Anda di halaman 1dari 94

PAK ARIYONO

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


Apa itu supply chain? (manajemen yang mengatur mulai dari pengadaan, planning,
material masuk ke produksi-> distribusi-> end user/ konektiviti dari supplier, manufacturer,
distributor hingga ke pasien)
Supply chain terdiri dari alur produk dan jasa meliputi:
-Supplier bahan baku
-Komponen dan intermediet manufaktur/produser
-Final produk manufaktur/assemblers
-Wholesalers/distributor
-Retailer
-Pelanggan akhir/end customer
Semua hal di atas dihubungkan oleh aktvitas transportasi dan penyimpanan, terintregasi melalui
informasi, planning dan aktivitas integrasi
Supply chain network communication

Supplier bekerja dari supplier bahan baku dibuat dulu intermediate produk lalu dikirim ke
manufaktur, lalu di proses-> distributor-> end user. Dari supplier-> end user di sebut produk
service flow, kalau ada komplen disebut recycle and return
Dari supplier masuk ke procurement/pembelian-> Gudang-> diolah-> distribusikan->
kustomer
Supply Chain Network Flow
-Material Flow
Semua rantai pasokan manufaktur memiliki aliran material/bahan dari bahan mentah di awal
rantai pasokan hingga produk jadi di akhir rantai pasokan. (material mulai dari supplier hingga
ke manufakur)
-Information Flow (bagaimana melakukan perencanaan pembelian (forecasting, scheduling
dll)
Semua rantai pasokan memiliki dan memanfaatkan arus informasi: permintaan, perkiraan,
produksi & penjadwalan dan desain & Pengenalan Produk Baru (NPI)
-Finance Flow/Alur keuangan (mencari dana mencangkup ongkos pembelian, ongkos
produksi, transportasi, marketing dll)
Semua supply chain memiliki finance flow
-Comercial Flow (lebih ke transaksinya bagaimana harganya, bagaimana transportasinya,
mengkalkulasi proses yang terlibat, kalau beli sekilo sama ½ kg beda ga dll, setiap cost
yang terlibat dari masing-masing step)
Semua rantai pasokan mewakili aliran komersial transaksional. Aliran bahan dari pemasok ke
pembeli berulang kali hingga akhir rantai pasokan -> end user/ pelanggan akhir
Manajemen supplay chain
Paling atas strategic seperti-> ngambil bahan baku dari cina karena lead timenya lebih
pendek dll-> oleh Top Management (tujuan: mencari tatanan supply chain mana yang
efisien)
Tactical-> memikirkan kapan mau order apakah mau setiap minggu, tiap bulan dll
tergantung dari pasar, berapa jumlah stok bahan baku yang disiapkan supaya ga
kehilangan sales
Operational-> membuat schedule plan (brp yang di produksi) dll. masuk ke prosesing,
kapan harus membuat/ memproduksi? Monitor apakah sudah tersedia bahan baku,
termasuk planning, skala, mesin, jumlah orang
Eksekusi-> di lapangan, misal produk A di line A, mau pake apa metodenya.
Marketing-> menjembatani dari distributor ke end user
Pergeseran Paradigma
Sebelum-1990
Kebanyakan perusahaan berorientasi vertikal. Karyawan perusahaan melakukan semua fungsi
dari konseptualisasi produk hingga penjualan akhir dan pengiriman. Semua manufaktur
dilakukan di dalam perusahaan. Ada Kontrol Pusat dari semua operasi.
Paradigma sekarang

-Perusahaan melakukan outsourcing desain / manufaktur bila diperlukan.


-Perusahaan concern tentang dampak lingkungan dan sosial dari produksi produk dan pengaruh
produk kadaluarsa
-Perusahaan dalam rantai pasokan memfokuskan aktivitas di bidang spesialisasi dan
hubungan berbasis kepercayaan dengan perusahaan pemasok dan pelanggan-> Semua
partisipan dalam memanfaatkan rantai pasokan
Global Manufacturing & Shipment
Supply chain sudah global di hubungkan dengan internet

Kombinasi supply chain menghasilkan cost paling efisien


Apa tujuan Supply Chain?
Manajemen rantai pasokan berkaitan dengan integrasi pemasok, pabrik, gudang, dan toko yang
efisien sehingga barang diproduksi dan didistribusikan dengan:
Tepat kuantitas, tepat lokasi dan tepat waktu. Agar: Minimalkan total biaya system dan
meningkatkan kepuasan pelanggan
Masalah utama dalam manajemen rantai pasokan:
Efektivitas dan efisiensi rantai pasokan bergantung pada kontribusi dan kinerja mitra
penyalur dan proses pengoperasiannya.
Tujuan dari kinerja Rantai Suplai adalah untuk mencapai BIAYA RENDAH melalui:
Kolaborasi, Ekstensi perusahaan, Penyedia Layanan Terintegrasi
Kolaborasi-> transparan semuanya (online)
Kinerja yang saling menguntungkan, menghasilkan biaya rendah dan efisiensi tinggi.
Kuanlifikasi pemasok-> kualifikasikan ke supplier-> suruh melakukan validasi mulai dr
transportasi dll. Vendor manage inventory-> inventory yang ada di kita di pindahkan ke supplier-
> supplier hanya mengirim yang dibutuhkan (Vendor management inventory)
Mis .: distribusi produk pemasar online.
Ekstensi perusahaan (melebarkan rantai supply chain ke negara lain, misal mau produksi
paracetamol, buat granulnya di cina, di kita tinggal compress)-> misal mcd dengan
perusahaan iklan, produsen peralatan masak dll
Perusahaan yang berbeda dengan fungsi yang serupa / berbeda dapat memperluas perusahaan
mereka untuk mendukung kinerja yang efektif dan efisien untuk memberikan nilai maksimal
kepada pelanggan.
Mis .: McD-> Agen Pemasaran & Periklanan ,Mitra Logistik ke-3, Pabrik Mainan, Peralatan
Dapur
Penyedia Layanan Terintegrasi (Penyedia service) contoh transportasi, rencana
pengiriman barang, transporternya apa, iklan dll)
Bisnis memfasilitasi hubungan dengan semua pemasoknya dan mengelola semua aktivitas
distribusi dan logistik melalui sistem terpusat daripada memiliki banyak sistem dalam organisasi

Kenapa supply chain penting?


Arus barang dan informasi yang efektif. (Contoh: Wakmart)
Perusahaan seperti Walmart yang telah banyak berinvestasi dalam transportasi dan infrastruktur
informasi membantu mencapai arus barang dan informasi yang efektif
Mengurangi tingkat persediaan dengan pabrik (contoh: Dell)
DELL, memusatkan manufaktur dan inventaris di beberapa lokasi dan menunda perakitan akhir
hingga pesanan tiba. Dengan demikian, DELL mampu menyediakan berbagai macam
konfigurasi PC sekaligus menjaga tingkat persediaan yang sangat rendah
Untuk meningkatkan kesesuaian antara penawaran dan permintaan (Contoh: Dell)
DELL melakukan upaya aktif untuk mengarahkan pelanggan secara real time,melalui telepon
atau melalui internet, menuju konfigurasi PC yang dapat dibuat berdasarkan komponen yang
tersedia
Alasan kesuksesan perusahaan
Perusahaan seperti DELL & TOYOTA, desain rantai pasokan dan pengelolaan informasi produk
serta arus kas memainkan peran kunci dalam kesuksesan perusahaan
Strategi Supply Chain
A. Push Strategi (buat stok sebanyak-banyaknya)
Produksi & Pasokan direalisasikan berdasarkan penjualan historis dan ekspektasi
permintaan Pendekatan ini dapat mengakibatkan tingginya biaya persediaan dan transportasi
yang menyebabkan perubahan permintaan yang tidak terduga. Proses SC dimulai berdasarkan
antisipasi pesanan pelanggan
-Perkiraan manufaktur jangka panjang
-Waktu respons lebih lama untuk bereaksi terhadap perubahan pasar
-Penggunaan fasilitas produksi (pabrik) yang tidak efisien

B. Pull Strategy
-Produksi dan distribusi adalah pendorong permintaan
-Tidak ada atau sedikit persediaan yang dimiliki
-Dalam beberapa kasus, produsen membuat beberapa barang terlebih dahulu untuk
membuat produk akhir dengan cepat. Inilah yang disebut strategi “tarik-ulur”.
-Proses SC dimulai sebagai tanggapan atas pesanan pelanggan
- Mengurangi variabilitas dalam rantai pasokan (terutama di pabrik)
C. Hybrid- Pull-Push System (Contoh dell. Dasar laptopnya push udah ada, warnanya pull)
Di industry farmasi biasanya push agar konsumen tidak nunggu lama
-Proses Supply chain dimulai berdasarkan antisipasi pesanan pelanggan
-Gabungan strategi "Push" dan "Pull" untuk mengatasi kelemahan masing-masing.
-Tahap awal perakitan produk dilakukan dengan cara “push”.
-Perakitan produk akhir dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan untuk konfigurasi produk
tertentu.
- Timeline rantai pasokan menentukan batas push and pull
Keuntungan Manajemen Supply Chain
-Manajemen rantai pasokan dalam industri farmasi dapat membuat organisasi untuk
memanfaatkan aset dan sumber daya dengan lebih baik, menghasilkan keuntungan,
meningkatkan nilai pemegang saham, dan secara optimis menanggapi permintaan pelanggan.
-Respon pelanggan dan tingkat pemenuhan yang lebih cepat.
-Lead time lebih pendek
-Produktivitas lebih besar dan biaya lebih rendah
-Mengurangi inventaris di seluruh rantai
-meningkatkan presisi perkiraan
-Pemasok lebih sedikit dan siklus perencanaan lebih pendek
Regulasi yang berhubungan dengan Supply Chain di Industri Farmasi
 Peraturan mencakup proses perizinan untuk obat
 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 24/2017,
Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat.
 Peraturan Badan POM No.6/2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang
Baik.
 Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 34/2018, Pedoman Cara Pembuatan
Obat Yang Baik (CPOB).
 Good practices in clinical (C), laboratory (L), manufacturing (M), and distribution (D)
activities, commonly termed GxP.
 21 CFR Part 11: Electronic Signatures
Tahapan Pengembangan Produk Farmasetikal
Untuk industry farmasi untuk research minimal 3-4tahun
1. Drug Discovery
-Identifikasi molekul atau senyawa target yang diyakini para ilmuwan akan memengaruhi
kondisi medis tertentu.
-kemudian menyaring ribuan variasi senyawa ini menggunakan penyaringan komputer
atau pengujian kimia.
-Obat potensial kemudian akan dievaluasi lebih lanjut untuk menentukan nilai potensinya
sehubungan dengan produk yang ada dan kemampuannya untuk diproduksi dalam skala
besar

2. Uji Preklinik
-Obat-obatan yang berhasil melalui proses penemuan kemudian menjalani uji
laboratorium dan hewan selama 1-3 tahun.
-Pengujian ini menilai keamanan senyawa dan memberikan beberapa wawasan tentang
aktivitasnya terhadap penyakit tertentu.
-Kemurnian, stabilitas, dan umur simpan senyawa juga diuji bersama dengan kemampuan
manufakturnya dalam berbagai bentuk galenic

3. Uji Klinik Fase 1


Senyawa obat menjalani pengujian mengenai keamanan, kisaran dosis, dan mekanisme
kerja.
Fase uji klinis ini melibatkan antara 20 dan 100 relawan sehat.
4. Uji Klinik Fase 2
Setelah menyelesaikan Fase 1, senyawa obat harus menjalani uji coba terkontrol plasebo
pada 100 hingga 500 sukarelawan yang menderita penyakit atau kondisi target.

