Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN CASE STUDY

KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh Kelompok 4:

Sofianti Putri N I1B017078 Risna Devi Yuniasti I1B017084


Fitri Nur Cahyani I1B017079 Win Asmo Dewanti I1B017085
Raisa Aulia M I1B017080 Kustiara Alya O I1B017087
Ammatul Rizkia T I1B017081 Dinda Resti L D I1B016065
Lutfi Maulid Nabila I1B017082 Pertus Nukaipra I1B016060
Brendy Ormens A I1B017083

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SUDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2019
DAFTAR IS
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Kasus..................................................................................................................3
2.2 Analisis Data.......................................................................................................4
2.3 Diagnosa Keperawatan........................................................................................7
2.4 Intervensi Keperawatan.......................................................................................8
BAB 3. PENUTUP.....................................................................................................13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang memiliki ciri khas yaitu


terjadinya degradasi dari tulang rawan sendi. Osteoartritis menghasilkan rasa
nyeri yang terjadi terus-menerus, menurun atau terbatasnya fungsi dan rendahnya
kualitas hidup (Petterson, et al, 2009). Osteoarthritis merupakan penyakit sendi
degenerative dimana keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan
patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (cartilage) hyaline sendi dan
pertumbuhan osteofit pda tepian sendi (Fauci, 2009). Osteoarthritis dapat terjadi
karena berbagai faktor baik itu berupa primer maupun sekunder. Faktor primer
tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, osteoarthritis jenis ini ditemukan pada
usia pertengahan lansia. Sedangkan faktor sekunder dapat disebabkan oleh
penyakit yang menyebabkan kerusakan pada synovial sehingga menimbulkan
osteoarthritis sekunder (Rasjad, 2009).

Osteoarthritis dapat menimbulkan tanda dan gejala seperti nyeri, pada


sendi saat beraktivitas, beberapa penderita merasakan kekakuan pada sendinya
ketika bangun tidur atau bagian non-aktif lainnya, tetapi kekakuan ini biasanya
menghilang pada waktu 30 menit setelah mereka kembali menggerakan sendi,
terjadi pertumbuhan baru pada tulang rawan sendi sehingga menyebabkan
pembesaran pada sendi, dan tulang rawan yang kasar menyebabkan terdengarnya
suara krepitasi pada saat sendi digerakan (Soenarwo, 2011). nyeri, kerusakan pada
sendi juga mengakibatkan kekakuan sehingga mengganggu fungsi pergerakan.
Sementara WHO sebagaimana dikutip Suhendriyo (2014) menyatakan bahwa
osteoartritis di seluruh dunia diderita oleh kurang lebih 151 juta jiwa, dan di Asia
Tenggara terdapat 24 juta jiwa penderita osteoartritis. Di Indonesia diperkirakan
terdapat satu sampai dua juta jiwa lanjut usia yang menderita osteoartritis lutut.

Nyeri merupakan keluhan yang sangat umum disampaikan pasien dengan


gangguan muskuloskeletal. Pada pasien dengan osteoartritis lutut sering kali
mengeluhkan nyeri yang meningkat secara perlahan, adanya krepitasi dan
menurunnya fungsional sendi. Adanya nyeri lutut ini menyebabkan seseorang
atau penderita osteoartritis takut untuk melakukan aktivitas atau gerakan sehingga
menurunkan kualitas hidupnya (Schiphof, 2011; Arya & Jain, 2013).

Kelainan utama pada Osteoarthritis adalah kerusakan rawan sendi yang


dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit,
kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada sinovium, sehingga sendi yang
bersangkutan membentuk efusi. Umumnya yang paling sering terkena adalah
sendi peyangga berat badan (hip dan lutut) (Kisner, 2007). Pada permukaan femur
cembung (konvek) bergerak, maka gerakkan slidding dan rolling berlawanan
arah. Saat gerak fleksi femur rolling ke arah belakang dan sliddingnya
kebelakang. Dan pada permukaan tibia cekung (konkaf) bergerak, fleksi ataupun
ekstensi menuju ke depan atau ventral. Artrokinematika sendi lutut adalah pada
femur (cembung) maka gerakan yang terjadi adalah rolling dan sliding
berlawanan arah. Saat fleksi femur rolling ke arah belakang dan sliding ke arah
depan. Untuk gerakan ekstensi, rolling ke depan dan sliding ke belakang ,dan jika
tibia (cekung) bergerak fleksi maupun ekstensi maka rolling maupun slidding
akan searah, saat gerakan fleksi menuju ke dorsal sedang pada saat bergerak
ekstensi menuju ke depan (Pardjoto, 2000).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang osteoarthtritis diharapkan
lansia mampu memahami, menyadari dan menerapkan perilaku sehat
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Untuk mengetahui pengertian osteoarthritis
1.2.2.2 Untuk mengetahui klasifikasi osteoarthritis
1.2.2.3 Untuk mengetahui penyebab osteoarthritis
1.2.2.4 Untuk mengetahui tanda gejala osteoarthritis
1.2.2.5 Untuk mengetahui cara pencegahan osteoarhtritis

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Kasus

Ny.D (65) tahun tinggal berdua dengan suaminya (Tn T, 67 tahun).


Sejak 7 bulan yang lalu, Ny.D sering merasakan nyeri pada kedua lututnya.
Rasa nyeri sering dirasakan terutama jika lutut ditekuk, dan bertambah nyeri
jika digunakan untuk bergerak, sehingga banyak aktifitas yang tidak lagi
dapat dilakukan oleh Ny. D. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan
skala nyeri 8. Saat pengkajian dilakukan, Ny.D tampak mengerutkan dahi dan
meringis saat menekuk kedua lututnya ketika akan duduk di kursi. Ny. D
mengatakan sudah memeriksakan kondisinya ke dokter dan didiagnosis
osteoarthritis, serta mendapat obat. Akan tetapi, kakinya masih terasa sakit.
Sejak merasakan nyeri pada lututnya, pekerjaan rumah tangga lebih banyak
dilakukan oleh suaminya dan Ny. D lebih banyak tiduran.. Tn. T
menyampaikan pada perawat bahwa sejak sakit yang dideritanya, Ny.D sering
menangis dan sering mengatakan dia tidak lagi berguna.Ny.D mengatakan
bahwa Tuhan telah mengabaikannya, membiarkannya menanggung rasa sakit
yang berkepanjangan. Ny. D mengatakan tidak lagi menjalankan solat 5
waktu karena nyeri bertambah parah bila ia menjalankan solat.
Ny.D mengatakan pernah jatuh 3 bulan yang lalu. Berdasarkan
screening menggunakan Tinetti Balance Assesment, didapatkan skor 18.
Kekuatan otot ekstremitas atas (sinistra &dekstra) dan bawah (sinistra
&dekstra)= 5. Ny. D mengatakan makan 3 kali sehari dengan sayur dan lauk
pauk namun tidak setiap hari mengkonsumsi buah-buahan. Klien mengatakan
senang memakan makanan yang digoreng, makanan bersantan dan makan
kudapan. Klien tidak memiliki masalah pada nafsu makan, dan tidak memiliki
pantangan makanan. Klien minum sekitar 4 gelas air putih per hari. Klien
mengatakan sering minum teh manis rata-rata 3 gelas sehari. Ny. S tidak
mengkonsumsi suplemen atau vitamin serta tidak menjalani diet khusus. Berat
badan Ny. D saat ini 85 kg dan tinggi badannya 157 cm.

3
SOAL:
1. Lakukan analisis data serta rumuskan diagnosis keperawatan yang muncul
pada kasus di atas!
2. Susun rencana intervensi pada diagnosis yang telah ditetapkan (NOC
&NIC)!

2.2 Analisis Data

Data Masalah Keperawatan Etiologi


DO: Nyeri kronis Gangguan muskuloskeletal
Ny.D tampak
mengerutkan dahi dan
meringis saat menekuk
kedua lututnya ketika
akan duduk di kursi dan
pasien terdiagnosis medis
osteoarthritis.
DS:
- Pasien mengatakan
sejak 7 bulan yang lalu,
Ny.D sering merasakan
nyeri pada kedua
lututnya terutama jika
lutut ditekuk, dan
bertambah nyeri jika
digunakan untuk
bergerak
- Pasien mengatakan
nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk, skala
nyeri 8

4
DO: Resiko jatuh Osteoarthritis
- Tinetti Balance
Assesment didapat skor
18
- Kekuatan otot
ekstremitas atas
(sinistra &dekstra) dan
bawah (sinistra
&dekstra)= 5
DS:
Pasien mengatakan pernah
jatuh 3 bulan yang lalu
DO: Obesitas Gangguan perilaku makan
- BB 85 kg
- TB 157 cm.
- BMI 34,48
DS:
- Pasieng mengatakan
tidak setiap hari
mengkonsumsi buah-
buahan.
- Pasien mengatakan
senang memakan
makanan yang
digoreng, makanan
bersantan dan makan
kudapan. 
- Pasien mengatakan
sering minum teh manis

