Anda di halaman 1dari 20

TUGAS STUDI KASUS PELAYANAN KEFARMASIAN

STUDI KASUS SWAMEDIKASI

OLEH

FITRI NURJANAH
(NPM 260112200057/Kelas A)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
A. Gangguan Saluran Pencernaan
Skenario:
Pada malam hari, seorang bapak berumur 40 tahun datang ke apotek Sehat di Jl. Raya
Jatinangor Km 22 untuk membeli obat karena merasakan nyeri di ulu hati, mual dan
muntah. Bapak tersebut bernaman Dedi seorang manajer perusahaan yang sedang
mendapat tugas dari perusahaan untuk mempersiapkan launching produk baru
perusahaan. Tugas yang menumpuk menyebabkan pak Dedi sering terlambat makan. Pak
Dedi mempunyai kebiasaan merokok dan minum kopi setiap hari. Pak Dedi tidak
mempunyai riwayat penyakit sebelumnya

Pertanyaan dan Jawaban:


1. Lakukan assessment yang lengkap terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
a. Identitas pasien (Who):
• Nama : Pak Dedi (laki-laki)
• Usia : 40 tahun
• BB :-
• Alamat : -
b. Keluhan pasien
• How long :-
Gejala : Nyeri ulu hati, mual, muntah
Penyakit : Maagh
• Riwayat penyakit: tidak mempunyai riwayat penyakit
• Riwayat keluarga: -
• Riwayat Sosial : Merokok setiap hari
• Riwayat alergi : -
• Gaya hidup :Seorang manajer perusahaan yang sedang mempersiapkan untuk
lauching produk baru menyebabkan banyak tugas, sering terlambat makan dan
mengonsumsi kopi setiap hari
• Tindakan yang telah dilakukan : ditanyakan ke pasien
• Memilihkan obat (Medication take):
- Perlu ditanyakan kepada Pasien obat apa yang sudah digunakan
- Pasien mengeluhkan ulu hati, mual, dan muntah yang merupakan gejala dari
pengakit Maag dikarenakan sering terlambat makan. Sebagai seorang Apoteker,
pasien diberikan obat Antasida untuk menetralisir asam lambung.

2.Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?

Pasien mengalami nyeri pada ulu hati, mual, dan muntah. Sebagai seorang Apoteker,
pasien diberikan obat Antasida untuk menetralisir asal lambung. Antasida yang diberikan
yaitu kombinasi Aluminium hidroksida dan Magnesium hidroksida. Pemilihan kombinasi
tersebut karena pasien tidak mengalami kembung perut.
• Mekanisme kerja obat: Antasida bersifat basa dan bekerja dengan menetralisir pH
lambung sehingga mengurangi paparan mukosa esofagus terhadap asam lambung
selama episode refluks (Putra, et al., 2019).
• Bentuk sediaan: tablet kunyah yang mengandung Aluminium hidroksida 200 mg
dan Magnesium hidroksida 200 mg
• Indikasi:
Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak
lambung, gastritis serta tukak usus dua belas jari.
• Dosis:
Dewasa → 1-2 tablet, 3-4 kali sehari (setiap 6-8 jam)
• Efek Samping:
- Gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit
- Perut kembung
- Mual dan muntah
- Kram perut
- Osteomalasia
• Kontraindikasi
Meningkatkan penyerapan vitamin C
(Depkes RI, 2007)
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Cara Penggunaan:
- Cuci tangan sebelum mengkonsumsi obat
- Obat (Antasida) dikunyah (harus di kunyah) 1 jam sebelum makan sebanyak
1-2 tablet setiap 6-8 jam (3-4 kali sehari). Jika mengkonsumsi obat lainnya,
beri jarak minimal 1 jam untuk minum obat yang lain
- Konsumsi air putih hangat untuk mengurangi rasa mual muntah dan
meminimalkan gangguan pada fungsi saluran pencernaan.
• Informasi yang harus diperhatikan
- Hindari konsumsi kopi
- Pastikan tablet dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan
- Tidak dianjurkan pemakaian lebih dari 2 minggu kecuali atas saran dokter
- Hanya digunakan apabila telah diketahui bahwa gejala yang dirasa benar-
benar sakit maag bukan penyakit lain
- Bila setelah 2-3 hari gejala tetap ada, segera menghubungi dokter
- Jangan digunakan lebih dari 4 gram sehari, karena dapat meningkatkan
produksi asam lambung/efek yang tidak diinginkan
- Konsultasikan ke dokter atau apoteker bagi penderita gangguan ginjal, tukak
lambung, ibu hamil, menyusui dan anak-anak serta lanjut usia
(Depkes RI, 2007)
Referensi
Putra, H., Jurnalis, Y. D. & Sayoeti, Y., 2019. Tatalaksana Medikamentosa pada
Penyakit Saluran Cerna. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2), pp. 407-18.

