Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei

dengan metode evaluatif. Survei ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang

karakteristik populasi, penelitian ini menggunakan kuisioner melalui media angket

yang mana sebagai alat pengumpul data pokok. Survei merupakan studi yang bersifat

kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku

individu serta aktivitas mengestimasi (mengira-ngira) sesuatu seperti jumlah orang,

persepsi/ tanggapan, dan pesan-pesan terentu (Purbo, 2017: 36). Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data ditampilkan dalam bentuk angka

yang kemudian dianalisis statistik guna menunjukkan tanggapan mahasiswa terhadap

pelayanan, kemampuan praktik mahasiswa, dan kelengkapan sarana dan prasarana

pada pelaksanaan pembelajaran praktik Pemesinan Kompleks berdasarkan kurikulum

pendidikan teknik mesin edisi revisi 2016 di bengkel pemesinan JPTM FT UNY.

Statistik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan statistik deskriptif

yang mana dilakukan untuk mendeskrisipkan atau menggambarkan objek penelitian

dalam keadaan yang sebenarnya tanpa ada maksud membuat kesimpulan. Data yang

telah terkumpul kemudian dideskripsikan dengan bantuan perhitungan hasil analisis

observasi, angket dalam bentuk persentase, dan dokumentasi sebagai data

pendukung. Menurut Arikunto dalam Syafiq (2018: 57) penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain

yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

penelitian. Menurut

83
Sugiyono (2015: 56) deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenan dengan

pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya satu variabel atau lebih

(variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini tidak membuat perbandingan

variabel, mengkorelasi antar variabel, dan mencari hubungan satu variabel dengan

variabel yang lain pada populasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian berjudul “Tanggapan Mahasiswa Terhadap Pelaksanaan

Pembelajaran Praktik Pemesinan Kompleks di Bengkel Pemesinan Jurusan

Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta”

dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY yang beralamat di Jl.

Colombo No.1, Karang Malang, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta 55281.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu tahapan pembuatan

proposal pada bulan Januari 2019, penyusunan instrumen dan observasi pada bulan

Februari 2019, dan pelaksanaan penelitian pada bulan Maret 2019.

C. Populasi

Populasi merupakan lingkup yang akan dijadikan sebagai objek dalam suatu

penelitian. Sugiyono (2015: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang


ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Sukardi (2003:


53) menyebutkan populasi pada prinsipnya dapat berupa semua anggota kelompok

manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan

secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester enam dengan konsentrasi

pemesinan yaitu kelas T yang berjumlah 29 orang mahasiswa.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanggapan mahasiswa

terhadap pelaksanaan pembelajaran praktik Pemesinan Kompleks. Tanggapan

tersebut merupakan suatu proses dimana mahasiswa menginterpretasi serta

menggambarkan respon/tanggapan dan kesan terhadap pelaksanaan pembelajaran

Pemesinan Kompleks. Penelitian ini terdapat tiga sub variabel di antaranya ditinjau

dari:

1. Tanggapan mahasiswa terhadap pelayanan pada pelaksanaan pembelajaran

praktik Pemesinan Kompleks di bengkel pemesinan JPTM FT UNY.

Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

kelompok dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur, dan metode

tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan

haknya. Pelayanan dalam hal ini erat kaitannya dengan hal pemberian kepuasan

dari instruktur dan/ teknisi terhadap praktikan. Pelayanan dalam pelaksanaan

pembelajaran praktik Pemesinan Kompleks dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu

pelayanan dari dosen dan pelayanan dari teknisi terhadap mahasiswa atau

praktikan. Pelayanan dari dosen meliputi motivasi terhadap mahasiswa, cara


berbicara dan sikap dosen ketika menjelaskan teori maupun praktik, mengawasi

mahasiswa ketika praktik,


memberikan jawaban yang jelas, mudah dipahami ketika menjawab pertanyaan

mahasiswa, memberi penilaian dan mengevaluasi mahasiswa. Pelayanan teknisi

meliputi keramahan teknisi, selalu mengecek catatan peminjaman alat, dan

memberi bantuan kepada mahasiswa terkait peralatan dan mesin praktik.

