Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN KASUS KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIH PADA NY. ‘’E’’ UMUR 25 TAHUN DENGAN KURANG
ENERGI KRONIK (KEK)

Diajaukan untuk memenuhi penugasan

Mata Kuliah Praktik Kebidanan Klinik Komprhensif

Program Studi Diploma IV Kebidanan

Disusun oleh :

HAERANI

NIM : PO.71.24.4.17.023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLIITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PROGRAM STUDI D-IV KBIDANAN

2020
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “E” DENGAN KURANG

ENERGI KRONIK (KEK)

DI PUSKESMAS YOKA

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal 29 Oktober 2020

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing

Dr. Heni Voni Rerey. SKM.,MPH

NIP. 196404191989032003
HALAMAN PENGESAHAN

“MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “E”

DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK)

Disusun Oleh :

HAERANI

NIM. PO.71.24.4.15.023

Telah dipertahankan didepan Penguji pada tanggal

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Tim Penguji

1. Penguji 1 Dr. Heni Voni Rerey. SKM.,MPH (...............................)

2. Penguji 2 (...............................)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Studi DIV Kebidanan

(Ruth Yogi, S.ST., M.Kes) (Siana Dondi , SKM.,S.ST.,M.Kes)

NIP. 197706172006042002 NIP. 196910262000122002


BIODATA MAHASISWI

Nama : Haerani

NIM : PO.71.24.4.15.023

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat /Tanggal lahir : Maros / 13 Agustus 1998

Suku/Bangsa : Makassar / Indonesia

Status Kemahasiswaan : Mahasiswa DIV Kebidanan

Alamat : Jl. Yoka, Waena

Telepon/HP : 0812 4478 8353

Riwayat Pendidikan :

 SD Muhammadiyah Abepura, Lulus Tahun 2011

 SMP PEMB. V Yapis Waena, Lulus Tahun 2014

 SMA Negeri 1 Jayapura, Lulus Tahun 20117

 Mshasiswi Poltekkes Kemenks Jayapura Prodi D-IV

Kebidanan Tahun 2017- sekarang


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan Komprehensif

yang berjudul : “ Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu “E” dengan Kurang Energi

Kronik (KEK) i”. Laporan Praktik Kebidanan Komprehensif ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh nilai pada praktik kebidanan komprehensif.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, laporan

praktik kebidanan komprehensif ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Arwam Hermanus Markus Zeth, SE., M.Kes., D.Min, selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Jayapura yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura.

2. Ibu Ruth Yogi, S.ST., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Jayapura.

3. Ibu Siana Dondi , SKM.,S.ST.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Jayapura

4. Ibu Dr. Heni Voni Rerey. SKM., MPH , selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan

waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis

5. Seluruh dosen beserta Staf Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura.

6. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat dalam

penyusunan laporan kasus komprehensif ini.


7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan

Praktek Komprehensif ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan

Komprehensif ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran sangatlah penulis harapkan

demi perbaikan ke depan.

Akhir kata, semoga Laporan Kasus Komprehensif ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jayapura, 29 Oktober 2020

Penulis,

.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian, masalah

tersebut antara lain anemia dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Status kesehatan

di Indonesia belum menggembirakan ditandai dengan Angka Kematian Ibu, Kematian

Neonatal, Bayi dan Balita masih sulit ditekan (Kemenkes RI, 2015).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu keadaan malnutrisi,

dimana terjadi kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan

tahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Apabila ukuran lingkar lengan

atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut beresiko KEK, dan diperkirakan

akan melahirkan bayi berat lahir rendah (Supariasa, 2016).

Kurang energi kronik terjadi akibat kekurangan asupan zat-zat gizi sehingga

simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini

berlangsung lama maka simpan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan

jaringan. (Azizah & Adriani, 2018).

Menurut WHO terjadi 830 kematian ibu oleh karena kehamilan dan persalian

setiap harinya dan 99% terjadi pada negara berkembang. Pada tahun 2016

angka kematian ibu (AKI) di dunia sebesar 303 per 100.000 KH. Dan angka kematian

bayi (AKB) didunia sebesar 41 per 1000 KH (World Health Organitation 2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) diindonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN

(Association Of South East Asian Nations). Pada tahun 2015 AKI di ASEAN sebesar

197 per 100.000 Kelahiran Hidup target 72. Indonesia 305 per 100.000 KH target 98. Dan

tahun 2015 AMS rata-rata telah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia

sebesar 22 per 1000 kasus target 23, (ASEAN Stastical Report on MDGs 2017).

Di Indonesia komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab masih

tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini yaitu disebabkan oleh perdarahan

28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, abortus 5%, persalinan lama 5%, emboli ketuban 3%

komplikasi masa puerperium 8%, 11% lan-lain. Angka Kematian Ibu menunjukkan

penurunan menjadi 305 per 100.000 kelainan hidup berdasarkan SDGs tahun 2015.

Target SDGs pada tahun 2030 AKI di indonesia turun menjadi 131 per 10.000 kelahiran

Hidup. (Profil Kesehatan Indonesia 2018).

Prevalensi Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil tahun 2013 secara

nasional yaitu sebesar 24,2% dan menurun menjadi 17,3% pada tahun 2018 (Riskesdas,

2018).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan asuhan

kebidanan patologis yang didokumentasikan dalam laporan presentasi kasus dengan

judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. ‘’E’’ G1 P0 A0 dengan Kurang Energi

Kronik (KEK) di Puskesms Yoka Tahun 2020”.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan menurut Hellen varney.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data secara komprehensif pada kehamilan, persalinan,

nifas, keluarga berencana dan bayi baru lahir ibu “E” dengan Kurang Energi

Kronnik (KEK) di Puskesmas Yoka .

b. Menginterpretasikan data dasar untuk menegakkan diagnosa kebidanan pada

kehamilan, persalinan, nifas, keluarga berencana dan bayi baru lahir ibu “E”

dengan Kurang Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Yoka.

c. Merumuskan diagnosa potensial berdasarkan data yang diperoleh pada

kehamilan, persalinan,nifas, keluarga berencana, dan bayi baru lahir ibu “E”

dengan Kurang Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Yoka.

d. Melakukan identifikasi, antisipasi dan tidakan segera pada kehamilan,

persalinan,nifas, keluarga berencana,dan bayi baru lahir ibu “E” dengan Kurang

Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Yoka.

e. Merencanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada kehamilan,

persalinan,nifas,keluarga berencana dan bayi baru lahir ibu “E” dengan Kurang

Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Yoka.

f. Melakukan asuhan kebidanan sesuai rencana asuhan pada kehamilan,

persalinan, nifas,keluarga berencana dan bayi baru lahir ibu ”E” dengan

Kurang Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Yoka.

g. Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada kehamilan,

persalinan, nifas, keluarga berencana, dan bayi baru lahir ibu ”E” dengan

Kurang Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Yoka.

C. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan

kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, keluarga berencana,

dan bayi baru lahir, dengan KEK secara lengkap dan sistematis sehingga dapat

meningkatkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi.

2. Bagi institusi

a. Pendidikan

Sebagai bahan referensi dan bacaan dalam membuat tugas dan menulis

target asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas,

keluarga berencana, dan bayi baru lahir ibu dengan Sifilis secara lengkap

dan sistematis.

b. Sebagai bahan masukan, acuan, informasi dalam melaksanakan asuhan

kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, keluarga

berencana, dan bayi baru lahir ibu dengan KEK secara lengkap dan

sistematis. Dan dapat menjadi acuan membuat SOP tentang penanganan

KEK.

3. Bagi pasien

Sebagai pemahaman dan meningkatkan pengetahuan bagi para ibu yang

sedang menjalani masa kehamilan, persalinan, nifas, keluarga berencana dan

bayi baru lahir dengan Kurang Energi Kronik (KEK).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Klinis

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi (Walyani, 2015).

Proses terjadinya kehamilan karena bertemunya sel telur dan sel sperma, maka

terjadilah pembuahan. Lebih lanjut dikatakan Manuaba, bahwa kehamilan adalah

pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir

sampai pemulaan persalinan (Prawirohardjo, 2015 hal : 188).

Lama kehamilan berlangsung sampai pada persalinan aterm sekitar 280 sampai 300

hari dengan perhitungan sebagai berikut :

1) Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1.000 gram bila berakhir di sebut

keguguran

2) Kehamilan 29 sampai 36 minggu dbila terjadi persalinan di sebut prematuritas

3) Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut aterm


4) Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism

(serotinus)

5) Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1.000 gram bila berakhir di sebut

keguguran

6) Kehamilan 29 sampai 36 minggu dbila terjadi persalinan di sebut prematuritas

7) Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut aterm

8) Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism

(serotinus)

Faktor resiko ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan

beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secra tidak langsung menambah

resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang

berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu misalnya perdarahan

malalui jala lahir, eklamsi dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat

pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan beriko tinggi .

b. Tanda – Tanda Kehamilan

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda – tanda kehamilan dibagi menjadi tiga

yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda tidak pasti hamil (probable sign), dan

tanda pasti hamil (positive sign).

1) Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)

Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami pada wanita

namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena dapat ditemukan juga pada

kondisi lain serta sebagian besar bersifat subyektif dan hanya dirasakan oeh ibu

hamil. Yang temasuk presumtif sign adalah :

a) Amenorea

Haid dapat berhenti karena konsepsi namun dapat pula terjadipada wanita
dengan stres atau emosi, faktor hormonal, gangguan metabolisme, serta

kehamilan yang terjadi pada wanita yang tidak haid karena menyusui ataupun

sesudah kuretase. Amenorea penting dikenali untuk mengetahui hari pertama

haid terakhir (HPHT) dan hari perkiraan lahir (HPL).

b) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)

Keluhan yang sering dirasakan wanita hamil sering disebut dengan morning

sickness yang dapat timbul karena bau rokok, keringat, masakan, atau sesuatu

yang tidak disenangi. Keluhan ini umumnya terjadi hingga usia 8 minggu hingga

12 minggu kehamilan.

c) Mengidam

Ibu hamil ingin makanan atau minuman atau meginginkan sesuatu. Penyebab

mengidam ini belum pasti dan biasanya terjadi pada awa kehamilan.

d) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)

Sebagian ibu hamil dapat mengalami kelelahan hingga pingsan terlebih lagi

apabila berada di tempat ramai. Keluhan ini akan meghilang setelah 16 minggu.

e) Mastodynia

Pada awal kehamilan mamae dirasakan membesar dan sakit. Ini karena

pengaruh tingginya kadar hormon esterogen dan progesteron. Keluhan nyeri

payudara ini dapat terjadi pada kasus mastitis, ketegangan prahaid, penggunaan

pil KB.

f) Gangguan saluran kencing

Keluhan rasa sakit saat kencing, atau kencing berulang – ulang namun hanya

sedikit keluarnya dapat dialami ibu hamil. Penyebabnya selain karena

progesteron yang meningkat juga karena pembesaran uterus. Keluhan semacam


ini dapat terjadi pada kasus infeksi saluran kencing, diabetes militus, tumor pevis,

atau keadaan stress mental.

g) Konstipasi

Konstipasi mungkin timbul pada kehamilan awal dan sering menetap selama

kehamilan dikarenakan relaksasi otot polos akibat pengaruh progesteron.

Penyebab lainnya yaitu perubahan pola makan selama hamil, dan pembesaran

uterus yang mendesak usus serta penurunan motilitas usus

h) Perubahan Berat Badan

Berat badan meningkat pada awal kehamilan karena perubahan pola makan dan

adanya timbunan cairan berebihan selama hamil.

i) Quickening

Ibu merasakan adanya gerakan janin untuk yang pertama kali. Sensasi ini bisa

juga karena peningkatan peristaltik usus, kontraksi otot perut, atau pergerakan isi

perut yang dirasakan seperti janin bergerak.

2) Tanda tidak pasti kehamilan (probale sign)

a) Peningkatan suhu basal tubuh

Kenaikan suhu basal lebih dari 3 minggu, kemungkinan adanya kehamilan.

Kenaikan ini berkisar antara 37,20C sampai dengan 37,80C.

b) Perubahan warna kulit

Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan berupa berwarna kehitaman sekitar

mata, hidung, dan pelipis yang umumnya terjadi pada kehamilan mulai 16

minggu. Warna akan semakin gelap jika terpapar sinar matahari. Perubahan kulit

lainnya bisa berupa hiperpigmentasi di sekitar aerola dan putting mamae,

munculnya linea nigra yaitu pigmentasi pada linea medialis perut yang tampak
jelas mulai dari pubis sampai umbilikus. Perubahan pada kulit terjadi karena

rangsangan Melanotropin Stimulating Hormone/MSH.

Striae gravidarum berupa garis−garis tidak teratur sekitar perut berwarna

kecoklatan, dapat juga berwarna hitam atau ungu tua (striae livide) atau putih

(striae albicans) yang tejadi dari jaringan koagen yang retak diduga karena

pengaruh adrenocortikosteroid. Seringkali terjadi bercak−bercak kemerahan

(spider) karena kadar esterogen yang tinggi.

c) Perubahan Payudara

Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar kehamilan 6 sampai 8

minggu. Pelebaran aeroa dan menonjolnya kalenjer montgomery, karena

rangsangan hormon steroid. Pengeluaran kolostrum biasanya kehamilan 16

minggu karena pengaruh prolaktin dan progesteron.

d) Pembesaran Perut

Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus. Ini bukan tanda

diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan tanda kehamilan lain. Perubahan

kurang dirasakan primigravida, karena kondisi otot−otot masih baik. Pembesaran

perut mungkin dapat ditemui pada obesitas, kelemahan otot perut, tumor pelvik

dan perut, ascites, hernia perut bagian depan.

e) Epulis

Hipertropi pada gusi belum diketahui penyebabnya secara jelas. Dapat tejadi

juga pada infeksi lokal, pengapuran gigi atau kekurangan vitamin C.

f) Balotement

Pada kehamilan 16 sampai 20 minggu pemeriksaan palpasi kesan seperti ada

masa yang keras, mengapung dan memantul di uterus. Dapat terjadi pada tumor

uterus, mioma, acites, dan kista ovarium.


g) Kontraksi Uterus

Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan kencang, disebut kontraksi

brackston Hics. Uterus mudah terangsang oeh peninggian hormon oksitosin

gejala ini biasanya mulai usia kehamilan 28 minggu pada primi dan semakin

lanjut kehamilannya semakin sering dan kuat.

h) Tanda Chadwick dan Goodell

Terjadi perubahan warna pada vagina atau porsio mejadi kebiruan atau ungu

yang disebut tanda chadwick. Perubahan konsistensi serviks menjadi lunak

disebut tanda goodell.

3) Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)

a) Teraba bagian−bagian janin

Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba pada wanita kurus dan

otot perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu jelas bagian janin dapat diraba

demikian pula gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu.

b) Gerakan Janin

Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan oleh pemeriksa.

c) Terdengar Denyut Jantung Janin

Dengan menggunakan ultrasound denyut jantung janin dapat terdengar pada

usia 6 sampai 7 minggu. Jika menggunakan dopler pada usia 12 minggu

sedangkan jika menggunakan stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi deyut

jantung janin antara 120 sampai dengan 160 kali permenit yang akan jelas

terdengar bila ibu tidur terlentang atau miring dengan punggung bayi di depan.

d) Pemeriksaan Rontgent
Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X pada usia kehamilan 6 minggu

namun masih belum dapat dipastikan bahawa itu adalah gambaran janin. Pada

kehamilan 12 sampai 14 minggu baru dapat dipastikan gambaran tulang janin.

e) Ultrasonografi

USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu untuk memastikan

kehamilan dengan melihat adanya kantong gestasi, gerakan janin dan deyut

jantung janin.

f) Electrocardiography

ECG jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12 minggu.

2 Perubahan Fisik Dan Psikologi Ibu Hamil

1) Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil

Menurut Walyani (2015), Perubahan fisiologis yang dialami wanita selama hamil

yaitu :

a) Perubahan pada sistem reproduksi dan mamae

(1) Uterus

Pembesaran uterus awal kehamilan disebabkan oleh peningkatan

vaskularisasi, vasodilatasi, hiperplasia dan hipertropi pada miometrium dan

perkembangan endometrium yang menjadi decidua disebabkan karena efek

estrogen dan progesteron yang dihasikan oleh corpus luteum. Berat Uterus

naik secara luar biasa dari 30−50 gram menjadi ±1000 gram pada akhir

kehamilan.
Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis,

dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding abdomen

mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh

hati.

(2) Serviks Uteri dan Vagina

Progesteron meyebabkan sel−sel endoserviks mensekresi mukus yang

kental, menutupi serviks yang dikenal dengan mucus plug. Serviks

bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak pada perabaan dan disebut

tanda goodell.

Dinding vagina mengalami perubahan pada trimester III untuk

mempersipkan persalinan yaitu dengan mengendornya jaringan ikat,

hipertropi sel otot polos. Perubahan ini menyebabkan bertambah

panjangnya dinding vagina.

(3) Fungsi Hormon dan ovarium

Setelah implantasi, villi chorionic akan mengeluarkan hormon HCG guna

mempertahankan produksi esterogen dan progesteron corpus luteum

sampai pasenta terbentuk sempurna yaitu 16 minggu. Selanjutnya pasenta

akan menggantikan fungsi corpus luteum memproduksi estrogen dan

progesteron. Tingginya esterogen dan progesteron selama hamil akan

menekan produksi FSH dan LH sehingga tidak terjadi maturasi folikel dan

ovulasi berhenti.

Hormon relaksin pada akhir kehamilan akan merelaksasikan jaringan ikat

terutama sendi sakroiliaka dan pelunakan serviks pada saat persalinan.

(4) Perubahan pada mamae


Perubahan ada ibu hamil yaitu payudara menjadi lebih besar, dan aerola

mamae semakin hitam karena hiperpigmentasi. Gandula montgomery

makin tampak menonjol di permukaan aerola mamae dan pada kehamian

12 minggu ke atas dari putting susu keluar colostrum.

b) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Cardiac output (COP) meningkat 30%-50% selama kehamilan dan tetap tinggi

sampai persalinan. Bila ibu berbaring terlentang maka dapat menyebabkan

supine hypotension syndrome karena pembesaran uterus menekan vena kava

inferior mengurangi venous return ke jantung. Selama awal kehamilan terjadi

penurunan tekanan darah sistolik 5 sampai 10 mmHg, diastolik 10 sampai 15

mmHg dan setalah usia kehamilan 24 minggu akan berangsur naik dan kembali

normal.

Volume pasma mulai meningkat pada usia kehamiaan 10 minggu dan mencapai

batas maksimum pada usia 30 sampai dengan34 minggu. Rata-rata kenaikan

berkisar 20 sampai dengan 100% dan eritrosit juga meningkat mencapai 18

sampai dengan 30%. Ketidakseimbangan peningkatan antara plasma dan

eritrosit mengakibatkan hemodilusi yang berdampak pada penurunan hematokrit

selama kehamilan normal dan menyebabkan anemia fisiologis.

c) Sistem Respirasi

Kecepatan pernapasan menjadi sedikit lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan

oksigen yang meningkat selama kehamilan (15 sampai dengan 20%). Pada

kehamilan lanjut ibu cenderung menggunakan pernafasan dada daripada

pernafasan perut, hal ini disebabkan oeh tekanan ke arah diafragma akibat

pembesaran rahim.

d) Sistem Pencernaan
Pada bulan pertama kehamilan sebagian ibu mengalami morning sickness yang

muncul pada awal kehamian dan berakhir setelah 12 minggu. Terkadang ibu

mengalami perubahan selera makan (ngidam). Gusi menjadi hiperemik dan

terkadang bengkak sehingga cenderung berdarah.