5. Uji klinik
Uji klinik Fase 3 adalah uji klinis terbesar dan melibatkan antara 1.000 dan 5.000 pasien.
Senyawa obat tersebut diujikan pada pasien di klinik, rumah sakit, dan fasilitas perawatan
kesehatan lainnya.
6. Persetujuan FDA atau Badan Lainnya
FDA atau ilmuwan badan dan komite meninjau aplikasi dan memutuskan nasib senyawa
obat. Hanya 1 dari 5 obat yang masuk uji klinis yang disetujui.
7. Produksi
Setelah senyawa obat menerima persetujuan regulasi, masih diperlukan waktu hingga 1
tahun penuh untuk produk tersebut mencapai pasar. Bahan mentah untuk beberapa
produk farmasi membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk melintasi rantai pasokan
dan menjadi produk jadi. Pemrosesan dan distribusi terdiri dari kurang dari 25 hari waktu
tunggu

Masalah Utama Terkait Rantai Pasok Farmasi


 Masalah yang terkait dengan Pemalsuan.
 Lingkungan yang diatur dengan ketat
 Pengembangan Obat Butuh Waktu Lama
 Industri farmasi mengalami skrap dan pengerjaan ulang tingkat tinggi dalam
proses manufaktur.
 Inventaris WIP tidak jarang hingga 100 hari.
 Masalah transportasi yang disebabkan oleh penanganan yang salah, kontrol suhu
yang tidak tepat, dan penggunaan mode pengiriman yang tidak tepat.
 Masalah penyimpanan dan pergudangan seperti penggunaan kontrol suhu yang
tidak tepat, penanganan yang tidak tepat di gudang
 Investasi besar dalam R&D, Penjualan dan Pemasaran
Bagaimana perbedaan rantai pasokan farmasi?

Karakteristik industri Implikasi


Kemungkinan sukses saat Investasi besar pada risiko yang tinggi
pengembangan produk kecil
Regulasi mengikat akses pasar untuk Desain SC di selesaikan bertahun tahun
memproses validas sebelum launchinbg
Registrasi mengikat keputusan sourcing Terbatas, lambat dan biaya sourcing
untuk akses pasar berubah ubah
Terlalu banyak pembuat keputusan Permintaan untuk obat/treatment
terlibat dalam peresepan obat tergantung pada prefernsi dokter, health
plan dan kesediaan hal lainnya
Biaya inventory vs nilai jual Customer service-> prioritas
Inventory control-> secondary
Sampai di approve, kamu tidak tahu apa Butuh asset fleksibel untuk mengatur
yang…, supplier tidak fleksibel harus di portofolio
validasi dll

Manufaktur dan supply produk komersial


Membuat produk baru tersedia membutuhkan kegiatan terkoordinasi antara perkembangan dan
kelompok lain, baik di dalam maupun di luar:
 Merancang proses pembuatan bahan obat.
 Merancang proses untuk pembuatan produk (di industry sendiri atau oleh produsen
kontrak).
 Pengadaan (atau persiapan) komponen produk (termasuk pengemasan dan pelabelan).
 Menentukan standar kualitas dan batasan untuk bahan masukan, fasilitas, variabel operasi
untuk setiap tahap pembuatan, bahan pengemasan dan operasi, dan sebagainya
Supply chain management untuk produk komersial
1. Pemilihan lokasi manufaktur
Grup R&D dan komersial dapat melakukan aktivitas pengembangan dan produksi
sendiri, dengan produsen kontrak, atau dengan menggunakan campuran fungsi internal
dan outsourcing

2. Outsoruced fasiliotas, material atau metode uji


Kebijakan rantai pasokan yang bergantung pada penyedia eksternal perlu didukung oleh
informasi bahwa fasilitas tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan,
sesuai untuk tujuan, dan memiliki sistem kualitas yang dipersyaratkan.
3. Penyaluran dan permuntaan
Manajemen rantai pasokan semacam itu tidak hanya memenuhi
Jumlah barang dan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, beberapa faktor
harus dipertimbangkan:
keamanan: Wadah yang pecah dapat membocorkan bahan berbahaya ke lingkungan.
Harus di ekspolarasi potensi tersebut
Kualitas produk obat: Wadah atau pengangkutan khusus mungkin diperlukan untuk
produk yang sensitif terhadap suhu seperti vaksin untuk melindunginya dari kondisi iklim
yang tidak bersahabat.
Transportasi Khusus: Biofarmasetikal pada dasarnya rapuh, dan zat antara biasanya
terdiri dari larutan encer dan karenanya perlu dikirim dalam keadaan beku.
Perangkat pengemasan, pendingin, dan pemantau suhu serta sistem pencatatan mungkin
diperlukan

Permintaan dan Forecasting


Apa itu forecasting?
-Proses memprediksi masa depan
-Mendasari semua keputusan bisnis termasuk:
Produksi
Inventaris
Personil
Fasilitas
-Karakteristik
Forecast selalu SALAH sehingga harus menyertakan nilai yang diharapkan dan
prakiraan ukuran kesalahan.
Perkiraan jangka panjang biasanya kurang akurat dibandingkan perkiraan jangka pendek
-Komponen Forecasting
 Permintaan masa lalu
 Waktu tunggu produk
 Periklanan atau upaya pemasaran yang direncanakan
 Kondisi ekonomi
 Diskon harga yang direncanakan
 Tindakan yang diambil pesaing
Forecasting Time Horizons
-Short Range Forecast
Maksimal hingga 1 tahun, umumnya kurang dari 3 bulan.
Merencanakan pembelian, penjadwalan pekerjaan, tingkat tenaga kerja, penugasan
pekerjaan, tingkat produksi
-Medium Range Forecast
3 bulan hingga 3 tahun
Merencanakan penjualan, budgeting
-Long Range Forecast
Lebih dari 3 tahun
Merencanakan produk baru, fasilitas lokasi, RnD

Faktor Forecasting
Waktu yang dibutuhkan di masa depan
Ketersediaan data historical
Relevansi data historis ke masa depan
Pola variabilitas permintaan dan penjualan
Akurasi perkiraan yang diperlukan dan kemungkinan kesalahan
Perencanaan cakrawala / lead time untuk pergerakan operasional

Apa itu demand forecasting?


Demand forecasting adalah memprediksi permintaan masa depan untuk produk/jasa
suatu organisasi
To forecast is.. untuk memperkirakan atau mengkalkulasi terlebih dahulu
Karena forecast adalah memperkirakan dan melibatkan pertimbangan dari banyak factor
harga maupun factor non harga, tidak ada perkiraan yang 100% akurat

Kenapa harus demand forecasting?


-Untuk membantu memutuskan perencanaan kapasitas fasilitas dan penganggaran
modal.
-Untuk membantu mengevaluasi peluang pasar yang layak untuk investasi masa depan.
-Untuk membantu menilai pangsa pasarnya di antara pesaing lainnya
-Sebagai masukan untuk perencanaan produksi agregat dan perencanaan kebutuhan
material.
-Merencanakan input organisasi lainnya (seperti: tenaga kerja, dana dan pembiayaan)
dan menetapkan kebijakan dan prosedur

Fungsi Kunci Forecasting


 Penggunaannya sebagai alat estimasi
 Cara untuk mengatasi masalah lingkungan bisnis yang kompleks dan tidak pasti
 Alat untuk memprediksi kejadian yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian
operasi
 Prasyarat vital untuk keseluruhan proses perencanaan bisnis

SCM dan Internet


Internet digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan koordinasi di antara proses rantai
pasokan internal dan menggunakan ekstranet untuk berkoordinasi antara mitra bisnis dan
pelanggan.
Identifikasi frekuensi radio menggunakan elektromagnetik untuk secara otomatis
mengidentifikasi dan mentrak tanda yang menempel pada objek (barcode mungkin yah)

Kebutuhan Bisnis Metode IoT Solution Keuntungan


Mempertahankan Mentrack Melekatkan sensor -mengurangi
kualitas obat selama temperature lingkungan ke limbah obat di
transit penyimpanan obat dalam kemasan akibatkan suhu
saat transit untuk produk/palet untuk berubah ubah
memastikan obat secara continue
tetap stabil dengan mentrack suhu obat -memastikan
rentang yang masih kepatuhan dengan
dapat diterima Menggunakan regulasi lokal,
sensor program negara dan
untuk secara internasional
otomatis memberi
sinyal alert jika -Memastikan
suhu penyimpanan kualitas dan efikasi
vaksin tidak dalam
range- dapat ketika
di keluarkan dari
kulkas ke wadah
penyaluran atau
ketika kulkas tidak
berfungsi

PRODUCTION PLANNING CONTROL (Bagian dari supply chain management)


-Production/Manufacturing: Proses converting bahan mentah/produk setengah jadi menjadi
produk jadi yang memiliki nilai di market place (Konversi input menjadi output). Proses ini
melibatkan kontribusi labor, alat, energi, uang, raw material dan informasi.
Ouput itu ada 2. Produk dan service. Produk-> tangible, service-> Intengible
Klasifikasi proses produksi
1. Kuantitas Produksi: Mass production, Batch production, Job Shop production
2. Line Produksi: single product or product line (semuanya itu produknya sama misalnya
sefalosporin aja 1), family of similar product (Contoh 1 ruang untuk tablet, 1 ruang
semisolid, 1 ruang liquid)
3. Order fulfillment (Pemenuhan permintaan pelanggan): Make to stock systems (MTS)->
Push, Make to order system (MTO)-> Pull ,Hybrid MTO/MTS-> Push and Pull
4. Resource Configuration: Product Layout (didasarkan pada bentuk sediaan), Process
layout (Misal proses steril dan non steril), Cellular layout (By sell, misal ingin produksi
sirup obat batuk dan akan di deliver ke negara lain, bentuk produk setengah jadinya sama
beda kemasan sekunder(?)) , Fixed position layout (semua produk berjenis liquid masuk
ke proses produksi yang sama ntah vitamin, obat magh dll

Continuous Production
-Fasilitas produksi untuk produksi berkelanjutan diatur sesuai dengan urutan operasi produksi
yang telah ditentukan dari operasi pertama hingga produk jadi.
-Item dibuat mengalir dalam urutan operasi melalui perangkat penanganan material seperti
konveyor, perangkat transfer, dll.
- Jenis tata letak mesin sangat rigid
(Misal pusat di Indonesia, lalu di di eksport ke mana-mana, contoh produk PnG hanya membuat
sirup jd bisa eksport banyak) contoh continuous: fix formula 44 ->fresensius kabi (empure
production) 1x bikin produk langsung jumlahnya produksi besar. Gimana cara supaya regulasi
cpobnya berlaku?
Misal x,y,z ada di 2 tangki, proses 3 shift supaya identifikasi jelas buat xyz 01 (Shift 1), xyz 02
(shift 2)-> Continius production
Cleaningnya-> beberapa batch baru skrining dll

Karakteristik
-Penanganan material sepenuhnya otomatis.
-Orang dengan keterampilan terbatas dapat digunakan di lini produksi.
-Proses mengikuti urutan operasi yang telah ditentukan sebelumnya
Mass Production System
Produksi massal mengacu pada proses menciptakan sejumlah besar produk serupa secara efisien
Standarisasi produk, proses, material, mesin, dan aliran material yang tidak terputus adalah fitur
dasar dari sistem ini
Mass production-> ada beberapa line tdk hanya 1 line tapi sama dalam jumlah besar
Karakteristik
-Menggunakan Mesin tujuan khusus yang memiliki tingkat produksi lebih tinggi
-Volume produksi besar.
-Aliran bahan, komponen, dan suku cadang terus menerus tanpa tracking.
-Tingkat produksi yang lebih tinggi dengan pengurangan waktu siklus .
-Biaya produksi per unit rendah

Batch/Intermitent Production System (Batch production-> batch kecil2, bisa macam2


produk)

