Supplier bekerja dari supplier bahan baku dibuat dulu intermediate produk lalu dikirim ke
manufaktur, lalu di proses-> distributor-> end user. Dari supplier-> end user di sebut produk
service flow, kalau ada komplen disebut recycle and return
Dari supplier masuk ke procurement/pembelian-> Gudang-> diolah-> distribusikan->
kustomer
Supply Chain Network Flow
-Material Flow
Semua rantai pasokan manufaktur memiliki aliran material/bahan dari bahan mentah di awal
rantai pasokan hingga produk jadi di akhir rantai pasokan. (material mulai dari supplier hingga
ke manufakur)
-Information Flow (bagaimana melakukan perencanaan pembelian (forecasting, scheduling
dll)
Semua rantai pasokan memiliki dan memanfaatkan arus informasi: permintaan, perkiraan,
produksi & penjadwalan dan desain & Pengenalan Produk Baru (NPI)
-Finance Flow/Alur keuangan (mencari dana mencangkup ongkos pembelian, ongkos
produksi, transportasi, marketing dll)
Semua supply chain memiliki finance flow
-Comercial Flow (lebih ke transaksinya bagaimana harganya, bagaimana transportasinya,
mengkalkulasi proses yang terlibat, kalau beli sekilo sama ½ kg beda ga dll, setiap cost
yang terlibat dari masing-masing step)
Semua rantai pasokan mewakili aliran komersial transaksional. Aliran bahan dari pemasok ke
pembeli berulang kali hingga akhir rantai pasokan -> end user/ pelanggan akhir
Manajemen supplay chain
Paling atas strategic seperti-> ngambil bahan baku dari cina karena lead timenya lebih
pendek dll-> oleh Top Management (tujuan: mencari tatanan supply chain mana yang
efisien)
Tactical-> memikirkan kapan mau order apakah mau setiap minggu, tiap bulan dll
tergantung dari pasar, berapa jumlah stok bahan baku yang disiapkan supaya ga
kehilangan sales
Operational-> membuat schedule plan (brp yang di produksi) dll. masuk ke prosesing,
kapan harus membuat/ memproduksi? Monitor apakah sudah tersedia bahan baku,
termasuk planning, skala, mesin, jumlah orang
Eksekusi-> di lapangan, misal produk A di line A, mau pake apa metodenya.
Marketing-> menjembatani dari distributor ke end user
Pergeseran Paradigma
Sebelum-1990
Kebanyakan perusahaan berorientasi vertikal. Karyawan perusahaan melakukan semua fungsi
dari konseptualisasi produk hingga penjualan akhir dan pengiriman. Semua manufaktur
dilakukan di dalam perusahaan. Ada Kontrol Pusat dari semua operasi.
Paradigma sekarang
B. Pull Strategy
-Produksi dan distribusi adalah pendorong permintaan
-Tidak ada atau sedikit persediaan yang dimiliki
-Dalam beberapa kasus, produsen membuat beberapa barang terlebih dahulu untuk
membuat produk akhir dengan cepat. Inilah yang disebut strategi “tarik-ulur”.
-Proses SC dimulai sebagai tanggapan atas pesanan pelanggan
- Mengurangi variabilitas dalam rantai pasokan (terutama di pabrik)
C. Hybrid- Pull-Push System (Contoh dell. Dasar laptopnya push udah ada, warnanya pull)
Di industry farmasi biasanya push agar konsumen tidak nunggu lama
-Proses Supply chain dimulai berdasarkan antisipasi pesanan pelanggan
-Gabungan strategi "Push" dan "Pull" untuk mengatasi kelemahan masing-masing.
-Tahap awal perakitan produk dilakukan dengan cara “push”.
-Perakitan produk akhir dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan untuk konfigurasi produk
tertentu.
- Timeline rantai pasokan menentukan batas push and pull
Keuntungan Manajemen Supply Chain
-Manajemen rantai pasokan dalam industri farmasi dapat membuat organisasi untuk
memanfaatkan aset dan sumber daya dengan lebih baik, menghasilkan keuntungan,
meningkatkan nilai pemegang saham, dan secara optimis menanggapi permintaan pelanggan.
-Respon pelanggan dan tingkat pemenuhan yang lebih cepat.
-Lead time lebih pendek
-Produktivitas lebih besar dan biaya lebih rendah
-Mengurangi inventaris di seluruh rantai
-meningkatkan presisi perkiraan
-Pemasok lebih sedikit dan siklus perencanaan lebih pendek
Regulasi yang berhubungan dengan Supply Chain di Industri Farmasi
Peraturan mencakup proses perizinan untuk obat
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 24/2017,
Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat.
Peraturan Badan POM No.6/2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang
Baik.
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 34/2018, Pedoman Cara Pembuatan
Obat Yang Baik (CPOB).
Good practices in clinical (C), laboratory (L), manufacturing (M), and distribution (D)
activities, commonly termed GxP.
21 CFR Part 11: Electronic Signatures
Tahapan Pengembangan Produk Farmasetikal
Untuk industry farmasi untuk research minimal 3-4tahun
1. Drug Discovery
-Identifikasi molekul atau senyawa target yang diyakini para ilmuwan akan memengaruhi
kondisi medis tertentu.
-kemudian menyaring ribuan variasi senyawa ini menggunakan penyaringan komputer
atau pengujian kimia.
-Obat potensial kemudian akan dievaluasi lebih lanjut untuk menentukan nilai potensinya
sehubungan dengan produk yang ada dan kemampuannya untuk diproduksi dalam skala
besar
2. Uji Preklinik
-Obat-obatan yang berhasil melalui proses penemuan kemudian menjalani uji
laboratorium dan hewan selama 1-3 tahun.
-Pengujian ini menilai keamanan senyawa dan memberikan beberapa wawasan tentang
aktivitasnya terhadap penyakit tertentu.
-Kemurnian, stabilitas, dan umur simpan senyawa juga diuji bersama dengan kemampuan
manufakturnya dalam berbagai bentuk galenic
5. Uji klinik
Uji klinik Fase 3 adalah uji klinis terbesar dan melibatkan antara 1.000 dan 5.000 pasien.