Peningkatan progesteron menyebabkan tonus otot traktus digestivus menurun

sehingga motilitas lambung berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam

lambung sehingga menyebabkan rasa panas pada ulu hati (heartburn). Selain itu

peningkatan progesteron menyebabkan absorbsi air meningkat di kolon sehingga

menyebabkan konstipasi.

e) Sistem Perkemihan

Aliran plasma renal meningkat 30% dan laju fitrasi glomerulus meningkat (30

sampai dengan 50%) pada awal kehamilan mengakibatkan poliuri. Usia

kehamian 12 minggu pembesaran uterus menyebabkan penekanan pada vesika

urinaria menyebabkan peningkatan frekuensi miksi yang fisiologis. Kehamilan

trimester II kandung kencing tertarik ke atas pelvik dan uretra memanjang.

Kehamilan trimester III kandung kencing menjadi organ abdomen dan tertekan

oleh pembesaran uterus serta penurunan kepala sehingga menyebabkan

peningkatan frekuensi buang air kecil.

f) Sistem Integumen

Peningkatan esterogen meningkatkan deposit lemak sehingga kulit dan lemak

subkutan menjadi tebal. Hiperpigmentasi pada puting dan aerola aksila dan garis

tengah perut serta pada pipi, hidung, dan dahi disebabkan oleh peningkatan

Melanophore Stimulating Hormone. Keringat berlebihan selama hami karena

peningkatan laju metabolisme basal dan suplai darah ke kulit.

g) Metabolisme
Basal metabolisme rate (BMR) umumnya meningkat 15 sampai dengan 20%

terutama pada trimester III. Peningkatan BMR menunjukkan peningkatan

pemakaian oksigen karena beban kerja jantung yang meningkat. Vasodilatasi

perifer dan peningkatan aktivitas kalenjer keringat membantu mengeluarkan

kelebihan panas akibat peningkatan BMR selama hamil.

Ibu hamil normal menyerap 20% zat besi yang masuk. Teh, kopi, tembakau

dapat mengurangi penyerapan zat besi, sedangkan sayuran dan vitamin C

meningkatkan penyerapan zat besi.

h) Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh

Penambahan berat badan yang diharapkan selama kehamilan bervariasi antara

satu ibu dengan lainnya. Faktor utama yang menjadi pertimbangan untuk

rekomendasikan kenaikan berat badan adalah body mass index (BMI) atau

Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu kesesuain berat badan sebelum hamil terhadap

tinggi badan, yaitu apakah ibu tergolong kurus, normal atau gemuk. Untuk itu

sangatlah penting mengetahui berat badan ibu selama hamil.

Laju kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahap kehamilan atau

trimester. Pada trimester I dan II pertumbuhan terjadi terutama pada jaingan ibu

dan pada trimester III pertumbuhan terutama pada fetus. Selama trimester I

rata−rata 1 sampai 2,5 kg. Setelah trimester I, pola kenaikan BB pada trimester

selanjutnya yang dianjurkan adalah ± 0,4kg /minggu untuk ibu dengan IMT

normal, untuk ibu dengan IMt rendah diharapkan 0,5kg/minggu sedangkan untuk

IMT tinggi 0,3kg/minggu. Namun secara rerata kenaikan berat badan perminggu

yang diharapkan untuk semua kategori adalah 0,5kg/minggu.

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016) menjelaskan bahwa penambahan berat

badan yang diharapkan selama kehailan bervariasi antara ibu yang satu dengan
yang lainnya. Faktor utama yang menjadi rekomendasi pertimbangan kenaikan

berat badan adalah kesesuaian berat badan sebelum hamil dengan tinggi badan.

Kenaikan berat badan selama hail berdasarkan usia kehailan yaitu 10 minggu

650 gram, 20 minggu 4000 gram, 30 minggu 8500 gram, dan 40 minggu 12500

gram.

i) Sistem Endokrin

Sejak trimester I terjadi peningkatan normal dari hormon tiroksin (T4) dan

triyodotironin (T3) yang mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme

untuk mendukung pertumbuhan kehamilan. Pada kondisi hiertiroid ringan,

kalenjer tiroid bertambah ukuran dan dapat diraba akibat laju metabolisme basal

meningkat, intoleransi panas dan labilitas emosional.

Produksi insulin semakin meningkat karena sel-sel penghasil insulin bertambah

ukuran dan jumlahnya. Oleh karena itu, ibu akan lebih cepat mengalami

starvation (kelaparan) bila dalam kondisi tidak makan yang cukup lama

mengakibatkan glukosa darah menurun cepat (hipoglikemi).

j) Sistem Muskuloskeletal

Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan merubah dimensi

tubuh dan pusat gravitasi menyebabkan kondisi lordosis (peningkatan kurvatura

lumbosakral) disertai dengan mekanisme kompensasi area vertebra servikalis

(kepala cenderung fleksi ke arah anterior) untuk mempertahankan

keseimbangan. Lordosis bila tidak dikoreksi akan menyebabkan ketegangan

ligamen dan struktur otot yang menimbulkan ketidaknyamanan selama hamil

atau setelahnya pada ibu yang sudah berusia lebih tua atau ibu dengan masalah

tulang belakang.

k) Sistem Neurologik
Kompresi saraf pelvik atau stasis vaskuler akibat pombesaran uterus dalam

berakibat perubahan sensori pada tungkai. Lordosis dapat menyebabkan nyeri

karena tarikan atau penekanan pada syaraf. Edema pada trimester akhir yang

menekan saraf mediana dibawah ligamen charpal pergelangan tangan

menimbulakan carpal tunnel syndrome ynang ditandai dengan kesemutan dan

nyeri pada tangan yang menyebar ke siku. Acroesthesia (bebal dan kesemutan

pada tangan) yang disebabkan oleh postur ibu membungkuk yang menyebabkan

tarikan pada pleksus brachialis, pusing, rasa seperti hendak pingsan akibat

instabiitas vasomotor, postura hipotensi, atau hipoglikemi juga dapat dialami.

2) Perubahan psikologi pada ibu hamil

a) Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan)

Pada awal kehamian sering muncul perasaan ambivalen dimana ibu hamil

merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya hamil. Ambivalen dapat terjadi

sekalipun kehamilan ini direncnakan dan sangat diharapkan. Gambaran respon

terhadap ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal kehamian apakah ibu

hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu untuk membuktikan

kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Pada trimester I ini daat terjadi labilitas emosiona, yaitu perasaan yang mudah

berubah dalam waktu singkat dan tak dapat diperkirakan. Dapat timbul perasaan

khawatir seandainya bayi yang dikandungnya cacat atau tidak sehat, khawatir

akan jatuh, cemas dalam melakukan hubungan seksual dan sebagainya

(Widatiningsih & Dewi, 2017).

b) Trimester II (Periode sehat)


Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik,

kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik

tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan

ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang

kehamilannya. Secara kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan

informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta perawatan

kehamiannya (Widatiningsih & Dewi, 2017).

c) Trimester III (Periode menunggu dan waspada)

Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang-

kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu ini

menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan

gejala akan terjadinya persalinan. Respon terhadap perubahan gambaran diri

yaitu ibu merasa dirinya aneh dan jelek (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan

perhatian kusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu

memerlukan ketenangan dan dukungan yang lebih dari suami, keluarga dan

bidan. Trimester ini adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi

orang tua (Widatiningsih & Dewi, 2017).

d. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terbagi dalam tiga faktor yaitu:

1) Faktor fisik

Faktor fisik seorang ibu hamil di pengaruhi oleh :

a) Status kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit

yang dialami ibu hamil.


(1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan.

Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah ; Hiperemesis

gravidarum, preeklamsia/eklamsia, kelainan lamanya kahamilan, kehamilan

ektopik, kelianan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum dll.

(2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan

kehamilan. Seperti penyakit atau kelainan alat kandunngan; varises vulva,

edema vulva, hematoma vulva, peradangan, penyakit kardiovaskular,

penyakit darah, penyakit saluran nafas, penyakit hepar, penyakit ginjal,

penyakit endokrin,dll.

Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi

kesehatan sebelum atau sesudah selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih

berbahaya lagi jika wanita tersebut sedang sakit. Jika seorang wanita hamil

memiliki status kesehatan yang tidak baik atau sedang menderita suatu

penyakit maka ia perlu mendapatkan pertolongan medis untuk

merencankan apa saja yang diperlukan dan memutuskan tempat yang

aman untuk proses persalinan.

Dan jika seorang wanita yang sedang hamil pernah sebelumnya menderita

suatu penyakit seperti Hepatitis, Infeksi kandung kemih, penyakit ginjal,

TBC dan lain-lain, maka bidan perlu mengkaji kembali kondisi wanita

tersebut untuk mengetahui apakah ia masih menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit tersebut. Hal ini sangat penting karena

beberapa penyakit yang dibawa ibu dapat berdampak pada bayi yang

dikandungnya seperti sifiis atau tokoplasmosis yang dapat menyebabkan

cacat bawaan.

b) Status Gizi
Apabila wanita hamil memiliki status gizi yang kurang selama kehamilannya

maka ia berisiko memiliki bayi dengan kondisi kesehatan yang buruk. Dan wanita

dengan status gizi baik akan melahirka bayi yang sehat. Wanita hamil dengan

status gizi kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran, kematian nayi dalam

kandungan, kamatian bayi baru lahir, cacat dan Berat Lahir Rendah. Selain itu

umumnya pada ibu dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi

yang cukup berat selama kehamilan yaitu anemia ( kekurangan sel darah merah)

dan pre eklampsia/eklampsia.

Untuk menilai status gizi pada ibu hamil umumnya dilakukan pada awal asuhan

prenatal, diikuti tindak lanjut yang berkesinambungan selama masa kahamilan.

