Anda di halaman 1dari 48

i

TIM PENYUSUN

KETUA : Anita Lidesna S. Amat. S.Farm, M.Si, Apt


ANGGOTA : Rahel Rara Woda, S.Si, MKM
dr. Kartini Lidia M.Sc
Maria Agnes E. Dedy, S.Si, M.Kes., Apt
Rr Listyawati Nurina, S.Si, M.Sc., Apt
dr. Ika F. Buntoro, M.Sc
dr. Rudi Lado
EDITING DAN LAYOUT : dr. Irwan Bahar Budiyanto

ii
KONTRIBUTOR

Agus, S.SI., M.Si


Yendris K. Syamruth,SKM.,M.Kes
dr. Desi Indria Rini,M.Biomed
Prisca D Pakan, S.Si, M.Sc.Stud, Apt
dr. SMJ Koamesah,MMR.,MMPK
dr. Derri T. Manafe, M.Sc
Dr. Magdarita Riwu, S.Farm ., M.Farm., Apt

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
kebaikanNYA sehingga kami dapat menyelesaikan Modul Non-Blok Metodologi
Penelitian dan Biostatistika 2017. Modul ini disusun untuk menjadi bahan belajar
bagi mahasiswa fase akademik maupun fase profesi yang akan mendalami materi
Non-Blok Metodologi Penelitian dan Biostatistika dan sebagai bahan ajar bagi
dosen. Metodologi Penelitian dan Biostatistika merupakan Non-blok kedua di
semester 2, yang dilaksanakan selama 5 minggu. Modul ini disusun berdasakan
capaian pembelajaran (CP) yang terdapat pada Blueprint Blok (mesokurikulum) FK
Undana. Pada modul kuliah, berisi CP pada setiap topik kuliah serta materi singkat
terkait CP perkuliahan.

Modul Non-Blok Metodologi Penelitian dan Biostatistika Tahun 2017, akan


terus dievaluasi oleh Sie Kurikulum Medical Education Unit, sehingga Tim
Penyusun mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan demi menjaga mutu
lulusan FK Undana. Besar harapan kami agar Modul Non-Blok Metodologi
Penelitian dan Biostatistika dapat berguna bagi mahasiswa maupun dosen, demi
tercapainya lulusan FK Undana yang mempunyai kompetensi sesuai dengan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI).

Kupang, Juni 2017

Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................ i
TIM PENYUSUN ................................................................................................................. ii
KONTRIBUTOR .................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ v
MODUL KULIAH ................................................................................................................ 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN NON-BLOK METODOLOGI PENELITIAN ....................... 2
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) LULUSAN PRODI ............................................... 2
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN TAHUN KEDUA ............................................................ 2
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN NON - BLOK METODOLOGI PENELITIAN &
BIOSTATISTIK: ............................................................................................................ 2
BAB I ETIK PENELITIAN KESEHATAN ........................................................................... 4
BAB II KONSEP DASAR STATISTIK ............................................................................... 14
BAB III JENIS PENELITIAN KESEHATAN ...................................................................... 20
BAB IV KOMPONEN UTAMA METODE PENELITIAN .................................................... 24
BAB V PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI ........................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 42

v
MODUL KULIAH

1
CAPAIAN PEMBELAJARAN
NON-BLOK METODOLOGI PENELITIAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) LULUSAN PRODI :


Menguasai konsep teori dengan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif,
profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, komunikasi efektif
pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, ketrampilan klinis dan
pengeloaan masalah kesehatan serta mampu menangani permasalahan kesehatan
semiringkai kepulauan.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN TAHUN KEDUA


Diakhir tahun ke-2 Mahasiswa mampu 1. Menguasai Konsep Teori , berpikir
kritis dan logis terkait Ilmu Endokrin Metabolik, Sistem Muskuloskeletal, Sistem
Neuropsikiatri, Sistem Kardiovaskular, Respirasi, Sistem Indera, 2. Mengenali faktor
resiko terkait gaya hidup dan prilaku, faktor resiko, yang membahayakan Konsep
Teori Ilmu Kesehatan Masyarakat 2, 3. Menguasai Konsep terori Ilmu Metodologi
Penelitian dan Biostatistik dan menyusun proposal penelitian 4. Menguasai
Ketrampilan Klinik dan mampu melakukan sendiri dibawah supervisi (level 3) yang
berkaitan dengan Endokrin Metabolik, Muskuloskeletal, Neuropsikiatri,
Kardiovaskular, Respirasi dan Indera

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN NON - BLOK METODOLOGI PENELITIAN &


BIOSTATISTIK:
1. Mampu menerapkan sikap profesional yang luhur dengan landasan norma
dan etika akademik profesi.
2. Menguasai konsep teori Ilmu Komunikasi yang menjadi landasan Ilmiah
mengenai Non - Blok Metodologi Penelitian & Biostatistik.

Capaian pembelajaran mencakup komponen:


a. Komponen Sikap :
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral dan etika;
3. Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama, usia,
gender, etnis, difabilitas, dan sosbudekonomi dalam menjalankan praktik
kedokteran dan bermasyarakat.
4. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
5. Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain untuk
pengembangan diri.

2
b. Komponen Ketrampilan Umum :
1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
bidang keahliannya;
2. Mampu menunjukan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.
3. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan
data;
4. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada dibawah tanggung jawabnya;
5. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada dibawah tanggungjawabnya dan mampu mengelola pembelajaran
secara mandiri.

c. Komponen Pengetahuan (Sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter


Indonesia/SKDI 2012): Area Kompetensi 5. Landasan Ilmiah Ilmu
Kedokteran
1. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Kedokteran Klinik yang berhubungan
dengan promosi, prevensi, prognosis dan menentukan prioritas masalah
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.
2. Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan masalah
kesehatan berdasarkan etiologi, patogenesis dan patofisiologi.

d. Komponen ketrampilan Khusus (Sesuai dengan Standar Kompetensi


Dokter Indonesia/SKDI 2012) :
 Area Kompetensi 3. Komunikasi Efektif
1. Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif.

3
BAB I
ETIK PENELITIAN KESEHATAN

Pada awalnya, penelitian di bidang kesehatan merupakan penelitian di


bidang kedokteran, dimana umumnya dilakukan oleh para dokter , pada diri sendiri
atau anggota keluarganya serta orang-orang yang terdekat. Pada waktu dulu hal ini
dilakukan tanpa terjadi masalah mengganggu. Kemudian, etik penelitian
kedokteran mulai menjadi perhatian karena menimbulkan masalah antara lain
akibat adanya kasus tuskegee (1932-1970), dimana terjadi kasus perjalanan
penyakit sifilis pada orang-orang negro. Para subyek orang negro tersebut, tidak
diberi pengobatan, padahal penisilin telah ditemukan dan digunakan pada tahun
1943dan kasus willowbrook (1950), dimana terjadi kasus penyakit hepatitis.
Sehingga dilakukanlah suatu studi yang mempelajari penyakit-penyakit tersebut
dengan menyertakan anak-anak terbelakang karena anak terbelakang termasuk
kelompok rentan yang tidak dapat memberikan persetujuan yang mendasari
kesukarelaan sebagai subyek.

Pada Perang Dunia II, tawanan perang dimanfaatkan sebagai subyek


penelitian, sampai diterbitkannya Nuremberg Code. Selanjutnya pada tahun 1964
World Medical Assembly dalam sidangnya di Helsinki mengambil kesepakatan
untuk menerbitkan deklarasi khusus tentang etika kedokteran yang menyangkut
subyek manusia. Deklarasi Helsinki memuat prinsip etika, dimana kepentingan
subyek (pasien) harus diperhatikan diatas kepentingan orang lain (dokter) dan tidak
melakukan tindakan yang merugikan pasien. Pada Declaration of Helsinki
ditetapkan bahwa selain diperlukan informed consent dari subjek penelitian,
diperlukan juga ethical clearance yang dikeluarkan oleh Komisi Etik. Declaration of
Helsinki juga mengatur tentang pemanfaatan hewan percobaan dalam penelitian
kesehatan dengan memperhatikan kesejahteraan hewan percobaan. pengertian
penelitian kesehatan.
Perkembangan etik penelitian di Indonesia dimulai sejak tahun 1975, yang
mana pada waktu itu delegasi dari Indonesia mengikuti suatu pertemuan yang
engharuskan adanya Panitia Etik Penelitian (PEP). Panitia ini dapat bersifat
institusional, dengan tugas mengelola penelitian di institusi-institusi tertentu, atau
bahkan di institusi yang berskala nasional. Hal lain yang mendorong terbentuknya
PEP adalah adanya keharusan bagi peneliti untuk melampirkan ethical clrearance
(EC) guna pengajuan dana. Sebelum PEP terbentuk EC diberikan oleh Panitia Etik
IDI yag sebenarnya hanya mengurusi kasus malpraktek saja.
Pada tahun 1982, KPPIK-UI membentuk panitia kecil yang membahas etik
penelitian yang pada mulanya hanya diperuntukkan penelitian dilingkungan FK UI
saja. Pada waktu itu, dilakukan pengumpulan naskah lengkap Forum Diskusi Kode
Etik Penelitian Kedokteran. Selanjutnya, pada tahun 1986, dilaksanakan lokakarya
yang melibatkan masyarakat lebih luas yaitu CHS. Dalam lokakarya tersebut

4
dibentuk Paniti Etik Penelitian di masing-masing Fakultas Kedokteran, dan pada
tahun 1987 diterbitkan Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia.

PENGERTIAN
Kata “penelitian” merujuk kepada suatu kelompok aktivitas yang dirancang
untuk mengembangkan atau memrikan summbangan kepada pengetahuan yang
bersifat umum, dimana mencakup teori, prinsip atau hubungan-hubungan,
akumulasi informasi yang berasal dari metode-metode ilmiah mencakup penelitian
medis maupun behavior (perilaku) yang berkenaan dengan kesehatan manusia.
Biasanya kata “penelitian” dimodifikasi menjadi kata “biomedis” untuk menunjukkan
bahwa referensi ditujukkan pada penelitian kesehatan manusia.

Kemajuan dalam perawatan medis dan pencegahan penyakit tergantung pada


pemahaman proses-proses fisiologik dan patologik dan temuan-temuan
epidemiologic yang terlebih mengharuskan penelitian yang melibatkan manusia
untuk memperbaiki kualitas kesehatan manusia.

Penelitian yang melibatkan subjek manusia dapat menggunakan pengamatan


atau intervensi fisik, kimia atau psikologis, sehinga menghasilkan catatan-catatan
atau informasi biomedis. Selanjutnya penggunaan catatan-catatan tersebut serta
perlindungan data yang diperoleh akan didiskusikan dalam Pedoman Internasional
untuk Tinjauan Penelitian Epidemiologis (CIOMS,1991).