Depkes RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesahatan, Jakarta.
Dipiro,J.T,.Wells B.G,.Schwinghammer T.L. 2015. Pharmacotherapy handbook nine
edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Pionas. 2015. Setrizine HCL.Tersedia online di
http://pionas.pom.go.id/monografi/setirizin-hcl [Diakses pada 3 September 2020]

B. Gangguan Saluran Pernapasan


Skenario:
Seorang wanita berumur 25 tahun datang ke apotek Sumber Waras di Jl. Asia Afrika
dengan keluhan sesak sejak 6 jam yang lalu. Pasien mengeluh sesak napas. Sesak timbul
bila udara dingin dan terkena debu . Terdapat gejala batuk dengan dahak encer berwarna
putih dan tidak ada darah.

Pertanyaan dan Jawaban:


1. Lakukan assessment yang lengkap terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
a. Identitas pasien (Who):
• Nama : Nn.
• Usia : 25 Tahun
• BB :-
• Alamat : -
b. Keluhan pasien :
• How long : Sesak sejak 6 jam yang lalu
Gejala :sesak nafas, batuk dengan dahak encer berwarna putih
Penyakit : asma
• Riwayat penyakit :-
• Riwayat keluarga :-
• Riwayat social :-
• Riwayat alergi : Alergi debu dan udara dingin
• Gaya hidup :-
• Tindakan yang telah dilakukan (Action): (tidak disebutkan, maka harus ditanyakan
ke pasien)
• Memilihkan obat (Medication take):
- Perlu ditanyakan kepada Pasien obat apa yang sudah digunakan
- Pasien mengeluhkan sesak sejak 6 jam yang lalu dan timbul bila udara dingin
dan terkena debu yang merupakan gejala dari pengakit asma. Sebagai seorang
Apoteker, pasien diberikan obat SABA (Short Acting Beta Agonis).

2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
Pasien mengalami sesak yang timbul bila udara dingin dan terkena debu. Sebagai
seorang Apoteker, pasien diberikan obat salbutamol dan Bromhesin HCl untuk
merelaksasi otot polos jalan napas.
• Salbutamol/Albuterol
- Indikasi : Bronkospasme
- Dosis: MDI aerosol: 180 mcg (2 puff) terhirup PO q4-6 jam; tidak melebihi 12
penarikan / 24 jam
- Lama Penggunaan : Digunakan saat terjadi serangan, jika dalam 3 hari gelaja
tidak membaik maka segera konsultasikan ke dokter
- Interaksi : Jangan digunakan bersamaan dengan the hijau, teh hijau
meningkatkan efek albuterol oleh sinergisme farmakodinamik. Gunakan
Perhatian / Monitor. Karena kandungan kafein. Kombinasi dapat meningkatkan
efek stimulasi CNS karena kafein dalam teh hijau
- Jika lupa menggunakan jangan gandakan dosis dalam waktu berikutnya
- Efek samping : Tremor, mual, demam,
- Cara penyimpanan : Simpan di kotak obat jauhkan dari jangkauan anak- anak
dan dari panas matahari langsung