Pengkajian yang dilakukan untuk menilai status gizi ibu dapat dilakukan melalui

wawncara meliputi kebiasaan atau pola makan, asupan makanan yang

dikonsumsi, masalah yang berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi

termasuk adanya pantangan terhadap makanan tertentu atau menginginkan

makanan tertentu. Pengkajian status gizi ini dapat puladilakukan melalui

pemeriksaan fisik yaitu penimbangan berat badan untuk mengetahui peningkatan

berat badan selama kehamilan, uji laboratorium seperti menentukan

Haemoglobin dan hematokrit karena biasanya data laboratorium ini dapat

memberikan informasi dasar yang vital untuk mengkaji status gizi ibu pada awal

kehamilan dan memantau status gizinya selama kehamilan.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar ;

(1) Asam folat

Pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan risiko

kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensefalus. Minimal

pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan
berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat

untuk preventif adalah 500 mikrogram, atau 0,5-0,8 mg.

(2) Energi

Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh

kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

(3) Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan tubuh ibu di butuhkan protein

sebesar 910 gram, dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan

12 gram protein sehari untuk ibu hamil.

(4) Zat besi

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah

untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa

darah otot. Minimal ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet zat besi selama

kehamilan.

(5) Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil

adalah sebesar 400mg sehari.

(6) Pemberian suplemen vitamin vitamin D terutama pada kelompok yang

berisiko penyakit seksual (IMS).

(7) Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.

Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah:

(1) Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan

ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.Keniakan berat

badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg/mg. Sebesar 60% kenaikan berat

badan ini dikarenakan pertubuhan jaringan pada ibu.


(2) Keniakan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,5 kg/mg. Sekitar 60%

kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin. Timbunan

lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.

c) Gaya hidup

Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu

hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap

rokok, kapan dan dimanapun ia berada.

(1) Perokok, mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, Rokok, minuman beralkohol

dan obat-obatan adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya.

Semua benda tersebut dapat terserap dalam darah ibu kemudian terserap

dalam darah bayi melalui system sirkulasi plasenta selama kehamilan.

Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk

menghindari rokok, minman beralkohol dan obat-obatan yang tidak

dianjurkan oleh dokter atau bidan. yang dapat membahayakan janinnya

yaitu karbon monoksida, sianida dan Jika wanita hamil merokok selama

kehamilan maka ia sudah terpapar tiga zat nikotin. Karbon monoksida yang

bercampur dengan haemoglobin dalam darah dapat mengakibtkan jumlah

oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat beracun, dan

jika bercampur dengan makanan bisa mengurangi jumlah gizi bagi janin.

Untuk melepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B-12.

Nikotin mengurangi gerakan pernafasan fetus dan juga menyebabkan

kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat sehingga


mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen dan

nutrisi inilah yang menyebabkan cacat, Apnea (lumpuhnya pernafasan ),

BBLR sampai kematian pada bayi.

Wanita perokok juga dapat mengalami komplikasi kehamilan seperti

perdarahan pervaginam, keguguran,tertanamnya plasenta pada tempat

yang tidak normal, pecah ketuban dini persalinan premature. Disamping itu,

rokok bukan hanya berbahaya bagi ibu hamil yang merokok aktif. Ibu hamil

yang merupkan perokok pasif juga dapat membahayakan kehamilannya.

Sehingga dianjurkan pada ibu hamilmenjauhi ruangan atau lingkungan yang

dipenuhi asap rokok. Bila seorang wanita merupakan peminum berat

terutama saat hamil (5-6 gelas sehari ), maka besar kemungkinan akan

mengalami yang disebut Sindrom Alkohol pada janin (FAS). Dimana bayi

lahir dengan mental terbelakang dan kelainnan bentuk tubuh (terutama

pada kepala, wajah, tangan dan kaki, jantung dan susunan saraf pusat).

Bayi semacam ini bisa mengalami kesulitan pernafasan, control suhu tubuh

buruk, daya tahan tubuh mwlawan infeksi rendah dan kurangnya nafsu

makan. Wanita hamil yang mengkonsumsi alcohol juga tidak dapat makan

dengan baik sehingga dapat berisiko mengalami keguguran, lahir premature

atau lahir mati. Sampai saat ini memang tidak ada batas aman alcohol bagi

kandungan, jadi dianjurkan bagi ibu hamil sebaiknya menghindari lacohol

selama kehamilan. Bila tidak memungkinkan cukupkan 2 atau 3 gelas

seminggu dan diimbangi dengan makanan yang sehat.

Jika wanita hamil pernah atau masih menggunakan obat-obat bius seperti

opium,heroin,kokain, jenis obat tidur atau penenang dan berbagai obat-

obatan yang dijual bebas tanpa melalui resep dokter dengan dosis yang
berlebihan dapat membahayakan kehamilanya. Bayi yang dilahirkan wanita

pengguna obat-obatan dapat menunjukkan gejala kecanduan obat bius dan

sangat menderita setelah kelahirannya atau bayi dapat lahir mati atau

cacat. Obat-obat yang dibeli bebas tanpa rekomendasi dari dokter atau

petugas kesehatan lainnya seperti aspirin yang dipakai untuk penyembuhan

terhadap penyakit juga memberi efek samping yang berbahaya terhadap

janin. Efek samping obat-obatan pada ibu hamil tergantung dari factor

genetic, keturunan dan lingkungan. Paling sering ditemukan adalah

terjadinya cacat pada janin akibat konsumsi obat-obatan tersebut.

(2) Terpapar zat kimia berbahaya

Diketahui bahwa beberapa zat cukup berbahaya bagi wanita hamil. Zat

tersebut sering berkaitan dengan kerusakan pada janin. Golongan zat yang

tersebut antara lain zat fisik misalnya radiasi, vibrasi, panas dan kebisingan.

Zat kimia seperti toluene ( bahan perekat ) dan timah. Untuk itu ibu hamil

perlu melindungi dirinya dan bayinya dari zat berbahaya dengan

menghindarilingkungan kerja yang terpapar populasi ataupun tidak

menggunnakan bahan kimiawi berbahaya dirumah.

(3) Hamil diluar nikah dan kehamilan yang tidak diharapkan

Dibeberapa golongan masyarakat ada orang-orang yang tidak menghargai

ibu-ibu yang tidak bersuami atau hamil diluar nikah. Sehingga akan

mempengaruhi kejiwaan ibu tersebut selama kehamilan dan menyebabkan

ibu tidak mengharapkan kehadiran bayinya dan menolak kehamilannya.

Pada kehamilan yang tidak diharapkan dengan alasan dapat menimbulkan

berbagai masalah klinis yang dapat memberatkan kehamilan. Misalnya “

morning sickness” berlebihan yang dapat menjadi hiperemesis gravidarum


yang memerlukan perawatan khusus hingga melahirkan bayi BBLR. Seain

itu usaha untuk menggugurkan kandungannya akan membahayakan diri

dan dapat menyebabkan infeksi, cacat yang akhirnya justru akan menjadi

beban keluarga.

Sebagai seorang bidan harus percaya bahwa ibu dan anak berhak

mendapat perhatian dan dihormati siapapun juga. Bahkan mereka yang

termasuk dalam kondisi seperti ini harus lebih banyak memerlukan hak-hak

tersebut. Seorang bidan tidak berhak menyalahkan atau menghakimi

kondisi tersebut atau membuat wanita tersebut merasa bersalah dan malu.

Sebaliknya bidan dapat memberi dukungan, motivasi dan perhatian atas

kehamilannya sehingga keselamatan ibu dan bayinya dapat terjamin.

2) Faktor psikologis

a) Stessor Internal dan External

Faktor psikologis yang berpengaruh dalam kehamilan dapat berasal dari dalam

diri ibu hail ( internal) dan dapat juga berasal dari faktor luar diri ibu hamil

(external ). Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal dari dalam

diri ibu dapat berupa latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan

hormonal yang terjadi selama kehamilan.

Ibu hamil yang memiliki kepribadian immature (kurang matang) biasanya

dijumpai pada calon ibu dengan usia yang masih sangat muda, introvert ( tidak

mau berbagi dengan orang lain ) atau tidak seimbang antara prilaku dan

perasaannya, cenderung menunjukkan emosi yangtidak stabil dalam

menghadapi kehamilannya dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki

kepribadian yang mantap dan dewasa.


Ibu hamil dengan kepribadian seperti ini biasanya menunjukkan kecemasan dan

ketakutan yang berlebihan terhadap dirinya dan bayi ynag dikandungnya selama

kehamilan. Sehingga ibu tersebut lebih mudah mengalami depresi selama

kehamilannya. Ia merasa kehamilannya merupakan beban yang sangat berat

dan tidak menyenangkan.

Demikian pula dengan pengaruh perubahan hormone yang berlangsung selama

kehamilan juga berperan dalam perubahan emosi, membuat perasaan jadi tidak

menentu, konsentrasi berkurang dan sering pusing. Hal ini menyebabkan ibu

merasa tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stress yabg

ditandai ibu sering murung.

Sedangkan faktor psikologis yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa

pengalaman ibu misalnya ibu mengalami masa anak-anak bahagia dan

mendapat cukup cinta kasih, berasal dari keluarga yang bahagia sehingga

mempunyai anak dianggap sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan maka ia

pun akan terdorong secara psikologis untuk mampu memberikan kasih sayang

kepada anaknya. Selain itu pengalaman ibu yang buruk tentang proses

kehamilan atau persalinan yang meninggalkan trauma berat bagi ibu dapat juga

menimbulkan gangguan emosi yang mempengaruhi kehamilannya.

Gangguan emosi baik berupa stress atau depresi yang dialami pada trimester

pertama akan berpengaruh pada janin, karena pada saat itu janin sedang dalam

masa pembentukan. Akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau

BBLR.

Bukan hanya itu, pada pertumbuhan anaknya nanti dapat mengalami kesulitan

belajar, sering ketakutan bahkan tidak jarang hiperaktif karena bila dalam

kehamilan ibu merasa gelisah maka terjadi perubahan neorotransmiter diotaknya


dan mempengaruhi sistem neorotransmiter janin melalui plasenta. Selain itu

dapat meningkatkan produksi neural adrenalin, serotonin dan gotamin yang bisa

masuk ke peredaran darah janin sehingga mempengaruhi system sarafnya.