-Dalam sistem produksi batch, produk dibuat dalam jumlah kecil dan variasi besar.
-Setiap kelompok berisi item yang identik tetapi setiap kelompok berbeda dari yang lain.
-Ini ditandai dengan pembuatan sejumlah produk yang diproduksi secara berkala dan stok
menunggu penjualan
Karakteristik
-Berbagai macam produk diproduksi dalam banyak atau batch.
-Tingkat inventaris proses pekerjaan lebih tinggi.
-Jumlah pengawasan yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan job shop.
*Continious dibandingkan batch lebih murah mana? Continious karena variasi lebih kecil, untuk
batch alat2 yang sama tersedia tidak banyak, di continuous antrian dari proses sebelumnya besar.
Job Shop
-produk diproduksi untuk memenuhi persyaratan pesanan tertentu
-Jumlah nya kecil dan pembuatan produk akan dilakukan sesuai spesifikasi yang diberikan oleh
pelanggan
-Fitur pembedanya adalah volume rendah dan variasi produk yang tinggi.
Karakteristik
-Mesin dan peralatan serba guna digunakan untuk melakukan berbagai operasi.
-Operator dan supervisor yang sangat terampil.
-Sistem perencanaan dan kontrol yang fleksibel untuk menangani perubahan yang sering terjadi
dalam persyaratan produk
Faktor yang mempengaruhi Proses Pemilihan Mfg
a. Pengaruh Volume/variasi
Ketika volume rendah dan variasi tinggi, proses intermiten paling cocok dan dengan
peningkatan volume dan pengurangan variasi proses continuious produksi lebih cocok.
Gambar berikut menunjukkan pilihan proses manufaktur sebagai fungsi volume dan
variasi
Volume tinggi, tdk continiou-> mass production
Volume tinggi, continiou-> continuous produktion
Volume rendah variasi tinggi-> mass/job

Continious production paling tinggi volumenya


b. Kapasitas Produksi (Capacity Plant)
-Volume penjualan yang diprediksi adalah faktor kunci untuk membuat pilihan antara
proses batch dan line.
-Dalam kasus line produksi, biaya fix cost jauh lebih tinggi daripada variable cost.
-Untuk proses batch pada volume rendah akan lebih murah untuk menginstal dan
mempertahankan proses batch dan proses line menjadi ekonomis pada volume yang
lebih tinggi
(Kapasitas kecil gabisa mass/contiunious production) farmasi biasanya batch production.
Contoh pabrik kapasitas besar->pabrik bahan baku, tpi jadinya kalo mesin rusak jadi
gabisa diproduksi
c. Lead Time (Jangka waktu produksi)
Continious proses biasanya menghasilkan pengiriman yang lebih cepat dibandingkan
dengan proses batch. Oleh karena itu lead time dan tingkat persaingan sangat
mempengaruhi pemilihan proses produksi
Contoh obat covid
Obat covid sedang dibutuhkan,kalo pake mass production lama lead timenya, kalo
continuous tunggu sampe 1cycle selesai jadi lebih cepat batch production
d. Fleksibilitas dan Efisiensi (kalau menginginkan obat cepat misal obat batuk sirup anggur
Kalau kebutuhan naik turun jangan pake mass, harus pake batch supaya lebih fleksibel),
continuous gabisa karena cleaning lama, set up lama)
Proses manufaktur harus cukup fleksibel untuk menyesuaikan perubahan yang
direncanakan dan volume produksi harus cukup besar untuk menurunkan biaya.
Kalo punya line continiou dan batch bisa dua2nya di jalankan (Kombinasi). Jadi batch
dulu baru continiou dan mass production
Continious kapasitasnya lebih besar dari batch. Continuous production waktu produksi
lama di setup, adjustment cleaning karena rangkaian mesin jadi satu.
Kalau flesibility kan lebih fleksibel dalam change over (batch)

Product Life Cycle


Siklus hidup produk adalah proses yang dilalui suatu produk sejak pertama kali diperkenalkan ke
pasar hingga menurun atau dikeluarkan dari pasar.
Setiap produk mengalami siklus sejak lahir, diikuti oleh tahap pertumbuhan, periode pematangan
yang relatif stabil, dan akhirnya ke tahap penurunan yang pada akhirnya berakhir dengan
kematian produk.
Sementara beberapa produk mungkin tetap dalam keadaan jatuh tempo yang lama, semua produk
pada akhirnya akan keluar dari pasar karena beberapa faktor termasuk kejenuhan, peningkatan
persaingan, penurunan permintaan dan penurunan penjualan.

-Pada saat development belum ada profit (negative cash flow)-> masuk pasar butuh iklan
untuk penetrasi pasar baru menghasilkan profit (5 tahunan)-> turun (sebelum turun harus
cepat diganti variannya misal Panadol: ada untuk flu, warna biru: tambah caffein dll)->
tujuan expand pasar

Tahapan Siklus Hidup Produk


1. Introduction Stage
Pada tahap ini, produk dilepas ke pasar. Saat produk baru dirilis, sering kali ini
merupakan waktu yang berisiko tinggi dalam siklus hidup produk.
Selama tahap pengenalan, pemasaran dan promosi berada pada titik tertinggi - dan
perusahaan sering kali berinvestasi paling banyak dalam mempromosikan produk dan
membawanya ke tangan konsumen. Bisa lewat tv, bioskop dll atau below the line->
senam pagi dll, retailer-> jelasin ke dokter dokter
Dalam tahap inilah perusahaan pertama-tama dapat merasakan bagaimana konsumen
menanggapi produk, jika mereka menyukainya dan seberapa sukses produk itu.
Tujuan utama dari tahap pengenalan adalah untuk membangun permintaan akan produk
dan menyerahkannya ke tangan konsumen, dengan harapan dapat memperoleh
keuntungan dari popularitasnya yang semakin meningkat

2. Growth Stage
Pada tahap pertumbuhan, konsumen sudah mengambil produk dan semakin membelinya.
Konsep produk terbukti dan menjadi lebih populer - dan penjualan meningkat. Mulai
menarik perhatian dan semakin menarik pendapatan. Jika persaingan untuk produk sangat
tinggi, perusahaan mungkin masih banyak berinvestasi dalam iklan dan promosi produk
untuk mengalahkan pesaing.Saat pasar berkembang, persaingan yang lebih ketat sering
kali mendorong harga turun untuk membuat produk tertentu kompetitif.
Pemasaran dalam tahap ini ditujukan untuk meningkatkan pangsa pasar produk.
Bagaimana Industri memperbesar pangsa pasar belajar dari pasaran dan kebutuhan
konsumen
*produk farma yang bisa langsung masuk maturity stage-> yang sangat dibutuhkan
misalnya vaksin covid

3. Maturity Stage
Ketika suatu produk mencapai kematangan, penjualannya cenderung melambat atau
bahkan berhenti - menandakan pasar yang sebagian besar sudah jenuh. Pada titik ini,
penjualan bahkan bisa mulai turun. Penetapan harga pada tahap ini cenderung menjadi
kompetitif, menandakan margin menyusut karena harga mulai turun karena beban
tekanan luar seperti persaingan atau permintaan yang lebih rendah. Pemasaran pada titik
ini ditargetkan untuk menangkis persaingan, dan perusahaan akan sering
mengembangkan produk baru atau produk yang diubah untuk menjangkau segmen pasar
yang berbeda.
Company mulai melakukan ekspansi pasar, misal antimo udah dikenal

4. Decline stage (kalau udah gabisa berkompetisi)


Meskipun perusahaan pada umumnya akan berusaha untuk menjaga produk tetap hidup
dalam tahap growth selama mungkin, penurunan untuk setiap produk tidak dapat
dihindari.
Pada tahap penurunan, penjualan produk turun secara signifikan dan perilaku konsumen
berubah karena berkurangnya permintaan terhadap produk.
Produk perusahaan semakin kehilangan pangsa pasar, dan persaingan cenderung
menyebabkan penjualan menurun.
Pemasaran dalam tahap penurunan seringkali minimal atau ditargetkan pada pelanggan
yang sudah setia, dan harga diturunkan.
Pada akhirnya, produk tersebut akan dihentikan ekspansi penggunaannya di pasar kecuali
jika dapat didesain ulang sendiri agar tetap relevan atau diminati, tunggu kostumer royal
aja.
*produk originator ga ada saingan selama 20 tahun, kalau produk yang sudah
berkembang copy produk harus punya strategi bagus
^mature product dilihat dari revenue kalo terus naik berati sudah mature
Produk diskon-> biasanya declining

Production Planning Control Meliputi/Will Cover:

 What to produce  Product planning and development termasuk product design.


(penentuan produk apa yang diproduksi)
 How to produce  Process planning, material planning, tool planning, etc. (bagaimana
memproduksinya)
 Where to produce  Facilities planning, capacity planning and subcontracting planning.
(dimana di produksinya, bisa jadi outsorcing)
 When to produce  Production scheduling and machine loading (kapan diproduksinya
tergantung forecasting)
 Who will produce  Mdan power planning (siapa yang memproduksi, butuh jumlah
orang)
 How much to produce  Planning for quantity, economic batch size, etc. (Jumlah
produksi)
*jadi output dan input dihitung
Tahapan Production Planning Control
1. Meramalkan permintaan pelanggan untuk produk dan layanan (forecasting) (kapan harus
diproduksi, kapan produksi paling tinggi
2. mempersiapkan anggaran produksi (siapkan budget, kira2 berapa unit yang dibutuhkan,
berapa org, berapa bahan, berapa lama)
3. Rancang tata letak fasilitas
4. Tentukan jenis mesin dan perlengkapannya.
5. Persyaratan produksi yang sesuai untuk bahan baku, tenaga kerja, dan mesin.
6. Menggambarkan jadwal produksi yang tepat.
7. Mengkonfirmasi kekurangan atau kelebihan produk akhir. (nantinya mencukupi ga untuk
kebutuhan customer)
Setelah 1 cycle selesai baru buat renacana kedepannya mau berapa yang dibuat
8. Future plan dibuat untuk setiap lonjakan permintaan produk yang tiba-tiba.
9. Tingkat dan skala produksi sudah diatur. Yang perlu dipecah menjadi periode waktu dan
penjadwalan yang realistis. Pekerjaan yang ditentukan perlu diselesaikan dalam jumlah
waktu yang disediakan agar produksi dapat bergerak ke langkah berikutnya

Hierarki Keputusan
Untuk membuat system dan planning yang tepat informasi di dapat dari sales dan
marketing-> buat forecasting setahun, sebulan, sehari

Kapasitas planning-> Idle capacisty-> kos kosong. Harusnya kapasistas yang bagus di
atas 70%
Minimum 60%.
Production planning-> Kalo kapasitas produksi 300 ribu tablet perjam dimasukkan ke
kapasitas 1juta tablet artinya kapasitas utilitas Cuma 30% jelek tsay, karna idle
capasitynya 70%. Ja]]minimum kapasitas utilitas itu 60%. Kalau ga bisa, ganti mesinnya
yang kapasitasnya lebih rendah
Production schedule-> kombinasikan semua resource (manusia, mesin, bahan dll)
Inventory manajemen ->berapa inventory. Buffer berapa, jangan sampe kebanyalkan
karena inventory cost
Warehouse dan order fulfillment -> liat PO berapa, liat sisa stock di Gudang
Pilih transportasi-> suhu dll
Balik lagi ke sales and marketing, habis segini bulan depan mau order berapa

Kalau belum ada historical market survey terus ambil 5% dari competitor yang kira kira
bisa dilawan