• Bromheksin HCl
- Indikasi : Mukolitik
- Dosis: 8 mg 3 kali sehari
- Lama Penggunaan : Digunakan saat terjadi serangan, jika dalam 3 hari gelaja
tidak membaik maka segera konsultasikan ke dokter
- Interaksi : Diminum dengan air putih hindari penggunaan dengan obat-obatan
lain.
- Jika lupa menggunakan jangan gandakan dosis dalam waktu berikutnya
- Efek samping : Hipersensitivitas, syok dan reaksi anafilaktik, bronkospasme,
mual, muntah, diare, nyeri perut bagian atas, ruam, angioedema, urtikaria,
pruritus.
- Cara penyimpanan : Simpan di kotak obat jauhkan dari jangkauan anak- anak
dan dari panas matahari langsung
- Perubahan gaya hidup
- Menghindari hal hal yang memicu alergi, lakukan olahraga ringan terutama
berenang dan jangan berlama lama terpapar udara dingin

2. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Cara Penggunaan Inhaler :
Kocok inhaler, dan pasangkan tegak lurus dengan spacer. Masukkan mouthpiece,
dan posisikan diantara gigi pasien, dan minta pasien untuk mengatupkan bibirnya
secara ketat, mengitari mouthpiece tersebut. Tekan inhaler untuk memberikan satu
semprotan ke dalam spacer. Beritahu pasien untuk melakukan 4 kali pernapasan,
inspirasi dan ekspirasi kedalam spacer. Kemudian, lepaskan spacer dari dalam
mulut. Kocok inhaler, tiap kali setelah satu semprotan, sebelum melakukan
tindakan yang sama selanjutnya. Hal ini dapat dilakukan tanpa melepaskan pMDI
inhaler dari spacer. Proses di atas dapat diulangi hingga dosis total yang hendak
diberikan tercapai

• Informasi yang harus diperhatikan


- Jika dalam 3 hari gejala tidak membaik maka segera konsultasikan ke dokter.
- Salbutamol jangan digunakan bersamaan dengan teh hijau karna dapat
meningkatkan sinegisme farmakodinamik.
- Jika lupa menggunakan jangan gandakan dosis dalam waktu berikut
- Menghindari penggunaan Bromhesin HCl dengan obat lain
- Menghindari hal hal yang memicu alergi, lakukan olahraga ringan terutama
berenang dan jangan berlama lama terpapar udara dingin

Referensi
Depkes RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Jakarta: Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesahatan.
Depkes RI, 2007. Pedoman Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta:
Depkes RI.

C.Gangguan Kulit
Skenario:
Joni adalah seorang laki-laki berumur 13 tahun, ditemani oleh ibunya datang ke Apotik
Kenanga. Selama kunjungan ia tercatat sering menggaruk area lipatan lengannya. Joni
mengeluh kulit kering dan gatal di lengannya selama bertahun-tahun yang memburuk
selama 2 tahun terakhir. Gejala lebih buruk di musim dingin. Ibu menderita asma dan
ayah memiliki alergi musiman. Joni menderita asma sejak usia 4 tahun.

Pertanyaan dan Jawaban


1. Lakukan assessment yang lengkap terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
a. Identitas pasien (Who):
• Nama : Joni
• Usia : 13 tahun
• BB :-
• Alamat : -
b. Keluhan Pasien
• How long : bertahun – tahun, memburuk di 2 tahun terakhir
Gejala : Kulit kering dan gatal di bagian lengan
Penyakit : Dermatitis atopik.
• Riwayat Penyakit : Menderita asma sejak 4 tahun
• Riwayat Keluarga : 1. Ibu menderita asma
2. Ayah menderita alergi musiman
• Riwayat Sosial :-
• Riwayat alergi : alergi dingin
• Gaya hidup :-
• Tindakan yang telah dilakukan :-
• Medication take :Perlu ditanyakan kepada Pasien obat apa yang sudah
digunakan, Obat yang dapat diberikan oleh apoteker ialah kortikosteroid topical
yaitu hidrokortison