Untuk itu dalam memberikan asuhan antenatal, bidan harus mampu memberikan

pendidikan parent education sejak kehamilan trimester I sehingga orang tua

mendapat banyak pengertahuan terutamatentang perubahan yang terjadi selama

kehamilan dan diharapkan bisa beradaptasi pada perubahan-perubahan

psikologis tersebut.

b) Dukungan keluarga

Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga

perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga.

Bagi pasangan baru, kahamilan merupkan kondisi dari masa anak menjadi orang

tua sehingga kehamilan dianggap suatu krisis kehidupan berkeluarga yang dapat

diikuti oleh stress dan kecemasan. Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan

maka mengakibatkan timbulnya tingkah laku maladaptif dalam anggota keluarga

dan kemungkinan terjadi perpecahan antaraanggota keluarga. Kemampuan

untuk memecahkan krisis dengan sukses adalah kekutan bagi keluarga untuk

menciptakan hubungan yang baik.

Tugas keluarga yang saling melengkapi sehingga dapat menghindari konflik yang

diakibatkan oleh kehamilan dapat ditempuh dengan jalan :

(1) Merencanakan dan mempersiapkan kehadiran anak

(2) Mengumpulkan dan memberikan informasi bagaimana merawat dan

menjadi ibu atau ayah bagi bayinya. Sedangkan dukungan keluarga yang

dapat diberikan agar kehamilan dapat berjalan lancar antara lain :


(3) Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima kehamilannya

(4) Memberi dukungan pada ibu untuk menerima dan mempersiapkan peran

sebagai ibu

(5) Memberi dukungan pada ibu untuk menghikangkan rasa takut dan cemas

terhadap persalinan

(6) Memberi dukungan pada ibu untuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu

dan anak yang dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan

yang baik

(7) Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran anggota keluarga

baru.

c) Dukungan suami

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah suaminya. Banyak

bukti yang ditunjukkan bahwa wanita yangdiperhatikan dan dikasihi oleh

pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi

dan fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit

risiko komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karea ada dua kebutuhan utama

yang ditunjukkan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia

dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangan terhadap

anaknya.

Ada empat jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi

anaknya antar lain:

(1) Dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberi dukungan secara

psikologis kepada istrinya dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian


kepada kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan

emosi ibu hamil.

(2) Dukungan instrumental yaitu dukungan suami yang diberikan untuk

memenuhi kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya.

(3) Dukungan informasi yaitu dukungan suami dalam memberikan informasi

yang diperolehnya mengenai kahamilan.

(4) Dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yang tepat untuk

perawatan kehamilan istrinya.

3) Faktor lingkungan

Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi sehat terutama ibu

hamil, beberapa alasan antara lain karena kemiskinan, kurangnya pelayanan medik,

kurang pendidikan dan pengtahuan, termasuk pengaruh social budaya berupa

kepercayaan yang merugikan atau membahayakan.

Seorang ibu biasanya mencoba bekerja memberikan asuhan kepada ibu hamil

secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun seringkali

masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang terdapat pada masyarakat

yang tidak mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan keluarga dan

masyarakat agar memperhatikan kebutuhan dan kesehatan ibu hamil.

a) Kebiasaan adat istiadat

Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut atau mempunyai

kepercayaan atau adat kebiasaan tabu setempat yangberpengaruh terhadap

kehamilan. Kemudian menilai apakah hal tersebut bermanfaat, netral ( tidak

berpengaruh pada keamanan atau kesehatan ), tidak jelas ( efek tidak diketahui /

tidak dipahami ) atau membahayakan. Terutama bila factor budaya tersebut

dapat menghambat pemberian asuhan yang optimal bagi ibu hamil. Bidan harus
mampu mencari jalan untuk menolongnya atau meyakinkan ibu untuk merubah

kebiasaannya dengan memberikan penjelasan yang benar. Tentu saja hal ini

memerlukan dukungan dari berbagai pihak yang berperan dalam keluarga dan

masyarakat.

b) Fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan

kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan

dengan aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang

mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering

memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penangnan dalam

keadaan darurat. Bidan dapat memberikan informasi atau petunjuk kepada ibu

dan keluarga tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah bersalin,

polindes, PKM dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat penting dan aman

bagi kehamilan dan persalinannya.

c) Sosial ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruuhi kehamilan ibu karena berhubungan

dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain

makanan sehat, bahan persiapan kelahiran,obat-obatan, tenaga kesehatan dan

transportasi/ sarana angkutan.

Masalah keuangan sering timbul didalam kehidupan keluarga. Memang dalam

hal ini bidan tidak bertanggung jawab atas pemecahan masalah keluarga tetapi

hendaknya menunjukan impatinya serta mencoba memberikan pemahaman akan

manfaat financial yang tersedia untuk kepentingan ibu dan bayi. Sehingga bidan

harus dapat memperoleh informasi mengenai kondisi ekonomi klien apakah ibu
dan keluarga tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan selama

kehamilan.

e. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Menurut Walyani (2015), kebutuhan dasar ibu hamil adalah :

1) Nutrisi

Kehamilan trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain

untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energi untuk

persalinan kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak boleh

dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin

akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu

jangan sampai kekurangan gizi ( Walyani, 2015).

2) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai

gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu

pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang

dikandung (Walyani, 2015).

Cara untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu latihan nafas selama

hamil, tidur dengan bantal yang lebih tinggi, makan tidak terlalu banyak, kurangi atau

berhenti merokok, dan konsul kedokter bila ada kelainan atau gangguan seperti

asma dan lain-lain (Walyani, 2015).

3) Pakaian

Meskipun pakaian bukan hal yang berakibat langsung terhadap kesejahteraan ibu

dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek
kenyamanan dalam pakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang

tepat akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang mengganggu fisik dan

psikologis ibu (Walyani, 2015).

4) Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah

sering buang air kecil dan konstipasi.

Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesterone yang mempunyai

efek rileks terhadap otot polos salah satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh

pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi (Walyani, 2015).

Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan

tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung kosong. Sering

buang air kecil merupakan keluhan utama yang dirasakan terutama pada trimester 1

dan 3. Ini terjadi karena pembesaran uterus yang mendesak kandung kemih.

Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan sangat tidak

dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi (Walyani, 2015).

5) Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu

hamil dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama

dengan menghindari gerakan menyentak, sehingga mengurangi ketegangan tubuh

dan kelelahan (Walyani, 2015).

6) Body Mekanik

Secara anatomi, ligament sendi putar dapat meningkatkan pelebaran uterus pada

ruang abdomen, sehingga ibu akan merasakan nyeri. Hal ini merupakan salah satu

ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil. Menurut Walyani (2015) Sikap tubuh yang

perlu diperhatikan adalah:


a) Duduk

Duduk adalah posisi yang paling sering dipilih, sehingga postur yang baik dan

kenyamanan penting. Ibu harus diingatkan duduk bersandar dikursi dengan

benar, pastikan bahwa tulang belakangnya tersangga dengan baik Walyani

(2015).

b) Berdiri

Mempertahankan keseimbangan yang baik, kaki harus diregangkan dengan

distribusi berat badan pada masing-masing kaki. Berdiri diam terlalu lama dapat

menyebabkan kelelahan dan ketegangan. Oleh karena itu lebih baik berjalan

tetapi tetap memperhatikan semua aspek dan postur tubuh harus tetap tegak

(Walyani, 2015).

c) Tidur

Sejalan dengan tuanya usia kehamilan, biasanya ibu merasa semakin sulit

mengambil posisi yang nyaman, karena peningkatan ukuran tubuh dan berat

badannya. Kebanyakan ibu menyukai posisi miring dengan sanggaan dua bantal

dibawah kepala dan satu dibawah lutut dan abdomen. Nyeri pada simpisis pubis

dan sendi dapat dikurangi bila ibu menekuk lututnya ke atas dan menambahnya

bersama–sama ketika berbalik ditempat tidur (Walyani, 2015).

d) Bangun dan Baring

Bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi tempat tidur, kemudian

tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu

perlahan turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat

sebelum berdiri (Walyani, 2015).

e) Membungkuk dan Mengangkat


Mengangkat objek yang berat seperti anak kecil caranya yaitu mengangkat

dengan kaki, satu kaki diletakkan agak kedepan dari pada yang lain dan juga

telapak lebih rendah pada satu lutut kemudian berdiri atau duduk satu kaki

diletakkan agak kebelakang dari yang lain sambil ibu menaikkan atau

merendahkan dirinya (Walyani, 2015).

7) Exercise

Menurut Walyani (2015) tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai

berikut:

a) Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi hati untuk

dapat menahan berat badan yang semakin naik, nyeri kaki, varises, bengkak,

dan lain-lain.

b) Melatih dan menguasai teknik pernapasan yang berperan penting dalam

kehamilan dan proses persalinan. Dengan demikian proses relaksasi dapat

berlangsung lebih cepat dan kebutuhan O2 terpenuhi.

c) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot

dasar panggul dan lain-lain.

d) Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan.

e) Memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi.

f) Mendukung ketenangan fisik (Walyani, 2015).

8) Imunisasi

Walyani (2015) menjelaskan imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan

untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis

imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah

penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan

status kekebalan/imunisasinya.
9) Traveling

Menurut Walyani (2015) meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan

reaksi untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi

objek wisata atau pergi ke luar kota.

10)Seksualitas

Selama kehamilan normal koitus boleh sampai akhir kehamilan, meskipun

beberapa ahli berpendapat tidak lagi berhubungan selama 14 hari menjelang

kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat

abortus berulang, abortus, ketuban pecah sebelum waktunya. Pada saat orgasme

dapat dibuktikan adanya fetal bradichardya karena kontraksi uterus dan para

peneliti menunjukkan bahwa wanita yang berhubungan seks dengan aktif

menunjukkan insidensi fetal distress yang lebih tinggi (Walyani, 2015).