Kunci Indikator Performa


BIAYA, apakah produk dibuat dengan biaya minimum atau biaya yang dapat diterima?
KUALITAS, apa spesifikasi produknya? Berapa persentase produk yang dikirim yang
memenuhi spesifikasi?
VARIETAS, berapa jenis produk yang bisa diproduksi secara bersamaan?
LAYANAN, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan pelanggan?
Seberapa sering waktu tunggu yang dikutip dipenuhi?
FLEKSIBILITAS, seberapa cepat sumber daya yang ada dapat dikonfigurasi ulang untuk
menghasilkan produk baru?
KESELAMATAN, apakah lingkungan kerja aman bagi pekerja dan masyarakat sekitar?
DAMPAK LINGKUNGAN, seberapa ramah lingkungan proses rantai pasokan dan
produk?
KEPUASAN PEKERJA, apakah pekerja dan manajer di seluruh rantai pasokan senang
dan termotisi
Dalam jangka panjang, rantai pasokan harus menguntungkan dengan memberikan nilai
kepada end user dan melakukannya dalam jangka panjang.
Production Planning and Control Objective
 Pemanfaatan sumber daya (mesin, labor dll) yang efektif
 Aliran Produksi yang Stabil (di dalam produksi ada yang disebut build of
operation (BOO), langkah2 produksi, jumlah orang yang dibutuhkan dan
jumlah waktu yang dibutuhkan-> guna: melihat step2 standar yang
digunakan, melihat jam kerja orang (jumlah jam yg diperlukanxjumlah
orang. Dari bets ke bets di standarkan prosesnya-> tujuannya cost ->bayar
orang) kalo proses butuh 100 Jam kerja (1jam=10.000 berati ongkosnya 1jt).
 Perkirakan sumber daya
 Optimum inventory
 Koordinasi antar departemen (yang masuk supply chain di produksi ada bagian
qa, qc produksi dll)
 Minimalkan pemborosan bahan mentah (material yang tidak digunakan atau reject
dikaitkan dengan operasional mesin) -> overall equipment efisiensi rumus=
jumlah jam mesin tersedia x performance x quality (jumlah yg bagus= total
output-jumlah reject)
 Meningkatkan produktivitas tenaga kerja (lewat BOO, jumlah orang sudah di set
agar lebih efisien)
 Membantu menangkap pasar (liat trendnya meningkat atau menurun, kalo
meningkat bisa combine production)
 Menyediakan lingkungan kerja yang lebih baik (karena ada koordinasi antar
departemen)
 Memfasilitasi peningkatan kualitas
 Menghasilkan kepuasan konsumen
 Mengurangi biaya produksi
Keuntungan Production Planning and Control
 menjaga koordinasi yang baik antar departemen
 mengurangi waktu idle karyawan dan pabrik.
 memastikan pemanfaatan sumber daya yang optimal.
 membantu dalam mencapai standar kualitas sehingga kualitas output terjamin.
 meminimalkan pemborosan, skrap, pengerjaan ulang dan juga jam perbaikan.
 membantu dalam memanfaatkan waktu idle mesin.
 memastikan ketersediaan pasokan yang tepat pada waktu yang tepat
 Menghindari kemacetan dalam proses produksi.
 memastikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan dengan mengirimkan barang
berkualitas dalam jangka waktu yang ditentukan

Elemen Production Planning and Control

Tujuan: supaya semuanya dalam sisi cost, kualitas varietas dapat di optimalkan
Tahapan Production Planning and Control
Apa yang di rencakan?
-Perencanaan adalah memutuskan sebelumnya apa yang harus dilakukan di masa
depan.-> planning sekarang untuk kebutuhan bulan depan, tidak bisa bulan ini
-Perangkat kontrol juga diputuskan terlebih dahulu agar semua aktivitas dapat
dilakukan dengan baik.
-Pengaturan organisasi dibuat untuk mempersiapkan rencana dan kebijakan.
-Berbagai bagan, manual dan anggaran produksi juga disiapkan.
-Jika perencanaan produksi rusak maka kontrol juga akan rusak
Production Planning
Perencanaan Produksi dapat disebut sebagai teknik peramalan setiap langkah dalam
proses produksi yang panjang, mengambilnya pada waktu yang tepat dan tingkat yang
tepat serta mencoba menyelesaikan operasi dengan efisiensi maksimum

Production planning meliputi:


 Penyusunan anggaran produksi
 Merancang metode manufaktur dan urutan operasi
 Menentukan jenis mesin dan peralatan
 Persiapan lembar operasi dan kartu instruksi
 Memperkirakan kebutuhan pria, mesin dan material.
 Melakukan studi waktu dan gerak
 Mempersiapkan Jadwal Induk

Production planning Objective:


 Untuk menentukan kebutuhan manusia, material dan peralatan
 Menyusun jadwal produksi sesuai kebutuhan permintaan pemasaran.
 Menyusun berbagai masukan pada waktu dan kuantitas yang tepat
 Memanfaatkan berbagai input secara paling ekonomis
 Untuk mencapai koordinasi di antara berbagai departemen yang berkaitan dengan
produksi.
 Untuk membuat semua pengaturan untuk menghilangkan kemungkinan hambatan dalam
jalannya produksi yang lancar
 Menyediakan stok yang memadai untuk kontinjensi pertemuan
Routing
-Routing merupakan penentuan jalur pasti yang akan ditempuh dalam produksi, pemilihan jalur
yang harus dilalui setiap unit sebelum mencapai tahap akhir. (menentukan spek mana yang akan
di ambil, contoh proses pembuatan tablet ada bermacam-macam tapi BOO nya di desain untuk
wet granulation, tidak bisa bulan depan tiba2 pake metode lain
-Tahap di mana barang akan dilalui ditentukan dalam proses ini
-Tentukan dulu produk apa yang akan dibuat->jalur mana yang akan di lewati (wet/direct
compres)-> material apa yang dibutuhkan-> batchnya mau berapa yang dibuat-> batch
menentukan line mana yang akan digunakan (contoh batch 500 rb gabisa dibuat untuk
mesin kapasitas 1jt)-> tentukan scrap factor (kemungkinan dia dicek max 2%-> misal
maksimum 1,5jt tablet hasil maksimal adalah 98%x1,5jt tablet.-> Analisa produk/cpst
produk (biaya direct labor, raw material, packaging material, manufacturing overhead->
listrik supervisor dll)

Prosedur Routing
1. Memutuskan produk apa yang akan dibuat.
2. Menentukan material yang dibutuhkan
Analisis produk dilakukan kembali untuk mengetahui bahan apa yang dibutuhkan untuk
produksi serta kuantitas dan kualitasnya.
3. Menentukan Operasi dan Urutan Manufaktur
memperbaiki (memutuskan) operasi manufaktur dan urutannya. Prosedur produksi yang
rinci kemudian dijadwalkan (direncanakan). Informasi yang diperlukan untuk ini
diperoleh dari pengalaman teknis dan dengan menganalisis kapasitas mesin.
4. Menentukan Ukuran Batch / Lot
Jumlah unit yang akan diproduksi dalam satu lot (grup atau batch) harus ditentukan. Ini
dilakukan terkait pesanan pelanggan. Ketentuan yang diperlukan juga harus dibuat untuk
penolakan selama proses produksi.
5. Menentukan Faktor Scrap
Jumlah sisa di setiap lot, harus diperkirakan. Umumnya, margin sisa antara 2% sampai
5% dari produksi
6. Analisis Biaya produk
Memperkirakan harga pokok produksi sebenarnya merupakan fungsi dari departemen
penetapan biaya. Namun, bagian routing memberikan data yang diperlukan ke
departemen penetapan biaya yang memungkinkannya menganalisis biaya produksi.
7. Analisis Biaya produk
Formulir Kontrol Produksi seperti Kartu Pekerjaan, Kartu Inspeksi, Tool tickes, dll.
Harus disiapkan. Formulir ini harus berisi informasi lengkap untuk perutean yang efektif.
8. Lembar Rute Persiapan (Menulis proses, mesin, operasi (pencetakan misal), set up timem
(BOO), operation time (BOO lagi), Jumlah org yang di butuhkan)
Lembar rute disiapkan pada formulir kontrol produksi. Ini menunjukkan nomor bagian,
deskripsi bagian dan bahan yang dibutuhkan. Ini disiapkan oleh petugas rute. Lembar rute
terpisah diperlukan untuk setiap bagian pesanan pelanggan.

Lembar Rute/Route Sheet


Lembar rute adalah dokumen yang memberikan informasi dan instruksi untuk
mengkonversi bahan mentah menjadi bagian atau produk jadi. Lembar ini mendefinisikan
setiap langkah operasi produksi dan menetapkan jalur atau rute yang tepat di mana
produk akan mengalir selama proses konversi.

Penjadwalan/Scheduling (bisa untuk material dan production)


Penjadwalan adalah penentuan waktu dan tanggal kapan setiap operasi akan dimulai atau
diselesaikan.
Ini mencakup penjadwalan bahan, mesin, dan semua persyaratan produksi lainnya.
Waktu dan tanggal pembuatan setiap komponen ditetapkan sedemikian rupa sehingga perakitan
untuk produk akhir tidak ditunda dengan cara apa pun.

Element Scheduling/Penjawadwalan
 Perkiraan permintaan
 Penjadwalan agregat
 Rencana produksi
 Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule)
 Perencanaan prioritas
 Perencanaan kapasitas
 Pemuatan fasilitas
 Evaluasi beban kerja
 Pengurutan
Tipe Penjadwalan/Scheduling
A. Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule)-> untuk dalam jangka waktu 1
tahun (kapasitas konstring, berapa jumlah produk dan forecast)
-Breakup dari persyaratan produksi.
- MPS memutuskan produk apa yang diproduksi dan kapan-> terintegrasi dengan data inventaris
terkini -> untuk membuat MRP untuk pengadaan bahan baku.
- MPS membentuk dasar komunikasi antara penjualan dan manufaktur.
- Menggunakan MPS sebagai kontrak antara penjualan dan produksi berarti penjualan dapat
membuat pesanan yang valid.
B. Manufacturing Schedule (Sebulan-> sudah mulai detail, mulai dari mesin2nya sudah
ada)
-Ini digunakan untuk proses produksi terus menerus.
- Urutan preferensi untuk produksi juga disebutkan dalam jadwal perencanaan produksi yang
sistematis.
C. Operation Schedule (Mingguan, mulai ada hari pertama apa, kedua apa dll-> ada
orangnya siapa, tugasnya apa, berapa lama)
-menunjukkan waktu yang diperlukan untuk melakukan setiap operasi secara rinci dari proses
tertentu.
-Jadwal yang efektif diperlukan untuk memenuhi tanggal pengiriman pelanggan yang dijanjikan
atau target inventaris.
Operation schedule mencakup bidang-bidang berikut:
 Penetapan pekerjaan ke pusat kerja / mesin tertentu
 Waktu penugasan pekerjaan dan penyelesaian
 Alokasi sumber daya seperti tenaga kerja dan material
 Urutan waktu operasi
 feedback dan fungsi kontrol untuk menjaga penyimpangan
Tujuan:
 Memaksimalkan kinerja pengiriman (memenuhi tanggal pengiriman).
 Meminimalkan inventaris
 Mengurangi waktu pembuatan
 Meminimalkan biaya produksi
 Meminimalkan biaya pekerja.
Loading
-Pelaksanaan rencana jadwal sesuai rute yang ditentukan
-termasuk penugasan pekerjaan kepada operator di mesin atau tempat kerja mereka.
- Sehingga “loading” menentukan siapa yang akan melakukan pekerjaan itu.

Kontrol Produksi
Pengendalian produksi adalah proses yang mengawasi aliran produksi, ukuran sumber daya
bersama dengan penyimpangan dari tindakan yang direncanakan. Ini juga mencakup pengaturan
untuk perbaikan atau penyesuaian segera jika terjadi penyimpangan sehingga produksi dapat
berjalan sesuai dengan jadwal asli atau yang direvisi
Fungsi Utama Kontrol Produksi adalah:
 Pengiriman (Dispatching)
 Mengikuti (Follow Up)
 Inspeksi
 Koreksi
Tujuan:
 Untuk mengimplementasikan rencana produksi dengan mengeluarkan pesanan kepada
mereka yang seharusnya melaksanakannya.
 Untuk memastikan bahwa berbagai input seperti manusia, mesin, bahan, dll tersedia
dalam jumlah dan kualitas yang dibutuhkan.
 Berusaha untuk mematuhi jadwal produksi
 Untuk memastikan bahwa barang diproduksi sesuai dengan standar dan norma kualitas
yang ditentukan.
 Untuk melakukan kebijakan produksi yang terbaik dan paling ekonomis.
 Untuk memperkenalkan sistem kontrol kualitas yang tepat.
 Untuk memastikan perputaran produksi yang cepat dan meminimalkan persediaan bahan
baku dan produk jadi

1. Dispatching (Pengiriman)
 Pengiriman mengacu pada proses memesan yang harus diselesaikan.
 melibatkan penerapan rencana dengan mengeluarkan perintah.
 memulai proses dan pengoperasian dasar routing sheet dan bagan jadwal/ schedule
chart.
 Menetapkan pekerjaan tertentu untuk mesin, pusat kerja dan pekerja tertentu.
 Memasok bahan yang dibutuhkan dari toko.
 Menyediakan jig, fixture dan membuatnya tersedia pada titik yang benar
 Melepaskan perintah kerja yang diperlukan, tiket waktu, dll. Untuk mengotorisasi
dimulainya operasi tepat waktu.
 Merekam waktudi mulai dan selesai setiap pekerjaan pada setiap mesin (atau) oleh
setiap orang
2. Follow up dan Expediting
 Follow up dan expediting adalah cabang prosedur pengendalian produksi yang mengatur
kemajuan/progress raw material/ bahan melalui proses produksi.
 termasuk penundaan atau penyimpangan dari rencana produksi.
 membantu untuk mengungkapkan deteksi dalam perutean dan penjadwalan,
kesalahpahaman tentang pesanan dan instruksi, di bawah pemuatan atau overloading
work.
Prosedur
 Proses harus diperiksa
 Penyebab perbedaan harus dipastikan
 Membantu menghilangkan penyimpangan
 Laporkan dengan departemen yang memasok bahan

