OLEH
FITRI NURJANAH
(NPM 260112200057/Kelas A)
2.Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
Pasien mengalami nyeri pada ulu hati, mual, dan muntah. Sebagai seorang Apoteker,
pasien diberikan obat Antasida untuk menetralisir asal lambung. Antasida yang diberikan
yaitu kombinasi Aluminium hidroksida dan Magnesium hidroksida. Pemilihan kombinasi
tersebut karena pasien tidak mengalami kembung perut.
• Mekanisme kerja obat: Antasida bersifat basa dan bekerja dengan menetralisir pH
lambung sehingga mengurangi paparan mukosa esofagus terhadap asam lambung
selama episode refluks (Putra, et al., 2019).
• Bentuk sediaan: tablet kunyah yang mengandung Aluminium hidroksida 200 mg
dan Magnesium hidroksida 200 mg
• Indikasi:
Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak
lambung, gastritis serta tukak usus dua belas jari.
• Dosis:
Dewasa → 1-2 tablet, 3-4 kali sehari (setiap 6-8 jam)
• Efek Samping:
- Gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit
- Perut kembung
- Mual dan muntah
- Kram perut
- Osteomalasia
• Kontraindikasi
Meningkatkan penyerapan vitamin C
(Depkes RI, 2007)
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Cara Penggunaan:
- Cuci tangan sebelum mengkonsumsi obat
- Obat (Antasida) dikunyah (harus di kunyah) 1 jam sebelum makan sebanyak
1-2 tablet setiap 6-8 jam (3-4 kali sehari). Jika mengkonsumsi obat lainnya,
beri jarak minimal 1 jam untuk minum obat yang lain
- Konsumsi air putih hangat untuk mengurangi rasa mual muntah dan
meminimalkan gangguan pada fungsi saluran pencernaan.
• Informasi yang harus diperhatikan
- Hindari konsumsi kopi
- Pastikan tablet dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan
- Tidak dianjurkan pemakaian lebih dari 2 minggu kecuali atas saran dokter
- Hanya digunakan apabila telah diketahui bahwa gejala yang dirasa benar-
benar sakit maag bukan penyakit lain
- Bila setelah 2-3 hari gejala tetap ada, segera menghubungi dokter
- Jangan digunakan lebih dari 4 gram sehari, karena dapat meningkatkan
produksi asam lambung/efek yang tidak diinginkan
- Konsultasikan ke dokter atau apoteker bagi penderita gangguan ginjal, tukak
lambung, ibu hamil, menyusui dan anak-anak serta lanjut usia
(Depkes RI, 2007)
Referensi
Putra, H., Jurnalis, Y. D. & Sayoeti, Y., 2019. Tatalaksana Medikamentosa pada
Penyakit Saluran Cerna. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2), pp. 407-18.
Depkes RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesahatan, Jakarta.
Dipiro,J.T,.Wells B.G,.Schwinghammer T.L. 2015. Pharmacotherapy handbook nine
edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Pionas. 2015. Setrizine HCL.Tersedia online di
http://pionas.pom.go.id/monografi/setirizin-hcl [Diakses pada 3 September 2020]
2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
Pasien mengalami sesak yang timbul bila udara dingin dan terkena debu. Sebagai
seorang Apoteker, pasien diberikan obat salbutamol dan Bromhesin HCl untuk
merelaksasi otot polos jalan napas.
• Salbutamol/Albuterol
- Indikasi : Bronkospasme
- Dosis: MDI aerosol: 180 mcg (2 puff) terhirup PO q4-6 jam; tidak melebihi 12
penarikan / 24 jam
- Lama Penggunaan : Digunakan saat terjadi serangan, jika dalam 3 hari gelaja
tidak membaik maka segera konsultasikan ke dokter
- Interaksi : Jangan digunakan bersamaan dengan the hijau, teh hijau
meningkatkan efek albuterol oleh sinergisme farmakodinamik. Gunakan
Perhatian / Monitor. Karena kandungan kafein. Kombinasi dapat meningkatkan
efek stimulasi CNS karena kafein dalam teh hijau
- Jika lupa menggunakan jangan gandakan dosis dalam waktu berikutnya
- Efek samping : Tremor, mual, demam,
- Cara penyimpanan : Simpan di kotak obat jauhkan dari jangkauan anak- anak
dan dari panas matahari langsung
• Bromheksin HCl
- Indikasi : Mukolitik
- Dosis: 8 mg 3 kali sehari
- Lama Penggunaan : Digunakan saat terjadi serangan, jika dalam 3 hari gelaja
tidak membaik maka segera konsultasikan ke dokter
- Interaksi : Diminum dengan air putih hindari penggunaan dengan obat-obatan
lain.
