NIM : ________________________
PETUNJUK PRAKTIKUM
Disusun oleh:
Rijanti Rahaju Maulani
PERATURAN-PERATURAN DI LABORATORIUM
DAFTAR ISI
Halaman
Modul 1. Penggolongan produk pascapanen berdasarkan struktur morfologi… 1
Modul 2. Menentukan pola respirasi produk pascapanen …………………….. 5
Modul 3. Menghitung laju respirasi produk buah-buahan berdasarkan tingkat
kematangan …………………………………………………………. 8
Modul 4. Perubahan sifat fisik dan kimia produk buah-buahan setelah dipanen 10
iii
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
MODUL 1
PENGGOLONGAN PRODUK PASCAPANEN BERDASARKAN STRUKTUR
MORFOLOGI
1
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
1.
2.
2. Detached plant
Above ground
Bunga
2
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
Buah
Biji
Daun
Batang
Tangkai
Lainnya
Below ground
Ubi
3
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
Umbi
Rhizome
Akar
Lainnya
4
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
MODUL 2
MENENTUKAN POLA RESPIRASI PRODUK PASCAPANEN
5
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
Bahan: Ca(OH)2 jenuh, NaOH 0,05 N, indikator fenolftalein 1%, HCl 0,05 N, buah-buahan,
umbi-umbian, kacang-kacangan.
HASIL PENGAMATAN
Bobot (kg)
Nama Tingkat Waktu
Komoditas Kematangan Toples Buah setelah (jam)
Buah awal
kosong aerasi
6
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
7
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
MODUL 3
MENGHITUNG LAJU RESPIRASI PRODUK BUAH-BUAHAN BERDASARKAN
TINGKAT KEMATANGAN
8
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
ml, kemudian ditutup dengan karet yang sudah dilengkapi dengan dua lubang berisi pipa
gelas untuk pemasukan dan pengeluaran udara.
5. Setelah 1 jam, masing-masing toples diambil dari tempat penyimpanan, kemudian `selang
dihubungkan pada masing-masing pipa gelas seperti Gambar 1. Alirkan udara melalui
pompa udara (aerator) dengan kecepatan alir 1 L/menit selama 4 menit, kemudian selang
udara pada toples ditutup kembali dengan penjepit.
6. Setelah proses pengaliran udara, kemudian ambil larutan NaOH 0,05 N sebanyak 10 ml
menggunakan pipet gondok dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml, tambahkan
indikator fenolftalein 1 % sebanyak 3 tetes (larutan akan berwarna merah), kemudian
dititrasi dengan HCl 0,05 N sampai warna merah hilang. Catat volume HCl yang
digunakan. Lakukan duplo.
7. Untuk koreksi dilakukan dengan cara yang sama seperti diatas, tetapi toples tidak diisi
contoh produk (blanko).
8. Laju respirasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laju respirasi (mg/kg/jam) = (ml blanko- ml contoh) x N HCl x BM CO2 x 5
Bobot (kg) x waktu (jam)
9. Bandingkan laju respirasi buah-buahan pada tingkat kematangan yang berbeda.
Pengukuran laju respirasi diulang dengan cara yang sama setiap 1 jam sebanyak 3 kali
pengukuran, kemudian gambarkan pola respirasi masing-masing produk.
HASIL PENGAMATAN
Bobot (kg)
Nama Tingkat Waktu
Komoditas Kematangan Toples Buah setelah (jam)
Buah awal
kosong aerasi
9
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
MODUL 4
PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN KIMIA PRODUK BUAH-BUAHAN SETELAH
DIPANEN
4.1 Tujuan:
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan perubahan sifat fisik dan kimia produk buah-
buahan setelah dipanen pada tingkat kematangan yang berbeda baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
10
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
11
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
B. Pengujian Kuantitatif:
Melakukan pengujian dengan mengukur perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi
selama proses pematangan dengan menggunakan alat pengukuran.
1) Pengukuran kekerasan buah: dilakukan menggunakan penetrometer/fruit hardness
tester. Pengukuran dilakukan pada tiga tempat, yaitu pangkal buah, bagian tengah, dan
bagian ujung buah, kemudian nilainya dirata-ratakan.
2) Pengukuran TPT (total padatan terlarut): dilakukan menggunakan refraktometer.