3. Inspeksi
Inspeksi adalah aspek pengendalian kualitas dari perencanaan dan pengendalian produksi
Fungsi ini terkait dengan pemeliharaan kualitas dalam produksi dan evaluasi efisiensi
proses, metode dan tenaga kerja sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk mencapai
standar kualitas yang ditetapkan oleh desain produk
4. Corrective Action
 Menyesuaikan rute
 Penjadwalan ulang pekerjaan
 Mengubah beban kerja
 Perbaikan dan Pemeliharaan mesin atau peralatan
 Kontrol atas inventaris
 Keputusan personel tertentu seperti pelatihan, transfer, penurunan pangkat, dll.
 Metode alternatif mungkin disarankan untuk menangani beban puncak
Kekurangan Production Planning Control
 Berbasis asumsi
 Kerja tim adalah suatu keharusan
 Sulit untuk menerapkan sistem PPC yang tepat dalam organisasi skala kecil.
 Sistem PPC memakan waktu
 Biaya penyiapan awal tinggi
 Sistem PPC bergantung pada faktor eksternal seperti pembaruan teknologi, aturan
pemerintah, dan regulasi.
 Orang tidak suka banyak dokumen. Mereka mungkin menentang perubahan.

FORECASTING
Forecasting merupakan teknik menggunakan pengalaman lampau untuk mengekspektasikan
masa depan.
Karakteristik fundamental:
Forecasting hampir selalu salah.(jadi selalu ada errornya)
 Bagaimana kami berencana untuk mengakomodasi potensi kesalahan dalam ramalan?
Banyak diskusi tentang kapasitas buffer dan / atau buffer stock yang mungkin digunakan
perusahaan secara langsung berkaitan dengan ukuran kesalahan perkiraan
Forecasting lebih akurat pada kelompok atau families of item
Biasanya lebih mudah untuk mengembangkan perkiraan yang baik untuk produk line daripada
untuk produk individual, karena kesalahan perkiraan produk individu cenderung membatalkan
satu sama lain saat digabungkan.
Untuk meramalkan permintaan untuk semua sedan families daripada meramalkan permintaan
untuk satu model sedan tertentu
Forecasting lebih akurat pada periode lebih sebentar
Secara umum, ada lebih sedikit potensi gangguan dalam waktu dekat yang memengaruhi
permintaan produk.
Permintaan untuk periode waktu yang diperpanjang jauh ke masa depan umumnya kurang dapat
diandalkan

Setiap forecast seharusnya mencakup mengestimasi kesalahan/error


Seberapa salah ramalannya ?.
Oleh karena itu, angka penting yang harus menyertai ramalan tersebut adalah perkiraan
kesalahan ramalan

Kategori Major Forecasting


Kualitatif Forecasting-
 Perkiraan yang dihasilkan dari informasi yang tidak memiliki struktur analitik yang jelas.
 sangat berguna ketika tidak ada data masa lalu yang tersedia, seperti produk baru dan
tidak memiliki riwayat penjualan.
 Perkiraan biasanya didasarkan pada penilaian pribadi atau beberapa data kualitatif
eksternal.
 Perkiraan tersebut cenderung subjektif dan, sering kali bias berdasarkan posisi orang
yang berpotensi optimis atau pesimis.
 Metode ini biasanya digunakan untuk produk individu atau kelompok produk, jarang
untuk seluruh pasar.
Beberapa metode kualitatif forecasting yang umum
a. Survey market -> undang potensial customer terus nanya kira-kira produk di
pasaran laku ga
Kuesioner terstruktur yang diserahkan kepada calon pelanggan di market.
Jika terstruktur dengan baik, diberikan pada sampel representatif dari populasi yang
ditentukan, dan dianalisis dengan benar, bisa sangat efektif, terutama untuk jangka
pendek.
a. Panel konsesus-> undang orang-orang yang sekiranya mengerti atau master misal
untuk produk jantung-> panelis ahli jantung diminta pendapatnya mengenai
market sale obat jantung
Peramalan menggunakan panel ahli yang ditentukan di pasar atau area di mana
survei sedang dikembangkan.
Jika terstruktur dengan baik, diberikan pada sampel representatif yang baik dari
populasi yang ditentukan, dan dianalisis dengan benar, mereka bisa sangat efektif,
terutama untuk jangka pendek.
Para ahli berusaha untuk membawa pengetahuan individu mereka tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi permintaan ke dalam analisis, berinteraksi satu sama
lain untuk mengembangkan konsensus mengenai perkiraan permintaan untuk
produk atau kelompok produk yang bersangkutan.

b. Life cycle analogy (kira-kira berapa lama life cycle produk ini)-> melakukan cost
dengan efisiensi besar2an supaya masuk pasar dgn mudah, harus mikir supaya
terus di pasaran
Biasanya ada pertumbuhan selama tahap awal setelah diperkenalkan ke pasar.
Pada titik tertentu, produk atau layanan menjadi matang, menyiratkan sedikit atau
tidak ada pertumbuhan tambahan, sampai akhirnya permintaan menurun ke titik
di mana ia tidak lagi ditawarkan.

c. Informed Judgement (berdasarkan judgement dari orang sales)


Metode perkiraan yang paling umum digunakan, namun sayangnya juga
merupakan salah satu metode terburuk untuk digunakan. Salah satu pendekatan
umum yang digunakan adalah manajer penjualan meminta setiap staf penjualan
untuk mengembangkan proyeksi penjualan untuk area mereka untuk beberapa
periode waktu yang ditentukan di masa depan.

5. Kuantitatif Forecasting-> Pengumpulan data dari competitor (jarang dipake tapi


biasanya untuk industri kuat seperti PMA (perusahaan asing)
Metode ini didasarkan pada konsep hubungan antar variabel, atau asumsi bahwa satu
variabel terukur "menyebabkan" variabel lainnya berubah dengan cara yang dapat
diprediksi.
Jika ada indikator penuntun yang baik yang dikembangkan, metode ini sering kali
memberikan hasil peramalan yang sangat baik.
Metode ini seringkali memakan waktu dan sangat mahal untuk dikembangkan, terutama
karena mengembangkan hubungan dan memperoleh data sebab akibat
Kesimpulan dan pertanyaan:
Hasil produk: produk bagus+ reject= minimal 98% kalo kurang harus investigasi
Prouduction planning mulai dari planning control dan forecasting

MATERI BU CHERRY

Penyimpanan dan Penanganan Obat High Alert


Standar PKPO 3
Tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang baik,
benar serta aman
Standar PKPO 3.1
Tata kelola bahan berbahaya, obat narkotika dan psikotropika yang baik, benar serta
sesuai peraturan perundang-undangan
Standar PKPO 3.2
Tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar dan aman sesuai
peraturan perundang-undangan
Standar PKPO 3.3
Pengaturan penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat tertentu
Standar MPO3.4
Regulasi untuk memastikan obat emergensi yang tersimpan di dalam maupun luar unit
farmasi tersedia tersimpan aman dan dimonitor
Standar MPO 3.5
Rumah sakit mempunyai sistem penarikan (recall), pemusnahan sediaan farmasi, alkes
dan BMHP tidak layak digunakan karena rusak, mutu substandard atau kadaluwarsa
Standar PKPO 3
Rumah sakit menetapkan tatalaksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alkes dan
BMHP yang baik, benar serta aman

EP 1 DAN EP 5
Penyimpanan yang baik, benar dan aman dan ada bukti pelaksanaannya

-Penyimpanan yang baik dan benar berdasarkan pedoman pelayanan kefarmasian


-Area penyimpanan sediaan farmasi, alkes dan BMHP tidak bisa dimasuki selain oleh
petugas farmasi
 TandaPeringatan: Dilarang masuk kecuali petugas
 Akses yang terkendali(Kebijakan akses sarana RS)
 CCTV (control terpusat)
 Kunci dengan sidik jari
 Manajemen Kunci (Kebijakan RS tentang penyimpanan kunci)
-Dokumen Yang dibutuhkan
 Kebijakan Pengendalian Akses Rumah Sakit
 Kebijakan Manajemen Kunci di RS
 Prosedur pengelolaan kunci ruangan di Unit-Unit di RS
 Bukti adanya pencatatan dan pemantauan keamanan penyimpanan

EP 2
obat dan zat kimia diberi label
Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label
yang terdiri dari : isi/nama obat, tanggal kadaluwarsa dan peringatan penting.
 Obat, bahan obat, zat kimia diberi label
 Obat yang dikeluarkan dari kemasan aslinya diberi nama obat, jumlah, no bets
dan tanggal kadaluwarsa
 Obat multi dose diberi label BUD setelah dibuka, termasuk aqua p.i
 Obat dalam spuit diberi label identitas pasien, nama obat, nama pelarut, kadar,
jumlah, tanggal pencampuran, BUD
Ep 3.
Implementasi proses penyimpanan obat yang tepat agar kondisi obat tetap stabil,
termasuk obat yang disimpan diluar farmasi
 Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai dengan stabilitasnya
 Obat harus disimpan dalam kondisi yang menjaga stabilitas bahan aktif hingga
digunakan oleh pasien. Informasi terkait dengan suhu penyimpanan obat dapat
dilihat pada kemasan obat
 Tempat penyimpanan obat (ruangan dan lemari pendingin) harus selalu dipantau
suhunya menggunakan thermometer yang terkalibrasi
 Penggunaan container/pallet plastic/logam tidak mudah terbakar dan
mengeluarkan partikel
Lemari/ambalan yang bebas resiko dari rayap dan pelepasan partikel (dari logam atau
kaca)

Pemantauan suhu ruang dan lemari pendingin


-Suhu penyimpanan obat harus dipantau pagi, siang dan malam termasuk hari libur (2
atau 3x sehari)
-Untuk tempat-tempat yang tidak memungkinkan dilakukan pemantauan dua atau tiga
kali dalam 24 jam, maka dapat dilakukan:
 Pencatatan suhu minimum dan maksimum menggunakan thermometer digital
 diperiksa oleh petugas piket
-Bila ditemukan suhu di luar rentang normal, maka petugas farmasi harus mencari
penyebab dari ketidaksesuaian suhu tersebut dan memastikan bahwa obat masih dapat
digunakan. Kerusakan sarana (pendingin ruangan atau lemari pendingin) dilaporkan ke
bagian teknik dan obat segera dipindahkan ke tempat penyimpanan yang sesuai
Penanganan jika listrik padam (Penggunaan gen set, pemindahan obat)

Dokumen
 Prosedur: SPO Penyimpanan,SPO monitoring suhu ruangan/lemari pendingin dan
kelembaban, SPO penanganan apabila listrik padam
 Formulir/table/label: formulir/grafik pemantauan suhu (suhu ruangan /suhu lemari
pendingin). Formulir/grafik pemantauan kelembapan ruangan, tabel stabilitas obat
dan BUD, label BUD
 Lemari pendingin dan thermometer eksternal
EP 4
Bukti pelaksanaan supervise teratur oleh apoteker untuk memastikan penyimpanan
obat dilakukan dengan baik

- Kebijakan: Periode supervise, pertugas yang bertanggungjawab pelaksanaan


supervise
- Program supervise
- Prosedur: prosedur supervise ruang penyimpanan sediaan farmasi, alkes dan
BMHP, prosedur supervise penyimpanan troli/kir emergensi
- Formulir: Formulir supervise penyimpanan sediaan farmasi alkes dan BMHP di
troli emergensi, Formulir supervise penyimpanan sediaan farmasi alkes dan
BMHP depo farmasi, Formulir supervise penyimpanan sediaan farmasi alkes dan
BMHP ruang perawatan
- Laporan dan Evaluasi

