Anda di halaman 1dari 3

‫ار َوأَ ْش ُك ُرهُ َعلَى‬ ِ ‫ار أَحْ َم ُدهُ ُسب َْحانَهُ َعلَى نِ َع ِم ْال ِغ َز‬ ِ َ‫طه‬ ْ َ ‫ار ِه َوأَس

َوأَس َْج َد لَهُ َماَل ئِ َكةُ ْال ُمقَ َّربِ ْينَ اأْل‬ ِ ‫ار َوأَحْ ظَاهُ بِ َج َو‬ ِ ‫ال ك َْالفَ َّخ‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫ص ْل‬ َ َ‫أّ ْل َح ْم ُد هللِ َخل‬
َ ‫ق أَ َد َم بِيَ ِد ِه ِم ْن‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ك لَهُ وأَ ْشهَ ُد أَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ أَللَّهُ َّم‬ َ ‫َر ْي‬ ِ ‫ار َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَّل اِلَهَ إِاَّل هللاُ َواحْ َدهُ اَل ش‬
ِ ‫ف فَضْ لِ ِه ْال ِم ْد َر‬ ِ ‫ُمتَ َرا ِد‬
َ ْ َّ
‫ يَا أيُّهَا‬.َ‫ي بِتَق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعل ُك ْم تُفلِحُوْ ن‬ْ َ ‫ص ْي ُك ْم َوإِيَّا‬ ُ
ِ ْ‫اضرُوْ نَ أو‬ ِ ‫الح‬ َ
َ ‫ فَيَا آيُّهَا‬،ُ‫س َوطَهَّ َر أ َّما بَ ْعد‬ َ ْ‫َب هللاُ َع ْنهُ ُم الرِّج‬ ْ َ َّ
َ ‫َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه ال ِذ ْينَ أذه‬
ْ َّ َّ ُ ْ َ ‫اَّل‬ ُ
‫ َوتَ َز َّودُوا فَإِ َّن خَ ْي َر الزا ِد التق َوى‬، َ‫ق تقَاتِ ِه َواَل تَ ُموت َّن إِ َوأنت ْم ُم ْسلِ ُمون‬ ُ ‫هَّللا‬ ُ َّ
َّ ‫ال ِذينَ آ َمنوا اتقوا َ َح‬ُ َّ

Hadirin jamaah shalat Jumat as’adakumullah,

Ketundukan alam semesta terhadap manusia diceritakan langsung oleh sang pemilik alam, Allah
subhanahu wata’ala dalam al-Qur’an:

‫ف‬ ِ َّ‫ض اِاَّل بِاِ ْذنِ ٖۗه اِ َّن اللّٰهَ بِالن‬


ٌ ْ‫اس لَ َرءُو‬ ُ ‫ض َو ْالفُ ْلكَ تَجْ ِريْ فِى ْالبَحْ ِر بِا َ ْم ِرهٖۗ َويُ ْم ِس‬
ِ ْ‫ك ال َّس َماۤ َء اَ ْن تَقَ َع َعلَى ااْل َر‬ ِ ْ‫اللّهَ َس َّخ َر لَ ُك ْم َّما فِى ااْل َر‬
ٰ ‫اَلَ ْم تَ َر اَ َّن‬
)٦٥( ‫َّر ِح ْي ٌم‬

“Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu (manusia) apa yang ada di bumi
dan kapal yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit agar
tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang
kepada manusia.” (QS Al-Hajj [22]: 65).

Satu kata yang menjadi fokus bahasan dalam ayat ini adalah kata “tunduk”. Dalam KBBI, kata tunduk
berarti menghadapkan wajah ke bawah, condong ke depan dan ke bawah (tentang kepala); melengkung
ke bawah (tentang malai padi); takluk; menyerah kalah.

“Sakhkhara” pada ayat tersebut artinya menundukkan. Muhamma Yunus mengartika ‫ َس َّخ َر‬dengan
memaksa kerja tanpa upah.

Dari beberapa pengertian tersebut setidaknya mengandung satu pemahaman bahwa Allah menciptakan
manusia dengan potensi melebihi potensi yang dimiliki makhluk lainnya. Dengan demikian mereka
takluk, kalah, menyerah, dan hormat kepada manusia.

Mahasuci Allah yang telah menciptakan manusia di atas yang lain. Hal ini juga disebutkan dalam surah
at-Tin ayat 4:

)٤( ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا اإل ْنسَانَ فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At-Tin[95]: 4).