- Jika lupa menggunakan jangan gandakan dosis dalam waktu berikutnya
- Efek samping : Hipersensitivitas, syok dan reaksi anafilaktik, bronkospasme,
mual, muntah, diare, nyeri perut bagian atas, ruam, angioedema, urtikaria,
pruritus.
- Cara penyimpanan : Simpan di kotak obat jauhkan dari jangkauan anak- anak
dan dari panas matahari langsung
- Perubahan gaya hidup
- Menghindari hal hal yang memicu alergi, lakukan olahraga ringan terutama
berenang dan jangan berlama lama terpapar udara dingin
2. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Cara Penggunaan Inhaler :
Kocok inhaler, dan pasangkan tegak lurus dengan spacer. Masukkan mouthpiece,
dan posisikan diantara gigi pasien, dan minta pasien untuk mengatupkan bibirnya
secara ketat, mengitari mouthpiece tersebut. Tekan inhaler untuk memberikan satu
semprotan ke dalam spacer. Beritahu pasien untuk melakukan 4 kali pernapasan,
inspirasi dan ekspirasi kedalam spacer. Kemudian, lepaskan spacer dari dalam
mulut. Kocok inhaler, tiap kali setelah satu semprotan, sebelum melakukan
tindakan yang sama selanjutnya. Hal ini dapat dilakukan tanpa melepaskan pMDI
inhaler dari spacer. Proses di atas dapat diulangi hingga dosis total yang hendak
diberikan tercapai
Referensi
Depkes RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Jakarta: Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesahatan.
Depkes RI, 2007. Pedoman Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta:
Depkes RI.
C.Gangguan Kulit
Skenario:
Joni adalah seorang laki-laki berumur 13 tahun, ditemani oleh ibunya datang ke Apotik
Kenanga. Selama kunjungan ia tercatat sering menggaruk area lipatan lengannya. Joni
mengeluh kulit kering dan gatal di lengannya selama bertahun-tahun yang memburuk
selama 2 tahun terakhir. Gejala lebih buruk di musim dingin. Ibu menderita asma dan
ayah memiliki alergi musiman. Joni menderita asma sejak usia 4 tahun.
• Pemilihan Obat
- Obat yang disarankan : Kortikosteroid Topikal (Hidrokortison)
- Mekasnisme kerja obat : Kortikosteroid topical dapat bekerja sebagai efek
- antiinflamasi, anti mitosis dan imunosuppresan
- (Ahluwalia,1998)
- Efek samping : Dipigmentasi ringan, penipisan kulit.
- (Pionas,2015)
Referensi
Ahluwalia A.1998. Topical glucocorticoids and the skin--mechanisms of action: an
update. Mediators Inflamm.
Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). 2006. Eczema: Steroids
and other topical medications dapat diakses di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK424899/. Diakses pada tanggal [03
Sepetember 2020)
Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia. 2014. Panduan Diagnosis dan
Tatalaksana Dermatitis Atopik di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit
dan Kelamin. Indonesia
Pionas.2015.Kortikosteroid Topikal dpaat diakses di
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-13-kulit/134-kortikosteroid-topikal. Diakses
pada tanggal [03 Sepetember 2020)
D. Gangguan PMS
Skenario:
Siska berumur 20 tahun datang ke Apotek Sejahtera di Jl. Mawar. Siska mengeluh
perutnya terasa mulas dan kejang setiap awal bulan. Keluhan ini sering terjadi sejak satu
tahun terakhir. Siska ingin membeli obat untuk mengatasi keluhannya.
Pertanyaan dan Jawaban:
1. Lakukan assessment yang lengkap terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
a. Identitas pasien (Who)
• Nama : siska
• Umur : 20 tahun
• BB :-
• Alamat : -
b. Keluhan pasien
• How long : sejak satu tahun terakhir
- Gejala : perut mulas dan kejang setiap awal bulan
- Penyakit : Premenstrual Syndrome
• Riwayat Penyakit :-
• Riwayat Keluarga :-
• Riwayat Sosial :-
• Riwayat Alergi :-
• Gaya hidup :-
• Tindakan yang telah dilakukan : ditanyakan ke pasien
• Memilihkan obat (Medication take) : Pasien mengeluhkan perut mulas dan
kejang setiap awal bulan yang merupakan gejala dari premenstrual sindrom.