Senyawa obat tersebut diujikan pada pasien di klinik, rumah sakit, dan fasilitas perawatan
kesehatan lainnya.
6. Persetujuan FDA atau Badan Lainnya
FDA atau ilmuwan badan dan komite meninjau aplikasi dan memutuskan nasib senyawa
obat. Hanya 1 dari 5 obat yang masuk uji klinis yang disetujui.
7. Produksi
Setelah senyawa obat menerima persetujuan regulasi, masih diperlukan waktu hingga 1
tahun penuh untuk produk tersebut mencapai pasar. Bahan mentah untuk beberapa
produk farmasi membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk melintasi rantai pasokan
dan menjadi produk jadi. Pemrosesan dan distribusi terdiri dari kurang dari 25 hari waktu
tunggu
Faktor Forecasting
Waktu yang dibutuhkan di masa depan
Ketersediaan data historical
Relevansi data historis ke masa depan
Pola variabilitas permintaan dan penjualan
Akurasi perkiraan yang diperlukan dan kemungkinan kesalahan
Perencanaan cakrawala / lead time untuk pergerakan operasional
Continuous Production
-Fasilitas produksi untuk produksi berkelanjutan diatur sesuai dengan urutan operasi produksi
yang telah ditentukan dari operasi pertama hingga produk jadi.
-Item dibuat mengalir dalam urutan operasi melalui perangkat penanganan material seperti
konveyor, perangkat transfer, dll.
- Jenis tata letak mesin sangat rigid
(Misal pusat di Indonesia, lalu di di eksport ke mana-mana, contoh produk PnG hanya membuat
sirup jd bisa eksport banyak) contoh continuous: fix formula 44 ->fresensius kabi (empure
production) 1x bikin produk langsung jumlahnya produksi besar. Gimana cara supaya regulasi
cpobnya berlaku?
Misal x,y,z ada di 2 tangki, proses 3 shift supaya identifikasi jelas buat xyz 01 (Shift 1), xyz 02
(shift 2)-> Continius production
Cleaningnya-> beberapa batch baru skrining dll
Karakteristik
-Penanganan material sepenuhnya otomatis.
-Orang dengan keterampilan terbatas dapat digunakan di lini produksi.
-Proses mengikuti urutan operasi yang telah ditentukan sebelumnya
Mass Production System
Produksi massal mengacu pada proses menciptakan sejumlah besar produk serupa secara efisien
Standarisasi produk, proses, material, mesin, dan aliran material yang tidak terputus adalah fitur
dasar dari sistem ini
Mass production-> ada beberapa line tdk hanya 1 line tapi sama dalam jumlah besar
Karakteristik
-Menggunakan Mesin tujuan khusus yang memiliki tingkat produksi lebih tinggi
-Volume produksi besar.
-Aliran bahan, komponen, dan suku cadang terus menerus tanpa tracking.
-Tingkat produksi yang lebih tinggi dengan pengurangan waktu siklus .
-Biaya produksi per unit rendah
-Dalam sistem produksi batch, produk dibuat dalam jumlah kecil dan variasi besar.
-Setiap kelompok berisi item yang identik tetapi setiap kelompok berbeda dari yang lain.
-Ini ditandai dengan pembuatan sejumlah produk yang diproduksi secara berkala dan stok
menunggu penjualan
Karakteristik
-Berbagai macam produk diproduksi dalam banyak atau batch.
-Tingkat inventaris proses pekerjaan lebih tinggi.
-Jumlah pengawasan yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan job shop.
*Continious dibandingkan batch lebih murah mana? Continious karena variasi lebih kecil, untuk
batch alat2 yang sama tersedia tidak banyak, di continuous antrian dari proses sebelumnya besar.
Job Shop
-produk diproduksi untuk memenuhi persyaratan pesanan tertentu
-Jumlah nya kecil dan pembuatan produk akan dilakukan sesuai spesifikasi yang diberikan oleh
pelanggan
-Fitur pembedanya adalah volume rendah dan variasi produk yang tinggi.
Karakteristik
-Mesin dan peralatan serba guna digunakan untuk melakukan berbagai operasi.
-Operator dan supervisor yang sangat terampil.
-Sistem perencanaan dan kontrol yang fleksibel untuk menangani perubahan yang sering terjadi
dalam persyaratan produk
Faktor yang mempengaruhi Proses Pemilihan Mfg
a. Pengaruh Volume/variasi
Ketika volume rendah dan variasi tinggi, proses intermiten paling cocok dan dengan
peningkatan volume dan pengurangan variasi proses continuious produksi lebih cocok.
Gambar berikut menunjukkan pilihan proses manufaktur sebagai fungsi volume dan
variasi
Volume tinggi, tdk continiou-> mass production
Volume tinggi, continiou-> continuous produktion
Volume rendah variasi tinggi-> mass/job
-Pada saat development belum ada profit (negative cash flow)-> masuk pasar butuh iklan
untuk penetrasi pasar baru menghasilkan profit (5 tahunan)-> turun (sebelum turun harus
cepat diganti variannya misal Panadol: ada untuk flu, warna biru: tambah caffein dll)->
tujuan expand pasar
2. Growth Stage
Pada tahap pertumbuhan, konsumen sudah mengambil produk dan semakin membelinya.
Konsep produk terbukti dan menjadi lebih populer - dan penjualan meningkat. Mulai
menarik perhatian dan semakin menarik pendapatan. Jika persaingan untuk produk sangat
tinggi, perusahaan mungkin masih banyak berinvestasi dalam iklan dan promosi produk
untuk mengalahkan pesaing.Saat pasar berkembang, persaingan yang lebih ketat sering
kali mendorong harga turun untuk membuat produk tertentu kompetitif.
Pemasaran dalam tahap ini ditujukan untuk meningkatkan pangsa pasar produk.