Penelitian yang dilakukan mencakup penelitian dimana faktor-faktor lingkungan


dimanipulasi dengan cara yang dapat mempengaruhi indiidu-individu yang terpapar
secara kebetulan. Penelitian juga menyangkut penelitian lapangan tentang
organism patgenik dan bahan-bahan kimia beracun yang diteliti untuk kesehatan
manusia.

1. Pengertian komite etik penelitian kesehatan

Komisi etik penelitian merupakan komite etik yang berkeawajiban membahas


usulan-usulan penelitin biomedis yang menggunakan manusia sebagai subyek
penelitian, baik untuk kegiatan penelitian yang dilakukan oleh unit-unit penelitian di
lingkungan Badan Litbangkes, ataupun kegiatan penelitian yang dimonitor oleh
Badan Litbangkes.

Komisi Etik tersebut akan bertemu secara rutin minimum sekali setiap bulannya
untuk membahas usulan penelitian yang memerlukan ethical clearance , baik yang
telah dikeluarkan (pada bulan tersebut : ethical review dilakukan oleh 2 – 3 orang
anggota Komisi Etik) maupun yang memerlukan pengambilan keputusan oleh
sebagain besar anggota Komisi Etik (bagi kasuskasus tertentu yang memerlukan
pertimbangan / review oleh lebih dari 3 orang anggota : „kasus berat‟). Persetujuan
ethical clearance diambil berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir

5
dalam rapat tersebut. Rapat dianggap sah jika dihadiri minimal setengah jumlah
anggota ditambah 1 orang.

2. Alasan diperlukannya komite etik penelitian kesehatan

Semua penelitian kesehatan ditujukan bagi peningkatan kesehatan dan


kesejahteraan manusia. Pada tahap awal, penelitian obat dan atau terapi baru
memang dilakukan pada berbagai spesies binatang percobaan yang disebut
penelitian praklinik, bahkan sampai pada spesies yang mendekati biologi manusia
seperti primata / kera. Pada tahap lanjutan bukti efektifitas dan keamanan suatu
terapi dan atau obat baru tetap membutuhkan informasi dari manusia. Manusia
adalah hewan coba terbaik bagi penelitian kedokteran atau kesehatan manusia.
Manusia yang dilibatkan atau diikutkan dalam penelitian kesehatan bukanlah obyek
penelitian melainkan subyek atau pelaku, bahkan di Pilipina, kalangan peneliti
kesehatan sosial menyebutnya sebagai partisipan.

Penelitian kesehatan yang menggunakan manusia sebagai subyek, maka


aspek etika –yang menyangkut penghargaan atas martabat manusia- tidak dapat
dikesampingkan. Selain penghargaan atas hak dan martabat sebagai manusia,
peneliti harus memahami bahwa informasi tentang substansi penelitian, adalah
milik manusia subyek tersebut, baik informasi lisan maupun respon biologik. Paling
kurang, kepada subyek harus dimintakan persetujuan untuk memberikan
informasinya secara bebas, otonom dan sukarela, setelah terlebih dahulu
memahami seluk beluk penelitian tersebut terutama manfaat dan risiko yang akan
muncul akibat keikutsertaannya dalam penelitian.
Dengan demikian akan terjadi semacam transaksi antara pemberi dan
penerima informasi (dalam hal ini antara peneliti dengan subyek/partisipan).
Karenanya, dibutuhkan penilai luar yang obyektif, sehingga perolehan informasi
penting dari pemilik, benar-benar dapat terjaga. Penilai dari pihak luar yang obyektif
dan independen umumnya disebut sebagai Komisi Etik Penelitian (Ethical Review
Committee) yang harus melakukan kajian aspek etik secara ketat terhadap protokol
penelitian kesehatan.
Alasan lain tentang pentingnya kajian etik terhadap protokol penelitian
kesehatan adalah perkembangan sangat pesat, ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang kedokteran termasuk didalamnya adalah ilmu genetika manusia yang
berkembang sangat pesat. Aspek etika dalam ilmu ini nampaknya tidak dapat
diabaikan, karena mencakup banyak hal yang tidak kasat mata. Bidang ilmu ini sulit
dipahami -baik dari manfaat apalagi risikonya- oleh kaum awam, apalagi jika suatu
saat mereka akan menjadi partsipan atau subyek penelitian.

Faktor global juga merupakan alasan untuk memperhatikan etika penelitian


kesehatan karena kecenderungannya yang sering mengabaikan kelompok miskin
di negara-negara berkembang. Cukup banyak contoh yang justru dikemukakan

6
oleh negara maju bahwa banyak peneliti dan industri farmasi raksasa di negaranya
yang melakukan pelanggaran etik dengan melakukan pengujian obat baru yang
sulit atau tidak dapat dilakukan di negaranya sendiri. Beberapa contoh a.l.
pengambilan darah secara masal pada populasi terisolir di negara berkembang
yang masyarakatnya nyaris buta huruf, untuk suatu penelitian DNA tanpa
persetujuan, penerapan standar ganda bagi subyek penelitian di negara maju dan
negara berkembang dan masih banyak lagi.
Selanjutnya informasi dari WHO pada tahun 2000 diketahui bahwa 90% sumber
dana penelitian kesehatan ternyata hanya menyelesaikan masalah kesehatan bagi
10% populasi dunia dan terutama di negara naju . Jika hanya masalah kesehatan
dari 10% populasi dunia, maka sangat mungkin masalah kesehatan kelompok
miskin dinegara berkembang akan tersisihkan. Dari sini jelas bahwa kajian atas
aspek etika bagi penelitian kesehatan sangat perlu dilakukan, terutama jika
penelitian dilakukan oleh pihak negara maju.atau peneliti asing, yang semakin
terbuka pada era global. Dalam hal ini kajian etik secara makro paling kurang harus
mempertanyakan adakah penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat Indonesia atau
bagi progam kesehatan di Indonesia.
Dalam Pedoman Operasional Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang
Kesehatan secara jelas dikatakan bahwa dalam penelitian kerjasama dengan
pihak asing, peneliti Indonesia harus jelas kedudukanya dalam tim dan harus
dilibatkan sejak awal pengembangan proposal. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh pihak asing harus mengajukan untuk kajian etik di tempat penelitian
akan dikerjakan. Rambu-rambu seperti ini sangat penting untuk menjaga agar
penelitian asing benar memberi manfaat kepada masyarakat dan subyek orang
Indonesia.

3. Tugas dan Fungsi :

Sebagai sebuah Komisi Etik yang bergerak dalam bidang Penelitian Kesehatan,
KEPK-BPPK memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Melakukan kajian aspek etik protokol penelitian kesehatan yang


mengikutsertakan manusia dan/atau menggunakan hewan percobaan
sebagai subyek penelitian, yang diajukan melalui Badan Litbang Kesehatan
b. Memberikan persetujuan etik (ethical clearance) terhadap protokol
penelitian.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian yang
telah memperoleh persetujuan etik.
d. Melakukan sosialisasi pedoman etik litkes baik di lingkungan Badan
Litbangkes maupun di institusi lain.
e. Mengusulkan pemberhentian pelaksanaan penelitian kesehatan terhadap
penelitian yang menyimpang/tidak sesuai protokol yang telah diberikan

7
persetujuan etik, kepada Kepala Balitbangkes dan pejabat
institusi/kelembagaan tempat penelitian kesehatan dilaksanakan.
f. Mengajukan kajian ulang protokol penelitian kesehatan dari
institusi/lembaga penelitian lainnya yang bersengketa dengan peneliti.
g. Melakukan penilaian kompetensi komisi/Komite Etik Institusi/Lembaga
Kesehatan lainnya tentang kaji etik, bersama Komisi Nasional Etik penelitian
Kesehatan
h. Melakukan pelatihan Etik litkes baik di lingkungan Badan Litbangkes
maupun di institusi/lembaga lain.
i. Membuat laporan kegiatan Komisi Etik kepada Kepala Balitbangkes.
j. Untuk kelancaran tugasnya, KEPK-BPPK didukung oleh sekretariat yang
kompeten terdiri dari: Sekretaris, Sekretaris Eksekutif dan staf Administrasi.

A. Jenis-jenis Etika Penelitian


Selain didasarkan pada kaidah – kaidah ilmiah pelaksanaan penelitian
harus mengikuti etika penelitian. Etika penelitian berkaitan dengan norma –
norma :
1. Norma sopan Santun, peneliti memperhatikan konvensi dan kebiaaan dalam
tatanan di masyarakat
2. Norma hukum, bila terjadi pelanggaran maka peneliti akan dikenakan sanksi
3. Norma moral, peneliti memiliki etikat dan kesaran yang baik dan jujur dalam
penelitian.

B. Prinsip Utama Etika Penelitian


Etika penelitian memiliki berbagai empat prinsip utama, yaitu:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan
informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki
kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait
dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah: peneliti
mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri
dari:
a. Penjelasan manfaat penelitian
b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat
ditimbulkan
c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan
d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
subyek berkaitan dengan prosedur penelitian
e. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja
f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan. Namun kadangkala, formulir
persetujuan subyek tidak cukup memberikan proteksi bagi subyek itu

8
sendiri terutama untuk penelitian-penelitian klinik karena terdapat
perbedaan pengetahuan dan otoritas antara peneliti dengan subyek
(sumathipala & siribaddana, 2004). Kelemahan tersebut dapat
diantisipasi dengan adanya prosedur penelitian (syse, 2000).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy
and confidentiality).
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat
terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi.
Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh
orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu
tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner
dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas
subyek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification
number) sebagai pengganti identitas responden.
3. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms
and benefits) (Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004).
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian
guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek
penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence).
Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek
(nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan
cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan
penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun
kematian subyek penelitian.
4. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk
memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,
profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor
ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan
religius subyek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar
memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Keadilan
memiliki bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah
bagaimanakah keuntungan dan beban harus didistribusikan di antara
anggota kelompok masyarakat.
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian
membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut
kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Semua
subyek diperlakukan dengan baik. Ada keseimbangan manfaat dan resiko.
Resiko yang dihadapi sesuai dengan pengertian sehat, yang mencakup:
fisik, mental, dan sosial. Oleh karena itu, risiko yang mungkin dialami oleh

9
subyek atau relawan meliputi: risiko fisik (biomedis), risiko psikologi
(mental), dan risiko sosial. Hal ini terjadi karena akibat penelitian, pemberian
obat atau intervensi selama penelitian.

Risiko Fisik
Tujuan utama kode etik penelitian adalah untuk melindungi
keselamatan dan keamanan subyek penelitian. Keadaan ini akan dialami
subyek:
a. Efektivitas yang belum diketahui yang diuji.
b. Akibat penghentian pengobatan.
c. ESO yang belum diketahui
Biasanya manfaat suatu penelitian dirasakan oleh subyek dan
masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan teliti dan mendalam. Ada
keadaan yang disebut inducement, yaitu suatu ajakan dalam suatu
penelitian dengan menjanjikan adanya keuntungan fisik, mental, dan sosial.

