Berikanlah penjelasan mengapa hal tersebut bisa terjadi, dan perubahan apakah
yang harus dilakukan baik dari faktor metode pembuatan ataupun
perubahan/pemilihan zat tambahan dalam formulasi.
Mengapa Bisa Terjadi ?
Hasil pengamatan kelompok kami dari kasus tersebut bahwa
didapatkan terdapat adanya inkompatibilitas antara carbomer sebagai
gelling agent dan aloe vera yang menyebabkan perubahan pH
sehingga terjadi gliding pada emulgel.
Carbomer
resorsinol dan tidak sesuai dengan
fenol, polimer kationik, asam kuat,
dan elektrolit tingkat tinggi.
Emulsifying agent 0.1–0.5%
(Lubrizol, 2006)
Evaluasi Sediaan
1. Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan secara visual dan dilihat secara langsung
bentuk, warna, bau, dan rasa dari sediaan yang dibuat. Emulgel biasanya
jernih dengan konsentrasi setengah padat (Sayuti, 2015).
2. pH
Uji pH dilakukan dengan tujuan untuk melihat tingkat keasaman sediaan
yang diukur dengan menggunakan stik pH universal. Stik pH universal
dicelupkan ke dalam sampel yang telah diencerkan, diamkan beberapa saat
dan hasilnya disesuaikan dengan standar pH universal. pH sediaan yang
memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5-6,5 (Tranggono dan
Latifah, 2007).
Evaluasi Sediaan
3. Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas bahan aktif dan bahan sediaan tambahan lainnya.
Dengan menggunakan lempeng kaca kemudiaan sediaan dioleskan diatas lempang kaca hingga merata
dan diamati homogenitasnya dibawah mikroskop. Sediaan uji harus menunjukkan susunan yang
homogen, tidak adanya butiran-butiran kasar diatas kaca objek tersebut (Nurdianti et al., 2018).
4. Daya Sebar
Dilakukan untuk menjamin bahwa sediaan mampu menyebar dengan mudah tanpa tekanan sehingga
dapat menjamin kenyamanan pengguna. Uji ini dilakukan dengan meletakan sediaan sebanyak 1 gram
diatas kaca berskala kemudian pada bagian atas kaca diberi beban125 gram (Yati et al., 2018). Hasil
daya sebar yang baik untuk sediaan emulgel berkisar antara 3-5 cm. Sebab dengan nilai tersebut emulgel
dapat digunakan dengan baik (Daudi dan Suyanti, 2017).
Evaluasi Sediaan
5. Viskositas
Viskositas yang tinggi akan memberikan stabilitas sistem emulsi di dalam sediaan
emulgel karena akan meminimalkan pergerakan droplet fase dispers sehingga
perubahan ukuran droplet ke ukuran yang lebih besar dapat dihindari dan
kemungkinan terjadinya koalesens dapat dicegah (Daud dan Evi, 2017).
Evaluasi Sediaan
6. Stabilitas
Setiap siklus diamati perubahan tampilan fisik baik dari bentuk, bau dan
warna, baik pada suhu 4ºC maupun suhu 45ºC apakah terjadi pemisahan
fase atau tidak pada gel
Tiap 3 bulan tahun pertama, 6 bulan tahun kedua, setahun sekali pada
tahun berikutnya.
(ICH, 2003)
Evaluasi Sediaan
7. Penentuan Tipe Emulsi
Pengenceran Fase Konduktivitas Listrik
Tipe o/w: diencerkan dengan air Alat yang digunakan yaitu kawat dan stop kontak,
Tipe w/o: diencerkan dengan minyak kawat dengan K ½ watt dan neon ¼ watt, semua
dihubungkan secara seri.
Pengecetan atau Pewarnaan Tipe o/w: Jika elektroda dicelupkan dalam
emulsi, lampu neon akan menyala
Tipe w/o: Emulsi + larutan sudan III Tipe w/o: Jika elektroda dicelupkan dalam
dapat memberikan warnah merah emulsi, lampu neon akan mati
Tipe o/w: Emulsi + larutan metilen biru
dapat memberikan warna biru
(Syamsuni, 2006).
Kertas Saring
Tipe w/o: Emulsi diteteskan pada kertas saring akan terjadi noda minyak
Tipe o/w: Emulsi diteteskan pada kertas saring akan terjadi basah merata
Daftar Pustaka
Daud, N.S. dan Evi S. 2017. Formulasi Emulgel Antijerawat Minyak Nilam (Patchouli oil) Menggunakan Tween 80 dan Span
80 sebagai Pengemulsi dan HPMC sebagai Basis Gel. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia. Vol 3(2).
Daudi, N. S., dan Suyanti, Evi. 2017. Formulasi Emulgel Antijerawat Minyak Nilam (Patchouli oil) Menggunakan Tween 80
dan Span 80 Sebagai Pengemulsi dan HPMC sebagai Basis Gel. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia. 3(02) : 90-95
ICH. 2003. Stability Testing of New Drug Substances and Products Q1A. London: European Medicines Agency .
Lachman, L., Liebermen, H.A dan Kaning, J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II. Jakarta: UI Press.
Sayuti, N. A. 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Ketapang Cina (Cassia alata L.). Jurnal
Kefarmasian Indonesia. 5(2): 74-82.
Nurdianti, L., Rosiana, D., dan Nur Aji. 2018. Evaluasi Sediaan Emulgel Anti Jerawat Tea Tree (Melaleuca alternifolia) Oil
dengan Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent. Journal of Pharmacopolium. Vol. 1(1) : 23-31
Yati, Kori., et al. The Effect of Hidroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) Concentration Variation on Physical Stability of
Tobacco (Nicotiana tabaccum L.) Extract Gel and Its Activity Against Streptococcus mutans. Pharm Sci Res. 5(03) : 133-141