LOKASI PEMBEDAHAN
Disusun Oleh:
433131490120053
413116,Indonesia
2020/2021
Kasus Hari Ke 2
Pasien Nn. Tania, usia 25 tahun, dengan nyeri abdomen, dirawat di ruang
Cempaka, mengeluh nyeri pada area abdomen kanan bawah. Dilakukan
pemeriksaan Appendikogram dengan hasil Appendisitis. Pasien mengatakan satu
bulan SMRS nyeri dirasakan hilang timbul dan saat ini dirasakan menetap, wajah
tampak meringis saat aktifitas, tangan memegang perut kanan bawah, skala nyeri
7. Pasien direncanakan operasi (APPENDIKTOMI). Infus terpasang NaCl,
observasi TD 130/80 mmHg, frekeunsi Nadi 90x/menit, frekuensi Nafas
20x/menit, Suhu 38C. Diberikan obat extra Paracetamol tablet dan diberi kompres
hangat. Pasien merasa cemas menghadapi operasi yang akan dilakukan.
Persiapan tindakan operasi pada pasien Nn. Tania, dilakukan persiapan fisik,
administrasi dan mental pasien. Pada pasca operasi hari kedua, pasien mengalami
kembung, belum bisa flatus dan hasil elektrolit Kalium 2,4 mEq/L (nilai normal
3,5 – 5 mEq/L), pasien mendapatkan terapi KCL 10cc
DOKUMENTASI
1. Instalasi Farmasi bersama dengan Departemen Medik terkait membuat daftar
obat high alert (elektrolit perkat, LASA, narkotika, sitostatika)
2. Farmasi menerbitkan daftar singkatan yang tidak dipergunakan untuk
mengurangi risiko medication error
3. Petugas melaporkan adanya kejadian medication error dengan menggunakan
formulir insiden keselamatan pasien kepada Tim PMKP
Ruang Lingkup
1. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien di Instalasi Kamar Bedah
2. Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan medis dan perawat,
untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi.
a) Sign in
- Koordinator checklist bersama dengan pasien (bila memungkinkan),
secara verbal melihat kembali apakah identifikasi pasien telah
dikonfirmasikan secara tepat, prosedur dan lokasi telah tepat, dan
persetujuan untuk dilakukan operasi telah diberikan.
- Koordinator secara visual akan mengkonfirmasi apakah lokasi operasi
telah ditandai dan akan secara verbal bersama dengan dokter anestesi
melihat kembali resiko kehilangan darah, hambatan saluran pernafasan,
reaksi alergi, dan apakah pengecekan keamanan anestesi telah dilakukan.
Idealnya dokter bedah ada saat sign in untuk memberikan masukan/ saran
untuk mengantisipasi kehilangan darah, alergi, atau faktor komplikasi
lain. Keberadaan dokter bedah tidak terlalu penting dalam menyelesaikan
bagian checklist ini.
b) Time out
- Setiap anggota memperkenalkan diri mereka sesuai nama dan peran
mereka. Bila anggota bersama setiap hari dalam operasi, tim dapat secara
sederhana mengkonfirmasi bahwa setiap orang di ruangan operasi telah
saling mengetahui satu sama lain.
- Tim akan berhenti sejenak sebelum dilakukan incisi untuk
mengkonfirmasi dengan meneriakan bahwa mereka akan melakukan
operasi yang tepat pada pasien dan lokasi yang tepat
- Kemudian secara verbal memeriksa elemen kritis dari rencana mereka
terhadap operasi yang akan dilakukan, sesuai pertanyaan checklist.
Mereka juga akan mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah
diberikan 60 menit sebelum tindakan dan gambaran radiologi yang
penting harus terpasang.
c) Sign out
- Tim akan meriview operasi yang mereka lakukan, penghitungan
instrumen dan kasa, serta pelabelan spesimen bedah yang diperoleh.
- Tim juga akan mereview adanya malfungsi alat atau masalah yang perlu
diatasi.
- Terakhir, tim akan mereview rencana penting dan yang berhubungan
dengan manajemen post operasi dan pemulihan sebelum memindahkan
pasien dari ruang operasi.
- Pengecekan dilakukan oleh satu orang yang sama dari tahapan sing in dan
time out.
Dokumentasi
- Penandaan lokasi operasi terdokumentasikan pada lembar marking site di
rekam medis pasien
- Time out harus didokumentasikan di surgical safety checklist
- Petugas melaporkan adanya kejadian salah pasien, salah posisi atau salah
prosedur operasi kepada Tim PMKP 2x 24 jam menggunakan formulir laporan
insiden keselamatan pasien
2. Persiapan Mental
Pasien secara mental harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan,
karena selalu ada rasa cemas atau khawatir terhadap penyuntikan, nyeri luka,
anastesi, bahkan terhadap kemungkinan cacat atau mati. Hubungan baik
antara penderita, keluarga dan tenaga kesehatan sangat membantu untuk
memberikan dukungan (support system) dan pendidikan kesehatan.
3. Persiapan administrasi
a. Melengkapi status dengan :
Form surat ijin operasi
Laporan Pembedahan
Formulir PA disesuaikan
b. Meminta tanda tangan surat persetujuan operasi kepada pasien /
penanggung jawab pasien atau wali (Sebaiknya ada saksi lain dari pihak
pasien atau perawat dan ikut tanda tangan)
c. Menghubungi kamar operasi melaporkan secara ditulis :
Nama pasien, umur, diagnosis
Jenis operasi
Dokter yang merawat
d. Mencata hal - hal yang akan dioperkan kepetugas IBS pada check list
operan pasien ke IBS, misalnya :
Darah
Hasil rontgen
CT Scan, USG, dll
Obat - obatan (transamin, vit K, dll)
4. Edukasi untuk mengurangi nyeri saat pasca operasi
a. Nafas dalam
b. Cuci muka dan tangan pasien
c. Basahi bibir
d. Gosok punggung pasien dengan alkohol
e. Bila pasien sudah flatus berilah minum sesendok air putih
f. Sikap tidur pasien
Skoring 1
NO PENGKAJIAN SKALA
Saat Masuk
1. Riwayat jatuh: apakah pasien pernah jatuh Tidak 0
dalam 3 bulan terakhir? Ya 25
6. Status Mental
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0
- Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai
Keterangan: