 29
135
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
136
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
perlindungan yang diatur dalam Pasal 246 Pasal 246 dapat dinyatakan hanya
KUHD lebih sempit dibandingkan dengan mengatur asuransi kerugian, tidak
Pasal 1 Angka 1 Undang-undang No.2 mengatur asuransi sejumlah uang misalnya,
Tahun 1992 yang ruang lingkup asuransi jiwa. Selanjutnya asuransi jiwa
perlindungannya lebih luas. disebutkan dalam Pasal 247 KUHD
Dalam Pasal 246 KUHD dinyatakan menyatakan bahwa:
bahwa: “Pertanggungan-pertanggungan itu
“Asuransi atau pertanggungan adalah antara lain dapat mengenai: bahaya
suatu perjanjian, dengan mana seseorang kebakaran; bahaya yang mengancam hasil-
penanggung mengikatkan diri kepada hasil pertanian yang belum dipanen; jiwa;
sesorang tertanggung, dengan menerima satu atau beberapa orang; bahaya laut dan
suatu premi, untuk memberikan pembudakan: bahaya yang mengancam
penggantian kepadanya karena suatu pengangkutan di daratan, di sungai-sungai,
kerugian, kerusakan atau kehilangan dan perairan darat.”
keuntungan yang diharapkan, yang Dari ketentuan Pasal tersebut diatas
mungkin akan dideritanya karena suatu pada prinsipnya ada dua jenis asuransi,
peristiwa yang tidak tentu.”6 yaitu:
Ruang lingkup perlindungan asuransi 1. Asuransi kerugian, yang meliputi
yang diatur dalam Pasal 246 KUH meliputi asuransi kebakaran, asuransi hasil
(1) kerugian, (2) kerusakan, dan (3) pertanian, asuransi laut, serta asuransi
kehilangan keuntungan. Ketiga lingkup pengangkutan.
produk perlindungan tersebut digolongkan 2. Asuransi Jiwa.7
kepadaasuransi kerugian, yaitu golongan Perbedaan dari dua jenis asuransi
asuransi yang pada umumnya mempunyai tersebut adalah:
objek yang bersifat materiil. Ruang lingkup 1. Pada asuransi jiwa “peristiwa yang tak
perlindungan asuransi yang diatur dalam tertentu” terjadi, bila terjadi kematian
Undang-Undang No.2 Tahun 1992 meliputi dalam tenggang waktu yang lebih
(1) kerugian, (2) kerusakan, (3) kehilangan singkat daripada waktu yang disebutkan
keuntungan, (4) Tanggung jawab Hukum dalam polis. Pada asuransi “peristiwa
terhadap pihak ketiga, (5) atas yang tak tertentu” terjadi bila masa pada
meninggalnya seseorang, dan (6) atas tenggang waktu yang tersebut dalam
hidupnya seseorang (bunga cagak hidup). polis terjadi hal-hal yang mengakibatkan
Dengan demikian ruang lingkup kerugian, misalnya pada asuransi
perlindungan meliputi asuransi yang dapat kebakaran gudang yang diasuransikan
digolongkan sebagai asuransi kerugian terbakar.
sebagaimana yang sama diatur dalam 2. Pada asuransi jiwa jumlah uang ganti
KUHD, dan mengakomodasi kebutuhan kerugian telah ditetapkan terlebih
masyarakat, yaitu ditambah asuransi dahulu (Pasal 305 KUHD). Pada asuransi
tanggung jawab hukum terhadap pihak kerugian, jumlah ganti kerugian dihitung
ketiga yang sekarang ini sangat dengan membandingkan harga barang
berkembang, serta asuransi sejumlah uang, yang rusak sebagai akibat hilang atau
dan bunga cagak hidup. terbakar dengan harga barang sebelum
Memperhatikan ruang lingkup timbul kehilangan atau kebakaran.
perlindungan yang diatur dalam KUHD
6
Abdul Kadir Muhammmad, Pengantar Hukum
Pertanggungan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
7
1994, hal. 7 Op cit,hal. 34
137
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
Pasal 247 KUHD itu secara yuridis atas telah tampak adanya asas
memberikan peluang terhadap tumbuh dan konsesualisme dan timbulnya akibat hokum
berkembangnya asuransi yang tidak diatur (tumbuh atau lenyapnya hak dan
dalam KUHD. Pasal 247 KUHD tidak kewajiban).
membatasi atau menghalangi timbulnya Menurut teori baru yang dikemukakan
jenis-jenis pertanggungan lain menurut oleh Van Dunne, yang diartikan dengan
kebutuhan masyarakat. Hal ini didasarkan perjanjian, “Suatu hubungan hukum antara
pada kata-kata “antara lain” yang terdapat dua pihak atau lebih berdasarkan kata
dalam Pasal 247 KUHD itu. Sifat dari Pasal sepakat untuk menimbulkan akibat
247 KUHD itu hanyalah mengatur dan hokum.” Teori baru tersebut tidak hanya
menyebutkan beberapa contoh saja. melihat perjanjian semata-mata, tetapi juga
Dengan demikian, para pihak dapat juga harus dibuat perbuatan-perbuatan
memperjanjikan adanya pertanggungan sebelumnya atau mendahuluinya.
bentuk lain. Jadi tumbuhnya jenis-jenis
baru dibidang asuransi memang tidak B. ASAS DAN PRINSIP DASAR ASURANSI
dilarang oleh undang-undang. Berdasarkan 1. Asas hukum perjanjian pada umunya
Pasal 247 KUHD tersebut diatas, dibuka yang menguasai perjanjian asuransi.
kemungkinan untuk lahirnya asuransi- Perjanjian asuramsi atau pertanggungan
asuransi baru selain disebutkan diatas. merupaqkan suatu perjanjian yang
Selain itu, sehubungan asuransi adalah mempunyai sifat yang khusus dan unik,
perjanjian, maka ketentuan dan asas-asas sehingga perjanjian ini mempunyai
umum yang terdapat dalam KUH Perdata karakteristik tertentu yang sangat tegas
berlaku pula dalam perjanjian asuransi. dibandingkan dengan jenis perjanjian lain.