2. Penyelesaian untuk mengatasai masalah pasien


• Apoteker yang bertugas untuk memberikan swamedikasi pada pasien.jika dilihat
dari gejala yang dialami oleh pasien, pasien mengalami dermatitis atopik. Obat
yang dapat diberikan oleh apoteker ialah kortikosteroid topical yaitu
hidrokortison(IQWiG,2006). Selain itu apoteker juga dapat menyarankan pada
pasien untuk menghindari allergen. Dalam kasus ini, Joni alergi terhadap udara
dingin maka ketika udara menjadi dingin segera hangatkan diri.

• Pemilihan Obat
- Obat yang disarankan : Kortikosteroid Topikal (Hidrokortison)
- Mekasnisme kerja obat : Kortikosteroid topical dapat bekerja sebagai efek
- antiinflamasi, anti mitosis dan imunosuppresan
- (Ahluwalia,1998)
- Efek samping : Dipigmentasi ringan, penipisan kulit.
- (Pionas,2015)

3. Informasi yang diberikan


• Salep hidorkortison
- Fungsi obat : untuk radang kulit ringan
- Cara penggunaan : dioleskan secara tipis 1-2 kali sehari
- Hal yang harus diperhatikan : jangan diigunakan pada luka kulit karena
jamur, bakteri dan viral
(Pionas,2015)

• Terapi Non- Farmakologi


- Menghindari allergen. Pada kasus ini, pasien alergi terhadap udara dingin
sehingga ketika udara dingin, maka pasien sebaiknya menghangatkan diri
dengan menggunakan jaket
- Mandi secara teratur menggunakan air hangat
- Menggunakan pelembab secara teratur
- Menggunakan kortikosteroid topikal
(Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia, 2014)

Referensi
Ahluwalia A.1998. Topical glucocorticoids and the skin--mechanisms of action: an
update. Mediators Inflamm.
Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). 2006. Eczema: Steroids
and other topical medications dapat diakses di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK424899/. Diakses pada tanggal [03
Sepetember 2020)
Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia. 2014. Panduan Diagnosis dan
Tatalaksana Dermatitis Atopik di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit
dan Kelamin. Indonesia
Pionas.2015.Kortikosteroid Topikal dpaat diakses di
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-13-kulit/134-kortikosteroid-topikal. Diakses
pada tanggal [03 Sepetember 2020)
D. Gangguan PMS
Skenario:
Siska berumur 20 tahun datang ke Apotek Sejahtera di Jl. Mawar. Siska mengeluh
perutnya terasa mulas dan kejang setiap awal bulan. Keluhan ini sering terjadi sejak satu
tahun terakhir. Siska ingin membeli obat untuk mengatasi keluhannya.
Pertanyaan dan Jawaban:
1. Lakukan assessment yang lengkap terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
a. Identitas pasien (Who)
• Nama : siska
• Umur : 20 tahun
• BB :-
• Alamat : -
b. Keluhan pasien
• How long : sejak satu tahun terakhir
- Gejala : perut mulas dan kejang setiap awal bulan
- Penyakit : Premenstrual Syndrome
• Riwayat Penyakit :-
• Riwayat Keluarga :-
• Riwayat Sosial :-
• Riwayat Alergi :-
• Gaya hidup :-
• Tindakan yang telah dilakukan : ditanyakan ke pasien
• Memilihkan obat (Medication take) : Pasien mengeluhkan perut mulas dan
kejang setiap awal bulan yang merupakan gejala dari premenstrual sindrom.
Sebagai seorang Apoteker, pasien diberikan obat NSAID ibu profen untuk
meredakan nyeri.