Daging buah dihancurkan menggunakan mortar (bila perlu diencerkan menggunakan
volume air yang terukur), kemudian disaring menggunakan kain saring. Filtrat diteteskan
ke bagian sensor penetrometer hingga keluar angka dalam satuan %Brix. Dilakukan secara
duplo kemudian dirata-ratakan. Perhitungan %Brix sesungguhnya dapat menggunakan
persamaan berikut (bila menggunakan air sebagai pengencer):
3) Pengukuran total asam: 10g buah dihancurkan kemudian disaring dan ditambahkan
aquades sampai volume 100 ml. Ambil slurry sebanyak 10 ml ke dalam Erlenmeyer,
teteskan sebanyak 3 tetes indikator phenolftalein. Titrasi larutan dengan NaOH 0,1N
sampai larutan berwarna merah jambu. Hitung jumlah NaOH yang digunakan! Persamaan
yang digunakan untuk menghitung Total Asam adalah sebagai berikut:
12
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
13
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
14
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
MODUL 5
PENGARUH ETILEN PADA PROSES PEMASAKAN BUAH-BUAHAN
5.1 Tujuan:
1. Menetukan pengaruh etilen secara kualitatif dan kuantitatif terhadap pematangan buah.
2. Menentukan perlakuan etilen yang paling efektif terhadap pematangan buah.
15
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
Catatan:
1) Pengukuran kekerasan buah: dilakukan menggunakan penetrometer/fruit hardness tester
pengukuran dilakukan pada tiga tempat, yaitu pangkal buah, bagian tengah, dan bagian
ujung buah, kemudian nilainya dirata-ratakan.
2) Pengukuran TPT: dilakukan secara duplo dengan cara meneteskan cairan buah ke bagian
sensor refraktometer.
3) Pengukuran total asam: 10g buah dihancurkan kemudian disaring dan ditambahkan
aquades sampai volume 100 ml. Ambil slurry sebanyak 10 ml ke dalam Erlenmeyer,
teteskan sebanyak 3 tetes indikator phenolftalein. Titrasi larutan dengan NaOH 0,1N
sampai larutan berwarna merah jambu. Hitung jumlah NaOH yang digunakan! Persamaan
yang digunakan untuk menghitung Total Asam adalah sebagai berikut:
𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀𝑟 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐴𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡 𝑥 𝑓𝑝
% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚 = 𝑥 100%
𝑚𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
Keterangan:
N NaOH = normalitas NaOH yang digunakan; Fp = factor pengenceran
16
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
4) Persamaan yang digunakan untuk menghitung Total Padatan Terlarut (%Brix) adalah
sebagai berikut:
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑑𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑎ℎ + 𝑎𝑖𝑟
% 𝐵𝑟𝑖𝑥 = 𝑥 %𝐵𝑟𝑖𝑥 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑒𝑓𝑟𝑎𝑘𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑑𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑎ℎ
5) Persamaan yang digunakan untuk menghitung susut bobot adalah sebagai berikut:
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 = 𝑥 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
17
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
MODUL 6
PENGARUH ZAT PENGHAMBAT PADA PROSES PEMASAKAN BUAH-BUAHAN
6.1 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari pengaruh zat penghambat pada proses
pemasakan buah-buahan klimakterik.
18
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
Catatan:
1) Pengukuran kekerasan buah: dilakukan menggunakan penetrometer/fruit hardness tester
pengukuran dilakukan pada tiga tempat, yaitu pangkal buah, bagian tengah, dan bagian
ujung buah, kemudian nilainya dirata-ratakan.
2) Pengukuran TPT: dilakukan secara duplo dengan cara meneteskan cairan buah ke bagian
sensor refraktometer.
3) Pengukuran total asam: 10g buah dihancurkan kemudian disaring dan ditambahkan
aquades sampai volume 100 ml. Ambil slurry sebanyak 10 ml ke dalam Erlenmeyer,
teteskan sebanyak 3 tetes indikator phenolftalein. Titrasi larutan dengan NaOH 0,1N
sampai larutan berwarna merah jambu. Hitung jumlah NaOH yang digunakan! Persamaan
yang digunakan untuk menghitung Total Asam adalah sebagai berikut:
𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀𝑟 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐴𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡 𝑥 𝑓𝑝
% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚 = 𝑥 100%
𝑚𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
Keterangan:
N NaOH = normalitas NaOH yang digunakan; Fp = factor pengenceran
4) Persamaan yang digunakan untuk menghitung Total Padatan Terlarut (%Brix) adalah
sebagai berikut:
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑑𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑎ℎ + 𝑎𝑖𝑟
% 𝐵𝑟𝑖𝑥 = 𝑥 %𝐵𝑟𝑖𝑥 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑒𝑓𝑟𝑎𝑘𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑑𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑎ℎ
5) Persamaan yang digunakan untuk menghitung susut bobot adalah sebagai berikut:
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 = 𝑥 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
19
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
MODUL 7
PENGARUH PERLAKUAN FISIK DAN MEKANIS TERHADAP KERUSAKAN
FISIOLOGIS PRODUK SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN
7.1 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari pengaruh suhu, cahaya, dan perlukaan
mekanis terhadap kerusakan produk sayuran dan buah-buahan selama penyimpanan.