Sebagai seorang Apoteker, pasien diberikan obat NSAID ibu profen untuk
meredakan nyeri.
2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
• NSAIDs (Non-Steroidal Anti-Inflamatory Drugs)
Digunakan untuk meredakan nyeri PMS, akan tetapi tidak untuk dikonsumsi setiap
hari.
Ibuprofen
- Indikasi : Menekan rasa nyeri
- Aturan pakai: 200-400 mg setiap 4-6 jam atau 600 mg 2 kali sehari
Dimulai seminggu sebelum menstruasi dan selama beberapa hari pertama
menstruasi
- Efek samping: Masalah pencernaan
- Kontraindikasi: Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum
(ulkus duodenum dan lambung), hipersensitivitas, polip pada hidung,
angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan asam
asetilsalisilat atau AINS lainnya.
(DiPiro et al, 2005)
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Cara penyimpanan obat :
Simpan ditempat dengan suhu kamar dan jangan menyimpan ibuprofen di tempat
yang lembap dan terkena paparan sinar matahari langsung.
• Hal yang harus diperhatikan:
- Mengikuti sesuai anjuran
- Sebaikanya dikonsumsi setelah makan makanan
- Jangan langsung berbaring sesaat setelah penggunaan
- Memperhatikan asupan makanan
- Tidak dianjurkan pada lansia, kehamilan, persalinan, menyusui, pasien dengan
perdarahan, ulkus, perforasi pada lambung, gangguan pernafasan, gangguan
fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, hipertensi tidak
terkontrol, hiperlipidemia, diabetes melitus, gagal jantung kongestif, penyakit
jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri periferal, dehidrasi,
meningitis aseptik.
• Terapi Non Farmakologi
- Olah raga teratur 30menit setiap hari (renang, lari, sepeda)
- Tidur 8 jam dan tidak merokok
- Makan 6x sehari dalam porsi kecil
- Menghindari kafein & alcohol
- Mengurangi konsumsi garam, lemak, dan gula
- Mengonsumsi suplemen magnesium, vitamin B6 dan D, kalsium (yoghurt
dan sayuran hijau)
Referensi
DiPiro, T.J., Talbert, R.T., Yees, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M.
2005. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach. New York:McGraw Hill
Education.
Joseph F. 2015. Issues in the Diagnosis & Research of Premenstrual Syndrome.
(www.womenshealth.gov) American College of Obstreticians and
Gynecologist, 2015. MD (Harvard Medical School).
Pionas. 2015. Ibuprofen. Tersedia online di
http://pionas.pom.go.id/monografi/ibuprofen . [Diakses tanggal 4 Desember
2020]
E. Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan
Skenario:
Pasien Pria Soni (24 tahun) datang ke apotek Bhakti di Jalan Gurame ingin membeli obat
flu. Setelah berdiskusi dengan apoteker diketahui bahwa keluhan utama yang dirasakan
pasien adalah bersin berulang mencapai 10 kali pada pagi hari serta rinore (hidung berair).
Pasien mengatakan bahwa gejala tersebut biasanya berlangsung saat pasien terpapar debu
dan dingin. Selain itu, pasien mengatakan bahwa pada musim penghujan, seperti
sekarang, gejala tersebut bertambah parah hingga harus menghirup nafas melalui mulut
karena hidung tersumbat. Keluhan tambahan lainnya yaitu mata dan hidung gatal. Apa
rekomendasi yang diberikan apoteker untuk keluhan pasien tsb.?
2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
Pasien mengalami bersin berulang pada pagi hari serta rinore (hidung berair), mata dan
hitung gatal, hidung tersumbat yang merupakan gejala dari penyakit rhinitis alergi.
Sebagai seorang Apoteker, pasien diberikan obat antihistamin oral untuk meredakan
reaksi alergi dan dekongestan untuk mengatasi hidung tersumbat.
• Antihistamin oral
- Indikasi : Anti alergi.
- Mekanisme Obat : Menghambat kerja histamin yang menjadi penyebab
terjadinya reaksi alergi
Aturan Pakai :
Klorfeniramin maleat (CTM)
- Dewasa : 1 tablet 24 mg/6-8 jam
- Anak : <12thn : ½ tablet (12,5mg)/6-8 jam (Pionas,2015)
Efek Samping : Mengantuk
Kontraindikasi : Hati-hati pada hipertrofi prostat, retensi urin, penyakit hati dan
epilepsy, dosis mungkin diturunkan pada gangguan ginjal. Anak dan lansia mudah
mendapat efek samping
• Dekongestan intranasal
- Indikasi : Mengurangi hidup tersumbat
- Mekanisme : Mengurangi sekresi dan pembengkakan membran
mukosa saluran hidung.