2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
• NSAIDs (Non-Steroidal Anti-Inflamatory Drugs)
Digunakan untuk meredakan nyeri PMS, akan tetapi tidak untuk dikonsumsi setiap
hari.
Ibuprofen
- Indikasi : Menekan rasa nyeri
- Aturan pakai: 200-400 mg setiap 4-6 jam atau 600 mg 2 kali sehari
Dimulai seminggu sebelum menstruasi dan selama beberapa hari pertama
menstruasi
- Efek samping: Masalah pencernaan
- Kontraindikasi: Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum
(ulkus duodenum dan lambung), hipersensitivitas, polip pada hidung,
angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan asam
asetilsalisilat atau AINS lainnya.
(DiPiro et al, 2005)
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Cara penyimpanan obat :
Simpan ditempat dengan suhu kamar dan jangan menyimpan ibuprofen di tempat
yang lembap dan terkena paparan sinar matahari langsung.
• Hal yang harus diperhatikan:
- Mengikuti sesuai anjuran
- Sebaikanya dikonsumsi setelah makan makanan
- Jangan langsung berbaring sesaat setelah penggunaan
- Memperhatikan asupan makanan
- Tidak dianjurkan pada lansia, kehamilan, persalinan, menyusui, pasien dengan
perdarahan, ulkus, perforasi pada lambung, gangguan pernafasan, gangguan
fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, hipertensi tidak
terkontrol, hiperlipidemia, diabetes melitus, gagal jantung kongestif, penyakit
jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri periferal, dehidrasi,
meningitis aseptik.
• Terapi Non Farmakologi
- Olah raga teratur 30menit setiap hari (renang, lari, sepeda)
- Tidur 8 jam dan tidak merokok
- Makan 6x sehari dalam porsi kecil
- Menghindari kafein & alcohol
- Mengurangi konsumsi garam, lemak, dan gula
- Mengonsumsi suplemen magnesium, vitamin B6 dan D, kalsium (yoghurt
dan sayuran hijau)

Referensi
DiPiro, T.J., Talbert, R.T., Yees, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M.
2005. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach. New York:McGraw Hill
Education.
Joseph F. 2015. Issues in the Diagnosis & Research of Premenstrual Syndrome.
(www.womenshealth.gov) American College of Obstreticians and
Gynecologist, 2015. MD (Harvard Medical School).
Pionas. 2015. Ibuprofen. Tersedia online di
http://pionas.pom.go.id/monografi/ibuprofen . [Diakses tanggal 4 Desember
2020]
E. Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan
Skenario:
Pasien Pria Soni (24 tahun) datang ke apotek Bhakti di Jalan Gurame ingin membeli obat
flu. Setelah berdiskusi dengan apoteker diketahui bahwa keluhan utama yang dirasakan
pasien adalah bersin berulang mencapai 10 kali pada pagi hari serta rinore (hidung berair).
Pasien mengatakan bahwa gejala tersebut biasanya berlangsung saat pasien terpapar debu
dan dingin. Selain itu, pasien mengatakan bahwa pada musim penghujan, seperti
sekarang, gejala tersebut bertambah parah hingga harus menghirup nafas melalui mulut
karena hidung tersumbat. Keluhan tambahan lainnya yaitu mata dan hidung gatal. Apa
rekomendasi yang diberikan apoteker untuk keluhan pasien tsb.?

Pertanyaan dan Jawaban


1. Lakukan assessment yang lengkap terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
a. Identitas Pasien (Who)
• Nama: Soni
• Umur: 24 Tahun
• BB :-
• Alamat: -
b. Keluhan Pasien
• How long : ditanyakan ke pasien
Gejala : Bersin berulang pada pagi hari serta rinore (hidung berair), mata
dan hitung gatal, hidung tersumbat, gejala berlangsung saat pasien terpapar debu
dan dingin
Frekuensi : bersin 10 kali pada pagi hari
Penyakit : Rhinitis alergi
• Riwayat Penyakit: -
• Riwayat keluarga: -
• Riwayat sosial :-
• Riwayat alergi : alergi debu dan dingin
• Gaya hidup :-
• Tindakan yang telah dilakukan (Action take): ditanyakan ke pasien
• Memilihkan obat (Medication take):
- Apabila tidak bisa menghindari pencetus maka gunakan obat-obat anti alergi baik
OTC maupun ethical. Obat-Obatan yang dapat diberikan: Antihistamin H1 oral
dan Dekongestan intranasal