11)Istirahat dan Tidur

Menurut Walyani (2015) kebutuhan istirahat dan tidur ibu hamil pada malam hari

selama 7-8 jam dan siang hari selama 1-2 jam.

f. Tanda bahaya dalam kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah tabda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya

yang dapat terjadi selama kehamilan/priode anternatal, yang apabila tidak dilaporkan

atau tidak di deteksi bisa menyebabkan kamtian ibu (Puroastuti, elisabeth, 2015 : 78)

1) Tanda bahaya kehamilan trimester I (0 – 12 minggu)

a) Perdarahan pada kehamilan muda


Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan.

Perdarahan dapat terjadi pasa setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda

serin di kaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss.

Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan

pertimbangan asing-masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka

harus selalu berfikir tentanf akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan

kegagalan kelangsungan kehamilan (hadijanto, 2011)

b) Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (0leh akibat-akibat tertentu) pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum

mampu untuk hidup di luar kandungan (Purwoastuti, elisabeth, 2015 : 28)

Menurut Purwoastuti, elisabeth (2015 : 29-34) abortus dibagi lagi menjadi

beberapa bagian antara lain :

(1) Abortus komplet

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari

20 minggu. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri

telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi

gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif, pada pmeriksaan USG

didapatkan uterus yang kosong.

(2) Abortus inkomplet

Sebagian hasil konsepsi telah keluar rahim dan masi ada yang tertinggal

pada uasia kehamilan sebelum 20 minggu. Pada pemeriksaan vagina,


canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau

kadang-kadang sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG

didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.

(3) Abortus insipiens

Abortus yang sedang mengacam yang ditandai dengan seviks yang telah

mendatar, sedangkan hasil konsepsi masi berada lengkap di dalam rahim

dan abortus yang tidak dapat di oertahankanlagi. Pada keadaan ini

didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolek uterus yang

hebat, pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi osteum serviks

dengan bagian kantung konsepsi menonjol, hasil pemeriksaan USG

mungkin di dapatkan jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi

kosong (5-6,5 minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan

subkorionik banyak dibagian bawah.

(4) Abortus iminens

Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan pervaginam, sedangkan jalan

lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim, suatu

abortus iminens dapat atau tanpa disertai nyeri pinggang bawah.

Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal

tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada

kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks. Sementara

pemeriksaan dengan real time ultrasound pada panggul menunjukan

ukuran kantong amnion normal, jantung janin berdenyut dan kantong

amnion kosong, serviks tertutup, dan masih terdapat utuh.

(5) Missed abortion


Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam

kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya

masih dalam kandungan.

(6) Abortus habitualis

Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau lebih. Pada

umumnya penderita sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir

sebelum 28 minggu

(7) Abortus infeksius

Abortus yang disertai infeksi organ genetalia

(8) Abortus septik

Abortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dan produknya

ke dalam sirkulasi sistemik ibu

c) Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah inplantasi pertumbuhan hasil konsepsi diluar

endometrium kavum uteri (Elisabeth, 2015 : 35). Kehamilan ektopik adalah suatu

kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot terimplantasi di lokasi-lokasi

selain cavum uteri, seperti di ovarium, tuba, serviks, bahkan rongga abdomen

(Sukarni, Margareth, 2013 : 135). Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat

atau tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah, berat

atau ringannya nyeru tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam

peritoneum. Dari pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar,

adanya tumor didaerah adneksa, adanya tanda-tanda syok hipovolemik yaitu

hipotensi, pucat dan ekstermitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu

perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari
pemeriksaan dalam serviks teraba lunak nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan

dan kiri. (Sukarni, Margareth, 2013 : 135).

d) Mola hidatidosa

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana

tidak di temukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan

berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal

yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,

denag ukuran bervariasi dari bebrapa militer sampai 1 atau 2 cm . (Sukarni,

Margareth, 2013 : 178)

Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara antara antara bulan pertama

sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu Sifat perdarahan bias intermiten,

sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau

kematian. Karena perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk dalam

keadaan anemia.

e) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester

I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah

HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah

yang sampai mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih

buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2012 : 275).

f) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi

ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia


dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan

tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan

karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil trimester I

(purwoastuti, elisabeth, 2015 : 159).

g) Demam tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan

suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam

kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi

(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak

dan mengompres untuk menurunkan suhu.

2) Tanda bahaya kehamilan trimester II (13-28 minggu )

Tanda bahaya trimester II menurut Elisabeth (2015) antara lain:

a) Demam tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan

suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam

kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi

(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak

dan mengompres untuk menurunkan suhu.

b) Bayi kurang bergerak seperti biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai

merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak
seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak

adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat

merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan

melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring

atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

c) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi

ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada trimester II. Anemia

pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah. Anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi

3) Tanda bahaya kehamilan trimester III (29 – 42 minggu)

a) Perdarahan pervaginam

Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan

kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti

plasenta previa. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi

pada tempat yang abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain adalah solusio

plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya normal, terlepas dari

perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

b) Sakit kepala yang hebat


Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan

masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang

dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut,

ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam

kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia

c) Pengelihatan kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala

yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi

otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan

serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan

penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah

visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,

melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.

Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang

menujukkan adanya pre eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini

disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di

korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh

darah).

d) Bengkak di muka atau tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki

yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat

atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah


serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah

beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan

pertanda pre-eklampsia.

e) Janin kurang bergerak eperti biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai

merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak

seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak

adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat

merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan

melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring

atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.

f) Pengeluaran cairan pervaginam (ketuban pecahdini)

Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada

kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan adalah

normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan

ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban

pecah dini.

Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan

ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama

periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin

besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim

g) Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan

terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila
semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian

kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia.

g) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi

ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan

tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada Trimester III dapat

menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi

Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram)

i) Demam tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan

suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam

kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum

banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu. Demam dapat disebabkan

oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke

dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau

gejala–gejala penyakit.

g. Penatalaksanaan Dalam Kehamilan

1) Pengertian Asuhan Antenatal Care


Menurut Walyani (2015) asuhan antenatal care adalah suatu program yang

terencana berupa observasi, edukasi, dan penangan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan

memuaskan.

2) Tujuan ANC

Menurut Walyani (2015) tujuan asuhan Antenatal Care (ANC) adalah sebagai

berikut:

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

pada ibu dan bayi

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

Ekslusif

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3) Tempat Pelayanan ANC

Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), pelayanan ANC bisa diperoleh dari

pelayanan kesehatan tingkat primer (Polindes, Poskesdes, BPM, BPS,

posyandu dan Puskesmas), pelayanan kesehatan tingkat sekunder (Rumah


sakit baik milik pemerintah maupun swasta) dan pelayanan kesehatan tingkat

tersier (Rumah sakit tipe A dan B baik milik pemerintah maupun swasta).

4) Langkah-Langkah Dalam Perawatan Kehamilan/ANC

Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), Kemenkes R.I menetapkan standar

pelayanan ANC dalam 10 T antara lain :

a) Timbang berat badan dan tinggi badan (T1)

Penimbangan berat badan setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk

mendeteksi andanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat

badan yang kurang dari 9 kilo selama kehamilan atau kurang dari 1 kilo

setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk

menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil

kurang dari 145 cm meningkatkan resiko terjadinya CPD ( Cephalo Pelvic

Disproportion )

b) Tekanan darah (T2)

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal diakukan

untuk mendeteksi adanya hipertensi ( tekanan darah ≥ 140/90 mmHg )

pada kehamilan dan preeklampsia (hipertnsi disertai oedema pada wajah

dan tungkai bawah, dan proteinuria).

c) Nilai status gizi (ukur LILA) (T3)

Pengukuran LILAhanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga

kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko Kurang Energi

Kronis (KEK), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi

dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA
kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat

lahir rendah (BBLR).

d) Pengukuran tinggi fundus uteri (T4)

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal untuk

mendeteksi pertubuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika

fundus uteri tidak sesuai degan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan

pertumbuhan janin.

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (T5)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester

II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mngetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian

bawah janin bukan kepala, atau keapala janin belum masuk ke panggul

berarti ada kelainan letak, panggul sempit, atau ada masalah lain.

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali

kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat

lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat janin.

f) Pemberian imunisasi TT (T6)

Untuk mencegah terjadinya tetanun neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining

status imunisasinya. Pemberian imunisasi TT pad ibu hamil disesuaikan

dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status

imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu

hamil dengan status imunisasi T5 (TT long life) tidak prlu diberikan

imunisasi TT lagi.
g) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe) (T7)

Untuk mencegah anemia zat besi, setiap ibu hamil hamil harus mendapat tablet

tambah darah ( tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama

kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.

h) Tes Laboratorium (T8)

Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan

laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin adalah

pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu

golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis

(malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah

pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut

meliputi :

(1) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui

jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon

pendonor darah yang sewaktu- waktu diperlukan apabila terjadi situasi

kegawatdaruratan.

(2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali

pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditujukan

untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama

kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh


kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah

ibu hamil pada trimester II dilakukan atas indikasi.

(3) Pemeriksaan protein dalam urine

Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan pada trimester II

dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya

protein uria pada ibu hamil. Protein uria merupakan salah satu indikator

terjadinya preeklampsi pada ibu hamil.

(4) Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus dilakukan

pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada

trimester I, sekali pada trimester II dan sekali pada trimester III.

(5) Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah

malaria dalam rangka skrining pada kunjungan pertama antenatal. Ibu hamil

di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria

apabila ada indikasi.

(6) Pemeriksaan tes sifilis.

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan resiko tinggi dan ibu

hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan

sedini mungkin pada kehamilan.

(7) Pemeriksaan HIV

Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua ibu hamil secara

inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya didaerah epidemi

meluas dan terkonsentrasi dan didaerah epidemi HIV rendah penawaran

tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS
dan TB. Teknik penawaran ini disebut Provider Initiated Testing And

Counselling (PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayan Kesehatan

(TIPK).