2. Tanggapan mahasiswa terhadap kemampuan praktik pada pelaksanaan

pembelajaran praktik Pemesinan Kompleks di bengkel pemesinan JPTM

FT UNY.

Kemampuan praktikan yang baik merupakan indikator bahwa pembelajaran

praktik dalam perkuliahan tersebut berjalan dengan lancar. Kemampuan praktik

dapat dilihat dari segi proses dan hasil, dari segi proses misalnya memahami teori

praktik yang dijelaskan oleh dosen, memahami gambar kerja, membuat jobsheet

sebelum mengerjakan job praktik, memahami teori pemesinan bubut

(menentukan parameter, membubut ulir, membubut tirus), memahami teori

pemesinan frais (menentukan parameter, mengefrais rata, mengefrais miring),

dan kemampuan berkomunikasi dengan teman sejawat maupun dosen ketika

kesulitan dalam mengerjakan job praktik Pemesinan Kompleks. Kemudian dari

segi hasil misalnya panjang benda kerja hasil pemesinan sudah memenuhi ukuran

yang diminta sesuai dengan jobsheet, selain panjang juga ada diameter,

kedalaman, sudut, bentuk ulir, kesikuan, kerataan, kekasaran, dan tampilan benda

kerja hasil dari praktik Pemesinan Kompleks.


3. Tanggapan mahasiswa terhadap kelengkapan sarana dan prasarana pada

pelaksanaan pembelajaran praktik Pemesinan Kompleks di bengkel JPTM

FT UNY.

Sarana dan prasarana yang baik akan bisa mengakomodasi kebutuhan

peserta didik dalam pembelajaran praktikum. Selain itu dengan fasilitas dan

sarana prasarana yang baik akan meningkatkan prestasi peserta didik. Sarana

yang ada dalam bengkel itu sendiri misalnya mesin (bubut, frais, bor, gerinda)

yang cukup untuk pembelajaran praktik, kunci untuk masing-masing mesin baik

mesin bubut, frais, bor, atau mesin lainya tersedia sehingga ketika praktikan

memakainya tidak mengantri, kemudian peralatan atau tools lainya yang

menunjang untuk pelaksanaan pembelajaran praktik Pemesinan Kompleks.

Prasarana yang ada dalam bengkel misalnya bengkel mampu menampung

mahasiswa satu kelas, ruang teori yang nyaman, luas area mesin yang cukup luas

dan nyaman untuk praktik, lay out penataan mesin yang baik, sistem

pencahayaan, aliran udara, tingkat kebisingan, dan akses jalan yang baik.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,

yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Pengumpulan

data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data peneliti. Tahap ini

merupakan tahapan yang penting karena digunakan untuk mengetahui hasil dari

penelitian yang
dilakukan. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan tiga cara, yaitu observasi,

angket dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan

maksud merasakan dengan menggunakan panca indra untuk mendapatkan keterangan

atau makna dari suatu yang diamati. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan

keterangan atau pengetahuan dari suatu peristiwa/fenomena. Objek yang diamati

dapat berupa makhluk hidup atau bagian dari makhluk hidup maupun proses

kehidupan tersebut.

b. Angket / Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

menjawabnya (Sugiyono, 2015: 199). Kuesioner dibuat dalam suatu penelitian untuk

mengumpulkan data atau informasi yang dibuat dalam bentuk pertanyaan/

pernyataan. Penelitian ini disusun dalam bentuk angket tertutup, yaitu angket dengan

pertanyaan/pernyataan dengan jawaban alternatif yang telah ditetapkan sehingga

responden tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu kegiatan mencatat atau merekam suatu gejala

yang dianggap penting. Menurut Sukardi (2003:81) pada teknik ini, peneliti

dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada responden atau tempat. Sehingga pada penelitian ini,

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data pendukung berkenaan

dengan pelaksanaan pembelajaran praktik Pemesinan Kompleks


2. Instrumen Pengumpulan Data

Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh

data yang diperlukan ketika peneliti sudah memasuki pada langkah pengumpulan

informasi di lapangan (Sukardi, 2003:75). Langkah-langkah penyusunan instrumen

adalah dengan membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan kajian teoritis

yang telah disusun sebagai alat ukur dari variabel tersebut.

Skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Melalui skala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala likert terdapat

4 (empat) pilihan alternatif jawaban, hal ini untuk menghindari jawaban yang

cenderung pada nilai tengah (netral). Empat skala tersebut terdiri dari Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut adalah

tabel yang menggambarkan skor pada setiap skala likert. Keterangan jawaban skor

pertanyaan dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Skor Pernyataan Sakala Likert


Pernyataan/Pertanyaan Positif Pernyataan/Pertanyaan Negatif
Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 3 Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
1 4
(STS) (STS)

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa angket

atau kuesioner, observasi, dan dokumentasi yang disusun kemudian dikembangkan

sendiri berdasarkan uraian yang ada dalam kajian teori. Adapaun lembar

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi

Lembar pengamatan ini berupa catatan yang mengarah kepada aktivitas peserta

didik dalam proses praktik dalam pembelajaran. Menurut Ridwan, (2007: 30)

pengamatan dilakukan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat lebih dekat

kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan langsung objek penelitian untuk

melihat aktivitas yang dilakukan dan mencatat kegiatan tersebut dalam lembar

pengamatan. Observasi dilakukan hanya sebagai data pendukung dari angket atau

kuesioner penelitian.

b. Angket atau Kuesioner Penelitian

Angket penelitian terdiri dari angket untuk tanggapan mahasiswa terhadap

pelayanan, kemampuan praktik mahasiswa, dan kelengkapan sarana dan prasarana di

bengkel pemesinan JPTM FT UNY. Kisi-kisi angket tersebut dapat dilihat pada

Tabel

11, 12, dan 13 di bawah ini:

Tabel 11. Kisi-kisi Angket Penelitian Tanggapan Mahasiswa Terhadap Pelayanan


Pada Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Pemesinan Kompleks Di Bengkel
Pemesinan JPTM FT UNY
Jumlah
No. Aspek Indikator Nomor Butir
Butir
1) Dosen datang tepat waktu 1
2) Dosen mempresensi
2
mahasiswa
1 Dosen 3) Dosen melakukan penelitian 17
terkait dengan bidang 16,17
pemesinan
4) Motivasi terhadap mahasiswa 3,8
Jumlah
No. Aspek Indikator Nomor Butir
Butir
5) Memberi penjelasan teori dan
mendemokannya sebelum 4,5
praktik
6) Dosen membimbing 6,7,9,10,
mahasiswa 11,12,
7) Dosen menilai dan
mengevaluasi mahasiswa
13,14,15
dalam pelaksanaan
pembelajaran praktik
1) Keramahan teknisi dalam
1,4,5,12
pelayanan
2) Teknisi menyiapkan alat
2,8
praktik
3) Teknisi menyiapkan bahan
9,10
praktik
2 Teknisi 4) Memberi bantuan mahasiswa 13
6,13
terkait peralatan untuk praktik
5) Memberi bantuan mahasiswa
3
terkait mesin untuk praktik
6) Teknisi melakukan
pemeliharaan mesin secara 7,11
periodik
Jumlah 30

Tabel 12. Kisi-kisi Angket Penelitian Tanggapan Mahasiswa Terhadap Kemampuan


Praktik Pada Pembelajaran Praktik Pemesinan Kompleks Di Bengkel Pemesinan
JPTM FT UNY
Jumlah
No. Aspek Indikator Nomor Butir
Butir
1,4,6,11,12,
1) Kedisiplinan mahasiswa
26,28
2,3,22,23,
2) Sikap mahasiswa
1 Proses 24,25*,27* 28
3) Kemampuan teori pemesinan 5,7,8,9,10
4) Kemampuan praktik 13*,14,15,16,
pemesinan 17,18,19,20,
Jumlah
No. Aspek Indikator Nomor Butir
Butir
21,
1) Kualitas geometris hasil 1,2,3,4,5
praktik Pemesinan Kompleks 6,7,8
2 Hasil 10
2) Tampilan benda kerja hasil
9,10
praktik Pemesinan Kompleks
Jumlah 38
Keterangan: tanda * merupakan pertanyaan/pernyataan negatif