2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
Pasien mengalami bersin berulang pada pagi hari serta rinore (hidung berair), mata dan
hitung gatal, hidung tersumbat yang merupakan gejala dari penyakit rhinitis alergi.
Sebagai seorang Apoteker, pasien diberikan obat antihistamin oral untuk meredakan
reaksi alergi dan dekongestan untuk mengatasi hidung tersumbat.
• Antihistamin oral
- Indikasi : Anti alergi.
- Mekanisme Obat : Menghambat kerja histamin yang menjadi penyebab
terjadinya reaksi alergi
Aturan Pakai :
Klorfeniramin maleat (CTM)
- Dewasa : 1 tablet 24 mg/6-8 jam
- Anak : <12thn : ½ tablet (12,5mg)/6-8 jam (Pionas,2015)
Efek Samping : Mengantuk
Kontraindikasi : Hati-hati pada hipertrofi prostat, retensi urin, penyakit hati dan
epilepsy, dosis mungkin diturunkan pada gangguan ginjal. Anak dan lansia mudah
mendapat efek samping

• Dekongestan intranasal
- Indikasi : Mengurangi hidup tersumbat
- Mekanisme : Mengurangi sekresi dan pembengkakan membran
mukosa saluran hidung.
- Aturan Pakai :
Pseudoefedrin
- Dewasa : 60 mg, 3-4x sehari
- 6-12 thn : 30 mg, 3-4x sehari
- 2-5 thn “ 15 mg, 3-4x sehari
- Efek samping : Meningkatkan tekanan darah, aritmia
- Kontraindikasi : hipertiroidisme, diabetes melitus, penyakit jantung
iskemik, hipertensi, gangguan ginjal, lansia, dapat menyebabkan retensi akut
pada hipertrofi prostat, interaksi dengan penghambat MAO.
(Pionas,2015)

3.Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Antihistamin
- Cara penyimpanan : Simpan ditempat sejuk dan kering terlindung dari cahaya
matahari
- Hal yang harus diperhatikan:

✓ jangan mengonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan


✓ hindari penggunaan bersama minumal beralkohol /obat tidur
✓ dapat menyebabkan ngantuk

• Dekongestan
- Cara penyimpanan : Simpan ditempat sejuk dan kering terlindung dari
cahaya matahari
- Hal yang harus diperhatikan : dapat meningkatkan kadar gula darah
Cara Penggunaan:
✓ Cuci tangan dan tiup hidung perlahan agar bersih
✓ Kocok botol secara perlahan
✓ Miringkan kepala sedikit ke depan
✓ Tutup salah satu lubang hidung dan masukkan tip
✓ Semprotkan obat dan dihirup secara perlahan
✓ Ulangi langkah tersebut pada lubang hidung lainnya
✓ Bersihkan tip setelah digunakan
✓ nasal spray tidak boleh digunakan lebih dari 2 kali sehari

• Terapi Non Farmakologi


- Menghindari Pencetus (Alergen)
- Amati benda-benda yang menjadi pencetus (Debu, serbuk sari, bulu binatang dll)
- Jaga kebersihan rumah, gunakan masker apabila akan keluar rumah
- Menjauhi sumber alergi yaitu debu dari karpet, dapat rutin dibersihkan atau
disarankan tidak menggunakan carpet

Referensi
Depkes RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesahatan, Jakarta.
Dipiro,J.T,.Wells B.G,.Schwinghammer T.L. 2015. Pharmacotherapy handbook nine
edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Pionas. 2015. Setrizine HCL.Tersedia di http://pionas.pom.go.id/monografi/setirizin-
hcl [Diakses pada 3 September 2020]

F.Gangguan Darah
Skenario:
Toni berumur 7 tahun datang ke Apotek Budi di Jl. Melati diantar oleh ibunya. Toni
mengeluh lemas, lesu dan berdebar-debar. Kulit mukanya tampak pucat. Keluhan ini
terjadi sejak satu bulan terakhir. Ibu nya Toni ingin membeli obat untuk mengatasi
keluhannya putranya.