7.2 DasarTeori
Semua komoditas hortikultura (sayuran dan buah-buahan) setelah dipanen masih akan
mengalami perubahan baik fisik, biologi, maupun biokimia, sehingga apabila tidak dilakukan
penanganan dengan baik dan tepat akan mengalami kerusakan dan penurunan mutu selama
proses penyimpanan. Kerusakan yang dialami oleh komoditas hortikultura dapat disebabkan
beberapa faktor,yaitu;
a. Faktor fisik
b. Faktor mekanis
c. Faktor kimiawi
d. Faktor biologis dan mikrobiologis
Kerusakan yang terjadi pada komoditas hortikultura dapat dibedakan menjadi beberapa
tipe kerusakan yaitu;
a. Kerusakan fisiologis: disebakan oleh reaksi-reaksi yang terjadi pada produk yang
dikatalisasi oleh enzim, terutama enzim yang berkerja dalam reaksi katabolik.
b. Kerusakan mikrobiologi/biologi: disebabkan oleh serangan pathogen baik
mikroorganisme maupun makroorganisme.
c. Kerusakan mekanis: disebabkan oleh ketidak hati-hatian pada saat proses pemanenan,
penanganan, transportasi, maupun pengangkutan.
d. Kerusakan fisik: disebabkan oleh factor lingkungan seperti suhu, cahaya, dan kelembaban.
e. Kerusakan kimiawi: disebabkan oleh kontainasi atau cemaran bahan-bahan kimia.
20
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
Prosedur: Buah-buahan dan sayuran ditimbang dan diamati sifat-sifat organoleptiknya (mutu
hedonic) meliputi warna, tekstur, aroma, dan rasa (hari ke-0). Kemudian disimpan sesuai
dengan perlakuan di atas (tanpa dikemas). Pada hari ke-3 dan ke-6 diamati perubahan yang
terjadi pada produk tersebut (susut bobot dan sifat organoleptik) dan diindetifikasi
kerusakannya (gejala dan faktor penyebabnya).
Hasil Pengamatan:
Variabel Pengamatan Hari ke - 0 Hari ke - 3 Hari ke – 6
Bobot
Warna
Tekstur
Aroma
Rasa
Kerusakan
Bobot
Warna
Tekstur
Aroma
Rasa
Kerusakan
Bobot
Warna
Tekstur
Aroma
Rasa
Kerusakan
21
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
Bobot
Warna
Tekstur
Aroma
Rasa
Kerusakan
2. Pengaruh mekanis:
A = produk dilukai dengan menggunakan pisau
B = produk dijatuhkan sebanyak 3x dari ketinggian 1 m
C = produk dijatuhkan sebanyak 3x dari ketinggian 1,5 m
Prosedur: Buah-buahan dan sayuran yang telah diperlakukan secara mekanis kemudian
ditimbang dan diamati sifat-sifat organoleptiknya meliputi warna, tekstur, aroma, dan rasa (hari
ke-0). Kemudian disimpan pada suhu ruang (tanpa dikemas). dan suhu dingin (dikemas
menggunakan plastic wrap). Pada hari ke-3 dan ke-6 diamati perubahan yang terjadi pada
produk tersebut (susut bobot, sifat organoleptik) dan diindetifikasi kerusakannya (gejala dan
faktor penyebabnya).
Hasil Pengamatan:
Harike - 3 Harike – 6
Variabel
Harike - 0
Pengamatan Suhu ruang Suhu dingin Suhu ruang Suhu dingin
Bobot
Warna
Tekstur
Aroma
Rasa
Kerusakan
22
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
Bobot
Warna
Tekstur
Aroma
Rasa
Kerusakan
Bobot
Warna
Tekstur
Aroma
Rasa
Kerusakan
23
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
MODUL 8
KERUSAKAN AKIBAT GANGGUAN HAMA DAN PENYAKIT PASCAPANEN
8.1 Tujuan
1. Mengetahui kerusakan dan gejala yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit yang
menyerang produk pascapanen
2. Mengidentifikasi jenis-jenis hama dan patogen penyebab penyakit tersebut dilihat dari
taksonomi, struktur morfologi, habitat hidup, kerugian yang ditimbulkan, dan
pengendaliannya.
24
Praktikum Fisiologi Pascapanen (PP2202)
terserang kapang Aspergillus sp., Penicilium sp., Rhizopus sp, Fusarium sp., dan bakteri
Erwinia sp.
Alat-alat : pensil warna, kertas gambar, pinset, kaca pembesar, mikroskop.
25