Tabel 13. Kisi-kisi Angket Penelitian Tanggapan Mahasiswa Terhadap Kelengkapan


Sarana dan Prasaran Pada Pembelajaran Praktik Pemesinan Kompleks Di Bengkel
Pemesinan JPTM FT UNY
Jumlah
No. Aspek Indikator Nomor Butir
Butir
1) Luas area dalam bengkel 1,2,3,4,5
2) Lay out penataan mesin 6
3) Sistem pencahayaan 7,8
Prasarana
1 4) Aliran udara dalam bengkel 9,10 15
praktik
5) Tingkat kebisingan dalam
11,12
bengkel
6) Prasarana umum 13,14,15
1,2,3,4,5
1) Kelengkapan peralatan praktik
6,7
Sarana
2 2) Kelengkapan peralatan 16
praktik 12,13,14,15,16
pendukung
3) Ketersediaan mesin 8,9,10,11
Jumlah 31

F. Validitas dan Realibitas

Syarat untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan reliabel adalah

dengan membuat instrumen yang valid dan reliabel. Karena itu, sebelum dilakukan

penelitian instrumen diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Validitas suatu

instrumen penelitian tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes

mengukur apa
yang hendak diukur (Sukardi, 2003: 123). Sedangkan realibilitas sama dengan

konsistensi atau keajegan, suatu instrumen dikatakan mempunyai nilai reliabilitas

yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam

mengukur yang hendak diukur.

1. Validitas

Ratnawulan & Rusdiana (2015: 169) menyatakan bahwa analisis validitas tes

secara totalitas garis besar dapat dibedakan dalam dua ketegori, yaitu validitas

teoritis (rasional) dan validitas empiris. Jenis validitas yang termasuk dalam kategori

validitas teoritis (rasional) adalah validitas isi (content validity) dan validitas

konstruk (construct validity), sedangkan yang termasuk kategori dalam validitas

empiris adalah validitas bandingan (concurrent validity) dan validitas ramalan

(predictive validity). Validitas yang digunakan dalam instrumen observasi yakni

validitas konstruk, sedangkan untuk angket/kuesioner yakni validitas konstruk dan

validitas empiris.

a. Validitas konstruk (construct validity)

Analisis validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara melakukan percobaan

antara kemampuan berpikir yang tercantum dalam setiap rumusan indikator yang

akan diukur. Sehingga, kegiatan analisis validitas konstruk ini dilakukan secara

rasional, dengan berpikir kritis atau menggunakan logika. Disamping itu,

sebagaimana dalam validitas isi, cara analisis dapat dilakukan dengan melakukan

diskusi dengan orang yang ahli dibidang yang bersangkutan. Secara praktis, uji

validitas konstruk dilakukan dengan cara expert judgement (Ratnawulan & Rusdiana,

2015: 170).
Menurut Sugiyono (2015:177) untuk menguji validitas konstruk dapat

digunakan pendapat dari ahli (expert judgement). Jadi, setelah instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandskan teori tertentu, maka

selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang

instrumen yang telah disusun. Sehingga dalam penelitian ini, validitas konstruk

dilakukan dengan mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan dosen ahli.

b. Validitas empiris

Suatu instrumen setelah dinyatakan valid dari segi bahasa, konsep, isi, dan

sebagainya berdasarkan hasil telaah soal (pertanyaan/pernyataan), perlu dianalisis

kesahihannya berdasarkan skor hasil pengukuran. Kegiatan analisis tersebut paling

tidak ada dua jenis validitas empiris yaitu: (1) validitas hasil perbandingan antara

skor soal yang diukur validitasnya dengan skor yang telah terbukti valid; dan (2)

validitas soal hasil analisis setiap item, yaitu perbandingan antara skor item dengan

jumlah skor. Walaupun dikatakan perbandingan, penentuan validitas tersebut

menggunakan analisis statistik korelasi.

