Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme sakit perut sebelah kanan sehubungan dengan skenario

 Obstruksi organ visera yang menyebabkan iritasi pada organ visera yang berongga
menyebabkan terangsangnya saraf nyeri pada organ tersebut.
 Ada inflamasi di organ visera yang menyebabkan dilepaskannya mediator yang juga
menyebabkan nyeri seperti bradikinin dan prostaglandin.
 Organ yang mengalami masalah terletak di sebelah kanan sehingga nyerinya
kemungkinan terasa di kanan. Tetapi, bisa juga merupakan nyeri alih dari organ visera
lain yang letaknya bukan di sebelah kanan. Ini disebabkan oleh faktor persarafan yang
sama.
patomekanisme nyeri perut sebelah kanan hingga menjalar sampai bagian bawah
Pelvis renalis dan ureter mengirimkan saraf-saraf aferen ke medulla spinalis pada segmen
T11 dan T12 serta L1 dan L2.Pada kolik ginjal, gelombang peristaltik yang kuat berjalan
sepanjang ureter sebagai usaha untuk mendorong batu ke depan. Spasme otot polos
menyebabkan nyeri kolik hebat yang dialihkan ke kulit yang mendapat persarafan oleh
segmen-segmen medulla spinalis tersebut, yaitu dari pinggang sampai lipat paha.
Bila batu sampai bagian bawah ureter, rasa nyeri dirasakan sampai pada bagian bawah dan
sering dialihkan ke testis atau ujung penis pada laki-laki dan labium majus pudendi
pada perempuan. Kadang-kadang nyeri ureter dialihkan ke pinggang ramus femoralis
nervus genitofemoralis (L1 dan L2) sehingga rasa nyeri dirasakan di paha bagian depan.
SUMBER : Buku Fisiologi Kedokteran Guyton and Hall edisi 9

mengapa tidak timbul demam?

Biasanya Infeksi bakteri dalam saluran empedu lebih sering berperan dalam pembentukan batu
empedu,melalui peningkatan deskuamasi sel dan pembentukan mucus.Mukus meningkatkan
viskositas dan unsur seluler Sehinga sesuai dengan scenario diatas pasien tidak mengeluhkan adanya
demam karena infeksi bankteri bukan menjadi penyebab utama dari keluhan.

Nefrolithiasis
PATOMEKANISME
Nefrolitiasis berdasarkan komposisinya terbagi menjadi batu kalsium, batu struvit,
batu asam urat, batu sistin, batu xanthine, batu triamteren, dan batu silikat. Pembentukan batu
ginjal umumnya membutuhkan keadaan supersaturasi. Namun pada urin normal, ditemukan
adanya zat inhibitor pembentuk batu. Pada kondisi-kondisi tertentu, terdapat zat reaktan yang
dapat menginduksi pembentukan batu. Adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada
pelvikalises, hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli-buli neurogenik diduga ikut
berperan dalam proses pembentukan batu. Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh
bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tersebut
akan
tetap berada pada posisi metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan
yang menyebabkan presipitasi kristal. Apabila kristal mengalami presipitasi membentuk inti
batu, yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga
menjadi kristal yang lebih besar. Kristal akan mengendap pada epitel saluran kemih dan
membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih sehinnga nantinya dapat
menimbulkan gejala klinis. Terdapat beberapa zat yang dikenal mampu menghambat
pembentukan batu. Diantaranya ion magnesium (Mg), sitrat, protein Tamm Horsfall (THP)
atau uromukoid, dan glikosaminoglikan.
APENDICITIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah nyeri samar
(nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus. Keluhan ini
biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu
makan menurun. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah,
ke titik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga
merupakan nyeri somatik setempat. Namun terkadang, tidak dirasakan adanya nyeri di daerah
epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar.
Tindakan ini dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Terkadang
apendisitis juga disertai dengan demam derajat rendah sekitar 37,5-38,5 derajat celcius.
Selain gejala klasik, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat dari
apendisitis. Timbulnya gejala ini bergantung pada letak apendiks ketika meradang. Berikut
gejala yang timbul tersebut.
a. Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, yaitu di belakang sekum (terlindung
oleh sekum), tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada tanda
rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih kearah perut kanan atau nyeri timbul pada
saat melakukan gerakan seperti berjalan, bernapas dalam, batuk, dan mengedan.
Nyeri ini timbul karena adanya kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari
dorsal
b. Bila apendiks terletak di rongga pelvis. Bila apendiks terletak di dekat atau
menempel pada rektum, akan timbul gejala dan rangsangan sigmoid atau rektum,
sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan
berulang-ulang (diare). Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada
kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangannya
dindingnya. Gejala apendisitis terkadang tidak jelas dan tidak khas, sehingga sulit
dilakukan diagnosis, dan akibatnya apendisitis tidak ditangani tepat pada
waktunya, sehingga biasanya baru diketahui setelah terjadi perforasi. Berikut
beberapa keadaan dimana gejala apendisitis tidak jelas dan tidak khas.
PEMERIKSAAN

Anda mungkin juga menyukai