Asas kebebasan berkontrak Secara umum perjanjian asuransi harus
sebagaimana daitur dalam Pasal 1338 Ayat memenuhi syarat-syarat umum perjanjian
(1) KUH Perdata, menjadi dasar hukum dan disamping itu perjanjian ini masih
untuk pembentukan asuransi yang tumbuh harus memenuhi asas-asas tertentu yang
dalam perkemabangan masyarakat ( mewujudkan sifat atau ciri khusus dari
asuransi varia). Tentunya perjanjian perjanjian asuransi itu sendiri.9
asuransi varia, akan mempunyai kekuatan Berdasarkan Pasal KUHD, ketentuan
hukum yang mengikat apabila memenuhi umum perjanjian dalam KUH Perdata dapat
ketentuan syarat sahnya perjanjian berlaku pula dalam perjanjian asuransi
sebagaiman yang diatur dalam Pasal 1320 sebagai perjanjian khusus. Dengan
KUH Perdata, yaitu: demikian, para pihak tunduk pula pada
1. Sepakat mereka yang mengikatkan beberapa ketentuan dalam KUH Perdata.
dirinya; Asas-asas yang terdapat dalam hukum
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian sebagaimana diatur KUH Perdata
perikatan; perlu diperhatikan. Adapun asas-asas yang
3. Suatu hal tertentu; lahir dari ketentuan KUH Perdata tersebut
4. Suatu sebab yang halal.8 adalah sebagai berikut:
Menurut doktrin (teori lama), yang a. Asas Konsensual.
disebut perjanjian adalah perbuatan hokum Dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 (1)
berdasarkan kata sepakat untuk KUH Perdata yang menyatakan bahwa
menimbulkan akibat hokum. Dari definisi di syarat sahnya perjanjian, yaitu:
8 9
R Subekti dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang- Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan
Undang Hukum Perdata, PT Pradnya Paramita, Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta, 1995,
Jakarta, 2009, hal. 339 hal. 89
138
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
139
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
140
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
namun baru dapat dilaksanankan pada Prawoto Agus, Hukum Asuransi Dan
saat terjad sesuatu hal yang Kesehatan Perusahaan Asuransi, BBFE,
menimbulkan kerugian aatu risiko yang Yogyakarta, 1995.
terjadi suatu peristiwa yang Rastuti Tuti, Aspek Hukum Perjanjian
menimbulkan kerugian pada Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta,
sitertanggung. Demgam demikian 2011.
pelaksanaan perjanjian asuransi tidak Salim A. Abbas, Dasar-dasar Asuransi
terlepas dari ketentuan yang berlaku (Principles of Insurance), Rajawali Pers,
pada Pasal 1320 KUH Perdata karena Jakarta, 1989.
terjadi kesepakatan para pihak, Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata
memenuhi syarat kedewasaan untuk Cetakan XX, PT Intermasa, Jakarta, 1985.
melakukan perjanjian, apa yang SUMBER – SUMBER LAIN
diperjanjikan adalah sesuatu hal tertentu Teaching Material HukumAsuransi,
dan tidak bertentangan ketentuan yang Program pencangkokan Hukum
berlaku. Ekonomi Fakultas Hukum UI danElips
2. Asas dan prinsip yang berlaku dalam Project, September - Desember,Depok,
perjanjian asuransi yaitu berdasarkan 1996 .
asas kosensual, kebebasan berkontrak, Subekti R dan Tjitrosudibio, Kitab Undang –
mengikat, asas kepercayaan, asas Undang Hukum Perdata, PT Pradnya
persamaan, keseimbangan, serta asas Paramita, Jakarta, 2009.
kepastian hukum dan iktikad baik. Hartono Siti Soemarti, Kitab Undang-
Sedangkan prinsip yang berlaku dalam Undang Hukum Dagang (KUHD)
perjanjian asuransi yang terpenting Cetakan ke VI, Seksi Hukum Dagang
adalah iktikad baik kedua belah pihak Fakultas Hukum Universitas Gadjah
antara penanggung dan tertanggung Mada, Yogyakarta, 1983.
serta keseimbangan yang artinya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
penanggung dapat menggantikan ganti Tentang Perasuransian.
rugi kepada si tertanggung sesuai apa
yang telah diperjanjikan antara kedua
belah pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Genie AJunaedy, Hukum Asuransi
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2013.
Hartono Sri Rejeki, Hukum Asuransi Dan
Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika,
Jakarta, 1995.
Mashudi H dan Moch. Chidir Ali (Alm),
Hukum Asuransi¸CV Mandar Maju,
Bandung, 1995.
Muhammad Abdulkadir, Pengantar Hukum
Pertanggungan, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1994.
Prakoso Djoko dan I Ketut Murtika, Hukum
Asuransi Indonesia, Rineka Cipta,
Jakarta, 2000.
141