5
rata-rata 3 gelas sehari
DO: Distress spiritual Nyeri
- Nyeri
- Tampak kurang
bersemangat
- Tampak meringis dan
mengerutkan dahi
DS:
- Tn. T mengatakan
bahwa pasien sering
menangis dan sering
mengatakan dia tidak
lagi berguna.
- Ny.D mengatakan
bahwa Tuhan telah
mengabaikannya,
membiarkannya
menanggung rasa sakit
yang berkepanjangan.
- Ny. D mengatakan
tidak lagi menjalankan
solat 5 waktu karena
nyeri bertambah parah
bila ia menjalankan
solat.
DO: Hambatan mobilitas fisik Kaku sendi
- Lebih banyak tiduran
- Tinetti Balance
Assesment didapat skor
18

6
DS:
- Pasien mengatakan
pekerjaan rumah tangga
lebih banyak dilakukan
oleh suaminya

2.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal


2. Resiko jatuh berhubungan dengan osteorthritis
3. Obesitas berhubungan dengan gangguan perilaku makan
4. Distress spiritual berhubungan dengan nyeri
5. Hambatan mobiltas fisik berhubungan dengan kaku sendi

7
2.4 Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa keperawatan NOC NIC

1. Nyeri kronis b.d Gangguan Tingkat nyeri Manajemen nyeri:


musculoskeletal kronis Indikator Awal Akhir 1. Lakukan pengkajian nyeri
Nyeri yang 2 3 komprehensif (lokasi, karakteristik,
dilaporkan unset, frekuensi, kualitas, faktor
Nyeri 2 3
pencetus)
Wajah
mengerinyit 2 3 2. Gali bersama klien faktor yang dapat
menurunkan dan memperberat nyeri
Keterangan: 3. Kurangi faktor pencetus atau
1: Berat peningkatan nyeri
2 : Cukup Berat 4. Kolaborasi dengan dokter dalam
3 : Sedang pemberian analgetik
4 : Ringan 5. Evaluasi keefektifan obat analgetik
5 : Tidak ada terhadap nyeri
2. Resiko jatuh berhubungan Pergerakan Pencegahan jatuh:
dengan osteoartritis Kriteria Awa Akhir 1. Kaji riwayat jatuh bersama klien dan
l keluarga
Jatuh saat 4 5 2. Sediakan alat bantu untuk
berdiri menyeimbangkan gaya berjalan seperti
Jatuh saat 3 4
walker
berjalan

8
Jatuh saat di 4 5 3. Ajarkan klien bagaimana jika jatuh,
kamar mandi untuk meminimalisir cedera
4. Letakkan benda-benda dalam jangkauan
Keterangan: yang mudah bagi klien
1: 10 kali dan lebih 5. Hindari meletakkan sesuatu secara tidak
2: 7 – 9 kali teratur di permukaan lantai
3: 4 – 6 kali 6. Sediakan alas kaki yang tidak licin
4: 1 – 3 kali untuk memfasilitasi kemudahan
5: tidak ada menjangkau
Manajemen lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi
klien

-
3. Obesitas b.d. Gangguan Kriteria awal Akhir Konseling nutrisi
perilaku makan Asupan gizi 3 4 1. kaji asupan makanan dan kebiasaan
Asupan 3 4
makan klien
makanan
Asupan 3 4 2. fasilitasi untuk mengidentifikasi
cairan perilaku makan yang harus diubah
Rasio berat 3 4 3. berikan informasi mengenai diet yang
badan direkomendasikan
Status Nutrisi
4. diskusikan kebutuhan nutrisi dan
persepsi klien mengenai diet yang

9
direkomendasikan
5. kaji dan monitor berat badan
6. kolaborasi dengan ahli gizi mengenai
diet klien
Manajemen Berat Badan
1. kaji motivasi klien untuk mengubah
pola makannya
2. dorong klien untuk konsumsi air
yang cukup setiap hari
Keterangan :
1 : Sangat menyimpang dari rentang normal
2 : Banyak menyimpang dari rentang normal
3 : Cukup menyimpang dari rentang normal
4 : Sedikit menyimpang dari rentang normal
5 : Tidak menyimpang dari rentang normal
4. Distres spiritual b.d. Nyeri Kesehatan spiritual Dukungan spiritual
Kriteria awal Akhir 1. Berbagi mengenai keyakinan sendiri
Kualitas 2 4 mengenai arti dan tujuan hidup dengan
keyakinan baik
Arti dan 2 4
2. Berdoa bersama individu
tujuan hidup
Kemampuan 2 4 3. Fasilitasi individu terkait dengan
beribadah bersembah yang dan virtual keagamaan
yang lain

10
Keterangan : 4. Dengarkan komunikasi klien dengan
1: sangat terganggu hati-hati dan kembangkan perasaan
2: banyak terganggu mengenai waktu ritual spiritual
3: cukup terganggu 5. Atur kunjungan dari penasehat spititual
4: sedikit terganggu individu
5: tidak terganggu