- Aturan Pakai :
Pseudoefedrin
- Dewasa : 60 mg, 3-4x sehari
- 6-12 thn : 30 mg, 3-4x sehari
- 2-5 thn “ 15 mg, 3-4x sehari
- Efek samping : Meningkatkan tekanan darah, aritmia
- Kontraindikasi : hipertiroidisme, diabetes melitus, penyakit jantung
iskemik, hipertensi, gangguan ginjal, lansia, dapat menyebabkan retensi akut
pada hipertrofi prostat, interaksi dengan penghambat MAO.
(Pionas,2015)
3.Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Antihistamin
- Cara penyimpanan : Simpan ditempat sejuk dan kering terlindung dari cahaya
matahari
- Hal yang harus diperhatikan:
• Dekongestan
- Cara penyimpanan : Simpan ditempat sejuk dan kering terlindung dari
cahaya matahari
- Hal yang harus diperhatikan : dapat meningkatkan kadar gula darah
Cara Penggunaan:
✓ Cuci tangan dan tiup hidung perlahan agar bersih
✓ Kocok botol secara perlahan
✓ Miringkan kepala sedikit ke depan
✓ Tutup salah satu lubang hidung dan masukkan tip
✓ Semprotkan obat dan dihirup secara perlahan
✓ Ulangi langkah tersebut pada lubang hidung lainnya
✓ Bersihkan tip setelah digunakan
✓ nasal spray tidak boleh digunakan lebih dari 2 kali sehari
Referensi
Depkes RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesahatan, Jakarta.
Dipiro,J.T,.Wells B.G,.Schwinghammer T.L. 2015. Pharmacotherapy handbook nine
edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Pionas. 2015. Setrizine HCL.Tersedia di http://pionas.pom.go.id/monografi/setirizin-
hcl [Diakses pada 3 September 2020]
F.Gangguan Darah
Skenario:
Toni berumur 7 tahun datang ke Apotek Budi di Jl. Melati diantar oleh ibunya. Toni
mengeluh lemas, lesu dan berdebar-debar. Kulit mukanya tampak pucat. Keluhan ini
terjadi sejak satu bulan terakhir. Ibu nya Toni ingin membeli obat untuk mengatasi
keluhannya putranya.
2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang disarankan,
jelaskan mekanisme kerja obat, dan efek samping?
Apoteker yang bertugas diapotek melakukan swamedikasi terhadap pasien. Dari gejala
yang terlihat pada pasien diduga mengalami anemia defisiensi besi
• Pengobatan yang disarankan : Suplementasi zat besi [Fe] [merk dagang Ferlin /
Ferro-K drops]
• Mekanisme kerja : Ferrous sulfate bekerja sebagai pengganti cadangan besi yang
terdapat pada hemoglobin, mioglobin, dan berbagai enzim. Zat besi bergabung
dengan rantai porfirin dan globin untuk membentuk hemoglobin, yang sangat
penting untuk pengiriman oksigen dari paru ke jaringan lain.
• Efek samping : Sembelit, sakit perut, tinja hitam atau berwarna gelap, atau noda
pada gigi.
(Pionas, 2015)
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
• Obat yang diberikan : Ferro Sulfat, Ferro Fumarat, Ferro Glukoronat
• Indikasi : anemia defiseinsi besi
• Dosis :1mg/kg Bb/hari dengan lama pemberian 2x/minggu
selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun. (Usia >5-12 tahun / usia sekolah)
• Hal yang harus diperhatikan :
Meskipun penyerapannya paling baik ketika perut kosong, sediaan besi dapat
diminum sesudah makan untuk mengurangi efek samping gastrointestinal; warna
tinja dapat berubah. Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi. Jika anemia
tidak dapat diatasi dengan obat yang diberikan, rujuk pasien ke dokter spesialia
yang sesuai dan diperlukan pemeriksaan kadar Hb untuk memastikan bahwa OS
benar menderita anemia defisiensi besi
(Pionas, 2015)
Referensi
Katzung, B.G. 2009. Basic and Clinical Pharmacology. Eleventh Edition. The Mc
Graw-Hill companies, Inc. San Fransisco
Pionas. 2015. Anemia Defisiensi Besi. Dapat diakses pada
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-9-gizi-dan-darah/91-anemia-dan-gangguan-
darah-lain/911-anemia-defisiensi-besi (diakses pada 4 September 2020)