Risiko Psikologis
Penilaian risiko ini adalah kualitatif, misalnya rasa cemas atau malu.
Penelitian diperoleh dari wawancara (misalnya ditanyakan masalah
hubungan intim pada penderita HIV/AIDS). Hal ini dapat diantisipasi dengan
penjelasan/informasi sebelumnya.

Risiko Sosial
Apabila data subyek tidak mendapat pengamanan dari segi
kerahasiaan, subyek dapat mengalami kehilangan pekerjaan, diisolasi oleh
masyarakat sekitarnya, berselisih dengan suami/mertua, dituntut melanggar
hokum (misalnya pada penelitian abortus), dan lain-lain. Risiko psikologis
dan social juga dipengaruhi perkembangan kebudayaan. Sehubungan
dengan itu peneliti dan komisi etik harus peka terhadap:
a. Definisi dan pengertian mengenai nilai atau persepsi terhadap sesuatu
yang mempengaruhi segi psikologis dan sosial subyek penelitian.
b. Ada perbedaan tujuan antara peneliti dan subyek (peneliti untuk
meningkatkan kesehatan, sedangkan subyek berfikir risiko fisik, mental,
dan sosial).
c. Persepsi mengenai kerahasiaan data yang berbeda, yang penting
adalah: kerahasiaan itu penting bagi siapa? Atau apakah kerahasiaan itu
bersifat absolute?
d. Perbedaan persepsi mengenai apa yang dimaksud dengan sakit atau
sehat.
e. Kemungkinan terjadi kesalahan tekhnis dan administrasi dalam
mengelola data.

10
f. Pendekatan dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas merupakan
pilihan yang harus disesuaikan dengan kebudayaan setempat.
C. Komponen-Komponen dalam Etika Penelitian
1. Kejujuran
Kejujuran dalam etika penelitian meliputi:
 Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil.
 Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan.
 Jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai
pekerjaan Anda.
2. Obyektivitas
Obyektifitas merupakan upaya meminimalkan kesalahan dalam
rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan
peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberidana/sponsor penelitian.
3. Integritas
 Tepati selalu janji dan perjanjian
 Lakukan penelitian dengan tulus
 Upayakan menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan
4. Ketelitian
 Teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian.
 Secara teratur catat pekerjaan Anda misalnya kapan dan dimana
pengumpulan data dilakukan.
 Catat alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lain
5. Keterbukaan
 Saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian.
 Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
6. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
 Perhatikan paten, copyrights dan bentuk hak-hak intelektual lain.
 Jangan gunakan data, metode atau hasil yang belum dipublikasi tanpa
ijin peneliti.
 Tuliskan narasumber semua yang member kontribusi riset.
 Jangan pernah melakukan plagiasi.
7. Penghargaan terhadap kerahasiaan (responden)
Jaga kerahasiaan data pribadi, kesehatan, catatan criminal atau data
lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia.
8. Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke
media (jurnal, seminar) yang berbeda.
9. Pembinaanyang konstruktif
Bantu membimbing, member arahan dan masukan bagi
mahasiswa/peneliti muda.
10. Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja

11
 Bila penelitian dilakukan dalam tim, publikasi peneliti dengan
kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author),
sedangkan lainnya sebagai peneliti kedua (co-author).
 Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam
penelitian.
11. Tanggung jawab sosial
Upayakan bermanfaat demi kemaslahatan masyarakat, meningkatkan
taraf hidup, memudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup
masyarakat.
12. Tidak melakukan diskriminasi
Hindari perbedaan perlakukan karena alas an jenis kelamin, ras, suku
dan faktor-faktor lain
13. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup.
14. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemerintah
yang terkait dengan penelitian Anda
15. Mengutamakan keselamatan manusia
 Bila menggunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian
harus dirancang dengan teliti, efek negative diminimalkan, manfaat
dimaksimalkan.
 Hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian.
 Siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel menderita efek
negatif.
D. Upaya Mengecilkan Risiko Penelitian
Upaya untuk mengecilkan risiko penelitian dapat dilakukan dengan:
1. Desain penelitian harus sesuai dengan tujuan penelitian
2. Adanya kriteria inklusi dan ekslusi yang lengkap dan sesuai dengan tujuan
penelitian.
3. Adanya kriteria untuk melakukan identifikasi dalam upaya mengantisipasi
situasi serta cara untuk menanggulangi bahaya terhadap subyek.
4. Peneliti harus bebas dari keuntungan pribadi.
5. Adanya sarana dan tenaga yang memadai yang dapat menanggulangi
akibat buruknya setelah penelitian selesai.
E. Prinsip Etika Penelitian dalam Keperawatan
 Keselamatan
Menghormati otonomi partisipan, penjelasan kepada partisipan tentang
derajat dan lama keterlibatan tanpa konsekuensi negatif dari penelitian
 Kesehatan
Mencegah, meminimalkan kerugian dan atau meningkatkan manfaat
bagi semua partisipan.

12
 Kesejahteraan
Menghormati kepribadian partisipan, keluarga dan nilai yang berati bagi
partisipan.
 Keadilan
Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari penelitian terdistribusi
secara seimbang
F. Pedoman Etik Penelitian Kesehatan
Menurut Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan (Rasad, 2003)
1. Keselamatan subyek penelitian diutamakan. Harus ada persiapan dan cara
mengatasi resiko tindakan penelitian
2. Keikutsertaan subyek bersifat sukarela yang dinyatakan secara tertulis
setelah subyek mendapatkan penjelasan
3. Subyek berhak mengundurkan keikutsertaan dalam penelitian
4. Peneliti harus sudah berpengalaman, kalau tidak harus ada supervisi
5. Proposal diteruskan kepada Panitia Penilai Proposal di Institusi atau RS
6. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan panitia penilai

DAFTAR PUSTAKA

1. Poernomo Bambang. Pendekatan Norma Dan Sanksi Hukum Terhadap


Pelanggaran Etika
2. Komisi nasional etik penelitian kesehatan Depkes RI.,2004., Pedoman
nasional etik
kesehatan. Jakarta
3. Manalu, W. 2006. Etika Penelitian. Presentasi yang disampaikan pada
Penlok Penguatan
4. Penelitian DP2M Ditjen Dikti, Hotel Inna Kuta, Denpasar, 20 - 22
November 2006.
Isnanto, Rizal R. 2009. Buku Ajar Etika Profesi.

13
BAB II
KONSEP DASAR STATISTIK

Statistik dibedakan atas dua kategori berdasarkan bentuk parameternya

Berdasarkan atas bentuk parameternya (data yang sebenarnya) statistik dapat


dibagi menjadi dua bagian yaitu :

Statistik parametrik

Bagian statistik yang parameter populasinya mengikuti suatu distribusi tertentu,


seperti distribusi normal dan memiliki varians yang homogen serta parameter-
parameter populasi seperti rata-rata proporsi, dan lain- lain. Ciri-ciri parametrik
adalah jenis data interval atau rasio serta distribusi data (populasi) adalah normal
atau mendekati normal

Statistik non parametrik

Bagian statistik yang parameter populasinya tidak mengikuti suatu distribusi


tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari peryaratan dan variansnya tidak
perlu homogen serta tidak ada parameter-parameter populasi dengan ciri data
nominal atau ordinal serta distribusi data (populasi) yang tidak diketahui atau bisa
disebut tidak normal.

Statistik dibedakan atas dua kategori berdasarkan pengukuranya.

1. Análisis univariat
Pengukuran dimana hanya ada satu pengukuran (variabel) untuk sejumlah
sampel
Contoh : uji deskriftif atau informasi gambaran-gambaran karakteristik dari
sebuah pengukuran variabel
2. Análisis bivariat
Pengukuran dimana ada dua variabel atau beberapa variabel untuk sejumlah
sampel tapi masing-masing dianalisis tersendiri.
Contoh : uji t, uji F, uji ANOVA, dan lain sebagainya.
3. Análisis multivariat
Pengukuran dimana ada dua atau lebih pengukuran (variabel) untuk sejumlah
sampel dan análisis antar variabel dilakukan bersamaan.
Contoh : regresi, korelasi, dan lain sebagainya.

14
Peran statistik dan fungsi statistik dalam penelitian kesehatan

1. Peran statistik dalam penelitian kesehatan.


2. Alat untuk menghitung besar sampel
3. Alat untuk menguji validitas dan reabilitas instrument
4. Alat untuk pengolahan data
5. Alat untuk analisis data
6. Alat untuk penyajian data
7. Fungsi statistik dalam penelitian kesehatan.
8. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui permasalahan
kesehatan
9. Membandingkan status kesehatan disuatu tempat dengan tempat yang lain
10. Membandingkan status kesehatan waktu lampau dan saat sekarang
11. Evaluasi keberhasilan program kesehatan
12. Monitoring kegagalan dan kebershasilan program kesehatan yang sedang
berjalan
13. Keperluan estimasi tentang kebutuhan pelayanan kesehatan
14. Perencanaan program kesehatan
15. Untuk publikasi dan penelitian masalah-masalah kesehatan

Pengertian umum populasi dan sampel

Berdasarkan pengertian statistik pasti akan selalu membicarakan populasi maupun


sampel. Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan
dilakukan, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai atau
karakteristiknya akan diukur serta yang nantinya akan dipakai untuk menduga
karakteristik dari populasi.

Contoh : kita ingin mengetahui kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil dikabupaten
Tangerang. Populasi kita adalah keseluruhan ibu hamil yang ada dikabupaten
tangerang. Kita tidak mungkin mengukur Hb seluruh ibu hamil tersebut, untuk itu
kita ambil saja sebagian dari ibu hamil (sampel) yang mewakili keseluruhan
(populasi) ibu hamil di kabupaten tangerang. Kadar Hb ibu hamil yang menjadi
sampel tersebut kita ukur. Hasilnya nanti dapat kita pakai untuk menduga nilai Hb
ibu hamil dikabupaten tanggerang.

15
Tahapan kegiatan statistik

Tahapan kegiatan didalam statistika, dibagi dalam beberapa tahap yaitu :

1. Pengumpulan data
Metode Pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan
sebagainya, sedangkan instrumen pengumpul data merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data, karena berupa alat, maka instrumen dapat
berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara,
camera photo dan lainnya.

2. Pengolahan data
Pengolahan data terdiri dari 2 tahapan antara lain :
a. Manajemen data
Proses dalam memindahkan data ke dalam bentuk kode-kode tertentu dan
membuat transformasi (manipulasi) sehingga data tersebut bisa dianalisa.