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Banyak yang berpendapat bahwa kelebihan manusia di atas makhluk lainnya adalah karena potensi akal
dan berpikir, bahkan Allah sendiri telah menobatkan manusia menjadi khalifah fi al-ardh (pemimpin
bumi).

ِ ْ‫ك لِ ْل َمالئِ َك ِة إِنِّي َجا ِع ٌل فِي األر‬


)٣٠( ً‫ض َخلِيفَة‬ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
َ ُّ‫ال َرب‬

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi” (QS Al-Baqarah [2]: 30).

Berbeda dengan pendapat para sufi, mereka berpendapat yang menjadi titik unggul manusia dibanding
lainnya adalah:

Pertama, menurut Ibnu Arabi adanya kesempurnaan manusia sebagai lokus penampakan nama-nama
(asma’) dan sifat-sifat Tuhan. Manusia disebutkan sebagai ciptaan terbaik sebagaimana ditegaskan dalam
surah Shad ayat 75

)٧٥( َ‫ي أَ ْستَ ْكبَرْ تَ أَ ْم ُك ْنتَ ِمنَ ْال َعالِين‬ ُ ‫ال يَا إِ ْبلِيسُ َما َمنَعَكَ أَ ْن تَ ْس ُج َد لِ َما َخلَ ْق‬
َّ ‫ت بِيَ َد‬ َ َ‫ق‬

Allah berfirman: “Hai Iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan
kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang
yang (lebih) tinggi?” (QS Shaad [38]: 75).

Kalimat “Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku” dalam ayat tersebut menunjukkan betapa istimewanya
manusia. Dalam diri manusia terdapat pantulan semua asama Allah sedangkan makhluk lainnya hanya
sebagian saja.

Kedua, Sayyed Hossein Nasr menyebutkan manusia sebagai satu-satunya makhluk teomorfis atau
makhluk eksistensialis yang dapat naik turun martabatnya di hadapan Tuhan. Senada dengan pendapat
tersebut al-Jilli melihat manusia sebagai makhluk paripurna atau insan al-kamil. Manusia paripurna inilah
disebut dengan khalifah yang sesungguhnya.

Bahkan menurut Ibnu Arabi manusia yang tidak sampai pada derajat kesempurnaan adalah binatang
yang menyerupai manusia, dan tidak layak menyandang predikat khalifah. (Nasaruddin Umar, Tasawuf
Modern, Jakarta: Republika, hal. 94).

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Penjelasan tersebut menjadi motivasi penting bagi manusia agar senantiasa menyadari akan
kesempurnaan dirinya, mengembangkan dan memelihara agar kelak kembali kepada berada dalam
kondisi sebagaimana awal penciptaannya.

Teringat satu pertanyaan jamaah dalam sebuah acara kepada Prof. Quraish Shibab, tentang manusia
terbaik. Beliau menjawab bahwa manusia terbaik adalah manusia yang dapat menjalankan apa-apa yang
menjadi tujuan ia diciptakan.
َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ْن‬
)٥٦( ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Adz-
Dzariyat[51]: 56).

Konsep manusia terbaik dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam adalah orang yang
bermanfaat bagi lainnya:

ْ ْ
ِ َّ‫اس أَ ْنفَ ُعهُ ْم ِللن‬
‫اس‬ ِ َّ‫ َو َخ ْي ُر الن‬، ُ‫ َواَل ي ُْؤلَف‬، ُ‫ َواَل خَ ْي َر فِ ْي َم ْن اَل يَألَف‬، ُ‫ « ال ُم ْؤ ِمنُ يَألَفُ َوي ُْؤلَف‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن جابر قال‬
‫»ـ‬

Dari Jabir, ia berkata,”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Orang beriman itu bersikap
ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah
orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Maka di akhir khutbah pada kesempatan kali ini, khatib mengajak kepada jamaah, marilah kita selalu
berusaha untuk menjadikan diri ini tetap istimewa sebagaimana awal penciptaan dan menjadikannya
bermanfaat untuk diri dan orang lain serta seluruh makhluk Allah di muka bumi ini.

‫ َوأَقُوْ ُل قَوْ لِي‬،‫ َونَفَ َعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َوإِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُر‬
َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
‫هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم إِنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر ال َّر ِحيْم‬

Anda mungkin juga menyukai