Bagaimana Industri memperbesar pangsa pasar belajar dari pasaran dan kebutuhan
konsumen
*produk farma yang bisa langsung masuk maturity stage-> yang sangat dibutuhkan
misalnya vaksin covid
3. Maturity Stage
Ketika suatu produk mencapai kematangan, penjualannya cenderung melambat atau
bahkan berhenti - menandakan pasar yang sebagian besar sudah jenuh. Pada titik ini,
penjualan bahkan bisa mulai turun. Penetapan harga pada tahap ini cenderung menjadi
kompetitif, menandakan margin menyusut karena harga mulai turun karena beban
tekanan luar seperti persaingan atau permintaan yang lebih rendah. Pemasaran pada titik
ini ditargetkan untuk menangkis persaingan, dan perusahaan akan sering
mengembangkan produk baru atau produk yang diubah untuk menjangkau segmen pasar
yang berbeda.
Company mulai melakukan ekspansi pasar, misal antimo udah dikenal
Hierarki Keputusan
Untuk membuat system dan planning yang tepat informasi di dapat dari sales dan
marketing-> buat forecasting setahun, sebulan, sehari
Kapasitas planning-> Idle capacisty-> kos kosong. Harusnya kapasistas yang bagus di
atas 70%
Minimum 60%.
Production planning-> Kalo kapasitas produksi 300 ribu tablet perjam dimasukkan ke
kapasitas 1juta tablet artinya kapasitas utilitas Cuma 30% jelek tsay, karna idle
capasitynya 70%. Ja]]minimum kapasitas utilitas itu 60%. Kalau ga bisa, ganti mesinnya
yang kapasitasnya lebih rendah
Production schedule-> kombinasikan semua resource (manusia, mesin, bahan dll)
Inventory manajemen ->berapa inventory. Buffer berapa, jangan sampe kebanyalkan
karena inventory cost
Warehouse dan order fulfillment -> liat PO berapa, liat sisa stock di Gudang
Pilih transportasi-> suhu dll
Balik lagi ke sales and marketing, habis segini bulan depan mau order berapa
Kalau belum ada historical market survey terus ambil 5% dari competitor yang kira kira
bisa dilawan
Tujuan: supaya semuanya dalam sisi cost, kualitas varietas dapat di optimalkan
Tahapan Production Planning and Control
Apa yang di rencakan?
-Perencanaan adalah memutuskan sebelumnya apa yang harus dilakukan di masa
depan.-> planning sekarang untuk kebutuhan bulan depan, tidak bisa bulan ini
-Perangkat kontrol juga diputuskan terlebih dahulu agar semua aktivitas dapat
dilakukan dengan baik.
-Pengaturan organisasi dibuat untuk mempersiapkan rencana dan kebijakan.
-Berbagai bagan, manual dan anggaran produksi juga disiapkan.
-Jika perencanaan produksi rusak maka kontrol juga akan rusak
Production Planning
Perencanaan Produksi dapat disebut sebagai teknik peramalan setiap langkah dalam
proses produksi yang panjang, mengambilnya pada waktu yang tepat dan tingkat yang
tepat serta mencoba menyelesaikan operasi dengan efisiensi maksimum
Prosedur Routing
1. Memutuskan produk apa yang akan dibuat.
2. Menentukan material yang dibutuhkan
Analisis produk dilakukan kembali untuk mengetahui bahan apa yang dibutuhkan untuk
produksi serta kuantitas dan kualitasnya.
3. Menentukan Operasi dan Urutan Manufaktur
memperbaiki (memutuskan) operasi manufaktur dan urutannya. Prosedur produksi yang
rinci kemudian dijadwalkan (direncanakan). Informasi yang diperlukan untuk ini
diperoleh dari pengalaman teknis dan dengan menganalisis kapasitas mesin.
4. Menentukan Ukuran Batch / Lot
Jumlah unit yang akan diproduksi dalam satu lot (grup atau batch) harus ditentukan. Ini
dilakukan terkait pesanan pelanggan. Ketentuan yang diperlukan juga harus dibuat untuk
penolakan selama proses produksi.
5. Menentukan Faktor Scrap
Jumlah sisa di setiap lot, harus diperkirakan. Umumnya, margin sisa antara 2% sampai
5% dari produksi
6. Analisis Biaya produk
Memperkirakan harga pokok produksi sebenarnya merupakan fungsi dari departemen
penetapan biaya. Namun, bagian routing memberikan data yang diperlukan ke
departemen penetapan biaya yang memungkinkannya menganalisis biaya produksi.
7. Analisis Biaya produk
Formulir Kontrol Produksi seperti Kartu Pekerjaan, Kartu Inspeksi, Tool tickes, dll.
Harus disiapkan. Formulir ini harus berisi informasi lengkap untuk perutean yang efektif.
8. Lembar Rute Persiapan (Menulis proses, mesin, operasi (pencetakan misal), set up timem
(BOO), operation time (BOO lagi), Jumlah org yang di butuhkan)
Lembar rute disiapkan pada formulir kontrol produksi. Ini menunjukkan nomor bagian,
deskripsi bagian dan bahan yang dibutuhkan. Ini disiapkan oleh petugas rute. Lembar rute
terpisah diperlukan untuk setiap bagian pesanan pelanggan.
Element Scheduling/Penjawadwalan
Perkiraan permintaan
Penjadwalan agregat
Rencana produksi
Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule)
Perencanaan prioritas
Perencanaan kapasitas
Pemuatan fasilitas
Evaluasi beban kerja
Pengurutan
Tipe Penjadwalan/Scheduling
A. Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule)-> untuk dalam jangka waktu 1
tahun (kapasitas konstring, berapa jumlah produk dan forecast)
-Breakup dari persyaratan produksi.
- MPS memutuskan produk apa yang diproduksi dan kapan-> terintegrasi dengan data inventaris
terkini -> untuk membuat MRP untuk pengadaan bahan baku.
- MPS membentuk dasar komunikasi antara penjualan dan manufaktur.
- Menggunakan MPS sebagai kontrak antara penjualan dan produksi berarti penjualan dapat
membuat pesanan yang valid.
B. Manufacturing Schedule (Sebulan-> sudah mulai detail, mulai dari mesin2nya sudah
ada)
-Ini digunakan untuk proses produksi terus menerus.
- Urutan preferensi untuk produksi juga disebutkan dalam jadwal perencanaan produksi yang
sistematis.
C. Operation Schedule (Mingguan, mulai ada hari pertama apa, kedua apa dll-> ada
orangnya siapa, tugasnya apa, berapa lama)
-menunjukkan waktu yang diperlukan untuk melakukan setiap operasi secara rinci dari proses
tertentu.
-Jadwal yang efektif diperlukan untuk memenuhi tanggal pengiriman pelanggan yang dijanjikan
atau target inventaris.
Operation schedule mencakup bidang-bidang berikut:
Penetapan pekerjaan ke pusat kerja / mesin tertentu
Waktu penugasan pekerjaan dan penyelesaian
Alokasi sumber daya seperti tenaga kerja dan material
Urutan waktu operasi
feedback dan fungsi kontrol untuk menjaga penyimpangan
Tujuan:
Memaksimalkan kinerja pengiriman (memenuhi tanggal pengiriman).
Meminimalkan inventaris
Mengurangi waktu pembuatan
Meminimalkan biaya produksi
Meminimalkan biaya pekerja.
Loading
-Pelaksanaan rencana jadwal sesuai rute yang ditentukan
-termasuk penugasan pekerjaan kepada operator di mesin atau tempat kerja mereka.
- Sehingga “loading” menentukan siapa yang akan melakukan pekerjaan itu.
Kontrol Produksi
Pengendalian produksi adalah proses yang mengawasi aliran produksi, ukuran sumber daya
bersama dengan penyimpangan dari tindakan yang direncanakan. Ini juga mencakup pengaturan
untuk perbaikan atau penyesuaian segera jika terjadi penyimpangan sehingga produksi dapat
berjalan sesuai dengan jadwal asli atau yang direvisi
Fungsi Utama Kontrol Produksi adalah:
Pengiriman (Dispatching)
Mengikuti (Follow Up)
Inspeksi
Koreksi
Tujuan:
Untuk mengimplementasikan rencana produksi dengan mengeluarkan pesanan kepada
mereka yang seharusnya melaksanakannya.
Untuk memastikan bahwa berbagai input seperti manusia, mesin, bahan, dll tersedia
dalam jumlah dan kualitas yang dibutuhkan.
Berusaha untuk mematuhi jadwal produksi
Untuk memastikan bahwa barang diproduksi sesuai dengan standar dan norma kualitas
yang ditentukan.
Untuk melakukan kebijakan produksi yang terbaik dan paling ekonomis.
Untuk memperkenalkan sistem kontrol kualitas yang tepat.
Untuk memastikan perputaran produksi yang cepat dan meminimalkan persediaan bahan
baku dan produk jadi
1. Dispatching (Pengiriman)
Pengiriman mengacu pada proses memesan yang harus diselesaikan.
melibatkan penerapan rencana dengan mengeluarkan perintah.
memulai proses dan pengoperasian dasar routing sheet dan bagan jadwal/ schedule
chart.
Menetapkan pekerjaan tertentu untuk mesin, pusat kerja dan pekerja tertentu.
Memasok bahan yang dibutuhkan dari toko.
Menyediakan jig, fixture dan membuatnya tersedia pada titik yang benar
Melepaskan perintah kerja yang diperlukan, tiket waktu, dll. Untuk mengotorisasi
dimulainya operasi tepat waktu.
Merekam waktudi mulai dan selesai setiap pekerjaan pada setiap mesin (atau) oleh
setiap orang
2. Follow up dan Expediting
Follow up dan expediting adalah cabang prosedur pengendalian produksi yang mengatur
kemajuan/progress raw material/ bahan melalui proses produksi.
termasuk penundaan atau penyimpangan dari rencana produksi.
membantu untuk mengungkapkan deteksi dalam perutean dan penjadwalan,
kesalahpahaman tentang pesanan dan instruksi, di bawah pemuatan atau overloading
work.
Prosedur
Proses harus diperiksa
Penyebab perbedaan harus dipastikan
Membantu menghilangkan penyimpangan
Laporkan dengan departemen yang memasok bahan
3. Inspeksi
Inspeksi adalah aspek pengendalian kualitas dari perencanaan dan pengendalian produksi
Fungsi ini terkait dengan pemeliharaan kualitas dalam produksi dan evaluasi efisiensi
proses, metode dan tenaga kerja sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk mencapai
standar kualitas yang ditetapkan oleh desain produk
4. Corrective Action
Menyesuaikan rute
Penjadwalan ulang pekerjaan
Mengubah beban kerja
Perbaikan dan Pemeliharaan mesin atau peralatan
Kontrol atas inventaris
Keputusan personel tertentu seperti pelatihan, transfer, penurunan pangkat, dll.
Metode alternatif mungkin disarankan untuk menangani beban puncak
Kekurangan Production Planning Control
Berbasis asumsi
Kerja tim adalah suatu keharusan
Sulit untuk menerapkan sistem PPC yang tepat dalam organisasi skala kecil.
Sistem PPC memakan waktu
Biaya penyiapan awal tinggi
Sistem PPC bergantung pada faktor eksternal seperti pembaruan teknologi, aturan
pemerintah, dan regulasi.
Orang tidak suka banyak dokumen. Mereka mungkin menentang perubahan.
FORECASTING
Forecasting merupakan teknik menggunakan pengalaman lampau untuk mengekspektasikan
masa depan.
Karakteristik fundamental:
Forecasting hampir selalu salah.(jadi selalu ada errornya)
Bagaimana kami berencana untuk mengakomodasi potensi kesalahan dalam ramalan?
Banyak diskusi tentang kapasitas buffer dan / atau buffer stock yang mungkin digunakan
perusahaan secara langsung berkaitan dengan ukuran kesalahan perkiraan
Forecasting lebih akurat pada kelompok atau families of item
Biasanya lebih mudah untuk mengembangkan perkiraan yang baik untuk produk line daripada
untuk produk individual, karena kesalahan perkiraan produk individu cenderung membatalkan
satu sama lain saat digabungkan.