3. Analisis data
a. Analisis data deskriftif
 Data numerik/kuantitatif
o Distribusi Frekuensi
o Nilai tengah (mean, median, mode)
o Nilai variasi (Range, SD, COV)
o Nilai posisi (Quartile, Decile, Percentile)
 Data kategorik/kualitatif
 Proporsi (prosentase)
 Rate atau Ratio

b. Analisis data analitik (uji statistik)


 Univariate (Uji statistik 1 variabel dengan suatu nilai tertentu)
 Bivariate (Uji statistik hubungan antara 2 variabel)
 Multivariate (Uji statistik hubungan antara beberapa variabel independen
secara bersamaan dengan 1 variabel dependen)

4. Penyajian data
Tujuan Penyajian Data
a. Membandingkan 2 angka atau lebih
b. Menunjukkan distribusi subjek menurut nilai atau kategori variabel tertentu
c. Menampilkan perubahan nilai suatu variabel tertentu menurut waktu
d. Menunjukkan hubungan antara 2 variabel

16
Penyajian data harus dapat meringkas data, sehingga dapat menggambarkan
informasi, sederhana, lugas dan komunikatif.

Data dapat disajikan dengan berbagai macam cara:


 Tekstular/Tulisan: Penyajian data dengan narasi (kalimat)
 Tabel: Distribusi frek, distribusi relatif, tabel silang, dll
 Grafik/Diagram: Bar, Histogram, poligon, box plot, scatter plot, line, pie, dll

5. Analisis atau interprestasi data


Proses interprestasi data ialah memberi arti beserta mensignifikansi terhadap
analisis yang dilakukan serta menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari
hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data yang ada (Barnsley &
Ellis, 1992).

Pengertian Data Dan Jenis Data

Data adalah bentuk jamak (prural) dari kata datum, sehingga dalam menyatakan
data sebetulnya sudah berkata bentuk jamaknya, oleh karena itu untuk selanjutnya
tidak perlu menyatakan data-data, sudak cukup menyatakan “data saja”.

Data adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari unit sampel sebagai hasil
dari mengamati atau mengukurnya. Berdasarkan dari jenisnya data dapat
dibedakan menjadi beberapa macam bentuk sebagai berikut :

 Data diskrit
Data diskrit yaitu data berbentuk bilangan bulat. Misalnya, jumlah anak dalam
keluarga, jumlah penderita penyakit TBC, jumlah kecelakaan di jalan raya.

 Data kontinu
Data kontinu yaitu data yang merupakan rangkaian data, nilainya dapat
berbentuk desimal. Misalnya tinggi badan 162,5 cm dan berat badan 63,8 kg.

 Data kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kualitas seperti pernyataan terhadap
KB (keluarga berencana) setuju, kurang setuju, tidak setuju.

 Data kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk bilangan (numerik). Misalnya jumlah
balita yang telah mendapat imunisasi.
Berdasarkan dari sumber data, data dapat dibagi menjadi data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh penelitinya sendiri,
sedangkan data sekundernya adalah data yang diambil dari suatu sumber dan

17
biasanya data itu sudah dikompilasi lebih dahulu oleh instansi atau yang punya
data.

Variabel dan skala pengukuran variabel

Banyak macam-macam cara pengumpulan data, mulai dari pengumpulan data


secara rutin dari sebuah institusi ataupun organisasi, sebagai contoh jurusan
kebidanan pada bagian akademik pendidikan mengumpulkan data identitas
mahasiswa serta data perkembangan pendidikan dari seluruh mahasiswa. Hal
tersebut dikenal juga pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian, baik
dengan observasi langsung terhadap objek penelitianya ataupun dengan cara
melakukan tanya jawab memakai kuisioner dengan objek penelitian.

Berdasarkan pengumupan data dikenal beberapa istilah sebagai berikut :

1. Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya
bervariasi antara satu objek ke objek lainnya. Misalnya kita akan mengamati
bayi baru lahir, variabel yang akan diamati atau yang akan diukur adalah
berat badan, panjang badan yang tentu saja nilai ini bervariasi antara satu
bayi dengan bayi yang lainnya.
2. Aggregate adalah keseluruhan kumpulan nilai observasi yang merupakan
suatu kesatuan dan setiap nilai observasi hanya mempunyai arti sebagai
bagian dari keseluruhan tersebut.

Berdasarkan mengumpulkan nilai dari variabel perlu juga diketahui skala


pengukuran dari variabel tersebut, ada empat macam skala yaitu nominal, ordinal,
interval, dan ratio antara lain :

1. Skala nominal = beda


Pengukuran yang paling lemah tingkatannya, terjadi apabila bilangan atau
lambang yang digunakan untuk mengklasifikasikan objek pengamatan. Setiap
objek akan masuk pada satu lambang atau kelompok.
Contoh: Jenis Kelamin, Agama
Jenis kelamin: L dan P à hanya bisa dikatakan berbeda tidak ada tingkatan

2. Skala ordinal = beda, ada tingkatan


Pengukuran ini tidak hanya membagi objek menjadi kelompok-kelompok yang
tidak tumpang tindih, tetapi antara kelompok itu ada hubungan (ranking).
Hubungan ini dapat ditulis lebih besar/ lebih kecil.
Contoh : Pendidikan, Tingkat Ekonomi, Pangkat.

18
Pendidikan: SD dan SMP à selain berbeda, juga ada tingkatan tidak dapat
ditentukan jarak antar tingkat.

3. Skala interval = beda, ada tingkatan dan jarak


Apabila dalam skala ordinal kita hanya dapat menentukan urutan (orde) dari
kelompok, didalam skala interval selain membagi objek menjadi kelompok
tertentu tertentu dan dapat diurutkan juga serta dapat ditentukan jarak dari
urutan kelompok tersebut.
Contoh : Suhu
Suhu: 300C dan 350C àberbeda, ada tingkatan, ada jarak antar tingkat tidak
ada kelipatan (300C+350C ¹ 650C)

4. Skala ratio
Pada skala rasio kita dapat mengelompokkan data, kelompok itupun dapat
diurutkan dan jarak urutanpun dapat ditentukan. Selain itu sifat lain untuk data
dengan skala rasio kelompok tersebut dapat diperbandingkan (rasio). Hal ini
disebabkan karena skala rasio mempunyai titik nol mutlak.
Contoh : Berat badan

19
BAB III
JENIS PENELITIAN KESEHATAN

Menurut Siswanto dkk (2013), penelitian di bidang kesehatan adalah suatu


penelitian yang dikhususkan pada bidang kesehatan. Secara umum, metodologi
dan prosedurnya hampir sama dengan penelitian pada umumnya, hanya saja
penelitian di bidang kesehatan memiliki penekanan pada pendekatan tertentu,
seperti pendekatan waktu, sehingga muncul jenis penelitian seperti kasus-kontrol.
Klasifikasi penelitian pada bidang kesehatan meliputi:
1. Ditinjau dari Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian bidang kesehatan pada lingkup ini meliputi tiga bagian, yaitu: (1)
penelitian klinis/klinik, (2) penelitian lapangan yang meliputi penelitian
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan, serta (3) penelitian
laboratorium (farmakologi).
a. Penelitian Klinis/Klinik
Penelitian ini merupakan penelitian perorangan. Perhatian penelitian
pada aspek kedokteran dasar, dengan maksud untuk perkembangan dan
kemajuan ilmu kedokteran. Penelitian kedokteran pada aspek sosial untuk
perkembangan dan permasalahan kesehatan secara mikro di suatu
negara.
b. Penelitian Lapangan
Fokus penelitian bidang ini pada komunitas. Penelitian bidang ini terbagi
menjadi dua, yaitu:
1) Penelitian ini disebut juga penelitian epidemiologik atau penelitian
observasional atau penelitian survei. Tujuan penelitian ini pada suatu
komunitas atau suatu kelompok masyarakat. Penelitian ini dapat
mengungkapkan suatu kejadian, distribusi, serta determinan dari
suatu penyakit yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini juga dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi status
kesehatan suatu masyarakat. Hasil dari penelitian ini dapat digunkana
untuk menegakkan diagnosa komunitas, mempelajari perkembangan
suatu penyakit di suatu komunitas, serta dapat digunakan sebagai
evaluasi untuk program-program khususnya dari Departemen
Kesehatan.

2) Penelitian Bidang Pelayanan Kesehatan


Penelitian ini untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat agar lebih efektif dan efisien. Penelitian ini biasanya
dilakukan bila ada keluhan dari masyarakat terhadap suatu pelayanan
kesehatan.

20
c. Penelitian Laboratorium
Penelitian ini banyak dilakukan pada bidang farmakologi. . penelitian ini
disbut juga Quality Control. Penelitian ini untuk menjaga kualitas dari
suatu obat, baik khasiat maupun komposisinya. Hal yang diperlukan pada
penelitian dalam bidang ini adalah suatu kemampuan untuk melakukan uji
laboratorium terhadap kandungan, komposisi, dan khasiat suatu obat.
Masalah obyektivitas, validitas dasar, dan reliabilitas merupakan hal yang
sangat diutamakan dalam penelitian laboratorium.
2. Ditinjau dari Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Jenis penelitian berdasarkan pendekatan waktu pengumpulan data dibagi
menjadi dua, yaitu”
a. Penelitian Longitudinal (Pendekatan Bujur)
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara berturut-
turut selama perkembangan dicatat berdasarkan waktu dan subjek yang
sama. Salah atu bentuk penelitian longitudinal adalah penelitian
perkembangan yang bertujuan mempelajari pola dan urutan
perkembangan dan atau perubahan.
b. Penelitian Cross-Sectional (Pendekatan Silang)
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dalam waktu
yang bersamaan, tetapi dengan subjek yang berbeda.

