Anda di halaman 1dari 14

NEUROLOGI

GCS (GLASGOW COMA SCALE)


&
MENINGEAL SIGN

Oleh:
Anna Stephanie M. Dapa Taka, S.ked

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN ILMU RADIOLOGI
RSUD dr. T.C. HILLERS
MAUMERE
2022
GCS
(GLASGOW COMA SCALE)
01. Glasgow coma scale (GCS) adalah skala yang digunakan untuk
mengukur tingkat kesadaran, dengan menilai respon pasien terhadap
rangsangan yang kita berikan.

 Kelebihan : Meminimalkan subyektivitas yang berhubungan


02. dengan evaluasi tingkat kesadaran
 Kekurangan : Tidak dapat digunakan pada usia < 36 bulan

03. Tiga fungsi utama GCS yang dinilai yaitu :


 Eye (E) : Respon membuka mata
 Verbal (V) : Suara atau kemampuan bicara
 Motorik (M) : Kemampuan gerak
GCS (Glasgow Coma Scale)
INTERPRETASI GCS

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E-V-M
dan selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi atau GCS
normal adalah 15 yaitu E4V5M6 , sedangkan yang terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.

• Nilai GCS (15-14) : Composmentis


• Nilai GCS (13-12) : Apatis
• Nilai GCS (11-10) : Delirium
• Nilai GCS (9-7) : Somnolen
• Nilai GCS (6-5) : Sopor
• Nilai GCS (4) : Semi-coma
• Nilai GCS (3) : Coma
Composmentis, yaitu kondisi seseorang yang sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya dan dapat
menjawab pertanyaan yang ditanyakan pemeriksa dengan baik.

Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.

Delirium, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan gerakan, siklus tidur bangun yang terganggu dan tampak gaduh gelisah,
kacau, disorientasi serta meronta-ronta.

Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih dapat sadar bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti akan
tertidur kembali.

Sopor, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya
rangsang nyeri, tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali,
respons terhadap rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil masih baik.

Coma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan, dan
tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.
MENINGEAL SIGN
PEMERIKSAAN TANDA MENINGEAL

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan gejala


dan tanda gangguan sistem saraf pusat seperti meningitis, atau pada
pasien yang dicurigai mengalami penyebab meningismus lainnya
seperti perdarahan subarachnoid.
A. Kaku Kuduk
1. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien
Pasien diposisikan dalam posisi berbaring tanpa bantal pada tempat pemeriksaan.
Pastikan tidak ada cedera kepala maupun leher.
2. Periksa kuduk kaku: Leher dirotasikan ke kanan dan kiri tanpa mengangkat kepala,
3. pastikan tidak ada tahanan (kuduk kaku negatif).
4. Tes kaku kuduk: Tangan kiri pemeriksa di belakang kepala pasien. Pemeriksa
memfleksikan kepala ke arah dada sampai menyentuh dada, rasakan tahanannya.

 Hasil positif apabila terdapat tahanan sebelum kepala menyentuh dada


B. Brudzinski I
• Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah
kepala pasien yang sedang berbaring, tangan pemeriksa yang satu lagi ditempatkan
didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien
difleksikan sehingga dagu menyentuh dada.

 Test ini (+) bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi lutut
dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.
C. Brudzinski II
• Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.
• Pasien diposisikan dalam posisi berbaring tanpa bantal pada tempat
pemeriksaan.
• Pemeriksa memfleksikan tungkai kanan terhadap sendi panggul dan
sendi lutut semaksimal mungkin, tungkai kiri dipertahankan tetap
lurus.
• Melakukan hal yang sama terhadap tungkai kiri.

 Hasil positif apabila terdapat gerakan fleksi paha yang kontra lateral
saat salah satu tungkai difleksikan.
D. Kernig sign
• Pada pemeriksaan ini, pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya
pada persendian panggul sampai membuat sudut 90 derajat.
• Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai
membentuk sudut lebih dari 135 derajat terhadap paha.

 Bila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut
135 derajat, maka dikatakan kernig sign positif.
E. Brudzinski III
• Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.
• Pasien diposisikan dalam posisi berbaring pada meja
pemeriksaan.
• Pemeriksa menekan os zigomaticus kanan dan kiri
pasien dengan kedua ibu jari.
• Pemeriksa memperhatikan kedua lengan pasien.

 Hasil positif apabila terdapat gerakan fleksi siku


kedua lengan (reflex involunter)

F. Brudzinski IV
• Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.
• Pasien diposisikan dalam posisi berbaring pada
tempat pemeriksaan.
• Pemeriksa menekan simfisis pubis penderita.

 Hasil positif apabila terdapat gerakan fleksi kedua


tungkai/ lutut (reflex involunter)
Thank you !

Anda mungkin juga menyukai