Standar PKPO 3.1


Rumah sakit mengatur tata kelola bahan berbahaya serta obat narkotika dan
psikotropika yang baik, benar dan aman sesuai peraturan perundang-undangan
Ep 1. Ada regulasi pengaturan tata kelola bahan berbahaya, serta obat narkotika dan
psikotropika yang baik, benar dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan ®
Ep.2 Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik, benar dan aman sesuai dengan
regulasi (O, W)
Ep.3 Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta psikotropika yang baik, benar dan
aman sesuai dengan regulasi (O, W)
Ep.4 Ada bukti pelaporan obat narkotika serta psikotropika secara akurat sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan (D, W)

Ep.1
Ada regulasi pengaturan tata kelola bahan berbahaya,serta obat narkotika dan
psikotropika yang baik,benar dan aman sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (R)
-Pengelolaan Bahan Berbahaya (MFK 4.1): Penerimaan, identifikasi, tempat
penyimpanan, distribusi
-Pengelolaan narkotika dan psikotropika (Permenkes No.3 2015): Pengadaan dan
pemesanan/pembelian, penyimpanan, peresepan, pelayanan, pemberian, penggunaan,
pelaporan, pemusnahan

Ep. 2
Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik, benar dan aman sesuai
dengan regulasi
-Bahan berbahaya dan beracun (B3) disimpan di lemari khusus dengan penandaan yang
menunjukkan sifat bahan tersebut
-Kebijakan/program keselamatan pasien
-Daftar B3 diseluruh RS
-MSDS (Material Safety Data Sheet) di setiap unit yang menyimpan B#
Prosedur pengelolaan B3

Ep.3
Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta psikotropika yang baik, benar dan
aman sesuai regulasi
- Obat narkotika disimpan dalam lemari penyimpanan double lock sesuai dengan
peraturan Menteri kesehatan nomor 3 tahun 2015 dan perBPOM nomor 4 tahun
2018
- Contoh kebijakan yang ditetapkan oleh rumah sakit:
Harus di tetapkan petugas yang bertanggung jawab terhadap lemari penyimpanan
narkotika
Adanya bukti/catatan serah terima antar shift
Pencatatan dan laporan yang akurat

Permenkes No.3 Tahun 2015


- Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan harus memiliki tempat penyimpanan narkotika atau
psikotropika berupa lemari khusus
- Lemari khusus berada dalam penguasaan appteker penanggung jawab
- Tempat penyimpanan narkotika, psikotropika dan perkusor farmasi dapat berupa
Gudang, ruangan atau lemari khusus
- Tempat penyimpanan narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan barang
selain narkotika
- Tempat penyimpanan psikotro[ika dilarang digunakan untuk menyimpan barang
selain psikotropika

Penyimpanan di lemari khusus (PerBPOM 4 tahun 2018 tentang pengawasan obat.


-Terbuat dari bahan yang kuat
-tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunci yang berbeda
-harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut Gudang, untuk instalasi farmasi
pemerintah
-diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk apotek, instalasi
farmasi rumah sakit, puskesmas, instalasi farmasi klinik dan Lembaga ilmu pengetahuan,
dan
-Kunci lemari khusus dikuasi oleh apoteker penanggung jawab/apoteker yang ditunjuk
dan pegawai lain yang dikuasakan

Standar PKPO 3.2


Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik,
benar dan aman sesuai peraturan perundang-undangan
-Ep.1 ada regulasi rumah sakit tentang proses larangan menyimpan elektrolit konsentrat
ditempat ruang rawat inap harus di atur keamanannya untuk menghindari
kesalahan
-Ep.2 ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar aman sesuai
regulasi (O,W)
-Ep.3 elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus diwaspadai (high alert) sesuai
regulasi (O,W)

Ep. 1
Regulasi dalam kebijakan obat high alert penyimpanan obat high alert sesuai
dengan ketentuan
- Rumah sakit menetapkan obat yang dikategorikan sebagai obat yang memerlukan
kewaspadaan tinggi (High alert)
- Obat high alert disimpan di tempat terpisah, baik digudang, satelit farmasi
maupun ruang rawat (Jika obat digunakan untuk kebutuhan Bersama)
- Obat diberi label “ High alert: dari kemasan terbesar sampai dengan terkecil
(Pelabelan dilakukan di Gudang farmasi)
- Elektrolit pekat (Potasium klorida lebih dari sama dengan 2 MEq, potassium
fosfat lebih dari sama dengan 3mmil/ml, Nacl> 0,9%, MgSO4, 20%; 40% atau
lebih) tidak boleh disimpan di unit pelayanan, kecuali terdapat indikasi klinik
bahwa elektrolit pekat tersebut diperlukan, misalnya ICU, kamar operasi, gawat
darurat)

Ep 3. Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus di waspadai (High alert)
sesuai regulasi (O,W)
STANDAR 2 PKPO SELEKSI & PENGADAAN
-Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan formularium
dan digunakan untuk permintaan obat serta instruksi pengobatan.
-Obat dalam formularium senantiasa tersedia dalam stok di rumah sakit
atau sumber di dalam atau di luar rumah sakit.

CONTOH KRITERIA OBAT YANG DIMASUKKAN FORMULARIUM


-Obat Formularium Nasional
-Obat tercantum dalam Panduan Praktek Klinik dan atau Clinical Pathway
-Obat yang memperlihatkan tingkatan bukti ilmiah yang tertinggi untuk indikasi dan
keamanannya
-Tersedia di pasaran

STANDAR PKPO 2.1 DAN 2.1.1


PKPO 2.1
Rumah sakit menetapkan proses pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan berkhasiat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PKPO 2.1.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mendapatkan obat bila sewaktu-waktu obat tidak
tersedia.

Catatan dari KARS


Apoteker harus menjamin :
• 2 M : Mutu dan Manfaat
• 2 K : Keamanan dan Khasiat

STANDAR TKRS 7.1


Direktur Rumah Sakit mencari dan menggunakan data, informasi
tentang rantai distribusi obat, serta perbekalan farmasi yang aman
untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang berasal dari pasar
gelap, palsu, terkontaminasi, atau cacat.
ELEMEN PENILAIAN TKRS 7.1
• Rumah sakit mempunyai regulasi tentang pengelolaan pengadaan alat kesehatan, bahan
medis habis pakai, dan obat yang berisiko termasuk vaksin dengan memperhatikan alur
rantai distribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (lihat juga PKPO 2). (R)
• Rumah sakit telah melakukan identifikasi risiko penting dari rantai distribusi alat
kesehatan,bahan medis habis pakai, dan obat yang berisiko termasuk vaksin serta
melaksanakan tindak lanjut untuk menghindari risiko. (D,W)
• Rumah sakit telah melakukan evaluasi tentang integritas setiap pemasok di rantai
distribusi. (D,W)
• Direktur Rumah Sakit menelusuri rantai distribusi pengadaan alat kesehatan, bahan
medis habis pakai, dan obat yang berisiko termasuk vaksin untuk mencegah penggelapan
dan pemalsuan. (D,W)

CONTOH KEBIJAKAN USULAN OBAT NON FORMULARIUM


Bila diperlukan obat yang tidak tercantum pada Formularium RS yang berlaku, maka
untuk obat non Formularium RS, dokter melalui SMF yang bersangkutan dapat
mengajukan permohonan usulan obat Non Formularium yang ditujukan
kepada TFT untuk revisi Formularium selanjutnya

CONTOH KEBIJAKAN UNTUK OBAT TAP


Bila obat yang diperlukan tidak ada persediaan, maka Instalasi Farmasi dapat melakukan
substitusi :
-Setara generik, langsung mengganti dengan obat yang tersedia di RS
-Setara terapi, dengan menyampaikan pemberitahuan kepada dokter penulis resep dan
menyarankan obat pengganti yang tercantum dalam formularium.

Regulasi Pengadaan Barang/Jasa pada keadaan Darurat


Perpres 16 tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Bab VIII Pengadaan Khusus
Bagian Kesatu : Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka Penanganan keadaan darurat
Pasal 59
Butir 1 : Penanganan Keadaan Darurat tidak dapat ditunda dan harus dilakukan segera
Butir 2 : Jenis keadaan Darurat
Butir 3 : Penetapan Keadaan Darurat dilakukan sesuai ketentuan perundangan
Butir 4 : Keadaan Darurat meliputi Siaga Darurat, Tanggap Darurat dan Transisi Darurat
Pemulihan

Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 13


Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Dalam Penanganan keadaan Darurat
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020
Tentang Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 ( COVID-19 )

Langkah2 Pengadaan Barang/Jasa pada keadaan Darurat


Surat Edaran Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019 ( COVID-19 )
PA atau KPA menetapkan kebutuhan barang/jasa dalam penanganan Covid-19
dan memerintahkan PPK untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa
PPK melaksanakan langkah-langkah :
1. Menunjuk Penyedia yang pernah menyediakan barang/jasa sejenis di instansi
pemerintah atau sebagai penyedia dalam katalog elektronik. Penunjukan penyedia
dilakukan walau harga perkiraannya belum dapat ditentukan
2. Untuk Pengadaan Barang :
a. Menerbitkan Surat Pesanan yang disetujui Penyedia
b. Meminta Penyedia menyiapkan bukti kewajaran harga barang
c. Melakukan Pembayaran dengan uang muka atau setelah barang diterima
3. Untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi/ Jasa lainnya / Jasa Konsultasi
4. Untuk Pengadaan Barang, Jasa lainnya dan pekerjaan konstruksi diutamakan
menggunakan jenis kontrak HARGA SATUAN
Pengadaan Barang/Jasa untuk penanganan darurat dalam penangananCovid-19 dapat
dilaksanakan dengan SWAKELOLA
Untuk memastikan kewajaran harga setelah dilakukan pembayaran
PPK meminta audit oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau BPKP

Regulasi Pengadaan Barang/Jasa pada keadaan Darurat


Surat Edaran KPK no 8 Tahun 2020 ( 2 April 2020 )

Prinsip Pengadaan Barang/Jasa pada kondisi Darurat : Efektif, Transparan &


Akuntabel dengan tetap berpegang pada konsep HARGA TERBAIK ( Value for
Money ) sesuai dengan psl 4 Perpres 16/2018 Harga bukan variabel tunggal, ada variabel
lain pembentuk harga
terutama kualitas dan waktu ditengah situasi darurat
Permasalahan
-Ketersediaan Barang yang dibutuhkan->Sulit didapat
-Pembatalan paket alked-> Pabrikan tidak bisa memproduksi karena
bahan baku langka

-Nilai Tukar Rupiah Semakin Tinggi -> Tidak bisa order barang / alked
-Pengadaan secara e katalog beberapa tidak direspon penyedia karena barang kosong dan
harga berubah
-Beberapa barang yang dibutuhkan setiap hari harga berubah & lebih Mahal, berlipat dari
harga Normal
-Barang yang dibutuhkan untuk Covid-19 belum ada ijin edarnya
-Keterlambatan jadwal pengiriman barang terutama barang impor
-Penyedia kesulitan mencukupi dokumen terkait pajak ppn dan pph yang dipersyaratkan
pertanggung jawaban bendahara sebagai pemungut pajak

TUGAS KELOMPOK
Kelompok 1
Situasi sebuah Rumah Sakit (RS) dengan hutang yang besar akibat pembayaran klaim
BPJS tertunda selama 6 bulan ke belakang, pasien kronis dan rutin mengambil obat harus
tetap disiapkan, serta gaji pegawai wajib dan diutamakan untuk dibayarkan. Bagaimana
Anda sebagai apoteker RS melakukan pengadaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
agar tidak ada kekosongan obat-obatan di RS Anda?

Evaluasi Perencanaan
Analisis Kombinasi ABC dan VEN
Jenis perbekalan farmasi yang termasuk kategori A dari analisis ABC adalah benar-benar
jenis perbekalan farmasi yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit terbanyak.
Dengan kata lain, statusnya harus E dan sebagian V dari VEN. Sebaliknya, jenis
perbekalan farmasi dengan status N harusnya masuk kategori C. Digunakan untuk
menetapkan prioritas untuk pengadaan obat di mana anggaran yang ada tidak sesuai
dengan kebutuhan.