3. Ditinjau dari Kedalaman Analisis/Hubungan antar Variabel


Penelitian kesehatan ditinjau dari hubungan antar variabel dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat suatu
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Analisis untuk
penelitian deskriptif biasanya hanya pada tahap deskripsi, yaitu
menganalisa dan menyajikan fakta secara sistemaik sehingga lebih
mudah dipahami.
b. Penelitian Inferensial
Penelitian inferensial adalah penelitian yang bersifat menganalisis
hubungan antarvariabel. Penelitian inferensial dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Penelitian Komparatif
Penelitian ini bersifat membandingkan antarvariabel.
2) Penelitian Asosiatif.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antarvariabel.
Tipe dari penelitian ini antara lain:
a) Menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang dapat
digunakan untuk melakukan prediksi

21
b) Jika hubungan antarvariabel relatif lebih tinggi, kemungkinan sifat
hubungan berupa hubungan sebab akibat
c) Hubungan antarvariable yang bersifat sebab akibat dapat diteliti
melalui tipe penelitian kausal komparatif dan eksperimen

4. Ditinjau dari Substansi


Menurut Hardjodisastro (2006), substansi adalah suatu individu, contohnya
manusia, hewan, pohon, dan sebagainya. Substansi memiliki pengertian yang
lain juga, yaitu bagaimana sifat-sifat dari suatu individu tersebut. Penelitian
kesehatan berdasarkan substansi dibagi menjadi pendekatan kualitas,
kuantutas, dan gabungan (Siswanto dkk, 2013).
a. Pendekatan Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada analisis
data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika.
b. Pendekatan kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak nggunakan data-data
numerikal, sehingga hanya berbentuk pernyataan-pernyataan atau
kalimat. Penelitian ini lebih menekankan pada analisis pada proses
penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antarfenomena yang diamati dengan menggunakan logika
ilmiah.
c. Pendekatan Gabungan
Penelitian jenis ini adalah penelitian yang menggabungkan metode
kualitatif dan kuantitatif.
5. Ditinjau dari ada tidaknya Intervensi
Jenis penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Penelitian Survey/Observasional
Penelitian jenis ini adalah penelitian yang dilakukan pada suatu populasi,
baik luas maupun sempit, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel
yang diambil dari suatu populasi. Media yang biasanya digunakan adalah
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Tujuan dari
penelitian survei ini adalah penjajagan, deskriptif, penjelasan, evaluasi,
prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang,
penelitian operasional, dan pengenbangan indikator-indikator sosial.
b. Penelitian Eksperimen
Memanipulasi, kontrol atau pengendalian adalah karakteristik dari
penelitian eksperimen. Peneliti melakukan manipulasi dan kontrol
terhadap variabel independen tertentu. Penelitian jenis ini biasanya
digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan independen terhadap
variabel dependen. Peneliti melakukan eksperimen dengan
membandingkan dua kelompok subjek yang diteliti, dengan memberikan

22
suatu perlakuan terhadap variabel independen yang satu, sedangkan
variabel lain tidak dimanipulasi atau sebagai kontrol.

Daftar Pustaka
Hardjodisastro, D., 2006, Menuju Seni Ilmu Kedokteran, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

Siswanto, Susila, dan Suyanto, 2013, Metodologi Penelitian Kesehatan dan


Kedokteran, Bursa Ilmu, Yogyakarta

23
BAB IV

KOMPONEN UTAMA METODE PENELITIAN

1. Sumber Data

Sumber data primer kuantitatif (kumpulan skor jawaban) adalah sejumlah


responden yang disebut Sampel Penelitian. Sampel ini diambil dengan cara
tertentu dari keseluruhan populasi yang dijadikan subyek penelitian. Sejumlah
responden yang dijadikan Sampel Penelitian dipandang sebagai sumber data yang
dianggap dapat merepresentasikan masalah yang dijadikan obyek penelitian.
Teknik atau cara yang digunakan untuk penarikan Sampel Penelitian antara lain
Teknik Pengambilan Sampel Dengan Cara Acak (Stratified Random Sampling
Technique), Teknik Pengambilan Sampel Dengan Cara Acak Proporsional
(Stratified Random Sampling Proporsional Technique), Teknik Slovin, dan Teknik
Kluster. Teknik-teiknik pengambilan sampel ini digunakan bila subyek yang
dijadikan populasi penelitian terlalu banyak jumlahnya. Namun bila subyek yang
menjadi populasi penelitian jumlahnya tidak mencapai 100 orang, maka sebaiknya
digunakan Teknik Sensus (seluruh subyek diambil).

Sumber data primer kuantitatif (transkrip wawancara) adalah sejumlah responden


yang disebut Informan Penelitian. Informan ini diambil dengan cara tertentu dari
para pihak yang karena kedududkan atau kemampuannya dianggap dapat
merepresentasikan masalah yang dijadikan obyek penelitian. Teknik yang
digunakan untuk menentukan penarikan Informan Penelitian antara lain Purposive
Sampling Technique dan Snow Ball Technique. Purposive Sampling Technique
adalah cara penentuan sejumlah Informan sebelum penelitian dilaksanakan,
dengan menyebutkan secara jelas siapa yang dijadikan informan serta informasi
apa yang diinginkan dari masing-masing informan. Snow Ball Technique adalah
cara penentuan informan dari satu informan ke informan lainnya yang dilakukan
pada saat penelitian dilaksanakan, hingga dicapai sejumlah informan yang

24
dianggap telah merepresentasikan berbagai informasi yang diperlukan.
Pencatuman sumber data harus disertai dengan nama dan identitas yang jelas.
Contoh identitas : Nama lengkap, Jenis Kelamin, Umur, Pekerjaan/Jabatan,
Pendidikan Terakhir.

Sumber Data Sekunder :


Sumber data sekunder (teori, data dan informasi) adalah buku-buku, dokumen-
dokumen, internet, dan media cetak. Untuk pengutipan teori, pencantuman sumber
data menggunakan runningnote yang meliputi pencantuman last name, tahun
penerbitan buku, dan nomor halaman buku. Contoh : jika diletakan dimuka kutipan :
Robbins (1999:87) atau Robbins (dalam Thoha, 2001 :32); jika diletakan dibelakang
kutipan : (Robbins,1999:87). Untuk pengutipan data, pencantuman sumber data
menggunakan footnote yang diletakan di bawah tabel data. Contoh : Sumber :
Bappeda Kabupaten Bogor, 2005. Untuk pengutipan informasi, pencantuman
sumber data menggunakan runingnote. Contoh : (Harian Kompas, Senin, 2/8/2005)
atau http://www.aseansec.org/5804.htm

Jenis Data
Data Primer adalah jenis data yang langsung didapat dari sumbernya. Contoh :
Data Primer Kuantitatif didapat langsung dari Sampel Penelitian, Data Primer
Kualitatif didapat langsung dari Informan Penelitian.

Data Sekunder adalah jenis data yang tidak langsung didapat dari sumbernya.
Contoh : data sekunder dari berbagai buku, dokumen, internet, dan media cetak.

Teknik Pengumpulan Data


Studi Kepustakaan atau Studi Dokumen adalah teknik pengumpulan data sekunder
yang meliputi pengutipan dan pengkajian teori, data dan informasi dari berbagai
buku, dokumen, internet, dan media cetak.
Kuesioner Penelitian atau Angket adalah teknik pengumpulan data primer dari
sejumlah responden yang menjadi sampel penelitian. Penyusunan Kuesioner atau
Angket menggunakan format pengskalaan tertentu seperti misalnya Likert Scale
(skor 1 sampai 5), Rating Scale (skor 1 sampai 4), atau Guttman Scale (skor 1
sampai 2)
Observasi atau kunjungan lokasi adalah teknik pengumpulan data secara spontan
ketika penelitian dilakukan.

Metode Analisis Data


Metode Analisis Kuantitatif adalah teknik pengolahan data kuantitatif (angka-angka)
yang menggunakan rumus-rumusan statistik antara lain untuk Pengujian
Persyaratan Analisis, Pengukuran dan Pengujian Hipotesis.

25
Metode Analisis Kualitatif adalah teknik pengolahan data kualitatif (kata-kata) yang
dilakukan dalam rangka mendeskripsikan atau membahas hasil penelitian dengan
pendekatan analisis konseptual dan analisis teoritik.

26
BAB V
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI

BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI

Karya ilmiah skripsi dibagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian awal, bagian
utama dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

Bagian awal terdiri dari:

a) Sampul
b) Halaman judul
c) Halaman pengesahan
d) Halaman pernyataan keaslian
e) Halaman riwayat hidup
f) Halaman refleksi (optional) dan ucapan terima kasih
g) Halaman abstract (Bahasa Inggris)
h) Halaman kata pengantar
i) Halaman daftar isi
j) Halaman daftar tabel
k) Halaman daftar gambar
l) Halaman daftar lampiran

2. Bagian Utama Karya ilmiah Skripsi

Bagian utama, terdiri atas:


Bab I Pendahuluan
Bab II Telaah Pustaka
Bab III Metoda Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab V Penutup
Daftar Pustaka

3. Bagian Akhir Karya ilmiah


Bagian akhir karya ilmiah skripsi memuat lampiran-lampiran, apabila diperlukan.

27
PEDOMAN PENGETIKAN
1. Kertas
Kertas yang dipakai adalah HVS putih ukuran A4 dan bobot 80 gr.
Perbanyakan karya ilmiah dilakukan dengan fotokopi yang bersih.

2. Jenis Huruf
Naskah karya ilmiah diketik dengan komputer dengan huruf jenis Arial 11 cpi (11
huruf/character per inchi) atau 28-30 baris per halaman dengan 11 cpi.

3. Margin
Batas pengetikan 4 cm dari sisi kiri dan sisi atas kertas, 3 cm dari batas sisi kanan dan sisi
bawah kertas.

4 cm

4 cm 3 cm

3 cm

4. Format
Setiap memulai alenia baru, kata pertama diketik ke kanan masuk lima ketukan. Setelah tanda
koma, titik koma dan titik dua diberi jarak satu ketukan (sebelum titik dua tidak diberi spasi),
setelah tanda titik untuk kalimat baru, diberi jarak satu ketukan. Setiap bab dimulai pada
halaman baru, diketik dengan huruf kapital diletakkan di tengah-tengah bagian atas halaman.
Sub-bab diketik di pinggir sisi kiri halaman, dengan huruf kecil kecuali huruf pertama pada
setiap kata diketik dengan kapital, pemutusan kata dalam satu baris kalimat harus mengikuti
kaedah bahasa Indonesia yang baku dan benar.

5. Spasi
Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi. Jarak antar baris dalam kalimat judul, sub
judul, sub bab, judul tabel dan judul gambar serta abstract diketik dengan jarak satu spasi.

6. Nomor Halaman
Bagian awal karya ilmiah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka kecil romawi (i, ii,
iii, dan seterusnya), ditempatkan pada sisi tengah bawah halaman (dengan jarak 2 spasi dari
baris terakhir). Khusus bagian bawah utama karya ilmiah, pemberian nomor halaman dimulai
dari bagian pendahuluan. Untuk bagian utama dan bagian akhir karya ilmiah, pemberian nomor
halaman berupa angka yang diletakkan pada sisi halaman kanan atas, kecuali untuk setiap
awal bab nomor halaman ditempatkan dibagian bagian tengah bawah halaman (dengan jarak 2
spasi dari baris terakhir).

BAGIAN AWAL DARI SKRIPSI

1.Sampul

28
Pada sampul dicetak: judul skripsi (huruf kapital, Arial ukuran huruf menyesuaikan), tulisan kata:
“SKRIPSI” (huruf kapital ditebalkan, Arial 11), tulisan kalimat: “Sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi” (Arial, ukuran 11), nama lengkap penulis (tanpa
gelar, huruf Arial 12 ditebalkan), nomor induk mahasiswa (Arial 11), lambang Fakultas Ekonomi
Universitas Mulawarman, tulisan: Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda, dan
tahun skripsi diajukan. Contoh sampul skripsi pada Lampiran 1.

Sampul terdiri dari dua bagian: sampul luar dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari
kertas HVS putih. Pada punggung sampul luar dicantumkan nama penulis, judul skripsi dan
tahun kelulusan.

2.Halaman Judul
Halaman judul karya ilmiah berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul, namun dicetak di
atas kertas HVS putih

3.Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat judul karya ilmiah, nama penulis dan kata-kata pengesahan,
serta nama dan tanda tangan dosen pembimbing

4.Halaman Identitas Tim Penguji


Halaman identitas tim penguji dicetak pada kertas HVS putih, memuat judul skripsi, identitas
mahasiswa, nama dan tanda tangan dosen pembimbing, dan tim dosen penguji.

5.Halaman Pernyataan Keaslian


Halaman pernyataan keaslian merupakan halaman yang memuat ketegasan penulis bahwa
naskah skripsi bukan karya plagiasi dan menjamin keasliannya.

6.Halaman Riwayat Hidup


Halaman riwayat hidup berisi nama penulis, tempat dan tanggal lahir, nama orang tua, riwayat
pendidikan dan riwayat pekerjaan serta prestasi-prestasi yang menonjol.

7.Halaman Persembahan (pilihan)


Halaman persembahan memuat pengungkapan rasa syukur penulis skripsi (jenis huruf
Monotype Corsiva ukuran menyesuaikan, maksimal 1 halaman).

8.Kata Pengantar
Pada halaman “Kata Pengantar” diuraikan secara singkat kepada siapa saja yang membantu
selama proses penelitian hingga penulisan, termasuk di dalamnya peruntukan kepada siapa
skripsi dipersembahkan. Berturut-turut Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,
Dosen Pengajar, Staf Akademik, Objek Penelitian dan rekan-rekan.

9.Halaman Abstract
Abstract ditulis dalam bahasa Inggris. Tulisan ABSTRACT ditulis dengan huruf kapital, dicetak
tebal (bold) dan diletakkan di tengah atas. Pada paragraf pertama, ditulis nama mahasiswa
tidak disingkat, judul skripsi ditulis dengan huruf tebal (bold), diikuti oleh nama Pembimbing I
dan Pembimbing II tanpa gelar.

29
Antara judul dan isi abstract diberikan jarak 2 spasi, sedangkan isi abstract antar paragraf satu
spasi, awal paragraf dimulai dengan satu tab (masuk ke dalam). Abstract terdiri dari tujuan
penelitian, metode penelitian,

dan hasil-hasil penelitian. Di dalam abstract tidak boleh ada formula dan angka statistik (kecuali
angka non-numerical, seperti tahun, undang-undang), jadi abstract merupakan hasil uraian
murni dari penulis. Isi abstract harus dapat dimengerti tanpa harus melihat kembali pada materi
karya ilmiah. Abstract disusun dengan jumlah maksimum 350 kata (maksimal 1 halaman).

10. Halaman Daftar Isi


Halaman daftar isi diketik pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR ISI yang diketik dengan
huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Dalam daftar isi dimuat
daftar tabel, daftar gambar, judul dari bab dan sub bab, daftar pustaka, dan lampiran.
Keterangan yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi. Judul bab diketik
dengan huruf kapital, sedangkan judul sub bab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama
tiap sub bab diketik dengan huruf besar. Baik judul bab ataupun sub bab tidak diakhiri titik.
Nomor bab menggunakan angka romawi dan sub bab menggunakan angka latin. Jarak
pengetikan antara baris judul bab yang satu dengan bab yang lain adalah dua spasi,
sedangkan jarak spasi antara anak bab adalah satu spasi.

11. Halaman Daftar Tabel


Halaman daftar tabel diketik pada halaman baru. Judul daftar tabel diketik dengan huruf kapital
tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Daftar tabel memuat semua tabel yang
disajikan dalam teks dan lampiran. Nomor tabel ditulis dengan angka. Jarak pengetikan judul
(teks) tabel yang lebih dari satu baris diketik satu spasi dan jarak antar judul tabel dua spasi.
Judul tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks

12. Halaman Daftar Gambar


Halaman daftar gambar diketik pada halaman baru. Halaman daftar gambar memuat daftar
gambar, nomor gambar judul gambar dan nomor halaman, baik gambar yang ada dalam teks
dan dalam lampiran. Cara pengetikan halaman daftar gambar sama seperti pada halaman
daftar tabel pada Lampiran 12.

13. Halaman Daftar Lampiran


Daftar lampiran diketik pada halaman baru judul daftar lampiran diketik di tengah atas halaman
dengan huruf kapital. Halaman daftar lampiran memuat nomor teks judul lampiran dan halaman
judul daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran. Misalnya memuat contoh perhitungan
dan tabulasi data, hasil analisis statistik, dan lain‐lain.

30
BAGIAN UTAMA SKRIPSI

1. Bagian Utama Skripsi


Bagian utama karya ilmiah terdiri atas beberapa bab. Jumlah bab tidak dibakukan, namun
disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian penulis. Bagian utama umumnya terdiri atas:
pendahuluan, telaah teoritis, metode penelitian, hasil dan pembahasan, penutup, serta daftar
pustaka. Rangkaian kata untuk menyampaikan informasi yang disajikan di dalam suatu karya
ilmiah hendaknya teliti, singkat, padat, jelas, tajam, dan relevan serta konsisten.

Pada dasarnya bentuk penulisan skripsi yang menggunakan pendekatan Kuantitatif memiliki
aturan yang baku di dalam setiap babnya, baik jumlah bab maupun tata aturan isi pada masing-
masing bab.

BAB I. Pendahuluan

Bab pendahuluan ini memuat: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian.

a. Latar belakang penelitian:


Latar belakang penelitian memuat fakta-fakta relevan dengan masalah penelitian sebagai titik
tolak merumuskan masalah penelitian, alasan-alasan (empiris, teknis) mengapa masalah yang
dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang penting untuk diteliti.

Pada latar belakang diperbolehkan adanya kutipan dari sumber buku maupun bukan buku,
dengan mengikuti cara kutipan yang benar. Pada latar belakang juga diperbolehkan
menampilkan tabel dan gambar untuk menjelaskan fenomena disertai dengan penjelasannya.

b. Rumusan masalah:
Rumusan masalah memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks menjadi
masalah yang dapat diteliti (researchable problems). Rumusan masalah yang dimunculkan dan
judul yang disampaikan harus memiliki relevansi yang jelas.

c. Tujuan penelitian:
Tujuan penelitian harus menyebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian. Dalam beberapa hal, seharusnya tujuan penelitian juga tersirat dalam judul
penelitian. Jumlah item tujuan penelitian harus sama dengan item rumusan masalah yang ada.

d. Manfaat penelitian:
Manfaat penelitian menyatakan kaitan antara hasil penelitian yang dirumuskan dalam tujuan
penelitian dengan masalah kesenjangan yang lebih luas atau dunia nyata yang rumit dan
kompleks. Pada prinsipnya menjelaskan manfaat teoritis, praktis dan kebijakan.

31
BAB II. Kajian Pustaka

Pada bab ini dikemukakan hasil telaah atau kajian pustaka atau unsur-unsur teori (konsep,
proposisi, dsb.) atau hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan permasalahan dan
tujuan penelitian secara sistematis dan analitik. Artinya, bab ini tidaklah sekedar berisi kutipan
teori-teori utama, konsep, proposisi dan paradigma secara berjajar dan runtut yang diambil dari
berbagai sumber (cut-copy and paste), tetapi merupakan hasil ramuan dari proses
persandingan, perbandingan dan dialog antar konsep, definisi, proposisi, dan paradigma yang
ada (mulai dari yang klasik sampai yang mutakhir) yang kemudian peneliti menarik benang
merahnya untuk membahas permasalahan dalam topik penelitian yang telah dilakukan. Sumber
pustaka berasal dari Jurnal Ilmiah (tahun tidak dibatasi), karya ilmiah berupa skripsi, tesis dan
disertasi, dan kutipan buku teks (menggunakan edisi atau hasil revisi terbaru maksimal 10
tahun terakhir).

Dalam kajian pustaka juga dicantumkan kerangka konsep dan pengembangan Hipotesis.
Kerangka konsep menjelaskan secara konseptual hubungan antar variabel yang diteliti dan
dituangkan dalam gambar hubungan antar variabel (contoh kerangka konsep ada pada
lampiran 16)

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan atau jawaban sementara (berdasarkan hasil
penelitian atau pustaka sebelumnya) atas pertanyaan dalam masalah penelitian, yang akan
diuji dengan data empirik melalui penelitian ini. Hipotesis harus dikembangkan. Hipotesis tidak
dapat terjadi begitu saja. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori yang relevan,
logika, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya (contoh rumusan Hipotesis ada pada Lampiran
17).

a) Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori yang relevan karena akan


memverifikasi teori tersebut pada fenomena yang ada.
b) Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan penjelasan logis, jika tujuan riset
menemukan teori dari fenomena hasil penelitian yang ada.
c) Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan hasil-hasil penelitian sebelumnya
karena hasil-hasil penelitian sebelumnya tersebut digunakan untuk menentukan arah
hipotesisnya (Hartono, 2007:45).
Di bagian terakhir dari bab ini disajikan model penelitian. Modelpenelitian menggambarkan
hubungan ataupun pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian tersebut
berdasarkan hipotesis yang telah dikembangkan. Contoh susunan sub bab pada Bab II dapat
dilihat pada lampiran 11:

32
BAB III. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan penjelasan bagaimana penelitian akan dilakukan oleh peneliti.
Sistematika metode penelitian yang lazim digunakan di bidang ilmu-ilmu sosial mencakup butir-
butir sebagai berikut:

a. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Dalam penelitian Kuantitatif, uraian tentang definisi dan pengukuran variabel mutlak
dilakukan. Variable-variabel yang diukur minimal adalah variabel-variabel yang tercantum
dalam hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan dari tempat penelitian.

b. Unit Analisis, Populasi dan Sampel


Bagian ini menguraikan metode penentuan unit analisis dan populasi, serta metode
pengambilan sampel yang digunakan, apakah probability sampling atau non probability
sampling (klasifikasi Metode Sampling lihat Buku Metodologi Penelitian yang relevan).

c. Jenis dan Sumber Data


Bagian ini menjelaskan jenis data yang digunakan, apakah termasuk dalam kategori data
primer atau data sekunder, serta dari mana data tersebut diperoleh.

d. Metode Pengumpulan Data


Diuraikan secara rinci tentang teknik pengumpulan data dan Instrumen yang digunakan.
Untuk memperjelas uraian, dianjurkan agar variabel yang diamati disusun matriksnya dan
disajikan di dalam tabel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian bidang ilmu-ilmu
ekonomi, manajemen dan akuntansi lazimnya menggunakan: kuesioner dan dokumentasi.

e. Alat Analisis
Dalam bagian ini menjelaskan alat analisis apa yang digunakan untuk menguji hipotesis
yang telah dibangun secara konsisten dengan rumusan masalah. Dalam bagian ini juga
mencakup muatan tentang asumsi-asumsi yang mendasari sebuah alat analisis di gunakan.
Contoh susunan sub bab pada Bab III dapat dilihat pada lampiran 11:

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian disatukan dalam satu bab yaitu Hasil dan Pembahasan. Hasil dan pembahasan
yang diuraikan dalam satu bab yang tidak dipisah, tetapi hasil dan pembahasan sebagai sub
bab serta masing-masing sub judul dibagi dalam beberapa sub judul.