(8) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita

tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak

mempengaruhi kesehatan janin.

i) Tatalaksana Kasus / penanganan kasus (T9)

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani

sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang

tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

j) Temu Wicara/Konseling (T10)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang

meliputi : kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami / keluarga

dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan,

persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi, asupan gizi

seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular, penawaran untuk

melakukan tes HIV, inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif, KB pasca

persalinan, imunisasi, peningkatan kesehatan pada kehamilan.

5) Kebijakan Kunjungan Antenatal Care

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) WHO menyarankan kunjungan antenatal

minimal 4 kali selama kehamilan yang dilakukan pada waktu tertentu karena terbukti

efektif. Model kunjungan ANC yang sedikit (4 kali sesuai standar) untuk ibu hamil

resiko rendah sudah menjadi kebijakan program ANC di Indonesia.


Bukti terkini menunjukkan bahwa ANC 4 kali selama hamil yang diberikan dengan

tujuan tertentu dan berkualitas terbukti efektif dan tidak memengaruhi outcome (ibu

dan bayi) hanya saja kepuasan klien berkurang karena sedikitnya ANC ini. Ibu yang

tidak rutin ANC cenderung melahirkan BBLR 1,5 kali lebih besar daripada yang rutin.

Menurut Walyani (2015) menjelaskan pemeriksaan pertama segera dilakukan segera

setelah diketahui terlambat haid, dan pemeriksaan ulang setiap bulan sampai umur

kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 8 bulan, dan setiap 1

minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi kehamilan.


BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF ANTENATAL

CARE PADA NY “ E” TRIMESTER III DENGAN KEK

DI PUSKESMAS YOKA

Tanggal Pengkajian : 27 Oktober 2020 Jam : 09.00 WIT

Tempat : Puskesmas Yoka

Oleh : Mhs. Haerani

LANGKAH I : PENGKAJIAN DATA DASAR

A. Data Dasar

Nama : Ny. E Nama suami : Tn.M

Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Suku/bangsa : Bugis/Indonesia Suku/bangsa : Buton/Indonesia

Status : Menikah

Alamat :Jl. Karang IV


B. Data Biologis / Fisiologis

1. Keluhan Utama : Ibu datang ke Poli KIA Puskesmas Yoka

untuk memeriksakan kehamilan karena

mengalami nafsu makan yang berkurang dan

kadang merasa lelah .

2. Riwayat Keluhan Utama : Ibu mengatakan telah mengalami nafsu makan

yang berkurang sejak ± 1 bulan dan merasa

lelah sejak minggu yang lalu

3. Riwayat Pola Reproduksi

a. Manarce : ± 12 tahun

b. Siklus haid : ± 28 – 30 hari

c. Durasi haid : ± 3 – 5 hari

d. Banyaknya : ± 2 – 3 hari

e. Sifatnya darah haid : Encer

f. Bau/warna : Amis darah / merah segar

g. Gangguan waktu haid : Tidak ada

h. Flour albus : Tidak ada

4. Riwayat kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu

Persalinan Anak

Hamil

Ke Umur Jenis JK BB Mati Hidup

Kehamilan Persalinan Penolong Lahir


1. Hamil Ini - - - - -

5. Riwayat KB : Tidak Pernah

6. Riwayat kehamilan sekarang

a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama

b. HPHT : 03 – 03 – 2020

c. TP : 10 – 12 – 2020

d. Usia Kehamilan : ± 8 bulan (34 minggu)

e. Gerakan janin pertama kali diraasakan ibu : Sejak kehamilan 16 Minggu

f. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Aktif

g. Kontrol kehamilan di : PKM Yoka

h. Terapi yang telah diberikan : tablet penambah darah, Fe

(1x1), Kalk (1x1)

i. Imunisasi

1) TT 1 : Usia kehamilan 16 Minggu

2) TT 2 : Usia Kehamilan 20 Minggu

7. Riwayat kesehatan lalu

a. Penyakit yang pernah diderita ibu : Tidak ada

b. Riwayat opname : Tidak ada

c. Riwayat pembedahan : Tidak ada

d. Penyakit serius yang diderita : Tidak ada

8. Riwayat kesehatan sekarang


a. Jantung : Tidak ada

b. Asma : Tidak ada

c. Hipertensi : Tidak ada

d. Hepatitis : Tidak ada

e. Tubercolusis : Tidak ada

f. Ginjal : Tidak ada

g. Diabetes melitus : Tidak ada

h. Malaria : Tidak ada

i. HIV / AIDS : Tidak ada

9. Riwayat kesehatan keluarga

a. Penyakit menular dalam keluarga : Tidak ada

b. Penyakit keturunan dalam keluarga : Tidak ada

c. Penyakit keluarga yang meninggal : Tidak ada

d. Riwayat persalinan kembar : Tidak ada

10. Riwayat psikososial

a. Komunikasi : Baik

b. Keadaan emosional : Baik


c. Hubungan dengan keluarga : Baik

d. Hubungan dengan orang lain : Baik

e. Ibadah/spiritual : Taat Beribadah

f. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Ibu dan keluarga sangat

mendukung atas

kehamilannya

senang atas kehamilannya

g. Dukungan keluarga : Keluarga mendukung

h. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami dan istri

i. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : Pekerjaan rumah tangga

j. Tempat / petugas yang diinginkan untuk bersalin : PKM Yoka /Bidan

11. Pola kegiatann sehari-hari

N
Kegiatan Trimester I Trimester II Trimester III
o

1 Pola Nutrisi

Frekuensi makan 1 - 2 x/hari 2 x/hari 2 x/hari

Napsu makan Kurang Cukup Cukup

Makanan kesukaan Semua jenis Semua jenis Semua jenis

Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jumlah minum sehari 5 gelas/hari 6-8 gelas/hari 6-8 gelas/hari


2 Eliminasi BAB

Frekwensi 1 x/hari 1 x/hari 1x/ hari

Bau dan warna Bau busuk Bau busuk Bau Busuk

Konsistensi Lunak Lunak Lunak

3 Eliminasi BAK

Frekwensi 4-5 x/hari 5-6 x/hari 6-7x/hari

Bau / warna Amoniak/kuning Amoniak/ Amoniak/


kuning kuning

4 Pola Tidur dan istirahat

Tidur siang 1 – 2 jam 1-2 jam 1-2 jam

Tidur malam 6-7 jam 5-6 jam 5 jam

5 Hygiene Personal

Frekuensi mandi 2 x hari 2 x hari 2 x hari

Pakai sabun mandi Ya Ya Ya

Sikat gigi Ya Ya Ya

Sikat gigi dengan odol Ya Ya Ya

Frekuensi cuci rambut 2 x semingu 3 x semingu 3x semingu

Ganti pakaian dalam 2 x sehari 2 x sehari 3 x sehari

6 Kebiasaan

Merokok Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Obat penenang Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jamu/obat tradisional Tidak ada Tidak ada Tidak ada


C. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Penampilan : Baik

d. BB sebelum hamil : 40 kg

e. BB sekarang : 47 kg

f. Kenaikan BB : 7 kg

g. LILA : 22 cm

h. Tinggi Badan : 147 cm

i. IMT : 47 : (1,47)² = 18,51

j. Pemeriksaan tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 90 / 70 mmhg

2) Nadi : 80 x / menit

3) Respirasi : 23 x / menit

4) Suhu badan : 36,8ºC

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Keadaan : Bersih

Rambut : Hitam, Lurus

b. Muka

Ekspresi : Baik

Oedema : Tidak ada oedema

Cloasma gravidarum : Tidak ada

c. Mata
Bentuk : Simetris ka/ki

Konjungtiva : Tidak Anemis

Sklera : Tidak Ikterik

Penglihatan : Jelas

Kebersihan : Cukup bersih

d. Hidung

Sekret : Tidak ada

Polip : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

e. Telinga

Bentuk : Simetris ka/ki

Pendengaran : Jelas

Kebersihan : Bersih

f. Mulut

Gigi

1) Keadaan gigi : Baik

2) Caries : Tidak ada

Gusi

1) Warna : Merah muda

2) Peradangan : Tidak ada

Lidah : Bersih

Bibir

1) Mukosa : Lembab

2) Sariawan : Tidak ada

3) Kebersihan : Cukup bersih


g. Leher

Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran

Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

Vena jugularis : Tidak ada pembesaran

h. Dada

Tarikan dinding dada : Tidak ada

Inspeksi

1) Pernafasan : Teratur

i. Payudara

Bentuk : Simetris ka/ki

Putting susu : Menonjol

Kebersihan : Cukup bersih

Hyperpigmentasi areola : Tidak ada

Pengeluaran kolostrum : Belum ada

Pembesaran kelenjar axila : Tidak ada benjolan

j. Abdomen

Perut : Perut membesar sesuai usia kehamilan

Striae : Tidak ada

Linea : Tidak ada

Bekas operasi : Tidak ada

k. Vulva/vagina

Perineum : Tidak dilakukan

Oedema : Tidak dilakukan

Varises : Tidak dilakukan

Pengeluaran : Tidak ada


Kebersihan : Cukup bersih

l. Ekstermitas atas atau bawah

Bentuk : Simetris ka/ki

Oedema : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Refleks patella :+/+

3. Pemeriksaan obstetri

a. Palpasi secara leopold

Leopold I : TFU Sepusat, 25 cm bagian fundus teraba bulat,

lembek dan tidak melenting.

Leopold II : Sisi kiri teraba memanjang,keras seperti papan dan

sisi kanan teraba bagian terkecil janin (punggung

kiri)

Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras, bulat dan

melenting (presentasi kepala)

Leopold IV : Bagian terendah janin Belum masuk PAP

b. Auskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ) : 145x / menit

c. Tafsiran Berat Janin (TJB) : 25-11x 155 = 2.170 gram

d. Pemeriksaan panggul luar

Distansia spuinarum : Tidak dilakukan

Distansia kristarum : Tidak dilakukan

Boudelague : Tidak dilakukan

Kesan panggul : Tidak dilakukan

e. Pemeriksaan laboratorium

HB : 11 gr/dl

Golongan darah :O

DDR : NR

VCT : NR

RPR : NR

f. Pemeriksaan radiologi

Rontgen : Tidak dilakukan

USG : 1x

LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa

Ibu : Ny. E Umur 25 Tahun GI P0 A0 UK 34 Minggu dengan KEK

Janin : janin intrauteri, tunggal,punggung kiri, presentasi kepala, kepala janin belum

masuk PAP

DS : 1. Ibu mengeluh mengalami nafsu makan yang berkurang.


2. Ibu mengatakan ini kehamilan ke 1

3. Ny. E umur 25 tahun, GI P0 A0

DO :

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV

a) Tekanan darah : 90 / 70mmhg

b) Nadi : 80x / menit

c) Respirasi : 23 x / menit

d) Suhu badan : 36,8ºC

4. Palpasi secara leopold

a) Leopold I : TFU Sepusat, 25 cm bagian fundus

teraba bulat, lembek dan tidak melenting.

b) Leopold II : Sisi kiri teraba memanjang,keras seperti

papan dan sisi kanan teraba bagian terkecil

janin (punggung kiri)

c) Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras, bulat

dan melenting (presentasi kepala)

d) Leopold IV : Bagian terendah janin Belum masuk PAP

5. DJJ : 145 x / menit


LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL

Ibu : Potensial terjadinya pendarahan dan persalinan lama

Janin : Potensial terjadinya proses pertumbuhan janin terhambat, lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA

Melakukan Kolaorasi dengan ahli Gizi

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN

1. Informasikan kepada ibu hasil pemeriksaanya

2. Jelaskan kepada Ibu tentang KEK dan tanda bahaya ibu hamil dengan KEK

3. Beritahu Ibu mengenai keluhannya dan cara mengatasinya


4. Berikan KIE Kepada Ibu tentang gizi ibu hamil

5. Berikan KIE kepada Ibu tentang Istirahat yang cukup dan kurangi pekerjaan berat

6. Kolaborasi dengan alhi Gizi untuk pemberian PMT( Pemberian makanan tambahan )

untuk Ibu yang mengalami kondisi KEK

7. Berikan Therapy obat Fe (1x1) dan Kalk (1x1)

8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ANC secara teratur atau bila ada keluhan

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI

Tanggal : 29-10-2020 Jam : 09.20 Wit Oleh : Mhs.Haerani

1. Menginformasikan kepada ibu hasil

pemeriksaanya yaitu :

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran :

Compos mentis

c. LILA : 22 cm

d. Tanda – tanda vital

1) Tekanan Darah : 90/70 mmHg

2) Nadi : 80x/menit.

3) Suhu Badan : 36,80 C

4) Respirasi : 23x / menit

e. Palpasi

1) Leopold I : TFU Sepusat, 25 cm bagian fundus

teraba bulat, lembek dan tidak melenting.


2) Leopold II : Sisi kiri teraba memanjang,keras seperti papan

dan sisi kanan teraba bagian terkecil janin

(punggung kiri)

3) Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras, bulat dan

melenting (presentasi kepala)

4) Leopold IV : Bagian terendah janin Belum masuk PAP

f. DJJ : 145x / menit

2. Memberitahu ibu KEK adalah masalah gizi disebabkan karena kekurangan asupan

makanan dalam waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat terjadi adalah anemia,

perdarahan, persalinan lama, anemia pada bayi, pertumbuhan janin terhambat, dan

BBLR. Sehingga ibu perlu menjaga asupan gizi seimbang.

3. Memberitahu Ibu mengenai keluhannya dan cara mengatasinya yaitu dengan

memotivasi ibu untuk makan sedikit-sedikit tapi sering.

4. Memberikan KIE Kepada Ibu tentang gizi ibu hamil yaitu mengkonsumsi makanan

yang tinggi akan sumber karbohidrat seperti nasi dan jenis umbi-umbian, protein

seperti daging, ikan dan telur dan vitamin serta mineral dari sayuran hijau dan

buah.

5. Memberikan KIE kepada Ibu tentang Istirahat yang cukup dan kurangi pekerjaan berat

6. Mengkolaborasikan dengan alhi Gizi untuk pemberian PMT( Pemberian makanan

tambahan ) untuk Ibu yang mengalami kondisi KEK

7. Memberikan tablet fe 1x1 setiap hari diminu pada malam hari dan kalk 1x1 setiap hari

diminum pagi hari.

8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ANC secara teratur atau bila ada

keluhan
LANGKAH VII : EVALUASI

Tanggal : 29-10-2020 Jam : 09.50 Oleh : Mhs.

Haerani

1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya dan ibu menerima atas kondisinya sekarang

2. Ibu dapat menerima penjelasan tentang KEK dan tanda bahaya pada Ibu hamil dengan

KEK

3. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang dirasakan dan akan mencoba untuk makan

sedikit-sedikit tapi sering.

4. Ibu sudah mengerti dan akan memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil

5. Ibu sudah mengerti dan akan istirahat yang cukup dan mengurangi pekerjaan berat

6. Telah dilakukan kolaborasi dengan Ahli Gizi yaitu pemberian PMT( Pemberian makanan

tambahan ).

7. Ibu sudah diberikan tablet fe dan kalk dan ibu bersedia untuk meminumnya

8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ANC secara teratur atau bila ada keluhan

CATATAN PERKEMBANGAN

KUNJUNGAN RUMAH (1)

Tanggal : 30 Oktober 2020 Jam : 15.00 wit

S : Subjek

1. Ibu mengatakan merasakan nafsu makan mulai membaik dan rasa Lelah sudah

berkurang
O : Objek

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 83x/menit

Respirasi : 24x/menit

Suhu tubuh : 36,5oC

d. BB : 47 kg

e. Lila : 22 cm

2. Pemeriksaan Fisik

f. Inspeksi

Konjungtiva : Tidak pucat

Sklera : Tidak ikterus

g. Vulva/vagina

Perineum : Utuh

Odema : Tidak ada

Varices : Tdak ada

Labia : Tidak terdapat lesi

Pengeluaran : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

h. Palpasi
1) Leopold I : TFU Sepusat, 25 cm bagian fundus

teraba bulat, lembek dan tidak melenting.

2) Leopold II : Sisi kiri teraba memanjang,keras seperti papan

dan sisi kanan teraba bagian terkecil janin

(punggung kiri)

3) Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras, bulat dan

melenting (presentasi kepala)

4) Leopold IV : Bagian terendah janin Belum masuk PAP

i. Aulkultasi

DJJ : 143x /m

A : Assesment

Ny E. umur 25 tahun, GI P0 A0, umur kehamilan 34 minggu 4 hari dengan KEK

P : Planning

Tanggal : 04 Oktober 2020 Jam : 14.35 wit

1. Menginformasikan kepada ibu bahwa usia kehamilannya saat ini 34 minggu 5 Hari,

tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu TD : 120/70 mmHg, N : 83 x/menit, R : 23

x/menit, SB : 36,50C, janin baik, presentasi kepala dan letaknya normal.

2. Mengevaluasi makanan yang di konsumsi. Ibu mengatakan makan sudah 3x sehari dan

menu sayur, lauk, dan buah sudah di lakukan, ibu sudah mengerti dan bersedia

melakukannya.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola makan yang teratur dengan porsi

yang cukup dan tetap memperhatikan kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi,

Ibu sudah mengerti.

4. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda bahaya kehamilan, ibu sudah mengerti

5. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe dan Kalk serta PMT yang

diberikan, Ibu sudah mengerti.

CATATAN PERKEMBANGAN

KUNJUNGAN RUMAH (2)

Tanggal : 1 November 2020 Jam : 14.20 wit

S : Subjek

1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan


O : Objek

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 120/80 mmHg

2) Nadi : 83x/menit

3) Respirasi : 24x/menit

4) Suhu tubuh : 36,5oC

d. BB : 47,5 kg

e. Lila : 22,1 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Konjungtiva : Tidak pucat

Sklera : Tidak ikterus

b. Vulva/vagina

Perineum : Utuh

Odema : Tidak ada

Varices : Tdak ada

Labia : Tidak terdapat lesi

Pengeluaran : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

3. Palpasi

a. Leopold I : TFU Sepusat, 25 cm bagian fundus

teraba bulat, lembek dan tidak melenting.


b. Leopold II : Sisi kiri teraba memanjang,keras seperti papan

dan sisi kanan teraba bagian terkecil janin

(punggung kiri)

c. Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras, bulat dan

melenting (presentasi kepala)

d. Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk PAP

4. Aulkultasi

DJJ : 140x /m

A : Assesment

Ny E. umur 25 tahun, GI P0 A0, umur kehamilan 35 minggu 2 hari dengan KEK

P : Planning

Tanggal : 30 Oktober 2020 Jam : 14.35 wit

1. Menginformasikan kepada ibu bahwa usia kehamilannya saat ini 35 minggu 2 Hari, tanda-

tanda vital dalam batas normal yaitu TD : 120/80 mmHg, N : 83 x/menit, R : 23 x/menit,

SB : 36,50C, janin baik, presentasi kepala dan letaknya normal.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola makan yang teratur dengan porsi

yang cukup, Ibu sudah paham.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe dan Kalk serta PMT yang

diberikan, Ibu sudah mengerti.


4. Memberi tahu ibu untuk mempersiapkan peralatan/perlengkapan persalinan seperti

pakaian bayi, pakaian ibu biaya persalinan, transportasi, pendamping persalinan dan

perlengkapan persalinan yang lainnya. Ibu sudah Mengerti.

5. Memberitahu Ibu jika ada keluhan Segera datang ke puskesmas / rs Terdekat.

Ibu mengerti.

Anda mungkin juga menyukai