Analisis butir instrumen dalam penelitian ini dapat diuji dengan menggunakan

persamaan korelasi product moment dari Karl Pearson. Korelasi product moment

digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel yang satu terhadap

variabel lainnya yang dinyatakan dalam persen. Teknik ini dilakukan dengan

mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total sebagai kriterium. Data yang

diperoleh dari hasil uji coba kemudian dihitung tingkat validitasnya menggunakan

persamaan product moment dengan angka kasar yang dipergunakan untuk

menganalisa masing-masing butir adalah:


��(𝛴��) − (𝛴�)(𝛴�)

��� =
√{𝑛���2 − (𝛴�)2}{𝑛���2 − (𝛴�)2
...................
...................
...................
......(11)
Keterangan:
rxy = koefisein korelasi product n = jumlah responden
moment
(ΣX)2 = jumlah kuadrat skor butir
ΣX = jumlah skor butir
(ΣY)2 = jumlah kuadrat skor butir
ΣY = jumlah skor butir total soal

(ΣX)(ΣY) = jumlah perkalian skor butir dan skor total


(Sugiyono, 2015: 356)

X adalah skor butir dan Y adalah skor total. Kemudian angka hasil penghitung

angka hasil perhitungan dicocokkan dengan tabel product moment pada signifikansi

5% dan n = 29. Butir dikatakan valid apabila diperoleh rhitung > rtabel. Jika harga rhitung

< rtabel maka butir dikatakan tidak valid atau gugur. Ketentuan ini berlaku untuk

semua instrumen penelitian yang meliputi angket pelayanan, kemampuan praktik

mahasiswa, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Butir instrumen yang gugur tidak

diganti dengan butir instrumen yang baru karena indikator variabel masih terwakili

oleh butir instrumen lain yang valid.

Berdasarkan tabel nilai r product moment, syarat minimum untuk dianggap

memenuhi syarat validitas adalah jika rhitung > 0,367 (signifikansi 0,05). Jika korelasi

butir soal dengan skor total kurang dari 0,367 maka butir soal dalam instrumen

dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 25.0 for windows.

2. Reliabilitas

Suatu instrumen dianggap reliabel (memiliki taraf kepercayaan tinggi), jika

dapat memberikan hasil konsisten atau apabila terjadi perubahan tidak terlalu

mencolok. Perhitungan reliabilitas dilakukan setelah butir-butir soal yang tidak valid
dihilangkan. Menurut Arikunto (2006: 182), reliabilitas soal merupakan ukuran yang

menyatakan keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Penelitian ini menggunakan

persamaan alpha cronbach untuk mencari realibilitas, karena instrumen berbentuk

angket yang mempunyai skor antara satu sampai empat. Menurut Arikunto (2006:

164), rumus alpha cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang

skornya bukan satu dan nol, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Persamaan

alpha

cronbach dapat dilihat pada persamaan 12.


� 𝛴
�11 = { } {1 2
(�
− − 1) �� 𝑏 ....................................................................................(12)
}
𝜎 𝑡2

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan/pernyataan (soal)


Σ��𝑏 = jumlah varians butir
2

𝜎𝑡 = varians total
2
Jika r11 sudah dihitung selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel r product

moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka dinyatakan reliabel.

Sebaliknya apabila rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka dinyatakan tidak

reliabel, untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien atau hasil perhitungan r11,

maka dapat diinterpretasikan dengan tabel pedoman. Uji reliabilitas dalam penelitian

ini menggunakan bantuan software SPSS 25 for windows dengan uji keterandalan

teknik Cronbach Alpha. Tabel pedoman untuk memberikan intrpretasi terhadap

koefisien korelasi dapat diihat pada tabel 14.


Tabel 14. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, 2012: 231

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan peneliti dalam menginterpretasikan data

yang sudah terkumpul sehingga analisis data harus dilakukan secara teliti oleh

peneliti. Penelitian ini menggunakan statistik deksriptif dan untuk mendekripsikan

data yang sudah terkumpul, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 25 for

windows. Analisis yang diperoleh adalah harga rerata (mean), median, modus,

standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Hasil data tersebut disajikan

dalam bentuk tabel frekuensi dan histogram.