Penyajian hasil penelitian atau pengamatan dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik dan foto.
Hasil penelitian atau pengamatan bisa memuat data

utama, data penunjang dan pelengkap yang diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian atau
pengamatan, apabila diperlukan dapat menggunakan hasil uji statistik. Narasi di dalam hasil
penelitian atau pengamatan memuat ulasan makna apa yang terdapat di dalam tabel, gambar
dan lain-lain. Hasil penelitian atau pengamatan dalam bentuk tabel atau gambar atau grafik
bukan untuk dibahas tetapi dibunyikan maknanya saja.

33
Pembahasan adalah pemberian makna dan alasan mengapa data yang diperoleh sedemikian
rupa dan harus dikemukakan uraian bahasan dari peneliti yang bersangkutan dan dapat
diperkuat, berlawanan atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain. Ulasan-ulasan tersebut
dapat berupa penjelasan/deskripsi antara temuan dan teori yang sudah dijelaskan di bagian
sebelumnya. Dalam hal ini yang penting adalah ulasannya mengapa hal tersebut terjadi,
bahkan bisa jadi temuannya benar-benar baru (belum pernah ditemukan). Di dalam
pembahasan seringkali juga diulas mengapa suatu hipotesis ditolak atau diterima. Suatu hal
yang penting untuk diperhatikan di dalam memberikan ulasan adalah komprehensifitas dan
tidak keluar dari konteks yang dicanangkan di dalam tujuan penelitian sehingga alur bahasan
terasa konsistensinya dengan judul.

BAB VI. Penutup

Pada bagian akhir dari suatu skripsi harus disajikan simpulan dan saran-saran. Simpulan
hendaknya disajikan terpisah dari saran.

a) Simpulan
Simpulan merupakan: (a) pernyataan singkat dan akurat yang didasarkan dari hasil
pembahasan (b) jawaban terhadap permasalahan penelitian dan sedapat mungkin
harus berkorespodensi dengan tujuan penelitian. Dalam simpulan tidak dibenarkan lagi
memunculkan angka-angka atau formula statistik.

b) Saran
Saran merupakan pengalaman dan pertimbangan penulis yang diperuntukkan bagi: (a)
peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melakukan penelitian lanjutan, (b) Kebijakan
praktis, (c) perbaikan metode.

BAGIAN AKHIR SKRIPSI

Bagian akhir skripsi adalah lampiran. Lampiran memuat data atau keterangan lain yang
berfungsi untuk melengkapi serta mendukung uraian yang disajikan dalam bagian utama
skripsi. Lampiran dapat berupa: hasil perhitungan, kuesioner, uraian metode analisis, gambar,
foto, peta, data penunjang, dan lain-lain. Pada prinsipnya, lampiran adalah tambahan
penjelasan yang bermanfaat, tetapi tidak dibahas langsung dalam teks karena bilamana
disajikan dalam teks akan mengganggu konteks bahasan.

34
CARA MENGUTIP PUSTAKA DAN

MENULIS DAFTAR PUSTAKA

Dalam bab ini, akan dikemukakan mengenai cara menulis daftar pustaka, dan cara menulis
kutipan yang dicantumkan dalam teks.

Ada dua cara kutipan pustaka yang dicantumkan dalam teks, yaitu (1) kutipan berupa kalimat
yang disajikan dalam teks, dan (2) kutipan pustaka yang disajikan sebagai catatan kaki.

1. Kutipan Pustaka yang disajikan dalam Teks

Penulisan pustaka dalam teks mencantumkan nama dan tahun, tahun diletakkan dalam
kurung. Nama pengarang yang ditulis dalam teks hanya nama belakang saja. Ada
perbedaan pengutipan yang bersumber dari buku atau bukan buku (jurnal, working paper,
prosiding, skripsi/tesis/disertasi, dan sumber lainnya selain buku), jika kutipan bersumber
dari buku, maka harus mencantumkan halaman, jika bersumber dari bukan buku maka tidak
perlu dicantumkan halaman.

a. Mencantumkan kutipan dalam teks Contoh Buku:


Kutipan kalimat aktif:
Scott (2009:285) mengemukakan bahwa manajemen laba memiliki tiga
tujuan, diantaranya adalah tujuan bonus yang paling sering muncul saat ini…..
..........................................................
Kutipan kalimat pasif:
Banyak kesalah pahaman bahwa, uji Fisher (uji-F) bukan untuk menguji
pengaruh bersama-sama, tetapi untuk menguji kelayakan model…….
(Augusty, 2006:300)

Contoh Bukan Buku:


Berdasarkan penelitian Triyuwono (2007) diperoleh fakta bahwa………..
Kepemimpinan yang difokuskan dalam penelitian ini adalah kepemimpinan
Transformasional……….. (Subroto, 2004).

Contoh Hasil Wawancara:


Contoh di atas merupakan kutipan yang bersumber dari dokumen sekunder (berupa buku,
jurnal dan dokumen lainnya), namun jika kutipan bersumber dari manuscrift hasil
wawancara maka penulisannya sebagai berikut:
Pernyataan dari ibu Ramlah sedikit mendeskripsikan yang terjadi dalam menempatkan
seseorang untuk menjabat suatu posisi dalam struktur organisasi SKPKD kota Pusako.

”....kuasa BUD kita pada awalnya adalah bu Wati, tak lama


setelah diangkat muncul masalah, lha trus kan bingung, ya kan?!, lalu muncul protes dari
beberapa pegawai karena menganggap bu Wati belum pantas menjabat sebagai kuasa
BUD karena dalam aturannya kuasa BUD adalah pejabat struktural atau pernah menjabat
di jabatan struktural. Sedangkan bu Wati masih golongan IIIa. Akhirnya ditunjuklah Pak
Ruta sebagai kuasa BUD .....”

35
Kutipan hasil wawancara jarang digunakan dalam penelitian kuantitatif, namun pada
penelitian kualitatif wawancara mutlak adanya, dengan kutipan
sesuai apa yang dikatakan, tanpa merubah bahasa yang digunakan oleh narasumber.
Aturan penulisan semua kutipan masuk lima ketukan dari kiri dan dari kanan kertas,
dengan spasi satu.

b. Nama pengarang yang lebih dari satu kata, ditulis hanya nama belakangnya saja.
Contoh: Iwan Triyuwono cukup ditulis Triyuwono (2007), Michael Band Irrizarry cukup
ditulis (Irrizarry, 1975).

c. Bila pustaka yang dikutip ditulis oleh dua orang, kedua nama belakang tersebut ditulis.
Bilamana pustaka yang dikutip ditulis oleh tiga orang, nama dari ketiga penulis itu
dicantumkan semua pada saat kutipan itu dimuat pertama kali dalam teks, untuk
penulisan selanjutnya nama pengarang ke dua dan ke tiga tidak perlu di cantumkan
diganti dengan singkatan “dkk”2 atau “et al.” (1991)3. Bila pustaka ditulis oleh empat orang
atau lebih ditulis: Apriyanto, dkk. (1992) atau Wills, et al. (1991).

d. Penulis dapat mengutip hasil penelitian atau pendapat dari peneliti yang tercantum dalam
pustaka penulis lainnya. Kutipan paling banyak sepuluh buah. Cara mengutip pendapat
penulis yang tercantum dalam pustaka lain.
Contoh:

1. Biale (1984) dalam Sutrisno (2000) mengemukakan .........


2. Teori Agency menjelaskan bahwa ......... (Mackling, 1976 dalam Sudarma, 2004).

2.Cara Menulis Daftar Pustaka

Daftar pustaka disajikan pada halaman baru, dengan judul daftar pustaka diketik dengan huruf
kapital dan diletakkan di sisi halaman sebelah kiri di halaman.

Penulisan daftar pustaka dengan urutan penyajian sebagai berikut:

Jika berbahasa Indonesia

Jika berbahasa Inggris


1. Nama pengarang diakhiri dengan titik (.)
2. Tahun publikasi diakhiri dengan titik (.)
3. Judul artikel atau judul buku yang diakhiri dengan tanda koma (,) dan
4. Penerbit diberi koma dan kota diakhiri titik untuk pustaka dari buku.
Pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka seharusnya sumber penulisan yang diacu oleh
penulis, yang dicantumkan dalam teks. Variasi dalam penulisan karena ada perbedaan dalam
sumber pustaka yang dipakai, yaitu: buku teks, artikel jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian berupa
laporan hasil penelitian, skripsi, tesis atau disertasi.

36
3. Penulisan Nama Pengarang dalam Daftar Pustaka

Nama pengarang yang ditulis dalam teks hanya nama keluarga atau nama belakang. Daftar
pustaka berisi semua pustaka yang digunakan penulis dalam menulis skripsi.

Beberapa contoh menulis daftar pustaka sebagai berikut:

a. Pustaka berupa majalah (jurnal asing atau bahasa Indonesia/buletin) Nama pengarang,
tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah/jurnal (diketik miring), volume, nomor
majalah dan nomor halaman di mana tulisan itu dimuat.
Contoh Pustaka dari Jurnal:

Ohlson, John Andre. 1980. Financial ratios and the probabilitic prediction of bancruptcy,
Journal of Accounting Research 18 (1) January: 109-131.

Fujii, Edward Thear dan James Mak, 1984. A Model of Household Electricity Conservation
Behavior, Land Economics 60 (4) November: 340-351.

b. Pustaka berupa buku teks


Nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku (diketik miring),
nomor edisi, nama penerbit dan kota tempat penerbit.

Contoh Pustaka dari buku teks:

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business: A Skill Building Approach, Fourth
Edition. John Wiley & Sons, Inc. USA.

Hartono, Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah

Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Cetakan Pertama.

BPFE UGM. Yogyakarta.

c. Pustaka berupa prosiding (kumpulan beberapa makalah)


Nama pengarang makalah, tahun penerbitan, judul makalah, nama editor, judul prosiding,
nama penerbit, kota tempat penerbit dan nomor halaman dimana tulisan itu dikutip.

Contoh:

Zuhroh, Dahri dan Sukmawati, I.P.P.H. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan
Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor, Studi Kasus Pada
Perusahaan-perusahaan High Profil di BEJ. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI
Surabaya. Biro Penerbit IAI. Jakarta.

d. Pustaka berupa prosiding (kumpulan beberapa makalah) tetapi ada editor yang menjadi
penulis atau penyusun utama prosiding tersebut.
Contoh:

Ridwan, Ahmad. 2005. Pola Desentralisasi Fiskal yang berkeadilan, dalam Prosiding
Bunga Rampai Ekonomi Keuangan Daerah. Editor Rinda Suparlan, Buana Ilmu, Jakarta.