Pertanyaan dan Jawaban


1. Lakukan assessment yang lengkap terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
a. Identitas Pasien :
• Nama : Toni
• Umur : 7 tahun
• BB :-
• Alamat :-
b. Keluhan Pasien
• How long : 1 bulan terakhir
Gejala : Lemas, lesu dan berdebar-debar, kulit mukanya tampak pucat
Penyakit :Anemia defisiensi besi
• Riwayat penyakit : -
• Riwayat keluarga : -
• Riwayat Sosial: -
• Riwayat alergi: -
• Gaya hidup :
• Action take :-
• Medication take : Pasien mengeluhkan ulu hati, mual, dan muntah yang
merupakan gejala dari penyakit anemia defisiensi besi. Sebagai seorang Apoteker,
pasien diberikan obat Suplementasi zat besi [Fe]

2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
Apoteker yang bertugas diapotek melakukan swamedikasi terhadap pasien. Dari gejala
yang terlihat pada pasien diduga mengalami anemia defisiensi besi
• Pengobatan yang disarankan : Suplementasi zat besi [Fe] [merk dagang Ferlin /
Ferro-K drops]
• Mekanisme kerja : Ferrous sulfate bekerja sebagai pengganti cadangan besi yang
terdapat pada hemoglobin, mioglobin, dan berbagai enzim. Zat besi bergabung
dengan rantai porfirin dan globin untuk membentuk hemoglobin, yang sangat
penting untuk pengiriman oksigen dari paru ke jaringan lain.
• Efek samping : Sembelit, sakit perut, tinja hitam atau berwarna gelap, atau noda
pada gigi.
(Pionas, 2015)

3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Obat yang diberikan : Ferro Sulfat, Ferro Fumarat, Ferro Glukoronat
• Indikasi : anemia defiseinsi besi
• Dosis :1mg/kg Bb/hari dengan lama pemberian 2x/minggu
selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun. (Usia >5-12 tahun / usia sekolah)
• Hal yang harus diperhatikan :
Meskipun penyerapannya paling baik ketika perut kosong, sediaan besi dapat
diminum sesudah makan untuk mengurangi efek samping gastrointestinal; warna
tinja dapat berubah. Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi. Jika anemia
tidak dapat diatasi dengan obat yang diberikan, rujuk pasien ke dokter spesialia
yang sesuai dan diperlukan pemeriksaan kadar Hb untuk memastikan bahwa OS
benar menderita anemia defisiensi besi
(Pionas, 2015)

• Terapi non farmakologi


- Perbanyak makan sayuran hijau, ikan laut, dan daging untuk mencukupkan
asupan nutrisi Fe, asam folat, dan vitamin B12
- Menghindari atau mengurangi kebiasaan merokok
- Hindari makanan yang bersifat asam /mengiritasi lambung atau pedas
- Mengonsumsi susu untuk meningkatkan kadar zat besi (Fe) dalam tubuh bagi
pasien anemia defisiensi besi.
(Katzung, 2009)

Referensi
Katzung, B.G. 2009. Basic and Clinical Pharmacology. Eleventh Edition. The Mc
Graw-Hill companies, Inc. San Fransisco
Pionas. 2015. Anemia Defisiensi Besi. Dapat diakses pada
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-9-gizi-dan-darah/91-anemia-dan-gangguan-
darah-lain/911-anemia-defisiensi-besi (diakses pada 4 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai