Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadia Putri Fadhila

NIM : 11919036
Hemiselulosa



Hemiselulosa ialah polisakarida yang mengisi ruang antara dinding sel tumbuhan
dan serat selulosa. Secara biokimia, hemiselulosa adalah semua polisakarida yang dapat
diekstraksi dalah larutan basa (alkalis). Hemiselulosa tersusun atas unit D-glukosa, D-
manosa, L-arabiosa dan D-xilosa. Kandungan hemiselulosa yang tinggi memberikan
berperan pada ikatan antar serat sebagai perekat dalam setiap serat tunggal.
2.2 Fungsi dan Sifat Hemiselulosa
Hemiselulosa memiliki sifat bukan serat dan nonkristalin, mudah mengembang,
larut pada air, hidrofolik, serta mudah larut dalam alkali. Kandungan hemiselulosa yang
tinggi berpengaruh pada ikatan antar serat, karena hemiselulosa berfungsi sebagai perekat
dalam setiap serat tunggal. Menurut (Indrainy, 2005), pada saat proses pemasakan
berlangsung, hemiselulosa akan melunak kemudian serat yang sudah terpisah akan lebih
mudah menjadi berserabut. Mac Donal dan Franklin (1969),keberadaan hemiselulosa
membuat efisien waktu dan tenaga yang diperlukan untuk melunakkan serat selama proses
mekanis dalam air.
2.3 Reaksi Biokimia Hemiselulosa
Gugus OH yang terikat pada hemiselulosa menyebabkan hemiselulosa dapat
dijadikan sebagai pengikat yang berinteraksi dengan komponen adsorbat. Adanya gugus
OH tersebut menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben. Dengan demikian
hemiselulosa lebih kuat menyerap zat yang bersifat polar dari pada zat yang kurang polar.
Mekanisme serapan yang terjadi antara gugus -OH yang terikat pada permukaan dengan
ion logam yang bermuatan positif (kation) merupakan mekanisme pertukaran ion sebagai
berikut (Yantri 1998).
-Y- OH + M+ ↔ YO – M + H+
YO
-Y- OH + M2+ ↔ M + 2 H+
YO
M+ dan M2+ adalah ion logam, -OH adalah gugus hidroksil dan Y adalah matriks tempat
gugus -OH terikat. Interaksi antara gugus -OH dengan ion logam mempunyai PEB,
sedangkan ion logam mempunyai orbital d kosong. PEB tersebut akan menempati orbital
kosong yang dimiliki oleh ion logam, sehingga terbentuk suatu senyawa atau ion kompleks.
Menurut Terada et al. (1983) ikatan kimia yang terjadi antara gugus aktif pada zat
organik dengan molekul dapat dijelaskan sebagai perilaku interaksi asam-basa Lewis yang
menghasilkan kompleks pada permukaan padatan. Pada sistem adsorpsi larutan ion logam,
interaksi tersebut dalam bentuk umum ditulis:
[GH] + Mz+ ↔ [GM(z-1)]+ + H+
2[GH] + Mz+ ↔ [G2M(z-2)]+ + 2H+
dengan GH adalah gugus fungsional yang terdapat pada zat organik, dan M adalah ion
bervalensi z.

Degradasi Hemiselulosa
Hemiselulosa mengalami biodegradasi menjadi monomer gula dan asam asetat
dengan bantuan enzim hemiselulase. Hemiselulase seperti kebanyakan enzim lainnya yang
dapat menghidrolisis dinding sel tanaman merupakan protein multi-domain. Karbohidrat
utama penyusun hemiselulosa adalah Xilan yang menghidrolisis ikatan β-1,4 rantainya.
Berikut tabel perbandingan selulosa dan hemiselulosa

Kayu lunak memiliki ciri-ciri:


1. Kayu dari tumbuhan konifer
2. Biji terbuka
3. Tidak diproduksi dalam bakal buah
4. Daun selalu hijau
Kayu keras memiliki ciri-ciri:
1. Biji diproduksi dalam bakal buah
2. Berdaun lebar dan kayu berasal dari tumbuhan yang menggugurkan daun
3. Lebih halus
4. Lebih mudah diputihkan
Berikut tabel komposisi kimia hardwoods dan softwoods

Kandungan jenis monomer pembentuk polimer hemiselulosa pada kayu hardwood dan kayu
softwod memiliki perbedaan. Hemiselulosa softwood terdiri atas, galaktoglukomanon (20%-
25%), glukomanon (10%- 15%), dan arabinoglukuronoksilan (5%- 10%). Hemiselulosa pada
hardwood terdiri atas, glukuronoxilan (15%- 30%) dan glukomanon (3%- 5%).

Anda mungkin juga menyukai