5 Hambatan mobilitas fisik Pergerakan Terapi latihan : Mobilitas sendi


b.d. kaku sendi Kriteria awal Akhir 1. kolaborasi dengan fisioterapis dalam
Keseimbangan 2 4 mengembangkan dan menerapkan
Berjalan 2 4
Gerakan sendi 2 4 sebuah program latihan sendi
Bergerak dengan mudah 2 4 2. monitor lokasi dan kecenderungan nyeri
dan ketidaknyamanan selama
Keterangan:
pergerakan atau aktivitas
1: sangat terganggu
3. tentukan batasan pergerakan sendi dan
2: banyak terganggu
efeknya terhadap fungsi sendi
3: cukup terganggu
4. lakukan latihan ROM pasif atau dengan
4: sedikit terganggu
bantuan
5: tidak terganggu
5. lindungi klien dari trauma selama
latihan ROM atau sendi
6. bantu untuk melakukan pergerakan
sendi yang ritmis dan teratur sesuai
kadar nyeri yang bisa ditoleransi,

11
ketahanan dan pergerakan sendi

12
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada pasien Ny. D (65) muncul diagnosa :

1. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dan dapat


dilakukan intervensi manajemen nyeri.
2. Risiko jatuh berhubungan dengan Osteoartritis dan dapat dilakukan intervensi
pencegahan jatuh dan manajemen lingkungan.
3. Obesitas berhubungan dengan gangguan perilaku makan dan dapat dilakukan
intervensi konseling nutrisi dan manajemen berat badan
4. Distress spiritual berhubungan dengan nyeri dan dapat dilakukan intervensi
dukungan spiritual
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan dapat
dilakukan intervensi terapi latihan : mobilitas sendi

Osteoartritis adalah suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses pelemahan
dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang
dan tulang rawan baru pada sendi. Nyeri sendi merupakan keluhan utama yang
dirasakan setelah aktivitas dan menghilang setelah istirahat. Tujuan pengobatan
pada pasien Osteoartritis adalah untuk mengurangi gejala dan mencegah
terjadinya kontraktur atau atrofi otot. Edukasi yang penting adalah meyakinkan
pasien untuk dapat mandiri, tidak selalu tergantung pada orang lain walaupun
Osteoartritis tidak dapat disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat
ditingkatkan dan pemahaman mengenai dasar terapi diperlukan untuk menjamin
keberhasilan terapi osteoarthritis.

3.2 Saran

Penyakit Osteoartritis merupakan bukan penyakit yang sepele. Dengan


adanya penyakit tersebut seharusnya dapat melakukan pola hidup yang sehat dan
bersemangat untuk sembuh. Sakit merupakan peringatan dari Tuhan untuk

13
menguji tingkat kesabaran dan ketabahannya, seharusnya orang yang sedang
mengalami sakit juga harus rajin beribadah agar dapat diberi kesembuhan. Tetapi
usaha juga harus diperlukan seperti halnya menjaga pola makan dan dapat
melakukan aktivitas nya secara mandiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arya RK, Jain Vijay. (2013). Osteoarthritis of the knee joint: an overview, Journal,
Indian Academy of Clinical Medicine 2013. 14: 154-62
Bulechek, G. M. et al. (2016) Nursing Interventions Classification (NIC). 6th edn.
Singapura: Elsevier.
Fauci. 2009. Harrison’s manual of medicine. New York: The McGraw-Hill
companies.
Nanda (2018) Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi. 11th edn. Jakarta:
EGC.
Moorhead, S. et al. (2016) Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th edn.
Singapura: Elsevier.
Petterson, S.C., Mizner, R.L., Stevens JE., Raisis L., Boden A., Newcomb W., Et al.
(2009). Improved Function From Progressive Strengthening Interventios After
Total Knee Arthroplasty: A Randomized Clinical Trial With an Imbedded
Prospective Cohort. Arthritis & Rheumatism, 61: 174-183.
Rasjad, chaeruddin. 2009. Pengantar ilmu bedah orthopedic. Jakarta: Yarsif
Watampone
Slamet Parjoto, 2000; Assesment Fisioterapi pada OA Sendi Lutut; TITAFI XV,
Semarang.
Schiphof Dieuwke., Bianca M., Klerk de., Waarsing JH., Hofman A., Ginai AZ., Et
al. (2011). Risk factors and their association with MRI osteoarthritic features in
female knees without radiographic signs of osteoarthritis. Risk factors and MRI
osteoarthritis features. 6. 77-88.
Suhendriyo. 2014. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri
Pada Penderita Osteoarthritis Lutut Di Karangasem Surakarta. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan. Volume 3. No 1: Mei 2014: hlm 1-6.
Kisner, C dan Colby L. A. 2007. Therapeutic Exercise: Foundations and Techniques.
5th Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company. PP: .

15

Anda mungkin juga menyukai