1. Rata-rata (mean)

Mean adalah nilai rata-rata dari suatu kelompok data. Rerata (mean) didapat

dengan cara menjumlahkan semua nilai yang ada dan membagi total nilai tersebut

dengan banyaknya sampel (Sugiyono, 2012: 49).


��� ��
M = 𝑖 𝑖 ..............................................................................................................(13)
���𝑖

Keterengan:

M = mean / rata-rata data tergolong


Σfi = jumlah data/banyak sampel
Σfixi = produk perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda kelas (xi)

2. Median

Median nilai tengah dari kelompok data yang telah diurutkan baik membesar

atau mengecil.

⁄2 𝑛 − 𝐹
Me = b + p (1 .......................................................................................(14)

Keterangan:

Me = median

b = batas bawah, dimana median akan terletak

n = banyak data/banyak sampel

p = panjang kelas interval

F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median


f = frekuensi kelas median
(Sugiyono, 2012: 53)

3. Modus

Modus adalah nilai yang sering muncul dalam suatu kelompok data atau nilai

yang paling banyak frekuensinya.


�1 ............................................................................................(15)
Mo = b + p ( )
�1 + � 2

Keterangan:

Mo = modus

b = batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas interval


b1 = frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval terbanyak)

dikurangi frekuensi kelas interval sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya


(Sugiyono, 2012: 52)

4. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

Standar deviasi merupakan bentuk akar dari varians. Standar deviasi atau

simpangan baku dari data yang telah disusun dalam tabel frekuensi, dapat dihitung

dengan persamaan 16:

√ 𝛴 ( ��𝑖 − x ) ......................................................................................................
𝜎=

(16)
𝑛

Keterangan:

σ = standar deviasi populasi

xi = nilai x ke i

x = rata-rata
n = jumlah sampel
(Sugiyono, 2012: 54)

5. Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel distribusi frekuensi disusun apabila jumlah data yang akan disajikan

cukup banyak, sehingga jika disajikan dalam tabel biasa menjadi tidak efisien dan

kurang komunikatif. Selain itu, tabel ini juga dibuat untuk persiapan terhadap

normalitas data yang menggunakan kertas peluang normal. Berikut ditampilkan

langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi menurut Usman (2008: 70):


5.1. Menghitung rentang (R)

Menghitung rentang yaitu mengurangi data terbesar dengan data terendah,

dapat dilihat pada persamaan 17.

R = (data tertinggi – data terendah) + 1 ..................................................................(17)

5.2. Menentukan kelas interval (K)

Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus Sturges. Banyak kelas

paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut keperluannya

(Usman,

2008: 71).

𝐾 = 1 + 3,3 log 𝑛 ...................................................................................................(18)

Keterangan:

K = jumlah kelas interval atau banyak kelas

n = banyaknya data

5.3. Menghitung panjang kelas (p)

Menentukan panjang kelas dapat menggunakan persamaan 19.


������
𝑝= ...............................................................................................(19)
���
�����
𝑖���������

6. Histogram

Histogram adalah penyajian data distribusi frekuensi yang diubah menjadi

diagram batang (Usman, 2008: 76). Histogram digambarkan dengan memakai sumbu

mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang

menyatakan frekuensi absolut atau frekuensi relatif.


7. Kecenderungan Data

Data akan dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu: Sangat tinggi, tinggi,

cukup, rendah, dan sangat rendah. Pengkategorian dilakukan dengan

membandingkan nilai rerata skor dan standar deviasi dengan mengacu pada Tabel 15

sebagai berikut (Sudijono, 2009: 329):

Tabel 15. Sakala Kriteria Pengkategorian


No. Rumus Kriteria
1 X ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Tinggi
2 Mi + 0,5 SDi ≤ X < Mi + 1,5 SDi Tinggi
3 Mi – 0,5 SDi ≤ X < Mi + 0,5 SDi Cukup
4 Mi – 1,5 SDi ≤ X < Mi – 0,5 SDi Rendah
5 X < Mi – 1,5 SDi Sangat Rendah
Keterangan:
Mi : Rata-rata ideal {1/2 (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)}
SDi : Standar deviasi ideal {1/6 (skor maksimum ideal – skor minimum
ideal)}
X : Nilai skor yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai