darah. Tujuan dari praktikum kali ini ialah untuk menentukan kadar fosfat dalam
sampel urin dan darah sebagai deteksi awal osteoporosis menggunakan metode
spektrofotometri visible. Terdapat beberapa cara untuk mengukur jumlah fosfat
dalam sampel biologis urin, seperti Spektrofotmetri Massa, Spektrofotometri
Atom, Kromatografi Gas dengan kombinasi Spektrofotometri Massa, dan
berbagai metode lainnya. Namun metode yang paling mudah digunakan serta
akurat adalah modifikasi spektrofotometri visible dengan reagen molibdenum
biru, merupakan metode yang digunakan dalam praktikum penentuan kadar fosfor
dalam urin pada praktikum kali ini.
Prinsip dari metode ini adalah fosfor anorganik dalam sampel yang bebas
protein direaksikan dengan Ammonium Molibdat [Mo(IV)] untuk membentuk
Ammonium Fosfomolibdat. Senyawa ini akan direduksi oleh agen pereduksi
untuk membentuk molibdenum blue. Molibdenum blue merupakan suatu senyawa
molibdenum heteropoli. Molibdat tidak akan tereduksi dalam kondisi ini. Warna
biru dalam senyawa ini dideteksi dengan menggunakan spektrofotometri.
Sedangkan prinsip dari alat spektrofotometri visible ini didasarkan pada
absorbansi yang diperoleh dari eksitasi atom hingga kembali ke ground state
elektron pada fosfat. Sinar tampak atau visible adalah cahaya yang terlihat oleh
mata manusia atau warna komplementer. Pada praktikum ini, warna larutan yang
diukur adalah warna kebiruan yang berasal dari kompleks molibdat, dan
akandiserap pada panjang gelombang 620-800 nm. Karena setiap senyawa
memiliki panjang gelombang yang spesifik, panjang gelombang maksimum ada
pada 690 nm. Sesuai dengan prinsip Lambert-Beer, dengan spektrofotometri, hasil
pengukuran absorbansi yang didapat dapat digunakan untuk menghitung
konsentrasi fosfat yang ada dalam sampel.
Dari hasil pengukuran 8 sampel urin yang diuji memiliki kadar fosfat yang
berada di bawah rentang normal yang memiliki kisaran 0,4-1,3 gram/L, dimana
kondisi ini dapat disebut sebagai hipofosofatemia, yaitu sedikitnya kadar fosfat
dalam darah. Kekurangan kadar fosfat dapat disebabkan karena defisiensi fosfat
yang terjadi karena kelaparan, kekurangan kalori-protein atau pun sindrom
malabsorpsi. Selain itu dapat pula disebabkan karena perpindahan fosfat ke
intraseluller yang biasa terjadi pada alkalosis metabolik atau respiratotik dan pada
pengelolaan ketoasidosis metabolik. Penyebab lainnya dapat pula akibat
pemberian kortikosteroid, kelainan hormon paratiroid, penggunaan diuretik, tidak
mengeluarkan urin alam waktu 24 jam, dan asupan vitamin D yang berlebih.
Simpulan