Untuk meramalkan permintaan untuk semua sedan families daripada meramalkan permintaan
untuk satu model sedan tertentu
Forecasting lebih akurat pada periode lebih sebentar
Secara umum, ada lebih sedikit potensi gangguan dalam waktu dekat yang memengaruhi
permintaan produk.
Permintaan untuk periode waktu yang diperpanjang jauh ke masa depan umumnya kurang dapat
diandalkan
b. Life cycle analogy (kira-kira berapa lama life cycle produk ini)-> melakukan cost
dengan efisiensi besar2an supaya masuk pasar dgn mudah, harus mikir supaya
terus di pasaran
Biasanya ada pertumbuhan selama tahap awal setelah diperkenalkan ke pasar.
Pada titik tertentu, produk atau layanan menjadi matang, menyiratkan sedikit atau
tidak ada pertumbuhan tambahan, sampai akhirnya permintaan menurun ke titik
di mana ia tidak lagi ditawarkan.
MATERI BU CHERRY
EP 1 DAN EP 5
Penyimpanan yang baik, benar dan aman dan ada bukti pelaksanaannya
EP 2
obat dan zat kimia diberi label
Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label
yang terdiri dari : isi/nama obat, tanggal kadaluwarsa dan peringatan penting.
Obat, bahan obat, zat kimia diberi label
Obat yang dikeluarkan dari kemasan aslinya diberi nama obat, jumlah, no bets
dan tanggal kadaluwarsa
Obat multi dose diberi label BUD setelah dibuka, termasuk aqua p.i
Obat dalam spuit diberi label identitas pasien, nama obat, nama pelarut, kadar,
jumlah, tanggal pencampuran, BUD
Ep 3.
Implementasi proses penyimpanan obat yang tepat agar kondisi obat tetap stabil,
termasuk obat yang disimpan diluar farmasi
Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai dengan stabilitasnya
Obat harus disimpan dalam kondisi yang menjaga stabilitas bahan aktif hingga
digunakan oleh pasien. Informasi terkait dengan suhu penyimpanan obat dapat
dilihat pada kemasan obat
Tempat penyimpanan obat (ruangan dan lemari pendingin) harus selalu dipantau
suhunya menggunakan thermometer yang terkalibrasi
Penggunaan container/pallet plastic/logam tidak mudah terbakar dan
mengeluarkan partikel
Lemari/ambalan yang bebas resiko dari rayap dan pelepasan partikel (dari logam atau
kaca)
Dokumen
Prosedur: SPO Penyimpanan,SPO monitoring suhu ruangan/lemari pendingin dan
kelembaban, SPO penanganan apabila listrik padam
Formulir/table/label: formulir/grafik pemantauan suhu (suhu ruangan /suhu lemari
pendingin). Formulir/grafik pemantauan kelembapan ruangan, tabel stabilitas obat
dan BUD, label BUD
Lemari pendingin dan thermometer eksternal
EP 4
Bukti pelaksanaan supervise teratur oleh apoteker untuk memastikan penyimpanan
obat dilakukan dengan baik
Ep.1
Ada regulasi pengaturan tata kelola bahan berbahaya,serta obat narkotika dan
psikotropika yang baik,benar dan aman sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (R)
-Pengelolaan Bahan Berbahaya (MFK 4.1): Penerimaan, identifikasi, tempat
penyimpanan, distribusi
-Pengelolaan narkotika dan psikotropika (Permenkes No.3 2015): Pengadaan dan
pemesanan/pembelian, penyimpanan, peresepan, pelayanan, pemberian, penggunaan,
pelaporan, pemusnahan
Ep. 2
Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik, benar dan aman sesuai
dengan regulasi
-Bahan berbahaya dan beracun (B3) disimpan di lemari khusus dengan penandaan yang
menunjukkan sifat bahan tersebut
-Kebijakan/program keselamatan pasien
-Daftar B3 diseluruh RS
-MSDS (Material Safety Data Sheet) di setiap unit yang menyimpan B#
Prosedur pengelolaan B3
Ep.3
Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta psikotropika yang baik, benar dan
aman sesuai regulasi
- Obat narkotika disimpan dalam lemari penyimpanan double lock sesuai dengan
peraturan Menteri kesehatan nomor 3 tahun 2015 dan perBPOM nomor 4 tahun
2018
- Contoh kebijakan yang ditetapkan oleh rumah sakit:
Harus di tetapkan petugas yang bertanggung jawab terhadap lemari penyimpanan
narkotika
Adanya bukti/catatan serah terima antar shift
Pencatatan dan laporan yang akurat
Ep. 1
Regulasi dalam kebijakan obat high alert penyimpanan obat high alert sesuai
dengan ketentuan
- Rumah sakit menetapkan obat yang dikategorikan sebagai obat yang memerlukan
kewaspadaan tinggi (High alert)
- Obat high alert disimpan di tempat terpisah, baik digudang, satelit farmasi
maupun ruang rawat (Jika obat digunakan untuk kebutuhan Bersama)
- Obat diberi label “ High alert: dari kemasan terbesar sampai dengan terkecil
(Pelabelan dilakukan di Gudang farmasi)
- Elektrolit pekat (Potasium klorida lebih dari sama dengan 2 MEq, potassium
fosfat lebih dari sama dengan 3mmil/ml, Nacl> 0,9%, MgSO4, 20%; 40% atau
lebih) tidak boleh disimpan di unit pelayanan, kecuali terdapat indikasi klinik
bahwa elektrolit pekat tersebut diperlukan, misalnya ICU, kamar operasi, gawat
darurat)
Ep 3. Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus di waspadai (High alert)
sesuai regulasi (O,W)
STANDAR 2 PKPO SELEKSI & PENGADAAN
-Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan formularium
dan digunakan untuk permintaan obat serta instruksi pengobatan.
-Obat dalam formularium senantiasa tersedia dalam stok di rumah sakit
atau sumber di dalam atau di luar rumah sakit.
-Nilai Tukar Rupiah Semakin Tinggi -> Tidak bisa order barang / alked
-Pengadaan secara e katalog beberapa tidak direspon penyedia karena barang kosong dan
harga berubah
-Beberapa barang yang dibutuhkan setiap hari harga berubah & lebih Mahal, berlipat dari
harga Normal
-Barang yang dibutuhkan untuk Covid-19 belum ada ijin edarnya
-Keterlambatan jadwal pengiriman barang terutama barang impor
-Penyedia kesulitan mencukupi dokumen terkait pajak ppn dan pph yang dipersyaratkan
pertanggung jawaban bendahara sebagai pemungut pajak
TUGAS KELOMPOK
Kelompok 1
Situasi sebuah Rumah Sakit (RS) dengan hutang yang besar akibat pembayaran klaim
BPJS tertunda selama 6 bulan ke belakang, pasien kronis dan rutin mengambil obat harus
tetap disiapkan, serta gaji pegawai wajib dan diutamakan untuk dibayarkan. Bagaimana
Anda sebagai apoteker RS melakukan pengadaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
agar tidak ada kekosongan obat-obatan di RS Anda?
Evaluasi Perencanaan
Analisis Kombinasi ABC dan VEN
Jenis perbekalan farmasi yang termasuk kategori A dari analisis ABC adalah benar-benar
jenis perbekalan farmasi yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit terbanyak.
Dengan kata lain, statusnya harus E dan sebagian V dari VEN. Sebaliknya, jenis
perbekalan farmasi dengan status N harusnya masuk kategori C. Digunakan untuk
menetapkan prioritas untuk pengadaan obat di mana anggaran yang ada tidak sesuai
dengan kebutuhan.
Pengadaan
Pengadaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) ketika menghadapi situasi Rumah Sakit
seperti pada kasus dapat dilakukan dengan cara: Pengadaan melalui tender, Pengadaan
melalui hibah, Program rujukan pasien
-Tender
Pembelian dengan penawaran yang kompetitif (tender) merupakan suatu metode penting
untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Apabila ada dua atau
lebih pemasok, apoteker harus mendasarkan pada kriteria berikut: mutu produk, reputasi
produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman, mutu pelayanan pemasok,
dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang dikembalikan, dan pengemasan. Sistem
Tender terbagi menjadi dua yaitu tender terbuka dan tertutup.
Tender Terbuka: berlaku bagi semua rekanan yang terdaftar dan sudah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Dari segi penentuan harga, metode ini lebih
menguntungkan karena pilihan rekanan (distributor) lebih variatif sehingga harga pun
lebih variatif, namun diperlukan waktu yang lama dan perhatian yang lebih pada sistem
ini.
Tender Tertutup: dilakukan untuk rekanan (distributor) tertentu yang sudah terbatas dan
memiliki riwayat yang baik. Harga pada tender tertutup dapat dikendalikan, serta tenaga
dan beban kerja yang lebih ringan dibandingkan dengan tender terbuka. Dengan
mempertimbangkan kelebihan serta kekurangan dari kedua jenis tender tersebut, pada
kasus ini sebaiknya digunakan tender tertutup karena waktu proses pelaksanaan tender
akan tergolong lebih cepat, lebih terjamin dan waktu pengiriman barang akan relatif lebih
cepat karena distributor yang mengikuti tender sudah dikenal baik dan memiliki riwayat
yang baik.
Hibah
Hibah merupakan pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP dari hibah/sumbangan
pemerintah/badan usaha milik negara/daerah, lembaga dan organisasi masyarakat yang
berbadan hukum Indonesia, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat
tidak wajib, dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus.
Instalasi Farmasi yang mendapatkan sumbangan/dropping/hibah harus melakukan
pencatatan dan pelaporan terhadap penerimaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Seluruh kegiatan penerimaan dengan cara
sumbangan/dropping/hibah harus disertai dokumen administrasi yang lengkap dan jelas.
Instalasi Farmasi dapat merekomendasikan kepada pemimpin rumah sakit untuk
menerima/mengembalikan/menolak sumbangan/dropping/hibah apabila tidak bermanfaat
untuk kepentingan dari pasien Rumah Sakit.
Program Rujukan Pasien
Merupakan sebuah program penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas serta tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik (vertikal
atau horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan/asuransi
kesehatan sosial dan seluruh fasilitas kesehatan Untuk mengurangi jumlah kebutuhan
obat, maka pasien yang sesuai ketentuan dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai
denganjenjangnya.
Ketentuan umum:
Peserta yang ingin mendapat pelayanan yang tidak sesuai dengan rujukan, dimasukan
dalam kategori pelayanan tidak sesuai dan tidak dibayarkan oleh BPJS. BPJS akan
melakukan recredentialing terhadap kinerja fasilitas kesehatan yang tidak menerapkan
sistem rujukan.
Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal (antar pelayanan kesehatan dalam 1
tingkatan) dan secara vertical (antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan).
Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan
medis, yaitu:
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat kedua
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di fasilitas kesehatan sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari fasilitas kesehatan primer.
Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi terjadi gawat
darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan
geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.
Kasus Kelompok 2
Bekerja sama dengan RS PPK 1 yang menjadi RS rujukan pasien Covid, untuk merujuk
pasien penyakit kronis atau pasien lainnya yang biasa kontrol di RS PPK 1 untuk
berobat/kontrol di RS PPK 2.
Promosi ‘Tips Aman Berobat ke RS’ dan promosi bahwa RS tersebut telah
menjalankan protokol kesehatan, agar pasien-pasien penyakit kronis dan lainnya
merasa yakin untuk periksa ke RS tersebut
Menghimpun data dan informasi pasien tetap RS tersebut (pasien penyakit kronis di RS
tersebut) untuk melakukan follow-up terhadap pasien-pasien tersebut terkait kondisinya
serta dapat mengajak pasien-pasien tersebut untuk kembali kontrol ke RS tersebut.
Apabila pasien tetap takut datang ke RS, maka pihak RS dapat menawarkan untuk
memberikan layanan kesehatan via telepon/daring. Kemudian, obat dapat diantarkan ke
pasien dan PIO dilakukan melalui media telepon/daring.
Upaya Pencegahan
- Melakukan penyesuaian jumlah pesanan pada bulan selanjutnya
- Melakukan evaluasi dan mengubah perencanaan pengadaan (jika perlu). Dalam
kasus dilakukan perubahan perencanaan dengan menggunakan analisis kombinasi
ABC dan VEN.
- Pemesanan berdasarkan ROP dengan metode scheduled purchasing tiap 3 bulan
untuk menghindari terjadinya kelebihan stock berdasarkan hasil evaluasi.
Kelompok 3
RS tipe C, harus menjalani akreditasi SNARS, ruangan penyimpanan BMHP (bahan
medis habis pakai) dan obat yang selama ini tidak terstandar harus disiapkan sesuai
standar SNARS. Namun Biaya dari rumah sakit tidak ada, sebagai apoteker penanggung
jawab, apa yang harus anda lakukan?
● Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang baik, benar, dan aman. (R)
● Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label
yang terdiri atas isi/nama obat, tanggal kadaluarsa, dan peringatan khusus. (O,W)
● Ada bukti implementasi proses penyimpanan obat yang tepat agar kondisi obat tetap
stabil, termasuk obat yang disimpan di luar instalasi farmasi. (D,W)
● Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi secara teratur oleh apoteker untuk
memastikan penyimpanan obat dilakukan dengan baik. (D,W)
● Ada bukti pelaksanaan obat dilindungi dari kehilangan serta pencurian di semua tempat
penyimpanan dan pelayanan. (D,W)
SNARS - Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3.1
Rumah sakit mengatur tata kelola bahan berbahaya, seta obat narkotika dan psikotropika
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan
Beberapa macam obat seperti obat radioaktif dan obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap
mungkin memiliki risiko keamanan. Obat program pemerintah atau obat darurat dimungkinkan
ada kesempatan penyalahgunaan atau karena ada kandungan khusus (misalnya nutrisi),
memerlukan ketentuan khusus untuk menyimpan dan mengawasi penggunaannya. Rumah sakit
menetapkan prosedur yang mengatur tentang penerimaan, identifikasi, tempat penyimpanan, dan
distribusi macam obatobat ini.
Elemen Penilaian :
● Ada regulasi pengaturan tata kelola bahan berbahaya, serta obat narkotika dan
psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundangundangan.
(R)
● Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik, benar, dan aman sesuai dengan
regulasi. (O,W)
● Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta psikotropika yang baik, benar, dan aman
sesuai dengan regulasi. (O,W)
● Ada bukti pelaporan obat narkotika serta psikotropika secara akurat sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan. (D,W)
SNARS-Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3.2
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar,
dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan
Untuk keadaan emerjensi setiap rumah sakit harus membuat rencana lokasi penyimpanan
obat, contoh troli obat emerjensi tersedia di berbagai unit pelayanan, obat untuk mengatasi syok
anafilatik di tempat penyuntikan, dan obat untuk pemulihan anestesi di kamar operasi.
Penyimpanan obat emerjensi bisa di lemari emerjensi, troli, tas/ransel, kotak dan tempat
lain sesuai kebutuhan.
Rumah sakit menetapkan prosedur untuk kemudahan mencapai obat tersebut, termasuk
penggantian jika kadaluwarsa.
Elemen Penilaian PKPO 3.2
1. Ada regulasi rumah sakit tentang proses larangan menyimpan elektrolit konsentrat di
tempat rawat inap kecuali dibutuhkan.
2. Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai
dengan regulasi.
3. Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus diwaspadai (high alert) sesuai
dengan regulasi.
SNARS-Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3.3
-> Rumah Sakit mengatur penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat seperti :
- Produk Nutrisi
- Obat dan bahan radioaktif
- Obat yang dibawa pasien sebelum inap
- Obat program atau bantuan pemerintah/ pihak lain
- Obat yang digunakan untuk penelitian
Elemen Penilaian :
- Terdapat regulasi pengaturan penyimpanan
- Terdapat bukti penyimpanan yang baik, benar, aman dan sesuai dengan regulasi
Standar Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat 3.4
Rumah Sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi yang tersimpan di
dalam maupun di luar unit farmasi tersedia, tersimpan aman, dan dimonitor.
Maksud dan Tujuan :
- Akses cepat ke tempat obat apabila ada pasien emergensi
- Setiap RS harus membuat rencana lokasi penyimpanan obat emergensi
- Obat emergensi dapat disimpan di lemari emergensi, troli, tas/ransel, kotak dan lainnya
sesuai dengan kebutuhan di tempat tsb
- RS memiliki prosedur untuk memastikan kemudahan akses tempat penyimpanan obat
emergensi
- Obat harus selalu tersedia, dan harus diganti bila digunakan/rusak/kadaluarsa
- Keamanan obat emergensi diperhatikan
Elemen penilaian PKPO 3.4
- Ada regulasi pengelolaan obat emergensi yang tersedia di unit2 layanan
- Upaya pemeliharaan dan pengamanan dari kemungkinan pencurian dan kehilangan
- Ada bukti persediaan obat emergensi lengkap dan siap pakai
Anggaran Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Sumber Anggaran dari Pemerintah
1. APBN
Berasal dari anggaran Pemerintah Pusat,
- Rumah Sakit Umum Pusat dapat mengakses secara langsung
- Rumah Sakit Daerah dapat mengaksesnya dalam bentuk natura seperti obat program
kesehatan / obat buffer provinsi atau Kabupaten/Kota.
2. APBD
Berasal dari pemerintah Kabupaten/Kota maupun provinsi
3. Revolving Fund
Berasal dari pemerintah diserahkan melalui keputusan Walikota/Gubernur untuk dikelola khusus
untuk penyediaan obat di RS.
Sumber Anggaran dari Swasta
1. Corporate Social Responsibility (CSR)
Biasanya dilakukan oleh perusahaan berskala Nasional maupun Internasional
2. Donasi
Obat donasi biasanya diberikan pada saat bencana atau kejadian luar biasa. Diluar kejadian
tersebut masih dapat diakses dengan cara mengajukan proposal ke LSM.
3. Asuransi
Dapat berasal dari asuransi seperti askes, Jamsostek, dan JKM.
Penyelesaian Kasus
Dilakukan perubahan penyimpanan BMHP dan obat sesuai dengan SNARS (yang telah
dijelaskan diatas). Kekurangan dana diatasi dengan penjualan inventory, pelayanan pasien umum
dan/atau pembayaran secara berangsur
Tempat Penyimpanan Obat Sesuai dengan SNARS
- Gudang penyimpanan obat terpisah dari ruang pelayanan Instalasi Farmasi dengan luas
ruangan yang cukup besar untuk menyimpan semua persediaan obat dan aman bagi pergerakan
petugas dan dipisah dengan gudang penyimpanan alat kesehatan
- Gudang dilengkapi dengan penerangan yang cukup Lantai dan dinding dibuat licin dan mudah
dibersihkan Terdapat ventilasi dan jendela yang ditralis
- Dilengkapi dengan pengaturan suhu dan kelembaban (dipasang AC dengan suhu 24-25 C) dan
disediakan termometer
- Gudang dilengkapi rak rak yang kokoh (terbuat dari bahan yang tidak lapuk, dan tidak dimakan
rayap/serangga) dan tersedia pallet dengan jarak 10 cm dari lantai dan 30 cm dari dinding
untuk alas obat
- Tersedia lemari es untuk menyimpan produk rantai dingin
- Tersedia lemari/rak khusus untuk obat berbahaya dengan label jelas
- Tersedia lemari dengan kunci ganda untuk obat narkotika dan psikotropika
- Tersedia rak atau lemari untuk obat rusak dan kadaluarsa
- Tersedia kartu stok di setiap lemari dan rak obat, dan obat disusun sesuai alfabetis dan
berdasarkan jenis obat dan bentuk sediaan
- Beri label jelas untuk obat yang mudah terbakar, LASA dan berbahaya
Kekurangan dana dapat diatasi dengan melakukan penjualan obat inventory, meningkatkan
penjualan produk non resep seperti vitamin dan alat kesehatan yang dibutuhkan pasien,
pelayanan pasien umum serta dapat dilakukan peningkatan pelayanan berupa mengantarkan obat
atau alkes ke rumah agar pasien dapat menjadi prospek pelanggan tetap.
Apabila dana belum dapat dikendalikan, untuk pengadaan barang dapat dilakukan alternatif yaitu
mengajukan kontrak dengan vendor mengenai pembelian barang yang nantinya akan dibayar
secara berangsur atau ditunda sesuai dengan kontrak/perjanjian yang telah disepakati.
Kelompok 4
RS rujukan mendapat tugas sebagai RS rujukan Covid-19, disiapkan dana tambahan yang minim
dan gudang penyimpanan sudah penuh dengan inventori untuk pasien-pasien non Covid-
Bagaimana anda mengantisipasi kebutuhan di masa pandemik ini
Perencanaan
Dengan dana yang minim, maka perlu dilakukan perencanaan ulang dengan menggunakan
analisa ABC-VEN untuk mengurangi pembelian kebutuhan bagi non-Covid-19 sehingga
dananya dapat dipakai memenuhi untuk kebutuhan Covid-19.
1. Obat yang masuk kategori NA menjadi prioritas pertama untuk dikurangi atau
dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana masih kurang, maka obat kategori NB
menjadi prioritas selanjutnya dan obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas
berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana yang tersedia masih juga
kurang lakukan langkah selanjutnya.
2. Pendekatannya sama dengan pada saat pengurangan obat pada kriteria NA, NB, NC
dimulai dengan pengurangan obat kategori EA, EB dan EC.
Penerimaan dan Pengadaan
Kebutuhan untuk penanganan Covid-19 dapat diperoleh melalui dropping dari Pemerintah.
Untuk memastikan mutu produk yang diperoleh, perlu dilakukan pengecekan pada saat
penerimaannya
Penyimpanan
Karena penuhnya ruang penyimpanan, maka penyimpanan kebutuhan untuk penanganan
Covid-19, menggunakan metode desentralisasi dengan menyimpan di ruang rawat Covid-19.
Sedangkan, untuk kebutuhan non-Covid 19 dapat disimpan di tempat penyimpanan seperti
biasanya. Hal ini dapat menurunkan over excessive inventory sehingga suplai obat COVID bisa
disimpan dalam penyimpanan di ruang rawat.
Keuntungan dari menyimpan kebutuhan Covid-19 di ruang rawat juga dapat meminimalisasi
kontak antara petugas kesehatan yang bekerja ruang rawat Covid-19.
Definisi Metode Desentralisasi
Metode desentralisasi atau metode depo/satelit farmasi adalah sistem distribusi sediaan farmasi
dimana sediaan disimpan di cabang/dekat unit perawatan.
Penyimpanan
Namun, pada penyimpanan di ruang rawat tetap harus memenuhi standar penyimpanan obat,
seperti, menjaga suhu ruangan di bawah 25 C, mengecek suhu setiap hari termasuk hari libur,
termometer untuk mengukur suhu harus terkalibrasi, obat-obatan ditata di rak secara rapi, bersih,
dan alfabet.
PA YOGI
TUJUAN CDOB
HYGIENE
Prosedur tertulis higiene personil :
o Kesehatan
o Higiene
o Pakaian kerja
Dilarang menyimpan makanan, minuman, rokok atau obat untuk penggunaan
pribadi di area penyimpanan
Pakaian yang aman untuk personil sesuai persyaratan K3
Peraturan perusahaan tentang hak dan kewajiban personil, termasuk sanksi
pelanggaran
Xi. Ketentuan khusus produk rantai dingin (cold chain product /ccp
Xii. Ketentuan khusus narkotika, psikotropika dan precursor farmasi
Prinsip :
Cara distribusi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi harus dilakukan dalam
rangka pemenuhan CDOB termasuk untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan/atau
kehilangan narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi dari jalur distribusi resmi.