Pengadaan
Pengadaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) ketika menghadapi situasi Rumah Sakit
seperti pada kasus dapat dilakukan dengan cara: Pengadaan melalui tender, Pengadaan
melalui hibah, Program rujukan pasien
-Tender
Pembelian dengan penawaran yang kompetitif (tender) merupakan suatu metode penting
untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Apabila ada dua atau
lebih pemasok, apoteker harus mendasarkan pada kriteria berikut: mutu produk, reputasi
produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman, mutu pelayanan pemasok,
dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang dikembalikan, dan pengemasan. Sistem
Tender terbagi menjadi dua yaitu tender terbuka dan tertutup.

Tender Terbuka: berlaku bagi semua rekanan yang terdaftar dan sudah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Dari segi penentuan harga, metode ini lebih
menguntungkan karena pilihan rekanan (distributor) lebih variatif sehingga harga pun
lebih variatif, namun diperlukan waktu yang lama dan perhatian yang lebih pada sistem
ini.

Tender Tertutup: dilakukan untuk rekanan (distributor) tertentu yang sudah terbatas dan
memiliki riwayat yang baik. Harga pada tender tertutup dapat dikendalikan, serta tenaga
dan beban kerja yang lebih ringan dibandingkan dengan tender terbuka. Dengan
mempertimbangkan kelebihan serta kekurangan dari kedua jenis tender tersebut, pada
kasus ini sebaiknya digunakan tender tertutup karena waktu proses pelaksanaan tender
akan tergolong lebih cepat, lebih terjamin dan waktu pengiriman barang akan relatif lebih
cepat karena distributor yang mengikuti tender sudah dikenal baik dan memiliki riwayat
yang baik.

Hibah
Hibah merupakan pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP dari hibah/sumbangan
pemerintah/badan usaha milik negara/daerah, lembaga dan organisasi masyarakat yang
berbadan hukum Indonesia, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat
tidak wajib, dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus.
Instalasi Farmasi yang mendapatkan sumbangan/dropping/hibah harus melakukan
pencatatan dan pelaporan terhadap penerimaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Seluruh kegiatan penerimaan dengan cara
sumbangan/dropping/hibah harus disertai dokumen administrasi yang lengkap dan jelas.
Instalasi Farmasi dapat merekomendasikan kepada pemimpin rumah sakit untuk
menerima/mengembalikan/menolak sumbangan/dropping/hibah apabila tidak bermanfaat
untuk kepentingan dari pasien Rumah Sakit.
Program Rujukan Pasien
Merupakan sebuah program penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas serta tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik (vertikal
atau horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan/asuransi
kesehatan sosial dan seluruh fasilitas kesehatan Untuk mengurangi jumlah kebutuhan
obat, maka pasien yang sesuai ketentuan dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai
denganjenjangnya.
Ketentuan umum:
Peserta yang ingin mendapat pelayanan yang tidak sesuai dengan rujukan, dimasukan
dalam kategori pelayanan tidak sesuai dan tidak dibayarkan oleh BPJS. BPJS akan
melakukan recredentialing terhadap kinerja fasilitas kesehatan yang tidak menerapkan
sistem rujukan.

Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal (antar pelayanan kesehatan dalam 1
tingkatan) dan secara vertical (antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan).
Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan
medis, yaitu:
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat kedua
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di fasilitas kesehatan sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari fasilitas kesehatan primer.

Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi terjadi gawat
darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan
geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.

Kasus Kelompok 2

RS PPK 2 terdampak pandemik C19, pasien yg datang menurun drastis sehingga


inventori sangat tinggi karena obat-obat fast moving menjadi slow moving. Bagaimana
anda sebagai apoteker RS mengantisipasi inventori tersebut?

Hal - Hal yang Dilakukan :


Dilakukan pendataan persediaan yang ada di inventory RS → melaui stock opname
Sediaan farmasi yang tanggal kadaluarsanya mendekati 6 bulan,
dilakukan hal-hal sebagai berikut:

- Diberikan penandaan khusus dan disimpan berdasarkan sistem FEFO


- Dikembalikan ke distributor atau dimusnahkan sesuai ketentuan
- Untuk sediaan yang sudah ED disimpan ditempat terpisah dan diberi keterangan “sudah
kedaluwarsa”

Hal-hal yang dilakukan


Pendekatan marketing dapat dilakukan dengan tujuan untuk:
Promosi untuk berobat ke RS PPK 2 tersebut Berdasarkan KMK No. HK.01.07-
MENKES-169-2020 tentang Penetapan RS Rujukan Covid, RS PPK 2 tidak termasuk
dalam daftar RS Rujukan tersebut, sehingga pasien kronis, lansia, dan lainnya dapat
melakukan pengobatan ke RS PPK 2 karena aman dari pasien Covid-19.

Bekerja sama dengan RS PPK 1 yang menjadi RS rujukan pasien Covid, untuk merujuk
pasien penyakit kronis atau pasien lainnya yang biasa kontrol di RS PPK 1 untuk
berobat/kontrol di RS PPK 2.

Promosi ‘Tips Aman Berobat ke RS’ dan promosi bahwa RS tersebut telah
menjalankan protokol kesehatan, agar pasien-pasien penyakit kronis dan lainnya
merasa yakin untuk periksa ke RS tersebut
Menghimpun data dan informasi pasien tetap RS tersebut (pasien penyakit kronis di RS
tersebut) untuk melakukan follow-up terhadap pasien-pasien tersebut terkait kondisinya
serta dapat mengajak pasien-pasien tersebut untuk kembali kontrol ke RS tersebut.

Apabila pasien tetap takut datang ke RS, maka pihak RS dapat menawarkan untuk
memberikan layanan kesehatan via telepon/daring. Kemudian, obat dapat diantarkan ke
pasien dan PIO dilakukan melalui media telepon/daring.

Upaya Pencegahan
- Melakukan penyesuaian jumlah pesanan pada bulan selanjutnya
- Melakukan evaluasi dan mengubah perencanaan pengadaan (jika perlu). Dalam
kasus dilakukan perubahan perencanaan dengan menggunakan analisis kombinasi
ABC dan VEN.
- Pemesanan berdasarkan ROP dengan metode scheduled purchasing tiap 3 bulan
untuk menghindari terjadinya kelebihan stock berdasarkan hasil evaluasi.

Kelompok 3
RS tipe C, harus menjalani akreditasi SNARS, ruangan penyimpanan BMHP (bahan
medis habis pakai) dan obat yang selama ini tidak terstandar harus disiapkan sesuai
standar SNARS. Namun Biaya dari rumah sakit tidak ada, sebagai apoteker penanggung
jawab, apa yang harus anda lakukan?

Tipe Rumah Sakit


Berdasarkan Permenkes no 30 tahun 2019, rumah sakit dibagi menjadi 4 kelas
(A,B,C,D)
Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan:
a. Pelayanan
b. Sumber Daya Manusia
c. Peralatan
d. Sarana dan Prasarana
e. Administrasi dan Manajemen
Rumah sakit tipe A
Pelayanan kesehatan rujukan tertinggi alias pusat. Rumah sakit yang juga disebut rujukan
fasilitas kesehatan (faskes) tingkat tiga ini memberikan pelayanan yang lebih lengkap mulai dari
yang umum, subspesialis hingga kedokteran spesialis oleh pihak pemerintah.
Rumah Sakit tipe B
Pelayanan berupa kedokteran medis spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit tipe B
ini juga akan dijadikan sebagai pelayanan kesehatan rujukan dari setiap rumah sakit kabupaten
Rumah Sakit tipe C
Faskes tingkat dua ini memberikan pelayanan hanya kedokteran subspesialis, namun sifatnya
juga terbatas, misalnya saja pelayanan penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, bidan dan
kandungan
Rumah Sakit tipe D
Rumah sakit sementara atau transisi. Biasanya, jika pasien yang awalnya melakukan
pemeriksaan di puskesmas kemudian dirujuk ke rumah sakit tipe D. Namun, jika dilihat pasien
membutuhkan penanganan yang lebih lanjut, maka rumah sakit tipe D ini akan membuat surat
rujukan ke faskes yang lebih tinggi.
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit merupakan standar pelayanan berfokus pada
pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen
risiko di Rumah Sakit.
Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D), atau (W) atau (O) atau (S), atau
kombinasinya yang berarti sebagai berikut :
● (R) =Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun
oleh rumah sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan,
peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur rumah sakit dan atau program.
● (D) = Dokumen, yang dimaksud dengan dokumen adalah bukti proses kegiatan atau
pelayanan yang dapat berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau notulen rapat dan
atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.
● (O) =Observasi, yang dimaksud dengan observasi adalah bukti kegiatan yang didapatkan
berdasarkan hasil penglihatan/observasi yang dilakukan oleh surveior.
● (S) =Simulasi, yang dimaksud dengan simulasi adalah peragaaan kegiatan yang
dilakukan oleh staf rumah sakit yang diminta oleh surveior.
● (W) =Wawancara, yang dimaksud dengan wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang
dilakukan oleh surveior yang ditujukan kepada pemilik/representasi pemilik, direktur
rumah sakit, pimpinan rumah sakit, profesional pemberi asuhan (PPA), staf klinis, staf
non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dan lain-lain.
Rumah Sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang baik, benar, serta aman
SNARS - Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3
Maksud dan Tujuan
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai disimpan di tempat yang sesuai,
dapat di gudang logistik, di instalasi farmasi, atau di satelit atau depo farmasi serta diharuskan
memiliki pengawasan di semua lokasi penyimpanan.
Elemen Penilaian :

● Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang baik, benar, dan aman. (R)

● Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label
yang terdiri atas isi/nama obat, tanggal kadaluarsa, dan peringatan khusus. (O,W)

● Ada bukti implementasi proses penyimpanan obat yang tepat agar kondisi obat tetap
stabil, termasuk obat yang disimpan di luar instalasi farmasi. (D,W)

● Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi secara teratur oleh apoteker untuk
memastikan penyimpanan obat dilakukan dengan baik. (D,W)

● Ada bukti pelaksanaan obat dilindungi dari kehilangan serta pencurian di semua tempat
penyimpanan dan pelayanan. (D,W)
SNARS - Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3.1
Rumah sakit mengatur tata kelola bahan berbahaya, seta obat narkotika dan psikotropika
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan
Beberapa macam obat seperti obat radioaktif dan obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap
mungkin memiliki risiko keamanan. Obat program pemerintah atau obat darurat dimungkinkan
ada kesempatan penyalahgunaan atau karena ada kandungan khusus (misalnya nutrisi),
memerlukan ketentuan khusus untuk menyimpan dan mengawasi penggunaannya. Rumah sakit
menetapkan prosedur yang mengatur tentang penerimaan, identifikasi, tempat penyimpanan, dan
distribusi macam obatobat ini.
Elemen Penilaian :

● Ada regulasi pengaturan tata kelola bahan berbahaya, serta obat narkotika dan
psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundangundangan.
(R)

● Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik, benar, dan aman sesuai dengan
regulasi. (O,W)

● Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta psikotropika yang baik, benar, dan aman
sesuai dengan regulasi. (O,W)