37
Pustaka berupa Abstrak sebuah Jurnal
Contoh:
Ohmiya, Y., T. Hirano, dan M. Ohashi. 1996. The structural origin of the color differences
in the bioluminescence of firefly luciferase. Abstracts FEEBS Letters 381 (1): 83-86.

e. Pustaka berupa buku teks terjemahan. Contoh:


Grant, R.M. 1997. Contemporary Strategy Analysis. Concept, Techniques, Application,
2nd. Secokusumo, T. (terjemahan). Analisis Strategi Kontemporer. Konsep, Teknik,
Aplikasi. Erlangga. Jakarta.

f. Pustaka berupa buletin di mana nama penulis adalah instansi, tidak ada nomor halaman.
Contoh:

UNDP. 1994. Human Development Report, New York, Oxford, University Press.

g. Pustaka berupa surat kabar dengan halaman terpisah. Contoh:


Kompas. 2005. BI Kucurkan Kredit Micro Sendai 82,3 Trilyun. Kompas, 18 Maret 2005. h.
4.

h. Jika penulis yang sama dengan tahun berbeda, maka penulisan nama untuk buku atau
sumber lainnya menggunakan garis datar sejajar dengan nama sebelumnya masuk
sampai dengan yang diurutkan berdasarkan tahun yang lebih tua.
Tambunan, Tulus. 2002. Peranan UKM Bagi Perekonomian Indonesia dan Prospeknya,
Usahawan 31 (07) : 3-15.

________ 2003. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia:

Beberapa Isu Penting, Salemba Empat, Jakarta.

i. Jika penulis yang sama memiliki 2 (dua) tulisan berbeda pada tahun yang sama, maka
penulisan tahun menggunakan paralel (a, b, dan seterusnya). Contoh:
Robiansyah. 2006a. Strategi Bersaing UMKM di Kota Samarinda. Balai Pustaka. Jakarta.

_______. 2006b. Strategi generik porter dalam aplikasinya terhadap sistem manajemen
rumah sakit di Kalimantan Timur. Jurnal Renovasi Ekonomi (4)1:32-45.

j. Pustaka berupa buku teks tidak ada nama pengarang. Contoh:


Biro Pusat Statistik. 2006. Statistik Indonesia. Jakarta. 20–25.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kaltim. 2009. Profile Ekonomi Kalimantan
Timur tahun 2008. Samarinda. 123– 125.

k. Pustaka yang diambil dari internet selain jurnal.


Mulawarman, Aji Dedi. 2007. Kritik Market share 5 persen bank syariah.
http://ajidedim.blogspot.com/2007/12/kritik-market-share-5-bank-syariah.html, diakses
tanggal 23 September 2009.

38
Apabila tidak tertera tahun maka tanggal pengambilan harus dicantumkan.

Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam skripsi dan disusun ke bawah
menurut abjad nama akhir dari penulis pertama. Selanjutnya tentang penulisan nama, diatur
sebagai berikut:

1. Nama orang Indonesia, jika lebih dari satu kata, maka nama terakhir yang ditulis atau
nama yang biasa dikenal dalam publikasi ilmiah yang ditulis.
Contoh Yana Ulfah ditulis Ulfah, Yana.; Ali Djamhuri ditulis Djamhuri, Ali; Sukisno Slamet
Riadi ditulis Riadi, Sukisno Slamet.
2. Nama orang Asing, nama keluarga terletak pada kata sebelah belakang. Misalnya: James
Stewart ditulis Stewart, James. Abdul Kadeer Mubararok Zaelani ditulis Zaelani, Abdul
Kadir Mubarok.
3. Jika nama Cina terdiri dari tiga kata yang terpisah, maka kata yang pertama adalah
menunjukkan nama keluarga. Contoh: Gan Koen Han ditulis Gan, Koen Han.
4. Jika nama Cina terdiri dari tiga kata dengan dua kata memakai garis penghubung, maka
kedua kata yang dihubungkan adalah nama diri (bukan nama keluarga). Sebagai contoh
Hwa-wee Lee ditulis Lee, Hwa-wee.
5. Jika sumber referensi ditulis oleh 2 (dua) orang atau lebih, hanya nama penulis pertama
yang dibalik sedangkan penulis kedua dan seterusnya tidak. Contoh: Juliansyah Roy dan
Muhammad Ikbal maka ditulis: “Roy, Juliansyah dan Muhammad Ikbal”
6. Judul artikel di Jurnal diketik (tegak atau normal) dan huruf besar hanya diawal judul.
7. Judul buku diketik miring (italics) dan diawali kalimat huruf besar.
8. Nama jurnal diketik miring (italic), nomor volume diketik tebal, nomor jurnal diketik dalam
kurung, nomor halaman diketik titik dua
(:). Contoh: Review of Industrial Organization 22 (1): 381-395.
9. Halaman untuk buku teks tidak diketik, sedang untuk artikel dalam buku teks diketik
setelah nama editor (Ed). atau "editors" (eds) jika lebih dari satu orang.
10. Pengetikan baris kedua dalam penulisan pustaka masuk ke dalam 5 ketukan.

8.4. Kutipan yang Disajikan dalam Catatan Kaki

Catatan kaki berdasarkan isi mengandung informasi penting yang menurut penulis, tetapi
jika ditulis dalam teks isinya terlalu panjang atau mengganggu alur cerita teks. Catatan kaki
berdasarkan rujukan suatu pustaka, tetapi tidak memenuhi syarat untuk dituliskan dalam
daftar pustaka. Teks dan catatan kaki dipisahkan oleh garis dari batas sisi kiri halaman.

Catatan kaki ditulis dalam bentuk paragraf yang diketik dengan jarak antar kalimat satu
spasi, dan jarak antar catatan kaki dua spasi. Catatan kaki harus diketik pada halaman yang
sama dengan teks di mana catatan kaki itu disitir.

39
CARA PENULISAN TABEL, GAMBAR,
LAMBANG, SATUAN, SINGKATAN, DAN
CETAK MIRING

1. Tabel

Tabel harus dimuat dalam satu halaman dan tidak boleh dipisah dilanjutkan di halaman
berikutnya, oleh karena itu tabel yang disajikan bersama dengan teks, jangan terlalu
kompleks. Dalam keadaan tertentu, huruf dapat diperkecil. Namun apabila terpaksa harus
dilanjutkan pada halaman berikutnya, maka pada halaman baru tersebut dibuat judul yang
sama dengan judul tabel sebelumnya, dengan memberikan kata pada baris tertentu dibagian
tabel paling bawah “disambung ke halaman berikutnya” dan kata “sambungan dari halaman
sebelumnya” pada bagian atas tabel halaman berikutnya.

Tabel yang disajikan harus tabel yang dibahas, bilamana tidak dibahas dalam teks
dicantumkan di lampiran. Tabel dalam teks yang disertai dengan nomor tabel, harus diketik
dengan huruf "T" kapital. Penomoran tabel menyesuaikan dengan bab, dan diurutkan
berdasarkan tabel masing-masing.

Seperti contoh berikut: Tabel 5.1. yaitu tabel pertama yang ada pada BAB V, jika ada tabel
berikutnya maka akan ditulis “Tabel 5.2.”, begitu pula jika tabel pertama pada BAB IV, akan
ditulis “Tabel 4.1.”. Judul tabel diletakan diatas tabel diketik disebelah kiri kertas untuk baris
pertama, kemudian baris berikutnya masuk rata dengan kalimat awal judul tabel.

Teks dalam lajur kolom harus mudah dimengerti langsung dari keberadaan tabel, tanpa
harus melihat keterangan lain dalam teks di luar tabel. Untuk itu jangan menggunakan kode
atau simbol dalam lajur kolom tabel yang berisi jenis variabel atau perlakuan yang dipakai
dalam penelitian. Tabel harus dapat dimengerti isinya dengan baik, tanpa perlu
membutuhkan bantuan keterangan tambahan lain di luar tabel. Bilamana terpaksa ada
singkatan yang tidak lazim, sajikan keterangan dari singkatan di bawah tabel.

Tabel yang dikutip dari pustaka, juga dicantumkan nama penulis dan tahun publikasi dalam
tanda kurung. Jarak antara baris dalam judul tabel diketik satu spasi dan tidak diakhiri
dengan titik.

2. Gambar

Gambar meliputi grafik, diagram, monogram, foto, peta. Pembuatan grafik, monogram
disarankan menggunakan komputer, dengan memakai simbol yang jelas maksudnya. Ikuti
cara membuat grafik dengan mencontoh grafik dalam jurnal ilmiah terbaru. Diusahakan
grafik yang ditampilkan sudah mampu menjelaskan data atau informasi maksud
dicantumkannya grafik tersebut, tanpa harus melihat dalam teks lain. Gambar dalam teks
harus diketik dengan huruf "G" capital, seperti contoh berikut: Gambar 2.1. Sama seperti
penonomoran Tabel, penomoran Gambar juga mengikuti penomoran BAB. Nomor urut dan
judul gambar diketik di bawah gambar dua spasi di bawahnya. Jarak antara Nomor Gambar
dengan judul gambar diketik satu spasi

40
3. Lambang, Satuan, dan Singkatan

Lambang untuk variabel penelitian dipakai untuk memudahkan penulisan variabel tersebut
dalam rumus dan pernyataan aljabar lainnya. Penulisan lambang atau simbol sebaiknya
menggunakan simbol dalam fasilitas program perangkat lunak komputer seperti program
Microsoft Word atau Word Processor lainnya. Pilihlah lambang yang lazim digunakan dalam
disiplin ilmu peneliti. Cara menulis rumus matematik diusahakan dalam satu baris. Bila ini
tidak memungkinkan, atur cara pengetikan sedemikan rupa, agar rumus matematik mudah
dimengerti. Lambang diketik dengan huruf abjad Latin dan abjad Yunani. Satuan dan
singkatan yang digunakan adalah yang lazim dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing.

4. Cetak Miring

Huruf yang dicetak miring untuk menyatakan istilah asing, misalnya: et al.; curing; starter,
trimming; dummy. Penulisan “spesies” dicetak miring (Rhizopus oryzae), sedangkan
“genus/family” dicetak tegak.

41
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogianto. 2007. metodologi Penelitian Bisnis,, Salah Kaprah dan Pengalaman
pengalaman, BPPE UGM, Cetakan Pertama. Yogyakarta.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business, A Skill Building Approach, John
Wiley and Son Inc, Singapore, 3rd Edition.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Pedoman Penelitian UnrukPenulisan


Skripsi, Tesis dan desertasi Ilmu Manajemen, BPFE Undip, Semarang.

42

Anda mungkin juga menyukai