● Ada bukti pelaporan obat narkotika serta psikotropika secara akurat sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan. (D,W)
SNARS-Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3.2
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar,
dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan
Untuk keadaan emerjensi setiap rumah sakit harus membuat rencana lokasi penyimpanan
obat, contoh troli obat emerjensi tersedia di berbagai unit pelayanan, obat untuk mengatasi syok
anafilatik di tempat penyuntikan, dan obat untuk pemulihan anestesi di kamar operasi.
Penyimpanan obat emerjensi bisa di lemari emerjensi, troli, tas/ransel, kotak dan tempat
lain sesuai kebutuhan.
Rumah sakit menetapkan prosedur untuk kemudahan mencapai obat tersebut, termasuk
penggantian jika kadaluwarsa.
Elemen Penilaian PKPO 3.2
1. Ada regulasi rumah sakit tentang proses larangan menyimpan elektrolit konsentrat di
tempat rawat inap kecuali dibutuhkan.
2. Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai
dengan regulasi.
3. Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus diwaspadai (high alert) sesuai
dengan regulasi.
SNARS-Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3.3
-> Rumah Sakit mengatur penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat seperti :
- Produk Nutrisi
- Obat dan bahan radioaktif
- Obat yang dibawa pasien sebelum inap
- Obat program atau bantuan pemerintah/ pihak lain
- Obat yang digunakan untuk penelitian
Elemen Penilaian :
- Terdapat regulasi pengaturan penyimpanan
- Terdapat bukti penyimpanan yang baik, benar, aman dan sesuai dengan regulasi
Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3.4
Rumah Sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi yang tersimpan di
dalam maupun di luar unit farmasi tersedia, tersimpan aman, dan dimonitor.
Maksud dan Tujuan :
- Akses cepat ke tempat obat apabila ada pasien emergensi
- Setiap RS harus membuat rencana lokasi penyimpanan obat emergensi
- Obat emergensi dapat disimpan di lemari emergensi, troli, tas/ransel, kotak dan lainnya
sesuai dengan kebutuhan di tempat tsb
- RS memiliki prosedur untuk memastikan kemudahan akses tempat penyimpanan obat
emergensi
- Obat harus selalu tersedia, dan harus diganti bila digunakan/rusak/kadaluarsa
- Keamanan obat emergensi diperhatikan
Elemen penilaian PKPO 3.4
- Ada regulasi pengelolaan obat emergensi yang tersedia di unit2 layanan
- Upaya pemeliharaan dan pengamanan dari kemungkinan pencurian dan kehilangan
- Ada bukti persediaan obat emergensi lengkap dan siap pakai
Anggaran Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Sumber Anggaran dari Pemerintah
1. APBN
Berasal dari anggaran Pemerintah Pusat,
- Rumah Sakit Umum Pusat dapat mengakses secara langsung
- Rumah Sakit Daerah dapat mengaksesnya dalam bentuk natura seperti obat program
kesehatan / obat buffer provinsi atau Kabupaten/Kota.
2. APBD
Berasal dari pemerintah Kabupaten/Kota maupun provinsi
3. Revolving Fund
Berasal dari pemerintah diserahkan melalui keputusan Walikota/Gubernur untuk dikelola khusus
untuk penyediaan obat di RS.
Sumber Anggaran dari Swasta
1. Corporate Social Responsibility (CSR)
Biasanya dilakukan oleh perusahaan berskala Nasional maupun Internasional
2. Donasi
Obat donasi biasanya diberikan pada saat bencana atau kejadian luar biasa. Diluar kejadian
tersebut masih dapat diakses dengan cara mengajukan proposal ke LSM.
3. Asuransi
Dapat berasal dari asuransi seperti askes, Jamsostek, dan JKM.
Penyelesaian Kasus
Dilakukan perubahan penyimpanan BMHP dan obat sesuai dengan SNARS (yang telah
dijelaskan diatas). Kekurangan dana diatasi dengan penjualan inventory, pelayanan pasien umum
dan/atau pembayaran secara berangsur
Tempat Penyimpanan Obat Sesuai dengan SNARS
- Gudang penyimpanan obat terpisah dari ruang pelayanan Instalasi Farmasi dengan luas
ruangan yang cukup besar untuk menyimpan semua persediaan obat dan aman bagi pergerakan
petugas dan dipisah dengan gudang penyimpanan alat kesehatan
- Gudang dilengkapi dengan penerangan yang cukup  Lantai dan dinding dibuat licin dan mudah
dibersihkan  Terdapat ventilasi dan jendela yang ditralis 
- Dilengkapi dengan pengaturan suhu dan kelembaban (dipasang AC dengan suhu 24-25 C) dan
disediakan termometer 
- Gudang dilengkapi rak rak yang kokoh (terbuat dari bahan yang tidak lapuk, dan tidak dimakan
rayap/serangga) dan tersedia pallet dengan jarak 10 cm dari lantai dan 30 cm dari dinding 
untuk alas obat
- Tersedia lemari es untuk menyimpan produk rantai dingin
- Tersedia lemari/rak khusus untuk obat berbahaya dengan label jelas 
- Tersedia lemari dengan kunci ganda untuk obat narkotika dan psikotropika 
- Tersedia rak atau lemari untuk obat rusak dan kadaluarsa 
- Tersedia kartu stok di setiap lemari dan rak obat, dan obat disusun sesuai alfabetis dan
berdasarkan jenis obat dan bentuk sediaan 
- Beri label jelas untuk obat yang mudah terbakar, LASA dan berbahaya
Kekurangan dana dapat diatasi dengan melakukan penjualan obat inventory, meningkatkan
penjualan produk non resep seperti vitamin dan alat kesehatan yang dibutuhkan pasien,
pelayanan pasien umum serta dapat dilakukan peningkatan pelayanan berupa mengantarkan obat
atau alkes ke rumah agar pasien dapat menjadi prospek pelanggan tetap.
Apabila dana belum dapat dikendalikan, untuk pengadaan barang dapat dilakukan alternatif yaitu
mengajukan kontrak dengan vendor mengenai pembelian barang yang nantinya akan dibayar
secara berangsur atau ditunda sesuai dengan kontrak/perjanjian yang telah disepakati.
Kelompok 4
RS rujukan mendapat tugas sebagai RS rujukan Covid-19, disiapkan dana tambahan yang minim
dan gudang penyimpanan sudah penuh dengan inventori untuk pasien-pasien non Covid-
Bagaimana anda mengantisipasi kebutuhan di masa pandemik ini

Perencanaan
Dengan dana yang minim, maka perlu dilakukan perencanaan ulang dengan menggunakan
analisa ABC-VEN untuk mengurangi pembelian kebutuhan bagi non-Covid-19 sehingga
dananya dapat dipakai memenuhi untuk kebutuhan Covid-19.
1. Obat yang masuk kategori NA menjadi prioritas pertama untuk dikurangi atau
dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana masih kurang, maka obat kategori NB
menjadi prioritas selanjutnya dan obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas
berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana yang tersedia masih juga
kurang lakukan langkah selanjutnya.
2. Pendekatannya sama dengan pada saat pengurangan obat pada kriteria NA, NB, NC
dimulai dengan pengurangan obat kategori EA, EB dan EC.
Penerimaan dan Pengadaan
Kebutuhan untuk penanganan Covid-19 dapat diperoleh melalui dropping dari Pemerintah.
Untuk memastikan mutu produk yang diperoleh, perlu dilakukan pengecekan pada saat
penerimaannya
Penyimpanan
Karena penuhnya ruang penyimpanan, maka penyimpanan kebutuhan untuk penanganan
Covid-19, menggunakan metode desentralisasi dengan menyimpan di ruang rawat Covid-19.
Sedangkan, untuk kebutuhan non-Covid 19 dapat disimpan di tempat penyimpanan seperti
biasanya. Hal ini dapat menurunkan over excessive inventory sehingga suplai obat COVID bisa
disimpan dalam penyimpanan di ruang rawat.
Keuntungan dari menyimpan kebutuhan Covid-19 di ruang rawat juga dapat meminimalisasi
kontak antara petugas kesehatan yang bekerja ruang rawat Covid-19.
Definisi Metode Desentralisasi
Metode desentralisasi atau metode depo/satelit farmasi adalah sistem distribusi sediaan farmasi
dimana sediaan disimpan di cabang/dekat unit perawatan.
Penyimpanan
Namun, pada penyimpanan di ruang rawat tetap harus memenuhi standar penyimpanan obat,
seperti, menjaga suhu ruangan di bawah 25 C, mengecek suhu setiap hari termasuk hari libur,
termometer untuk mengukur suhu harus terkalibrasi, obat-obatan ditata di rak secara rapi, bersih,
dan alfabet.

PA YOGI

Manajemen Rantai Pasok


Manajemen Rantai Pasok (MRP) adalah jaringan organisasi- organisasi yang terlibat dalam
suatu bisnis, melalui keterkaitan hulu dan hilir, dalam proses dan aktivitas yang berbeda guna
menghasilkan nilai berupa produk dan jasa ke tangan konsumen utama (Martin Christopher,
1998).
MRP adalah serangkaian keterkaitan antara pemasok dan konsumen (pembeli) barang atau jasa,
dan nilai ( value ) yang secara lengkap melibatkan seluruh proses yang awalnya dari produksi
bahan baku, manufakturing, distribusi hingga penyajiannya pada pengguna akhir (Young, 2000).
MRP tidak hanya meliputi aliran benda secara fisik, tetapi juga meliputi aliran uang (nilai) dan
informasi sepanjang saluran rantai pasok tersebut
Alur Rantai Pasok Farmasi
• Rantai pasokan farmasi ( pharmaceutical supply chains ) adalah suatu jaringan organisasi
yang menggambarkan jalur perpindahan obat , bahan obat dan alat kesehatan dari
produsen (industri farmasi) hingga ke tangan konsumen (pasien).
• Jalur atau rantai yang dimaksud adalah: Industri farmasi (IF), pedagang besar farmasi
(PBF), Fasilitas pelayanan kefarmasian (Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Klinik,
dan Puskesmas ) hingga Pasien.
• Obat yang dimaksud adalah obat yang diserahkan atas dasar resep dokter
( prescription medicines ) ataupun obat bebas tanpa resep ( OTC drugs ).

Alur Rantai Pasok Distribusi


• Distribusi perbekalan farmasi adalah bagian dari manjemen rantai pasok farmasi yang
menangani arus obat, informasi, uang, melalui proses pengadaan ( procurement ),
penyimpanan ( storage ), penghantaran ( transportation ) dan pelayanan ( delivery ) yang
sesuai dengan jenis, mutu, jumlah, waktu, dan tempadari titik asal ( point of origin )
sampai titik tujuan (t yang dikehendaki konsumen, mulai ( point of destination ).
• Distribusi obat adalah serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan obat baik dalam
rangka perdagangan, bukan perdagangan atau pemindahtanganan .
• Suatu jaringan distribusi obat yang baik harus menyelenggarakan suatu jaminan mutu,
sehingga obat yang didistribusikan harus terjamin mutu, khasiat, keamanan dan
keabsahannya sampai di tangan konsumen.
• Sistem jaminan mutu di distribusi obat harus sejalan dengan sistem jaminan mutu yang
telah dilakukan industri farmasi sebelumnya (CPOB).

Good Distribution Practice (GDP )


Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
Standar penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu
sepanjang jalur penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya

TUJUAN CDOB

Terlaksananya pengamanan lalu-lintas obat dan


penggunaan obat untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan penggunaan dan penyalahgunaan

Menjamin keabsahan dan mutu agar obat yang sampai ke


konsumen adalah obat yang efektif, aman dan dapat
digunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya

Menjamin penyimpanan obat aman dan sesuai


dengan yg dipersyaratkan termasuk selama
transportasi

Pelatihan
- Semua personil memenuhi kualifikasi sebelum memulai tugas berdasarkan suatu
prosedur tertulis
- Pelatihan CDOB rutin dan berkala
- Pelatihan : identifikasi dan menghindari obat dan/atau bahan obat palsu memasuki
rantai distribusi
- Pelatihan khusus untuk personil yang menangani obat/bahan obat berbahaya, bahan
radioaktif, narkotika, psikotropika, rentan disalahgunakan, sensitif terhadap
suhu
- Dokumentasi pelatihan disimpan
- Evaluasi efektifitas pelatihan secara berkala

HYGIENE
Prosedur tertulis higiene personil :
o Kesehatan
o Higiene
o Pakaian kerja
Dilarang menyimpan makanan, minuman, rokok atau obat untuk penggunaan
pribadi di area penyimpanan
Pakaian yang aman untuk personil sesuai persyaratan K3
Peraturan perusahaan tentang hak dan kewajiban personil, termasuk sanksi
pelanggaran
Xi. Ketentuan khusus produk rantai dingin (cold chain product /ccp
Xii. Ketentuan khusus narkotika, psikotropika dan precursor farmasi
Prinsip :
Cara distribusi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi harus dilakukan dalam
rangka pemenuhan CDOB termasuk untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan/atau
kehilangan narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi dari jalur distribusi resmi.

Anda mungkin juga menyukai